Jacob Pattipi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 45:
Pattipi menjabat sebagai Bupati Merauke dari tahun 1975 hingga 1980 dan kembali menjabat untuk periode kedua dari tahun 1980 hingga 1984.<ref name=":1" /> Selama menjabat sebagai bupati, Pattipi dihadapkan dengan berbagai persoalan terkait komoditas di wilayah Merauke, dimana terdapat sekitar seratus ribu kubik kayu tertumpuk di Merauke yang tidak dapat diekspor dan mengakibatkan keresahan masyarakat pada bulan Juni 1980.<ref>{{Cite news|last=Bill|date=24 Juni 1980|title=Sekitar 100.000 kubik kayu tertumpuk di Merauke: Tak dapat diekspor|url=http://www.kompasdata.id/Search/NewsDetail/19411358|work=Kompas|page=8|access-date=11 Juni 2021|archive-date=2021-06-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20210627133243/https://fonts.googleapis.com/css?family=Source+Sans+Pro:400,400italic,700,700italic,300,300italic|dead-url=no}}</ref> Sebagai akibat dari permasalahan ini, Pattipi menginstruksikan pegawai negeri yang hanya bermodalkan status pejabat atau pegawai negeri agar tidak terlibat dalam aktivitas penebangan kayu.<ref>{{Cite news|last=Bill|date=8 Juli 1980|title=Bupati Merauke: Pegawai Negeri Dilarang Ikut dalam Usaha Penebangan Kayu. Jangan Sampai "Peristiwa Desa Ayam" Terulang|url=http://www.kompasdata.id/Search/NewsDetail/19288862|work=Kompas|page=8|access-date=11 Juni 2021|archive-date=2021-06-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20210627133040/https://fonts.googleapis.com/css?family=Source+Sans+Pro:400,400italic,700,700italic,300,300italic|dead-url=no}}</ref> Ia juga memerintahkan perusahaan-perusahaan penebangan kayu di kabupaten tersebut agar berhenti membayar penebang-penebangnya dalam bentuk pakaian dan tembakau dan memberikan pembayaran dalam bentuk yang layak sebagai penghormatan terhadap hak-hak penebang tersebut.<ref>{{Cite news|last=Sword|first=Kirsty|date=Juni 1991|title=Logging the Asmat's land|url=https://nla.gov.au/nla.obj-109825341/view?sectionId=nla.obj-182411165&searchTerm=pattipi&partId=nla.obj-109830537#page/n27/mode/1up/search/pattipi|work=Inside Indonesia|page=26|access-date=11 Juni 2021|archive-date=2021-06-08|archive-url=https://web.archive.org/web/20210608171755/https://nla.gov.au/nla.obj-109825341/view?sectionId=nla.obj-182411165&searchTerm=pattipi&partId=nla.obj-109830537#page/n27/mode/1up/search/pattipi|dead-url=no}}</ref>
 
Ia juga harus mengatasi permasalahan perdagangan buaya di Merauke, dimana banyak pengusaha dan peternak buaya di wilayah tersebut hanya memiliki izin usaha tetapi tidak memiliki izin penangkapan. Pattipi menginstruksikan agar operasionalkegiatan peternakan buaya yang tidak memiliki izin penangkapan di kabupaten tersebut dihentikan sementara hingga memperoleh izin penangkapan buaya dari pihak yang berwenang.<ref>{{Cite news|date=8 Mei 1982|title=Perdagangan Buaya di Merauke: Ada Izin Usaha, Tetapi Tidak Ada Izin Penangkapan|url=http://www.kompasdata.id/Search/NewsDetail/19322187|work=Kompas|access-date=11 Juni 2021|archive-date=2021-06-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20210627133049/https://fonts.googleapis.com/css?family=Source+Sans+Pro:400,400italic,700,700italic,300,300italic|dead-url=no}}</ref>
 
Beberapa tahun kemudian, pada tahun 1978, perusahaan Pertamina mengumumkan bahwa mereka akan membangun sebuah [[depot minyak]] dengan biaya pembangunan dari pemerintah pusat. Pattipi mendukung rencana ini dan menyatakan bahwa pembangunan depot minyak tersebut akan membantu penghidupan dari warga yang tinggal di pusat kota Merauke dan sekitarnya karena akan menjadi pusat pengisian ulang bahan bakar bagi kapal kecil dan besar yang melewati kabupaten tersebut. Pemerintah Kabupaten Merauke dibawah Pattipi telah menyiapkan sebuah lahan kosong untuk pembangunan depot minyak tersebut. Sebuah petak di lahan tersebut ternyata dihuni oleh sejumlah penduduk yang menghuni 15 rumah yang terbuat dari [[sagu hutan]]. Pemkab Merauke lalu menjanjikan remunerasi bagi penduduk yang tinggal di petak lahan tersebut.<ref>{{Cite news|date=8 Agustus 1978|title=Pertamina Fuel Bunker To Be Built in Merauke|url=https://books.google.co.id/books?id=Lmhzq3iDDysC&pg=RA2-PA34|work=Sinar Harapan|page=11|access-date=21 Juni 2021|archive-date=2021-06-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20210624203148/https://books.google.co.id/books?id=Lmhzq3iDDysC&pg=RA2-PA34|dead-url=no}}</ref>