Jawa: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
→Pemerintahan: #1Lib1Ref #1Lib1RefID |
k Mengembalikan suntingan oleh Gurunpasir (bicara) ke revisi terakhir oleh MhdFajar24032024 Tag: Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(26 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 9:
|coordinates = {{Coord|7|29|30|S|110|00|16|E|type:isle_region:ID_scale:5000000|display=inline,title}}
|archipelago = [[Kepulauan Sunda Besar]]
|area_km2=
|rank= ke-13
|highest_mount = [[Gunung Semeru]]
Baris 21:
|population_as_of = 2020
|density_km2= 1121
|ethnic_groups = [[Suku Jawa|Jawa]] (termasuk [[Orang Banyumasan|Banyumasan]], [[Suku Tengger|Tengger]], [[Suku Osing|Osing]], [[Suku Cirebon|Cirebon]], [[Ajaran Samin|Samin]], dan [[Karimunjawa, Jepara|Karimun]])<br />[[Suku Sunda|Sunda]] (termasuk [[Suku Banten|Banten]], [[Orang Kanekes|Badui]], dan [[Orang Ciptagelar|Ciptagelar]])<br />[[Suku Madura|Madura]] (termasuk [[Suku Kangean|Kangean]] dan [[Suku Bawean|Bawean]])<br/>[[Suku Betawi|Betawi]]<br />[[Suku Melayu|Melayu]]
}}
[[Berkas:Gunung Merapi 2006-05-14, MODIS.jpg|jmpl|Pulau Jawa dalam citra satelit]]
'''Jawa'''
Jawa adalah pulau yang
Banyak kisah sejarah Indonesia berlangsung di pulau ini. Dahulu, Jawa adalah pusat beberapa kerajaan [[Hindu]]-[[Buddha]], kesultanan [[Islam]], pemerintahan kolonial [[Hindia Belanda]], serta pusat [[Sejarah Indonesia (1945-1949)|pergerakan kemerdekaan Indonesia]]. Pulau ini berdampak besar terhadap kehidupan sosial, politik, dan ekonomi Indonesia.
Baris 43:
Pulau bernama Iabadiu atau Jabadiu disebutkan dalam karya [[Ptolemy]] bernama ''[[Geography (Ptolemy)|Geographia]]'' yang dibuat sekitar 150 masehi di [[Kekaisaran Romawi]]. ''Iabadiu'' dikatakan berarti "pulau jelai", juga kaya akan emas, dan mempunyai kota perak bernama Argyra di ujung barat. Nama ini mengindikasikan Jawa,<ref name="AncientGeo">{{cite book|title=History of Ancient Geography|author=J. Oliver Thomson|publisher=[[Cambridge University Press]]|year=2013|isbn=9781107689923|url =https://books.google.com/books?id=GpP0wKQ1lksC&printsec=frontcover#v=onepage&q&f=false|pages=316–317}}</ref> dan kelihatannya berasal dari nama Hindu Yavadvipa (Pulau Jawa).
{{See also|Kerajaan Sabak|Waqwaq}}Berita tahunan dari Songshu dan Liangshu menyebut Jawa sebagai She-po (abad ke-5 M), He-ling (tahun 640–818 M), lalu menyebutnya She-po lagi sampai masa [[Dinasti Yuan]] (1271–1368), di mana mereka mulai menyebut Zhao-Wa (爪哇).<ref name="Nusa Jawa">Lombard, Denys (2005)''. [https://archive.org/details/NJ2JA/mode/2up?q= Nusa Jawa: Silang Budaya, Bagian 2: Jaringan Asia]''. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.</ref>{{Rp|12}} Menurut catatan [[Ma Huan]] (yaitu [[Yingyai Shenglan|Yingya Shenlan]]), orang China menyebut Jawa sebagai Chao-Wa, dan dulunya pulau ini disebut 阇婆 (''She-pó'' atau ''She-bó'')''.''<ref>Mills, J.V.G. (1970). ''Ying-yai Sheng-lan: The Overall Survey of the Ocean Shores [1433]''. Cambridge: Cambridge University Press.</ref>{{Rp|86}} [[Sulaiman al-Tajir al-Sirafi]] menyebutkan dua pulau penting yang memisahkan Arab dan Cina: Yang pertama adalah Al-Rami dengan panjang 800 parasang, yang diidentifikasi sebagai Sumatera, dan yang lainnya adalah Zabaj (bahasa Arab: الزابج, Bahasa Indonesia: [[Kerajaan Sabak|Sabak]]), 400 parasang panjangnya, diidentifikasi sebagai Jawa.<ref name=":12">{{Cite book|last=Nugroho|first=Irawan Djoko|year=2011|title=Majapahit Peradaban Maritim|location=|publisher=Suluh Nuswantara Bakti|isbn=978-602-9346-00-8}}</ref>{{Rp|30-31}} Saat John dari Marignolli (1338–1353) pulang dari China ke Avignon, ia singgah di [[Kerajaan Saba]], yang ia bilang memiliki banyak gajah dan dipimpin oleh ratu; nama Saba ini bisa jadi adalah interpretasinya untuk ''She-bó''.<ref>Yule, Sir Henry (1913). ''[https://archive.org/details/cathaywaythither03yule/page/n15/mode/2up?q=saba Cathay and the way thither: being a collection of medieval notices of China vol. III]''. London: The Hakluyt Society.</ref>{{Rp|page=xii, 192–194}} Afanasij Nikitin, seorang pedagang dari Tver (di Rusia), melakukan perjalanan ke India pada tahun 1466 dan mendeskripsikan tanah Jawa di buku hariannya, yang ia sebut шабайте (shabait/šabajte).<ref>Braginsky, Vladimir. 1998. [https://www.academia.edu/21785432/Two_Eastern_Christian_Sources_on_Medieval_Nusantara Two Eastern Christian sources on medieval Nusantara]. ''Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde''. 154(3): 367–396.</ref><ref>{{Cite book|last=Zenkovsky|first=Serge A.|year=1974|url=https://archive.org/details/medievalrussiase00zenk/page/346/mode/2up?q=shabait|title=Medieval Russia's epics, chronicles, and tales|location=New York|publisher=Dutton|isbn=0525473637|pages=345-347}}</ref> Kata "Saba" sendiri berasal dari kata [[Bahasa Kawi|bahasa Jawa kawi]] yaitu ''Saba'' yang berarti "pertemuan" atau "rapat". Dengan demikian kata itu dapat diartikan sebagai "tempat bertemu".''<ref>{{Cite book|title=Kamus Jawa Kawi Indonesia|last=Maharsi|first=|publisher=Pura Pustaka|year=|isbn=|location=|pages=|url-status=live}}</ref>'' Menurut Fahmi Basya, kata tersebut berarti "tempat bertemu", "tempat berkumpul", atau "tempat berkumpulnya bangsa-bangsa".''<ref>{{Cite book|title=Indonesia Negeri Saba|last=Basya|first=Fahmi|publisher=Zahira|year=2014|isbn=978-602-1139-48-6|location=Jakarta|pages=|url-status=live}}</ref>''{{Rp|162-172}}
== Aksara ==
Baris 53:
{{utama|Sejarah Jawa}}
[[Berkas:Pithecanthropus-erectus.jpg|jmpl|kiri|Tiga fosil utama [[Manusia Jawa]] yang ditemukan pada tahun 1891–92: tengkorak, gigi geraham, dan tulang paha, masing-masing dilihat dari dua sudut berbeda.]]
Pulau
cited in {{cite book|last=Whitten|first=T|coauthors=Soeriaatmadja, R. E., Suraya A. A.|title=The Ecology of Java and Bali|publisher=Periplus Editions Ltd|year=1996|location=Hong Kong|pages=309–312|id=}}; {{cite journal|last=Pope|first=G|authorlink=|coauthors=|title=Evidence on the Age of the Asian Hominidae|journal=Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America|volume=80|issue=16|pages=4,988–4992|date=August 15, 1983|doi= 10.1073/pnas.80.16.4988|pmid=6410399|pmc=384173 }}
cited in
{{cite book|last=Whitten|first=T|coauthors=Soeriaatmadja, R. E., Suraya A. A.|title=The Ecology of Java and Bali|publisher=Periplus Editions Ltd|year=1996|location=Hong Kong|pages=309|id=}};
{{cite journal|last=de Vos|first=J.P.|coauthors=P.Y. Sondaar,|title=Dating hominid sites in Indonesia|journal=Science Magazine|volume=266|issue=16|pages=4,988–4992|date=9 December 1994|url=http://www.sciencemag.org/cgi/reprint/266/5191/1726.pdf|format=PDF|doi=10.1126/science.7992059|accessdate=}}
cited in {{cite book|last=Whitten|first=T|coauthors=Soeriaatmadja, R. E., Suraya A. A.|title=The Ecology of Java and Bali|publisher=Periplus Editions Ltd|year=1996|location=Hong Kong|pages=309 }}</ref> Situs [[Sangiran]] adalah situs prasejarah yang penting di Jawa. Beberapa struktur [[megalitik]] telah ditemukan di Pulau Jawa, misalnya [[menhir]], [[dolmen]], meja batu, dan piramida berundak yang lazim disebut [[Punden Berundak]]. Punden
Pulau Jawa yang sangat subur dan bercurah hujan tinggi memungkinkan berkembangnya budidaya padi di lahan basah, sehingga mendorong terbentuknya tingkat kerjasama antar desa yang semakin kompleks. Dari aliansi-aliansi desa tersebut, berkembanglah kerajaan-kerajaan kecil. Jajaran pegunungan vulkanik dan dataran-dataran tinggi di sekitarnya yang membentang di sepanjang Pulau Jawa menyebabkan daerah-daerah interior pulau ini beserta masyarakatnya secara relatif terpisahkan dari pengaruh luar.<ref>Ricklefs (1991), pp. 16–17</ref> Pada masa sebelum berkembangnya negara-negara Islam serta kedatangan kolonialisme Eropa, sungai-sungai yang ada merupakan sarana perhubungan utama masyarakat, meskipun kebanyakan sungai di Jawa beraliran pendek. Hanya [[Sungai Brantas]] dan Bengawan Solo yang dapat menjadi sarana penghubung jarak jauh, sehingga pada lembah-lembah sungai tersebut terbentuklah pusat dari kerajaan-kerajaan yang besar.
Baris 178:
== Demografi ==
=== Pemerintahan ===
Secara administratif pulau Jawa terdiri atas enam pemerintahan dalam tingkat [[provinsi]] yaitu Banten, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Timur.<ref>{{Cite book|last=Sosilawati, dkk.|date=2017|url=https://bpiw.pu.go.id/uploads/publication/attachment/Buku_1Jawa.pdf|title=Sinkronisasi Program dan Pembiayaan Pembangunan Jangka Pendek 2018-2020: Keterpaduan Pengembangan Kawasan dengan Infrastruktur PUPR Pulau Jawa|publisher=Pusat Pemrograman dan Evaluasi Keterpaduan Infrastruktur PUPR|isbn=978-602-61190-5-6|editor-last=Handayani, A., dan Nababan, M. L.|pages=2|url-status=live}}</ref> [[Ibu kota]] [[provinsi]] Banten adalah [[Kota Serang]].<ref>{{Cite book|last=Ridwan, I., dkk.|date=November 2021|url=https://eprints.untirta.ac.id/6638/1/LAYOUT%20BUKU%20STUBAN%20LENGKAP.pdf|title=Studi Kebantenan dalam Catatan Sejarah|location=Tangerang|publisher=Media Edukasi Indonesia|isbn=978-623-6497-50-0|editor-last=Muhibah|editor-first=Siti|pages=18|url-status=live}}</ref> Ibukota Provinsi [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta]] di [[Kota Administrasi Jakarta Pusat|Kota Jakarta Pusat]].<ref>{{Cite book|last=Kusuma|first=Arya Aji|date=Februari 2022|url=https://jakpuskota.bps.go.id/publication/2022/02/25/c609651e46568d34090e4022/kota-jakarta-pusat-dalam-angka-2022.html|title=Kota Jakarta Pusat dalam Angka 2022|location=Jakarta Pusat|publisher=BPS Kota Jakarta Pusat|editor-last=Sucipto|editor-first=Agus|pages=5|issn=0215-4137|url-status=live}}</ref> Ibu kota Provinsi [[Jawa Barat]] di [[Kota Bandung]].<ref>{{Cite book|last=Yulianto, E., dkk.|date=November 2020|url=https://www.bi.go.id/id/bi-institute/publikasi/Documents/Buku_Sejarah_KPwBI_BANDUNG.pdf|title=Geliat Kota Bandung: Dari Kota Tradisional Menuju Modern|location=Jakarta|publisher=Bank Indonesia Institute|isbn=978-979-8086-60-1|editor-last=Achdian|editor-first=Andi|pages=110|url-status=live}}</ref> Ibu kota Provinsi [[Jawa Tengah]] di [[Kota Semarang]].<ref>{{Cite book|last=Susatyo|first=Rachmat|date=2006|url=https://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/12/penguasaan_tanah_dan_ketenagakerjaan.pdf|title=Penguasaan Tanah dan Ketenagakerjaan di Karesidenan Semarang pada Masa Kolonial|location=Bandung|publisher=Koperasi Ilmu Pengetahuan Sosial|isbn=978-979-17075-7-2|pages=6|url-status=live}}</ref> Ibu kota Provinsi [[Daerah Istimewa Yogyakarta]] di [[Kota Yogyakarta]].<ref>{{Cite book|last=Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik|date=2018|url=https://yogyakarta.bps.go.id/publication/2018/08/16/ec8403f8694d2ff343d36d88/provinsi-daerah-istimewa-yogyakarta-dalam-angka-2018.html|title=Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Dalam Angka 2018|location=Yogyakarta|publisher=Badan Pusat Statistik Propinsi D.I. Yogyakarta|pages=21|issn=0215-2185|url-status=live}}</ref> Ibu kota Provinsi [[Jawa Timur]] di [[Kota Surabaya]].<ref>{{Cite book|last=Brahmanta|first=Arya|date=2017|url=https://dspace.hangtuah.ac.id/xmlui/bitstream/handle/dx/626/MONOGRAF%20GAMBARAN%20SEFALOMETRI%20SKELETAL%2C%20DENTAL%20DAN%20JARINGAN%20LUNAK%20OK%20UPLOAD.pdf?sequence=6&isAllowed=y|title=Gambaran Sefalometri Skeletal, Dental dan Jaringan Lunak: Pasien Fase Geligi Pergantian di Kelurahan Sukolilo yang Datang Berobat ke RSGM FKG UHT|location=Surabaya|publisher=Penerbit Kartika Mulya|isbn=978-602-9167-26-9|editor-last=Revianti|editor-first=Syamsulina|pages=1|url-status=live}}</ref>
=== Penduduk ===
Dengan populasi sebesar 150 juta jiwa<ref name="JKTPOS">{{Cite web |url=http://www.thejakartapost.com/news/2010/08/23/population-growth-%E2%80%98good-papua%E2%80%99.html |title=Salinan arsip |access-date=2011-03-16 |archive-date=2010-08-24 |archive-url=https://web.archive.org/web/20100824053746/http://www.thejakartapost.com/news/2010/08/23/population-growth-%E2%80%98good-papua%E2%80%99.html |dead-url=yes }}</ref> Jawa adalah pulau yang menjadi tempat tinggal lebih dari 50% atau hampir 60% populasi Indonesia.<ref name="JKTPOS"/> Dengan kepadatan 1.317 jiwa/km²,<ref name="JKTPOS"/> pulau ini juga menjadi salah satu pulau di dunia yang paling dipadati penduduk. Sekitar 42% penduduk Indonesia berasal dari etnis Jawa.<ref>{{Cite web|url=https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/id.html|title=East Asia/Southeast Asia :: Indonesia—The World Factbook - Central Intelligence Agency|website=www.cia.gov|access-date=2011-03-16|archive-date=2008-12-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20081210041527/https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/id.html|dead-url=yes}}</ref> Walaupun demikian sepertiga bagian barat pulau ini (Jawa Barat, Banten, dan Jakarta) memiliki kepadatan penduduk lebih dari 1.500 jiwa/km<sup>2</sup>.<ref name="JKTPOS"/>
Baris 244:
Jawa telah menjadi pulau paling berkembang di Indonesia sejak era Hindia Belanda hingga saat ini. Jaringan transportasi jalan yang telah ada sejak zaman kuno dipertautkan dan disempurnakan dengan dibangunnya [[Jalan Raya Pos|Jalan Raya Pos Jawa]] oleh [[Daendels]] di awal abad ke-19. Kebutuhan transportasi produk-produk komersial dari perkebunan di pedalaman menuju pelabuhan di pantai, telah memacu pembangunan jaringan kereta api di Jawa. Saat ini, industri, bisnis dan perdagangan, juga jasa berkembang di kota-kota besar di Jawa, seperti [[Jakarta]], [[Surabaya]], [[Semarang]], dan [[Bandung]], sedangkan kota-kota kesultanan tradisional seperti [[Yogyakarta]], [[Surakarta]], dan [[Cirebon]] menjaga warisan budaya keraton dan menjadi pusat seni, budaya dan pariwisata. Kawasan industri juga berkembang di kota-kota sepanjang pantai utara Jawa, terutama di sekitar [[Cilegon]], [[Tangerang]], [[Bekasi]], [[Karawang]], [[Gresik]], dan [[Sidoarjo]].
Jaringan [[jalan tol]] dibangun dan diperluas sejak masa pemerintahan [[Soeharto]] hingga sekarang, yang menghubungkan pusat-pusat kota dengan daerah sekitarnya, di berbagai kota-kota besar seperti [[Jakarta]], [[Bandung]], [[Cirebon]], [[Semarang]], dan [[Surabaya]]. Selain jalan tol tersebut, di pulau ini juga terdapat 16 jalan raya nasional. Dari segi perkeretaapian, Pulau Jawa mempunyai jaringan jalur kereta api sejak abad ke–19 semenjak [[Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij]] (NIS) membangun jalur kereta api pertama di Indonesia, tepatnya di petak [[Stasiun Samarang]]–[[Stasiun Tanggung|Tanggoeng]] pada tanggal 17 Juni 1864 yang mendukung kelancaran perekonomian Pulau Jawa dari segi mobilitas maupun logistik. Kelima jalur utama kereta api tersebut adalah:
* Jalur utara Jawa: Jakarta–Cirebon–Semarang–Surabaya
* Jalur tengah Jawa: Jakarta–Purwokerto–Yogyakarta–Surakarta–Surabaya
* Jalur selatan Jawa: Bandung–Yogyakarta–Surakarta–Surabaya
== Lihat juga ==
Baris 263 ⟶ 266:
[[Kategori:Kepulauan Sunda Besar]]
[[Kategori:Pulau di Indonesia]]
[[Kategori:Pulau]]
|