Jeda kekuasaan Prancis dan Britania di Hindia Belanda: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
OrophinBot (bicara | kontrib)
OrophinBot (bicara | kontrib)
 
(4 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Sejarah Indonesia}}
'''Jeda kekuasaan Prancis dan Britania di Hindia Belanda''' adalah suatu kekuasaan [[ImperiumKekaisaran Prancis Pertama|Prancis]] dan [[Imperium Britania|Britania]] (lebih dikenali sebagai Inggris) di [[Hindia Belanda]] yang berlangsung dari 1806 hingga 1815. Prancis memerintah antara tahun 1806 dan 1811. Britania mengambil alih kekuasaan dari tahun 1811 sampai 1815, dan mengembalikan kekuasaan kepada Belanda pada tahun 1815.
 
Jatuhnya Belanda ke tangan [[ImperiumKekaisaran Prancis Pertama|ImperiumKekaisaran Prancis]] dan pembubaran [[Perusahaan Hindia Timur Belanda]] menyebabkan beberapa perubahan besar dalam pemerintahan kolonial Eropa di [[Hindia Belanda]], ketika salah satu [[Peperangan era Napoleon]] terjadi [[Penyerbuan Jawa 1811|di Jawa]].<ref name="Britannica">{{cite web | title=The French and the British in Java, 1806–15| publisher=Britannica | author = Asvi Warman Adam | url = http://www.britannica.com/EBchecked/topic/286480/Indonesia/22812/The-French-and-the-British-in-Java-1806-15}}</ref> Periode ini, yang berlangsung selama hampir satu dekade, menyaksikan perubahan yang luar biasa di Jawa, karena proyek infrastruktur dan pertahanan yang agresif terjadi, diikuti oleh pertempuran, reformasi, dan perubahan besar pemerintahan di koloni tersebut.
 
== Pendahuluan ==
Pada 1800, [[Perusahaan Hindia Timur Belanda]] ({{lang-nl|Vereenigde Oost-Indische Compagnie|links=no}} (VOC)) dinyatakan bangkrut dan dinasionalisasi oleh pemerintah Belanda. Akibatnya, aset-asetnya yang meliputi pelabuhan laut, gudang, benteng, permukiman, tanah, dan perkebunan di Hindia Timur dinasionalisasi sebagai koloni Belanda, [[Hindia Belanda]]. Berpusat di [[Batavia]] (kini [[Jakarta]]), Belanda menguasai sebagian besar [[Jawa]] (kecuali wilayah pedalaman negeri [[Kesultanan Mataram|''Vorstenlanden Mataram'']] dan [[Kesultanan Banten|Banten]]), menaklukkan pesisir SumatraSumatera Barat, menggulingkan bekas koloni Portugis di [[Malaka Belanda|Malaka]], Maluku, Sulawesi Selatan dan Utara, juga di Timor Barat. Di antara penguasaan Belanda ini, Jawa adalah yang paling penting, karena produksi tanaman keras dan perkebunan yang dikuasai Belanda berada di sana.
 
Di sisi lain dunia, Eropa hancur karena [[Peperangan era Napoleon]]. Sebuah penaklukan dan revolusi yang menggeser politik, hubungan, dan dinamika di antara kekaisaran dan negara Eropa, yang berdampak pada koloni mereka di Timur Jauh. Belanda di bawah [[Napoleon Bonaparte]] pada 1806, mengawasi [[Republik Batavia]] menjadi Persemakmuran Batavia dan kemudian dibubarkan dan digantikan oleh [[Kerajaan Hollandia]], sebuah kerajaan boneka Prancis yang diperintah oleh saudara laki-laki ketiga Napoleon, [[Louis Bonaparte]] (Lodewijk Napoleon). Akibatnya Hindia Timur selama masa tersebut diperlakukan sebagai koloni Prancis proksi, diperintah melalui perantara Belanda.
 
== Kekuasaan Prancis (1806–1811) ==
[[Berkas:Java Great Post Road.svg|jmpl|360px|Jalan Raya Pos Jawa, dibangun atas perintah Daendels.]]
Pada 1806, Raja [[Louis Bonaparte|Lodewijk Napoleon]] dari Belanda mengirim salah satu jenderalnya, [[Herman Willem Daendels]], menjabat sebagai gubernur jenderal Hindia Timur di Jawa. Daendels dikirim untuk memperkuat pertahanan Jawa terhadap kemungkinan invasi Inggris yang masuk. Dia tiba di kota Batavia (kini Jakarta) pada 5 Januari 1808 dan menggantikan mantan Gubernur Jenderal Albertus Wiese. Dia membangun pasukan baru, membangun jalan-jalan baru di Jawa, dan memperbaiki administrasi pemerintahan internal pulau ini.<ref name="Britannica"/>
 
Pemerintahan Daendels adalah keras dan darurat militer, karena koloni tersebut dipersiapkan menghadapi ancaman Britania. Dia mendirikan rumah sakit baru dan barak militer, pabrik senjata baru di [[Surabaya]] dan [[Semarang]], dan sebuah kolese militer baru di Batavia. Dia menghancurkan Kastel di Batavia dan menggantikannya dengan benteng baru di Meester Cornelis ([[Jatinegara]]), dan membangun ''Fort Lodewijk'' di [[Surabaya]]. Namun, prestasinya yang paling terkenal adalah pembangunan [[Jalan Raya Pos]] ({{lang-nl|Grote Postweg}}) sepanjang utara [[Java]] dari [[Anyer|Anjer]] hingga [[Panarukan, Situbondo|Panaroecan]]. Jalan ini kini berfungsi sebagai jalan utama di [[Jawa]], dinamakan [[Jalur Pantura]]. Jalan sepanjang ribuan kilometer itu selesai hanya dalam waktu satu tahun, di mana ribuan tenaga kerja paksawajib menyebabkan orang Jawa tewas.<ref>Pramoedya shedsakibat lightkorupsi ondana darkupah sidekerja ofwajib yang diserahkan dari Herman William Daendels' highway.ke bupati, kepala residen, pejabat-penjabat pribumi, para bangsawan dan feodalis dengan bukti nota penyerahan upeti kerja wajib dari Daendels kepada para bupati, sedangkan bukti nota penyerahan upeti dari bupati kepada para pekerja, tidak pernah sampai bukti pembayaran upeti ''Theke Jakartapara Post''pekerja 8jalan Januarypos 2006Anyer-Penarukan.</ref>
 
== Referensi ==