Joehana: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
What a joke (bicara | kontrib) Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
What a joke (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 44:
Penulis Sunda, M. A. Salmoen, menggolongkan Joehana sebagai sastrawan [[realisme (sastra)|realis]].<ref>dalam {{harvnb|Kartini|Hadish|Sumadipura|Iskandarwassid|1979|p=63}}</ref> Rosidi menulis bahwa realisme dapat ditemukan di karya-karya Joehana dalam bentuk merek-merek produk ternama seperti rokok, ikan asin, dan biskuit (meski Joehana menulis untuk pembaca kontemporer di Bandung yang mungkin kenal produk tersebut, tidak ada penjelasan mengenai mereknya). Joehana menggunakan tempat-tempat nyata di Bandung dalam beberapa novelnya, dan tokoh setempat yang jadi buah bibir (misalnya Salim si pencopet) juga disebutkan sekali-kali.{{sfn|Rosidi|2013b|p=7}} Mungkin saja penempatan merek tersebut merupakan bagian dari [[penempatan produk]], artinya Joehana dibayar untuk memasukkan merek-merek produk di dalam novelnya; pembayarannya bisa jadi tidak dalam bentuk tunai, melainkan dalam bentuk barang atau jasa,{{sfn|Rosidi|2013b|pp=10–11}} atau donasi untuk Sarekat Rakyat.{{sfn|Kartini|Hadish|Sumadipura|Iskandarwassid|1979|p=65}}
Joehana menunjukkan selera humornya yang ditanggapi baik oleh para koleganya; contohnya, dalam ''Rasiah nu Goreng Patut'', Karnadi si pemburu kodok "pergi ke kantor" (sawah) untuk menangkap kodok dan membunuhnya dengan "pensil" (ranting pohon);{{sfn|Kartini|Hadish|Sumadipura|Iskandarwassid|1979|p=60}} dalam ''Tjarios Agan Permas'', tokoh Belanda Van der Zwak menggunakan [[laras bahasa|laras]] Sunda{{efn|Dalam bahasa Sunda,
== Tema ==
|