Jonggol, Bogor

kecamatan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat
Revisi sejak 27 Maret 2023 14.19 oleh Rafka Aditia (bicara | kontrib) (→‎Geografi: Perbaikan kesalahan ketik)

Jonggol adalah sebuah Kota Kecamatan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Indonesia. Lokasi kecamatan ini terletak di bagian timur Kabupaten Bogor. Wilayah ini dikenal strategis, karena menjadi penghubung antara wilayah Bogor, Jakarta, Bekasi dengan Cianjur, Karawang, Purwakarta bahkan Bandung. Jonggol sekarang dikenal sebagai salah satu kawasan wisata terbesar di Jabodetabek dengan banyak obyek wisata didalamnya. Jonggol juga memiliki julukan yaitu "Bhutan Van Java", karena salah satu daya tarik wisata di Jonggol adalah kondisi topografi Selatan Jonggol yang terdapat perbukitan berkontur curam seperti di Bhutan. Julukan ini berlaku untuk wilayah Jonggol Raya seperti Sukamakmur, Cariu, dan Tanjungsari.[1] Namun dibalik besarnya potensi wisata, secara infrastruktur Kawasan Jonggol masih sangat tertinggal dibandingkan kawasan lain di Jabodetabek. Pusat Kecamatan Jonggol berada di utara Alun-alun Kota Jonggol, Kelurahan Jonggol yang berada diketinggian +230 meter dpl.

Jonggol
Jonggol di Bogor
Jonggol
Jonggol
Peta lokasi Kecamatan Jonggol
Koordinat: 6°29′53″S 107°01′31″E / 6.498051°S 107.025353°E / -6.498051; 107.025353
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Barat
KabupatenBogor
Ketinggian
295,32 m (968,90 ft)
Populasi
 • Total210,778 jiwa
Kode Kemendagri32.01.06
Kode BPS3201170
Desa/kelurahan14
Situs webkecamatanjonggol.bogorkab.go.id

Sejarah

Kawedanan Jonggol

 
Kawedanan Jasinga (biru), Kawedanan Parung (oren), Kawedanan Leuwiliang (merah), Kawedanan Cibinong (kuning), Kawedanan Buitenzorg (hijau toska), Kawedanan Jonggol (hijau).

Jonggol sebelum tahun 1990-an merupakan kecamatan terbesar di timur Kabupaten Bogor. Jonggol dahulunya merupakan sebuah distrik atau kawedanan. Wilayah Kawedanan Jonggol saat ini telah terpecah menjadi bagian dari beberapa daerah antara lain;

Pada tahun 1963 Kawedanan Jonggol dihapuskan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 1963,[2] kemudian sebagian besar wilayahnya masuk kedalam wilayah Kabupaten Bogor, sementara sebagian lainnya dilimpahkan ke Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang.

Sejarah penamamaan Kawedanan Jonggol ini sempat mengalami beberapa kali perubahan mulai dari Rawa Jaha, Kemudian Rawalo, Tjibaroesa hingga Jonggol, perubahan nama ini terjadi beralasan mulai dari pemindahan pusat Kawedanan hingga kebijakan dari pemerintah Kolonial Belanda. Pusat Kawedanan sempat berpindah tempat beberapa kali mulai dari Dayeuh yang sekarang bagian dari Desa Sukanegara di Kecamatan Jonggol. Kemudian, Kauman yang sekarang merupakan wilayah Desa Cileungsi, selanjutnya Kampung Babakan yang sekarang termasuk bagian dari Desa Cibarusah Kota hingga yang terakhir Kampung Pojok Salak/Rawa Jaha yang sekarang menjadi alun-alun Jonggol.[3]

Kandidat Ibukota Indonesia

Jonggol pernah digadang-gadang sebagai alternatif paling realistis untuk memindahkan ibu kota, Jonggol terletak hanya 40 kilometer di sebelah tenggara Jakarta. Rencana ini sudah didengungkan sejak masa pemerintahan presiden Soeharto.[4] Alasan lain dipilihnya Jonggol adalah wilayah ini dinilai masih memiliki lahan yang sangat luas dan berada di dataran tinggi yang relatif tinggi. Karena, berdasarkan Keputusan Presiden (KEPPRES) No. 1 Tahun 1997. Koordinasi Pengembangan Kawasan Jonggol Sebagai Kota Mandiri, total luas lahan yang tercakupi berkisar 657,25 km² dan berada di ketinggian +260 m hingga +1800 m.[4]

 
Salah satu dampak dari wacana pemindahan ibukota ke Kawasan Jonggol adalah daya tarik investor sejak medio 1990an.

Jalur kereta api Lingkar Luar Jabodetabek

Pada awal dekade 1990-an, Departemen Perhubungan pernah merencanakan pembangunan jaringan rel lingkar luar Jabodetabek dari Parungpanjang sampai Sungai Lagoa melewati Citayam, Jonggol, Cikarang. Salah satu tujuannya adalah untuk meminimalisasi kereta api barang yang melintasi kawasan perkotaan di Jakarta. Krisis finansial Asia 1997 membuat rencana ini berhenti di tengah jalan dan hanya menyisakan koridor Citayam-Nambo yang sudah selesai.[5]

Geografi

 
Jonggol memiliki letak geografis yang sangat strategis, namun kurang dimanfaatkan oleh pemerintah

Secara geografi Jonggol terletak di bagian timur Kabupaten Bogor, Jonggol sendiri berada di dataran sedang dengan ketinggian (elevasi) 150 hingga 732 meter dpl dengan ketinggian rata-rata 295 meter dpl. Sementara, pusat Kota Jonggol berada di zona rendah dengan ketinggian 230-240 meter dpl, titik tertinggi (>700 m dpl) kecamatan ini berada di Desa Cibodas dan Sukajaya, sementara titik terendah berada di desa Sukamanah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Bekasi. Kontur wilayah Jonggol adalah perbukitan dengan kecuraman sedang. Selain itu, terdapat dataran berkontur datar yang sebagian besar telah menjadi Perumahan Citra Indah City dengan ketinggian 170 hingga 240 m dpl.

Berkas:Pegunungan Jonggol Dany Hilmi Amrullah.jpg
Pemandangan jalan setapak di Jonggol

Wilayah selatan Jonggol terdapat sebuah dataran tinggi yang kerap disebut Dataran Tinggi Jonggol atau Kawasan Puncak Dua (Sejak 2006 masuk Wilayah Kecamatan Sukamakmur, dan sebagian lagi masuk wilayah Kecamatan Tanjungsari). Wilayah tersebut digadang-gadang sebagai alternatif Kawasan Puncak Bogor karena sama-sama berada di dataran tinggi, ketinggian Dataran Tinggi Jonggol atau Puncak Dua sekitar 500 hingga 1800 mdpl dengan luas area sekitar 23.000 hektare. Potensi wisata daerah tersebut meliputi air terjun, bukit/gunung, situ, hutan pinus, perkebunan kopi, arum jeram, hingga spiritual. Kawasan pariwisata Puncak Dua Jonggol tersebut sering disebut juga "Bhutan Van Java".

Akses

Dari Jakarta untuk mengakses Jonggol bisa melalui Alternatif Cibubur-Cileungsi (Transyogi) keluar dari Pintu Tol Cibubur atau Pintu Tol Jatikarya sejauh 23 km. Jalan Transyogi Jonggol juga menjadi alternatif bagi warga ke Bandung sekitar 90 km dan Cianjur 50 km dari Jonggol melalui Cikalong Kulon bila Jalan Tol Jakarta–Cikampek dan Jalan raya wisata Puncak.

Pembagian administratif

  1. Balekambang
  2. Bendungan
  3. Cibodas
  4. Jonggol
  5. Singajaya
  6. Singasari
  7. Sirnagalih
  8. Sukajaya
  9. Sukamaju
  10. Sukamanah
  11. Sukanegara
  12. Sukasirna
  13. Weninggalih
  14. Sukagalih

Transportasi

Angkutan Kota

  • F46: Cicadas-Jonggol PP
  • F64: Cibinong-Jonggol PP

Referensi

  1. ^ hipwee.com. "Jangan Memandang Jonggol Sebelah Mata". hipwee.com. Diakses tanggal 2022-08-24. 
  2. ^ "PERPRES No. 22 Tahun 1963 tentang Penghapusan Keresidenan dan Kewedanaan [JDIH BPK RI]". peraturan.bpk.go.id. Diakses tanggal 2022-05-24. 
  3. ^ Kisah Jonggol Pernah Digadang Jadi Ibukota Baru Karena Dekat DKI Jakarta tempo.co. Diakses tanggal 20 Juli 2022.
  4. ^ a b "Tempointeraktif.Com - Pemindahan Ibu Kota ke Jonggol Lebih Realistis". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-08. Diakses tanggal 2019-08-11. 
  5. ^ "Sejarah dan Drama di Balik Pengoperasian KRL Jalur Nambo". Kaori Nusantara. 4 April 2015. Diakses tanggal 4 Maret 2023.