Kabupaten Aceh Besar: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Sub |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(23 revisi perantara oleh 15 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{other uses|Aceh (disambiguasi)}}
{{coor title dm|5|22|N|95|30|E|region:ID-AC_type:adm2nd|display=title}}
{{Dati2
|settlement_type = Kabupaten |nama
|translit_lang1_type = [[abjad Jawi|Jawoë]]
|translit_lang1_info = اچيه راييك
|translit_lang1_type1 = Alfabet Aceh
|koordinat = {{coord|5.3672|95.5312|region:ID_type:city}}▼
|translit_lang1_info1 = Acèh Rayek
|
|
|
|
|luasref =<ref name="Permendagri-137-2017"/>▼
|motto = Putoh ngon mufakat, kuwat ngon meuseuraya<br/>{{small|{{lang icon|Aceh|Aceh}} Suatu keputusan berlandaskan mufakat dan persatuan selalu di jaga dengan sebaik-baiknya}}
|penduduk = 384661▼
|
|pendudukref = <ref name="Permendagri-137-2017"/>▼
|dasar hukum = UU Nomor 7 Tahun 1956<ref name="UU">{{cite web|url=https://otda.kemendagri.go.id/wp-content/uploads/2019/03/Pembentukan-Daerah-Daerah-Otonom-di-Indonesia-s.d-Tahun-2014-2.pdf|title=Pembentukan Daerah-Daerah Otonom di Indonesia s/d Tahun 2014|website=www.otda.kemendagri.go.id|accessdate=8 Desember 2021|archive-date=12 Juli 2019|archive-url=https://web.archive.org/web/20190712121648/http://otda.kemendagri.go.id/wp-content/uploads/2019/03/Pembentukan-Daerah-Daerah-Otonom-di-Indonesia-s.d-Tahun-2014-2.pdf|dead-url=yes}}</ref>
|
|
|hari jadi =
|
|
|
|kepala daerah = [[Bupati]]
|nama kepala daerah = [[
|wakil kepala daerah = [[Wakil Bupati]]
|nama wakil kepala daerah =
|sekretaris daerah =
|ketua DPRD = Iskandar Ali
|
|penduduktahun = 31 Desember [[2023]]
|kodearea = 0651▼
|
|agama = {{ublist |item_style=white-space;
|apbd = Rp1.662.846.328.700,00<ref name="APBD 2018">{{cite web|url=http://www.djpk.kemenkeu.go.id/?p=5412 |title=APBD 2018 ringkasan update 04 Mei 2018 |date=2018-05-04|accessdate=2018-07-06}}</ref>▼
|99,72% [[Islam]]
|pad = Rp132.396.380.300,00▼
|{{Tree list}}
* 0,24% [[Kekristenan]]
** 0,20% [[Protestan]]
** 0,04% [[Katolik]]
|suku bangsa = ▼
{{Tree list/end}}
▲|bahasa = [[Bahasa Aceh|Aceh]]
|0,03% [[Agama Buddha|Buddha]] |0,01% [[Agama Hindu|Hindu]]<ref name="DUKCAPIL"/>}}
|bahasa = [[Bahasa Indonesia|Indonesia]], [[Bahasa Aceh|Aceh]]
|IPM = {{increase}} 75,98 ([[2023]])<br> <span style="background:Yellow;color:#00726a"> tinggi </span><ref name="IPM">{{cite web|url=https://aceh.bps.go.id/indicator/26/74/1/ipm.html|title=Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 2021-2023|website=www.aceh.bps.go.id|accessdate=28 Januari 2024}}</ref>
|
|
|nomor_polisi = BL ''xxxx'' B**
|web = http://www.acehbesarkab.go.id/▼
▲|apbd = Rp
|dau = Rp 771.619.306.000,- ([[2021]])<ref>{{cite web|url=http://www.djpk.kemenkeu.go.id/wp-content/uploads/2020/09/DAU_rotated.pdf|title=Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2021|website=www.djpk.kemenkeu.go.id|date=(2021)|accessdate=8 Desember 2021|page=1|format=pdf|archive-date=2021-12-07|archive-url=https://web.archive.org/web/20211207084638/http://www.djpk.kemenkeu.go.id/wp-content/uploads/2020/09/DAU_rotated.pdf|dead-url=no}}</ref>
|zona waktu = UTC +7
}}
'''Kabupaten Aceh Besar''' ({{Lang-ace|[[
Kabupaten ini merupakan kabupaten terbarat di Indonesia. Sebelum dimekarkan pada akhir tahun 1970-an, ibu kota Kabupaten Aceh Besar == Sejarah ==
Pada waktu Aceh masih sebagai sebuah kerajaan, yang dimaksud dengan Aceh atau [[Kerajaan Aceh]] adalah wilayah yang sekarang dikenal dengan nama Kabupaten Aceh Besar ditambah dengan beberapa kenegerian/daerah yang telah menjadi bagian dari [[Kabupaten Pidie]]. Selain itu, juga termasuk [[Pulau Weh]] (sekarang telah menjadi pemerintah [[kota Sabang]]), sebagian wilayah pemerintah [[kota Banda Aceh]], dan beberapa kenegerian/daerah dari wilayah [[Kabupaten Aceh Barat]]. Aceh Besar dalam istilah [[Bahasa Aceh|Aceh]] disebut ''Aceh Rayeuk''. Penyebutan Aceh Rayeuk sebagai Aceh yang sebenarnya karena daerah inilah yang pada mulanya menjadi inti Kerajaan Aceh dan juga karena di situlah terletak ibu kota kerjaaan yang bernama Bandar Aceh atau Bandar Aceh Darussalam. Untuk nama Aceh Rayeuk ada juga yang menamakan dengan sebutan
Sebelum dikeluarkannya Undang-Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956, Kabupaten Aceh Besar merupakan daerah yang terdiri dari tiga [[kawedanan]], yaitu Kawedanan Seulimum, Kawedanan Lhoknga dan Kawedanan Sabang. Akhirnya dengan perjuangan yang panjang Kabupaten Aceh besar disahkan menjadi daerah otonom melalui Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1956 dengan ibu kotanya pada waktu itu adalah Banda Aceh dan juga merupakan wilayah hukum Kotamadya [[Banda Aceh]].
Baris 61 ⟶ 70:
Kemudian pada tahun 1976 usaha perintisan pemindahan ibu kota untuk kedua kalinya mulai dilaksanakan lagi dengan memilih lokasi yang lain yaitu di [[Seulimeum, Aceh Besar|Kecamatan Seulimeum]] tepatnya di [[mukim|kemukiman]] Janthoi yang jaraknya sekitar 52 km dari Kota Banda Aceh.
Akhirnya usaha yang terakhir ini berhasil dengan ditandai dengan keluarnya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1976 tentang Pemindahan Ibu kota Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Besar dari wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Banda Aceh ke kemukiman Janthoi di Kecamatan Seulimeum, Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Besar, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh tim [[Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia|Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia]] dan Pemerintah Daerah yang bekerjasama dengan Konsultan PT
Setelah ditetapkan Kota Jantho sebagai ibu kota Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Besar yang baru, maka secara bertahap pemindahan ibu kota terus dimulai, dan akhirnya secara serentak seluruh aktivitas perkantoran resmi dipindahkan dari Banda Aceh ke Kota Jantho pada tanggal 29 Agustus 1983, dan peresmiannya dilakukan oleh Bapak Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia pada masa itu, yaitu Bapak Soepardjo Rustam pada tanggal 3 Mei 1984.<ref name="sejarah">Aceh Besar Dalam Angka 2004</ref>
Di [[Kota Jantho, Aceh Besar|Kota Jantho]] hanya terdapat kompleks perumahan dan kantor-kantor pemerintahan, tidak ada losmen ataupun hotel. Kota Jantho dihubungkan dengan labi-labi dengan jarak 60 km dari Banda Aceh, 28 km menuju Saree, dan 12 km menuju jalan utama Banda
== Geografi ==
[[Berkas:
Wilayah darat Aceh Besar berbatasan dengan [[Kota Banda Aceh]] di sisi utara, [[Kabupaten Aceh Jaya]] di sebelah barat daya, serta [[Kabupaten Pidie]] di sisi selatan dan tenggara. Aceh Besar juga mempunyai wilayah kepulauan yaitu wilayah [[Pulo Aceh, Aceh Besar|Kecamatan Pulo Aceh]]. Kabupaten Aceh Besar bagian kepulauan di sisi barat, timur dan utaranya dibatasi dengan [[
Secara geografis sebagian besar wilayah Kabupaten Aceh Besar berada pada hulu aliran Sungai Krueng Aceh. Saat ini kondisi tutupan lahan adalah 62,5% (menurut data citra landsat tahun 2007). [[Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda]] yang merupakan bandara internasional dan menjadi salah satu pintu gerbang untuk masuk ke Provinsi Aceh berada di wilayah kabupaten ini. [[Pulau Benggala]] yang merupakan pulau paling barat dalam wilayah Republik Indonesia merupakan bagian dari Kabupaten Aceh Besar.
== Pemerintahan ==
===
{{utama|Daftar Bupati Aceh Besar}}
{|class="wikitable" style="text-align:center;"
!No
!Foto
!Nama Bupati
!Mulai Jabatan
!Akhir Jabatan
!Wakil Bupati
|-
|12
|[[Berkas:Muhammad Iswanto.jpg|100px]]
|[[Muhammad Iswanto]]<br> ([[Penjabat]])
|14 Juli 2022
|''Petahana''
|''Lowong''
|}
=== Dewan Perwakilan ===
Baris 112 ⟶ 136:
* Air terjun Peukan Biluy
* Waduk Keuliling<ref>[http://www.pu.go.id/satminkal/dit_sda/arsip%20Berita/2009-02-27/2/Peresmian%20waduk%20Keuliling23feb2009.pdf Presiden SBY meresmikan Waduk Keuliling]{{Pranala mati|date=Juli 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
* Taman Hutan Rakyat Po Cut Meurah Intan<ref>
* Pusat Latihan Gajah Saree
* [[Gunung Seulawah Agam]]
Baris 135 ⟶ 159:
== Referensi ==
{{reflist|2}}
== Lihat pula ==
|