Kaisar Jepang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Penambahan artikel sejarah dan keluarga kaisar
Menambah referensi
Baris 31:
 
=== Gelar ===
Gelar resmi Kaisar Jepang dalam bahasa aslinya adalah ''tennō'' (天皇), yang secara harfiah bermakna "penguasa langit." Gelar ini hanya dikhususkan untuk menyebut Kaisar Jepang. Walaupun menurut catatan resmi terdapat 125 orang yang menyandang gelar ini sejak tahun 660 SM hingga masa Kaisar Akihito (memerintah sejak tahun 1989), para sejarawan percaya bahwa gelar ini baru pertama kali digunakan pada masa Kaisar Tenmu (berkuasa pada 672–686 M) dan Kaisarina Jitō (berkuasa pada 686–697 M). Gelar ''tennō'' tidak memandang jenis kelamin. Sepanjang sejarah, terdapat enam wanita yang menyandang gelar ini, dua di antaranya memerintah dua kali. Lihat [[Kaisarina Jepang]].
 
Istilah lain yang juga digunakan untuk merujuk Kaisar Jepang adalah ''kōtei'' (皇帝) untuk kaisar pria dan ''jotei'' atau ''nyotei'' (女帝) untuk kaisar wanita (kaisarina) dan keduanya dapat digunakan oleh orang-orang Jepang untuk merujuk pada kaisar non-Jepang. Istilah ''sumeramikoto'' juga digunakan dalam bahasa Jepang kuno. Istilah ''tennō'' digunakan sampai pada masa Abad Pertengahan, sampai pada masa tidak digunakannya gelar ini, dan kemudian digunakan kembali pada abad ke-19. Dalam bahasa Inggris, istilah ''mikado'' (御門 atau 帝 atau みかど), secara harfiah bermakna "gerbang kehormatan," juga digunakan untuk merujuk Kaisar Jepang, walau penggunaannya sekarang sudah dipandang ketinggalan zaman.<ref name="Asakawa1903">Kanʼichi Asakawa. ''[https://books.google.com/books?id=K1MuAAAAYAAJ&pg=PA25 The early institutional life of Japan: a study in the reform of 645 A.D.]''. Tokyo: Shueisha (1903), p. 25. "We purposely avoid, in spite of its wide usage in foreign literature, the misleading term ''Mikado''. If it be not for the natural curiosity of the races, which always seeks something novel and loves to call foreign things by foreign names, it is hard to understand why this obsolete and ambiguous word should so sedulously be retained. It originally meant not only the Sovereign, but also his house, the court, and even the State, and its use in historical writings causes many difficulties which it is unnecessary to discuss here in detail. The native Japanese employ the term neither in speech nor in writing. It might as well be dismissed with great advantage from sober literature as it has been for the official documents."</ref>
 
=== Penerjemahan gelar ===
{{main article|Penguasa monarki}}
Walaupun sering diterjemahkan sebagai "kaisar", nyatanya sepanjang sejarah, kekuasaan ''tennō'' hanya melingkupi sekitaran Pulau Kyushu, Honshu, Hokkaido, dan Okinawa. Hal ini berbeda dengan kaisar pada umumnya yang wilayah kekuasaannya melingkupi suatu wilayah luas, menjadikannya kedudukannya dipandang di atas raja.
 
Baris 48 ⟶ 49:
 
== Sejarah ==
Walaupun kaisar merupakan perlambang kesinambungan antara masa lalu, kewenangan kaisar berbeda-beda dalam sepanjang sejarahnya. Pada abad ketujuh masehi, kaisar mulai dipanggil dengan sebutan "Putra Langit" (天子 ''tenshi''<sup>?</sup>, oratau 天子様 ''tenshi-sama'').<ref>{{cite book|url=https://books.google.com/books?id=kO0tUpCViA8C&pg=PA300&dq=%22son+of+heaven%22#v=onepage&q=%22son%20of%20heaven%22&f=false|title=Rethinking Japan: Social Sciences, Ideology and Thought|editor-first=Adriana| editor-last=Boscaro| editor2-first=Franco | editor2-last=Gatti| editor3-first=Massimo | editor3-last=Raveri|publisher=Japan Library Limited|year=2003|isbn=0-904404-79-X|page=300|volume=II}}</ref>
 
=== Asal muasal ===
Kaisar paling awal yang tercatat pada ''[[Kojiki]]'' dan ''[[Nihon Shoki]]'' adalah Kaisar Jimmu, yang dikatakan merupakan keturunan dari Ninigi, cucu dari Dewi Amaterasu. Berdasae ''Nihon Shiki'', kaisar memiliki silsilah dari jalur laki-laki yang tak terpatahkan hingga 2.600 tahun. Gelar ''tennō'' diambil dari Tiongkok, diturunkan dari huruf Tiongkok.<ref name="Holcombe2001">{{cite book|author=Charles Holcombe|title=The Genesis of East Asia: 221 B.C. - A.D. 907|url=https://books.google.com/books?id=XT5pvPZ4vroC&pg=PA198#v=onepage&q&f=false|date=January 2001|publisher=University of Hawaii Press|isbn=978-0-8248-2465-5|pages=198–}}</ref>
 
=== Kendali faksi ===
Baris 60 ⟶ 61:
 
=== Shogun ===
{{main article|Shogun}}
Dari tahun 1192 sampai 1867, shogun bertindak sebagai ''de facto'' penguasa Jepang, walaupun mereka dinobatkan oleh kaisar dalam upacara formalitas.<ref>{{cite web|url=http://www.britannica.com/EBchecked/topic/541431/shogunate|title=Shogun|work=Encyclopaedia Britannica|accessdate=November 19, 2014}}</ref> Shogun sendiri adalah jenderal kemiliteran yang kedudukannya diwariskan turun temurun. Wilayah kewenangan shogun disebut keshogunan yang dalam bahasa Jepangnya disebut ''bakufu'' (幕府) yang awalnya digunakan untuk merujuk rumah jenderal.<ref>{{cite journal |title=Political Succession in The Tokugawa Bakufu: Abe Masahiro's Rise to Power, 1843–1845 |first=Conrad |last=Totman |journal=Harvard Journal of Asiatic Studies |volume=26 |year=1966 |pages=102–124 |doi=10.2307/2718461 |jstor=2718461}}</ref>
 
=== Restorasi Meiji ===
{{main article|Restorasi Meiji}}
Pada tahun 1868, kekuasaan kembali ke tangan kaisar dan keshogunan dibubarkan. Salah satu penyebab restorasi ini adalah kenyataan bahwa Jepang sudah tertinggal jauh dengan negara-negara Barat, terlihat saat kedatangan Komodor Amerika Serikat, Matthew C. Perry, yang memaksa Jepang membuka perdagangan dengan dunia Barat. Pada masa ini pula, wanita dilarang secara resmi naik tahta sebagai kaisarina.
 
=== Perang Dunia II ===
{{main article|Perang Dunia II}}
Peran kaisar sebagai [[negara Shinto]] digunakan pada masa Perang Dunia II, menciptakan pengkultusan kaisar, yang mendorong tindakan ''kamikaze'' pada pasukan Jepang. Pasca kekalahan Jepang pada Perang Dunia II, pasukan sekutu menekan pemisahan agama dan negara di Jepang. Selanjutnya, dibentuk undang-undang baru yang menjabarkan peran baru kaisar dan pemerintahan.
 
Baris 72 ⟶ 76:
 
== Keluarga ==
* ''Kōgō'' (皇后) adalah gelar bagi [[permaisuri]] atau istri utama kaisar pria. Sebelum Restorasi Meiji, kaisar pria diperkenankan melakukan praktek poligami. Anak-anak kaisar dengan permaisuri biasanya selalu didahulukan sebagai pewaris tahta. Keberadaan putra-putri dari istri selir juga diakui dan mereka dapat pula menjadi calon pewaris tahta bila permaisuri tidak memiliki keturunan. Sampai pada masa pertengahan [[Zaman Heian|Heian]], kaisar pria hanya memiliki satu permaisuri. Pada masa setelahnya, kaisar kerap memiliki dua permaisuri, dengan permaisuri yang satu bergelar ''kōgō'', sedangkan yang lain bergelar ''chūgū'' (中宮). Pada masa Restorasi Meiji, mulai diperkenalkan larangan poligami di Jepang, menjadikan [[Kaisar Meiji]] sebagai kaisar terakhir yang memiliki istri selir.
* ''Kōtaigō'' (皇太后) adalah gelar bagi [[ibu suri]]. Pemegang gelar ini tidak harus merupakan permaisuri dari kaisar sebelumnya.
* ''Tai-kōtaigō'' (太皇太后) adalah gelar bagi ibu suri tua atau ibu suri senior.
* ''Kōtaishi'' (皇太子) adalah gelar bagi [[putra mahkota]].
* ''Shinnō'' (親王) dan ''Naishinnō'' (内親王) adalah gelar bagi [[pangeran]] dan [[putri]] istana. Gelar ini diberikan pada anak, cucu, dan cicit kaisar yang silsilahnya tersambung dengan kaisar dari jalur laki-laki. ''Shinnō'' juga merupakan gelar bagi pemimpin dari empat keluarga (keluarga Fushimi, Arisugawa, Katsura, dan Kan'in).yang merupakan cabang dari keluarga kekaisaran. Istri dari ''shinnō'' bergelar ''shinnōhi'' (親王妃), sedangkan seorang putri''naishinnō'' akan kehilangan gelar istananya saat menikah menurut undangUndang-undang yangRumah Tangga Istana tahun 1947, kecuali bila dia menikah dengan keluarga baruistana.
* ''Ō'' (王) dan ''Joō''/''Nyoō'' (女王) adalah gelar bagi keturunan jauh kaisar dari jalur laki-laki dan dapat diterjemahkan menjadi pangeran dan putri. Bila ditujukan untuk [[penguasa monarki]], gelar ini dimaknai sebagai raja dan [[ratu]]. Gelar bagi istri dari ''ō'' adalah ''ōhi'' (王妃). Bila ''ō'' dimaknai sebagai raja, ''ōhi'' bermakna permaisuri raja. Sama seperti ''naishinnō'', ''joō'' akan kehilangan kedudukannya sebagai anggota keluarga kekaisaran bila menikah dengan orang di luar dinasti.
 
== Catatan kaki ==
{{Reflist|2}}
 
Baris 85 ⟶ 89:
* Asakawa, Kan'ichi (1903). [https://books.google.com/books?id=K1MuAAAAYAAJ&dq=The+Early+Institutional+Life+of+Japan.&source=gbs_navlinks_s ''The Early Institutional Life of Japan'']. Tokyo: [[Shueisha]]. {{OCLC|4427686}}; [http://openlibrary.org/books/OL6961540M/early_institutional_life_of_Japan ''see'' online, multi-formatted, full-text book at openlibrary.org]
* Screech, Timon (2006). ''Secret Memoirs of the Shoguns: Isaac Titsingh and Japan, 1779–1822.'' London: RoutledgeCurzon. ISBN 0-7007-1720-X; ISBN 978-0-7007-1720-0.
* [http://www.heraldica.org/topics/royalty/japan.htm The Emperor of Japan], explanationpenjelasan ofmakna the"kaisar" titledalam ofterminologi Emperor in the context of western terminologyBarat
 
== Pranala luar ==