Kajian budaya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
BP90Vincentius (bicara | kontrib)
→‎Rujukan: pembetulan kateg
 
(14 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Karl Marx.jpg|thumbjmpl|180px|rightka|Dasar kajian budaya adalah Marxisme]]
 
'''Kajian Budayabudaya''' ([[Inggris]]:''Cultural{{lang-en|cultural Studies''studies}}) adalah suatu cara pandang [[teoritisteoretis]] mengenai suatu [[objek]] dengan perspektif bidang [[kritik sastra]], [[sosiologi]], [[sejarah]], kajian [[media]], dan berbagai bidang lainnya.<ref name="Storey"> {{cite book|author=John Storey|editor=John Storey |title=What is Cultural Studies? (Cultural Studies: an introduction)|year=1996|publisher=Arnold|location=London|ISBN=0-340-65240-3|page=1-3}} </ref> Kajian budaya merupakan bidang [[interdisipliner]] yang mengambil berbagai cara pandang dari ilmu lain untuk meneliti hubungan antara kebudayaan dengan [[politik]] atau [[kekuasaan]].<ref name="barker"> {{cite book|title=Cultural Studies:Teori dan Praktik|author=Chris Barker|year=2005|page=8|publisher=Bentang|location=Yogyakarta|ISBN=979-3062-37-1}} </ref> Objek kajian budaya tidak hanya dipahami secara sempit mengenai [[seni]] atau [[kebudayaan]], namuntetapi juga menyetuh kehidupan sehari-hari manusia yang menyangkut [[budaya populer]]. <ref name="Storey"/> Namun demikian, kajian budaya tidak bisa di[[reduksi]] menjadi kajian budaya populer walaupun proyek utama kajian budaya adalah mengkaji budaya populer.<ref name="Storey"/> [[Teks]], sebagai objek kajian, dalam kajian budaya tidak hanya dipandang secara sempit, namuntetapi dipandang menyentuh unsur [[subjektivitas]] dan latar belakang [[sosial]] yang membentuk sebuah teks.<ref name="Storey"/> Asumsi dasar kajian budaya adalah [[Marxisme]]<ref name="Storey"/>
 
== Sejarah Munculnya Kajian Budaya==
Seperti yang Dennis Dworkin tulis,<ref>Dworkin, Dennis. ''Cultural Marxism in Post-War Britain: History, the New Left, and the Origins of Cultural Studies'' (Durham and London: Duke University Press, 1997), p. 116.</ref> "momen kritis" pada awal studi budaya sebagai kajian ketika [[Richard Hoggart]] menggunakan istilah tersebut pada tahun 1964 dalam mendirikan Pusat Studi Budaya Kontemporer Birmingham atau CCCS.<ref>see also Corner, John (1991), "Postscript: Studying Culture—Reflections and Assessment: An Interview with Richard Hoggart." ''Media, Culture and Society'', Vol. 13, No. 2, April.</ref>
Sejarah munculnya kajian budaya yang dimulai di Inggris tidak bisa dilepaskan dari situasi pascaperang.<ref name="turner"> {{cite book|title=British Cultural Studies, an introduction|author=Graeme Turner|year=2003|publisher=Routledge|location=London|page=33}} </ref> Era baru di Inggris ini ditandai dengan [[modernitas]] dan budaya populer Amerika yang menjadi tren dalam masyarakat.<ref name="turner"/> Selain itu dalam dunia pengetahuan mulai muncul ketertarikan untuk mempelajari budaya kelas menengah dan komunitasnya.<ref name="turner"/> Akan tetapi istilah kajian budaya dalam dunia intelektual baru muncul tahun 1964.<ref name="hall"> {{cite book|author=Stuart Hall|title=Budaya Media Bahasa|year=2011|publisher=Jalasutra|location=Yogyakarta|page=ix-xi|ISBN=978-602-8252-52-2}} </ref> Pada tahun tersebut [[Richard Hoggart]] mendirikan ''[[Centre for Cultural Studies]]'' yang merupakan pusat penelitian pascasarjana [[Universitas Birmingham]] Inspirasi pendirian pusat penelitian ini adalah karya Hoggart yang berjudul ''[[The Uses of Literacy]]'' pada pertengahan tahun 1950-an.<ref name="hall"/> Richard Hoggart memimpin pusat penilitian itu dari tahun 1964-1968, kemudian dilanjutkan oleh [[Stuart Hall]] dari tahun 1968-1979.<ref name="hall"/> Tema dan topik pembicaraan mengenai kajian budaya semakin kuat setelah terbit kumpulan esai terbitan pusat penelitian kajian budaya ini yang berjudul ''Raison d'etre''.<ref name="hall"/> Esai-esai yang dikumpulkan merupakan hasil evaluasi dan refleksi kinerja pusat penelitian tersebut sampai dengan tahun 1979.<ref name="hall"/>
 
Hoggart menunjuk [[Stuart Hall (ahli teori kebudayaan)|Stuart Hall]] sebagai asistennya, dan Hall secara efektif mengarahkan CCCS pada 1968,<ref>Ioan Davies, "British Cultural Marxism," ''International Journal of Politics, Culture and Society'' 4(3) (1991): 323-344, p. 328.</ref> mengambil alih secara resmi sebagai Direktur pada tahun 1969 ketika Hoggart pensiun. Setelah itu, disiplin ilmu ini menjadi erat terkait dengan pekerjaan Hall.
==Budaya dalam Kajian Budaya==
Apa yang dimaksud dengan "budaya" dalam kajian budaya bersifat lebih [[politis]] daripada [[estetis]].<ref name="john"> {{cite book|title=Cultural Studies dan Kajian Budaya Pop|author=John Storey|year=2008|publisher=Jalasutra|location=Yogyakarta|ISBN=979-3684-68-2|page=2=4}} </ref> Budaya yang menjadi objek kajian budaya bukanlah budaya sebagai objek yang bernilai [[seni]] tinggi.<ref name="john"/> Budaya yang dimaksud bukan pula dalam pengertian sebuah perkembangan seni, intelektual dan spiritual.<ref name="john"/> Budaya yang menjadi objek kajian budaya adalah budaya sebagai teks dan kehidupan sehari-hari.<ref name="john"/> Dengan demikian objek kajian budaya bisa mencakup budaya populer yang mungkin tidak dianggap bernilai seni tinggi, bahkan salah satu proyek terpenting dalam kajian budaya adalah mengkaji budaya populer.<ref name="john"/>
 
==Kajian= BudayaAwal dantahun Marxisme===
Dari tahun 1960-an dan seterusnya, kepeloporannya Stuart Hall, bersama dengan rekan-rekannya dan mahasiswa pascasarjana termasuk Paul Willis, Dick Hebdige, David Morley, Charlotte Brunsdon, John Clarke, Richard Dyer, Judith Williamson, Richard Johnson, Iain Chambers, Dorothy Hobson, Chris Weedon, Tony Jefferson, Michael Green and Angela McRobbie, menciptakan sebuah gerakan intelektual internasional. Banyak sarjana kajian budaya menggunakan metode-metode analisis Marxis, mengeksplorasi hubungan antara bentuk-bentuk budaya (suprastruktur) dan ekonomi politik (dasar). Pada 1970-an, kelas pekerja politik tangguh Inggris menurun. Industri manufaktur Inggris yang memudar dan serikat-serikat menyusut. Namun jutaan kelas pekerja warga Inggris mendukung munculnya [[Margaret Thatcher]]. Untuk Stuart Hall dan teoretisi Marxis lainnya, pergeseran dalam loyalitas dari Partai Buruh ke Partai Konservatif itu bertentangan dengan kepentingan kelas pekerja dan harus dijelaskan dalam hal politik budaya.
Kajian Budaya bukanlah bagian dari Marxisme, tetapi dasar-dasar kajian budaya banyak berasal dari Marxisme.<ref name="barker"/> Kajian budaya dan Marxisme sama-sama memandang bahwa kehidupan manusia dilingkari oleh struktur dan regulasi di luar dirinya.<ref name="barker"/> Dalam paradigma yang sama ini baik sebagaimana Marxisme kajian mempunyai komitmen untuk merombak struktur dan melakukan perubahan lewat kombinasi antara teori dan praktik.<ref name="barker"/> Dengan pengaruh dari Marxisme kajian budaya menganalisa untuk memamahami makna dari suatu teks dan praktik budaya dalam konteks sosial dan sejarahnya.<ref name="john"/> Selain itu kajian budaya setuju dengan pandangan Marxis bahwa masyarakat kapitalis telah dikelompokan secara tidak adil menurut, garis keturunan, [[ras]], kelas dan [[gender]].<ref name="john"/> Kajian budaya merombak pengelompokan suatu karya, prkatik budaya, atau teks atas dasar dominasi politis suatu kelompok tertentu.<ref name="john"/>
 
=== Teori hegemoni ===
Dalam rangka untuk memahami situasi politik yang berubah dari kelas, politik dan budaya di Inggris, sarjana di CCCS beralih ke pekerjaan [[Antonio Gramsci]], seorang pemikir Italia tahun 1920-an dan 30-an. Gramsci telah prihatin dengan masalah yang sama: mengapa buruh Italia dan petani memilih fasis? Dengan kata lain, mengapa orang-orang yang bekerja memilih untuk memberikan kontrol yang lebih kepada perusahaan dan melihat hak-hak dan kebebasan mereka sendiri diabaikan? Gramsci memodifikasi Marxisme klasik dalam melihat budaya sebagai instrumen kunci kontrol politik dan sosial. Dalam pandangan ini, kapitalis digunakan tidak hanya untuk kekerasan (polisi, penjara, represi, militer) untuk mempertahankan kontrol, tetapi juga merambah budaya sehari-hari orang yang bekerja. Dengan demikian, rubrik utama bagi Gramsci dan kajian budaya adalah bahwa tentang hegemoni budaya.
 
[[Scott Lash]] menulis:
{{quote|text=Dalam karya Hall, Hebdige dan McRobbie, budaya populer datang ke bagian depan ... Apa yang Gramsci berikan tentang hal ini adalah pentingnya persetujuan dan budaya. Jika Marxis mendasar melihat kekuatan dalam hal kelas-versus-kelas, maka Gramsci memberikan kepada kita sebuah pertanyaan dari aliansi kelas. Munculnya kajian budaya itu sendiri didasarkan pada penurunan keunggulan mendasar dalam kelas-versus-kelas politik.<ref>Lash, pp. 68-9.</ref>}}
 
== Budaya dalam Kajian Budaya ==
Apa yang dimaksud dengan "budaya" dalam kajian budaya bersifat lebih [[politis]] daripada [[estetis]].<ref name="john"> {{cite book|title=Cultural Studies dan Kajian Budaya Pop|author=John Storey|year=2008|publisher=Jalasutra|location=Yogyakarta|ISBN=979-3684-68-2|page=2=4}} </ref> Budaya yang menjadi objek kajian budaya bukanlah budaya sebagai objek yang bernilai [[seni]] tinggi.<ref name="john"/> Budaya yang dimaksud bukan pula dalam pengertian sebuah perkembangan seni, intelektual dan spiritual.<ref name="john"/> Budaya yang menjadi objek kajian budaya adalah budaya sebagai teks dan kehidupan sehari-hari.<ref name="john"/> Dengan demikian objek kajian budaya bisa mencakup budaya populer yang mungkin tidak dianggap bernilai seni tinggi, bahkan salah satu proyek terpenting dalam kajian budaya adalah mengkaji budaya populer.<ref name="john"/>
 
== Kajian Budaya dan Marxisme ==
Kajian Budaya bukanlah bagian dari Marxisme, tetapi dasar-dasar kajian budaya banyak berasal dari Marxisme.<ref name="barker"/> Kajian budaya dan Marxisme sama-sama memandang bahwa kehidupan manusia dilingkari oleh struktur dan regulasi di luar dirinya.<ref name="barker"/> Dalam paradigma yang sama ini baik sebagaimana Marxisme kajian mempunyai komitmen untuk merombak struktur dan melakukan perubahan lewat kombinasi antara teori dan praktik.<ref name="barker"/> Dengan pengaruh dari Marxisme kajian budaya menganalisamenganalisis untuk memamahami makna dari suatu teks dan praktik budaya dalam konteks sosial dan sejarahnya.<ref name="john"/> Selain itu kajian budaya setuju dengan pandangan Marxis bahwa masyarakat kapitalis telah dikelompokan secara tidak adil menurut, garis keturunan, [[ras]], kelas dan [[gender]].<ref name="john"/> Kajian budaya merombak pengelompokan suatu karya, prkatik budaya, atau teks atas dasar dominasi politis suatu kelompok tertentu.<ref name="john"/>
== Rujukan ==
{{reflist}}
 
{{Ilmu sosial}}
 
[[Kategori:BudayaIlmu Populersosial|Budaya]]
[[Kategori:Ideologi]]
[[Kategori:Marxisme]]
[[Kategori:Budaya]]
[[Kategori:Budaya Populer]]