Kakoleh

variasi makanan khas Indonesia
Revisi sejak 7 Juni 2022 02.56 oleh Bayuandhini (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi ''''Kakoleh''' atau '''Kakulih''' adalah salah satu kue tradisional khas Kalimantan Selatan yang biasanya disajikan saat ada acara besar. Kue ini biasanya dihidingkan sebagai santapan terakhir dalam sebuah acara. <ref>{{Cite web|last=Sriwahyuni|first=Umi|date=2015-05-03|title=Kokoleh Didaulat Sebagai Santapan Penutup Rangkaian Hajatan|url=https://banjarmasin.tribunnews.com/2015/05/03/kokoleh-didaulat-sebagai-santapan-penutup-rangkaian-hajatan|website=Tribunnew...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Kakoleh atau Kakulih adalah salah satu kue tradisional khas Kalimantan Selatan yang biasanya disajikan saat ada acara besar. Kue ini biasanya dihidingkan sebagai santapan terakhir dalam sebuah acara. [1] Kue Kakoleh terbuat dari adonan tepung beras yang diberi pewarna hijau dan dimakan bersama dengan kuah kinca.

Kue ini sekilas mirip dengan bubur sumsum dari tampilannya, namun yang membedakan adalah tekstur kue Kakoleh lebih padat dikarenakan menggunakan air kapur dalam adonannya sehingga tidak memiliki tekstur lembut seperti bubur. Selama proses pembuatannya, adonan diaduk terus menerus dengan tujuan agar adonan tidak lengket dan kering.

Budaya

Kue Kakoleh biasanya disajikan di akhir acara dengan tujuan untuk mengembalikan tenaga setelah berkegiatan. Selain itu, kue ini juga sering dijual saat bulan Ramadan sebagai takjil berbuka puasa. [2] Selain itu, kue ini juga hadir saat acara tanam padi perdana oleh suku Banjar yang tinggal di Mekarsari, Barito Kuala. Penyajian kue ini merupakan simbol dari istilah bapakoleh (memperoleh hasil) dengan harapan memperoleh hasil panen yang bagus nantinya. [3]

Kue Kakoleh akan dimakan bersama keluarga petani setelah ritual bamula batanam/batunjang selesai. Setelah penanaman padi selesai, biasanya akan ada acara selamatan tuntung tanam yang mana Kakoleh juga akan hadir namun hanya sebagai syarat. [3]

Referensi

  1. ^ Sriwahyuni, Umi (2015-05-03). "Kokoleh Didaulat Sebagai Santapan Penutup Rangkaian Hajatan". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2022-06-07. 
  2. ^ Kulinear.ID, Rosita Maela Sari- (2021-07-25). "Si manis pengisi tenaga, Kokoleh wajib ada saat acara adat Banjar selesai - Kulinear - Halaman 2". Si manis pengisi tenaga, Kokoleh wajib ada saat acara adat Banjar selesai - Kulinear - Halaman 2. Diakses tanggal 2022-06-07. 
  3. ^ a b Hastuti, Karunia, dkk. (2019). Etno-agrikultur Suku Banjar di Lahan Rawa Pasang Surut. Malang: Media Nusa Creative. hlm. 123, 129–130. ISBN 978-602-462-228-2.