Kampanye Joko Widodo-Jusuf Kalla dalam pemilihan umum Presiden Indonesia 2014: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Walikota → Wali kota |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(22 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox election campaign
| name
| logo
| campaigned_for
| candidate
| status
| cand_id
| fec_date
| affiliation
| headquarters
| key_people
|framestyle=border:none; padding:0; <!--as above-->
|title=Penasihat:
|1=[[Megawati Soekarnoputri]]|2=[[Muhaimin Iskandar]]|3=[[
|framestyle=border:none; padding:0; <!--as above-->
|title=Juru bicara:
|1=
|
|
|
▲| chant =
{{Seri Joko Widodo}}
'''Kampanye kepresidenan Joko Widodo 2014''' diumumkan pada 14 Maret 2014, ketika partai politiknya [[PDI-P]] mendeklarasikan dia sebagai kandidat dari partai untuk pemilihan umum mendatang pada tahun 2014. Dia saat itu menjabat [[Gubernur Jakarta]], dan sebelumnya Wali kota [[Surakarta]]. Dengan mantan wakil presiden [[Jusuf Kalla]] sebagai pasangannya, dia terpilih sebagai [[Presiden Indonesia]] setelah pemilihan umum pada tanggal 9 Juli dan pengumuman resmi [[Komisi Pemilihan Umum|KPU]] pada 22 Juli.
Baris 34 ⟶ 30:
Pada tahun 2012, [[Joko Widodo]] (populer dikenal sebagai Jokowi) terpilih sebagai [[Gubernur Jakarta]] setelah mengalahkan petahana [[Fauzi Bowo]] dalam [[Pemilihan umum Gubernur Jakarta 2012]]. Setelah memasuki politik pada tahun 2005 sebagai wali kota di kota kelahirannya [[Surakarta]], banyak media nasional dan internasional menggambarkannya sebagai "bintang baru",<ref>{{cite news|last1=Kaye|first1=Melati|title='Sinking' Jakarta pins hopes on rising star|url=https://www.aljazeera.com/indepth/features/2013/01/20131306461717780.html|accessdate=10 May 2018|work=[[Al Jazeera]]|date=4 February 2013}}</ref><ref name="npr">{{cite news|title=Jakarta's New Governor Seen As A Rising Star|url=https://www.npr.org/2012/12/26/167707764/jakartas-new-governor-seen-as-a-rising-star|accessdate=10 May 2018|last=Kuhn|first=Anthony|work=[[NPR]]|language=en}}</ref> dengan ''Bloomberg'' menggambarkannya sebagai "politisi Indonesia yang paling menjanjikan".<ref>{{cite news|last1=Mishra|first1=Pankaj|title=Indonesia’s New Economic Model|url=https://www.bloomberg.com/view/articles/2012-11-04/indonesia-s-new-economic-model|accessdate=10 May 2018|work=Bloomberg L.P.|date=4 November 2012}}</ref> Selama pemilihan umum gubernur yang disebutkan sebelumnya, kampanyenya menggambarkannya sebagai seorang reformis yang berbeda dengan kandidat lain dan menggunakan pendekatan nonformal yang menarik langsung kepada para pemilih. Dia juga digambarkan sebagai "kesayangan media" karena hubungannya yang dekat dengan wartawan dan pelopor media sosial, dengan tim kampanyenya mengunggah semua materi kampanye ke [[YouTube]].<ref>{{cite news|last1=Abidin|first1=Indira|title=A new style of political communications: engaging with the people of Indonesia|url=https://www.ipra.org/news/itle/a-new-style-of-political-communications-engaging-with-the-people-of-indonesia/|accessdate=10 May 2018|work=International Public Relations Association|date=April 2013}}</ref>
Dengan presiden petahana [[Susilo Bambang Yudhoyono]] mencapai batas masa jabatannya pada tahun 2014, Jokowi dipandang sebagai pesaing utama untuk posisi tersebut karena popularitasnya dan dia memuncaki jajak pendapat awal.<ref>{{cite news|last1=Bland|first1=Ben|title=Indonesia: A delicate succession|url=https://www.ft.com/content/4b31a456-0021-11e3-ba6b-00144feab7de|accessdate=10 May 2018|work=Financial Times|date=11 August 2013}}</ref> Awalnya, Jokowi sendiri tidak secara langsung menanggapi pertanyaan media tentang kemungkinan pencalonannya.<ref name="npr"/><ref>{{
== Garis waktu ==
=== Deklarasi ===
Pada 14 Maret 2014, Ketua Umum [[PDI-P]] [[Megawati Soekarnoputri]] mengumumkan bahwa partainya akan mendukung pencalonan Jokowi dalam pemilihan umum presiden 2014 pada bulan Juli tahun itu.<ref>{{cite news|last1=Croft-Cusworth|first1=Catriona|title=Indonesia: Jokowi announces presidential run|url=https://www.lowyinstitute.org/the-interpreter/indonesia-jokowi-announces-presidential-run|accessdate=10 May 2018|work=The Interpreter|date=15 March 2014}}</ref> Sehari sebelumnya, Jokowi menemani Megawati dalam ziarah ke makam ayah Megawati dan presiden pertama Indonesia [[Sukarno]].<ref>{{
Setelah deklarasi ini, indeks [[IHSG]] melesat 152,47 poin menjadi 4.878,64,<ref>{{
=== Pendaftaran ===
[[Berkas:Jokowi Prabowo nomor urut.jpg|jmpl|Para kandidat setelah diberikan nomor urut pasangan mereka. Kiri ke kanan: [[Hatta Rajasa]], [[Prabowo Subianto]], [[Joko Widodo]], dan [[Jusuf Kalla]]]]
Setelah pemilihan legislatif diadakan pada 9 April 2014, dengan hasil yang diumumkan pada 10 Mei, partai politik Jokowi [[PDI-P]] memperoleh suara terbanyak dengan suara populer 18,95%.<ref>{{cite news|title=Official Result of the Indonesian Legislative Election 2014 Released|url=https://www.indonesia-investments.com/id/news/todays-headlines/official-result-of-the-indonesian-legislative-election-2014-released/item1978|accessdate=10 May 2018|work=Indonesia Investments|date=10 May 2014}}</ref> PDI-P memperoleh 109 kursi di [[Dewan Perwakilan Rakyat]], kurang 3 kursi dari yang dibutuhkan untuk bisa menggusung sendiri pasangan calon presiden dan wakil presiden dan karenanya harus membentuk koalisi untuk melakukannya.<ref>{{
Pada tanggal 19 Mei 2014, Jokowi mengumumkan bahwa [[Jusuf Kalla]] akan menjadi calon wakil presidennya.<ref name="deklarasicawapres"/> Pengumuman sekaligus deklarasi tersebut berlangsung di Gedung Joeang 45 di [[Menteng]], [[Jakarta]].<ref name="deklarasicawapres">[http://nasional.kompas.com/read/2014/05/19/1203166/Jokowi.Cawapres.Saya.Jusuf.Kalla Jokowi: Cawapres Saya Jusuf Kalla], diakses di situs Kompas pada tanggal 25 Mei 2014</ref> Pencalonan tersebut didukung oleh koalisi [[Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan]], [[Partai NasDem]], [[Partai Kebangkitan Bangsa]], dan [[Partai Hanura]].<ref name="deklarasicawapres"/> [[Golkar]], yang awalnya menyatakan dukungan terhadap Jokowi, berganti mendukung [[Prabowo Subianto]]–[[Hatta Rajasa]] meskipun Jusuf Kalla merupakan mantan ketua umum Golkar.<ref>{{cite news|last1=Jensen|first1=Fergus|last2=Kapoor|first2=Kanupriya|title=Indonesian presidential election suddenly looks like a real race|url=https://reuters.com/article/uk-indonesia-election-jokowi/indonesian-presidential-election-suddenly-looks-like-a-real-race-idUKKBN0DZ0UL20140519|accessdate=11 May 2018|work=Reuters|date=19 April 2014}}</ref> Pada hari yang sama, Jokowi dan Jusuf Kalla secara resmi mendaftar di [[Komisi Pemilihan Umum]],<ref>[http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2014/05/140519_indonesia_peresmian_jokojk.shtml Jokowi dan JK daftar ke KPU], diakses di situs BBC Indonesia pada tanggal 25 Mei 2014.</ref> didampingi politisi [[Puan Maharani]] dan [[Tjahjo Kumolo]].<ref>{{
Pada 23 Mei, tim kampanye nasional Jokowi-JK didirikan. Yang termasuk dalam tim tersebut yaitu ketua umum partai politik koalisi sebagai penasihat: [[Megawati Soekarnoputri]], [[Muhaimin Iskandar]], [[Surya Paloh]] dan [[Wiranto]]. Tim ini diketuai oleh sekretaris jenderal [[PDI-P]] dan anggota [[Dewan Perwakilan Rakyat]] (DPR) [[Tjahjo Kumolo]], dan mencakup anggota parlemen dari partai koalisi, jenderal purnawirawan seperti [[Luhut Binsar Pandjaitan]] dan [[A. M. Hendropriyono]], dan tokoh agama seperti mantan ketua umum [[Nahdlatul Ulama]] [[Hasyim Muzadi]]. Akademisi [[Anies Baswedan]] dan mantan wali kota [[Kota Blitar|Blitar]] [[Djarot Saiful Hidayat]], keduanya kelak akan menjadi [[Gubernur DKI Jakarta]], juga termasuk dalam tim ini.<ref name="timses"/> Kantor pusat tim kampanye berada di Jalan Sisingamangaraja, di kecamatan [[Kebayoran Baru]], [[Jakarta Selatan]].<ref>{{
Nomor urut pilpres ditentukan pada 1 Juni, dengan Prabowo-Hatta mendapatkan nomor 1 dan Jokowi-JK nomor 2.<ref>{{cite news|title=Nomor urut pilpres: Prabowo-Hatta satu, Jokowi-JK dua|url=http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2014/06/140601_pilpres_nomor_urut|accessdate=11 May 2018|work=BBC Indonesia|date=1 June 2014|language=id}}</ref> Masa kampanye dimulai secara resmi pada 4 Juni dan perakhir pada 5 Juli.<ref>{{
=== Kampanye ===
Jokowi memulai kampanye di [[Papua]] pada awal Juni 2014.<ref>{{
Karena Jokowi mendapatkan nomor 2, grup musik rock [[Slank]] membuat sebuah lagu untuk kampanyenya, yaitu "Salam Dua Jari".<ref>{{cite news |last1=Danubrata |first1=Eveline |last2=Asprihanto |first2=Heru |title=Give us jobs, not rock songs, say Indonesia's young voters |url=https://www.reuters.com/article/us-indonesia-election-youth/give-us-jobs-not-rock-songs-say-indonesias-young-voters-idUSKBN0F206T20140627 |accessdate=3 June 2018 |work=Reuters |date=27 June 2014}}</ref> Sebuah konser dengan nama yang sama diselenggarakan di [[Stadion Gelora Bung Karno]], yang didatangi Jokowi.<ref>{{cite news |title=Jokowi to attend 'Two Finger Salute' concert |url=http://www.thejakartapost.com/news/2014/07/05/jokowi-attend-two-finger-salute-concert.html |accessdate=3 June 2018 |work=The Jakarta Post |date=5 July 2014}}</ref> Konser lainnya yang bernama sama dan lebih kecil juga diselenggarakan di beberapa kota di Jawa Barat.<ref>{{cite news |title=Megawati Akan Hadiri Konser Salam Dua Jari |url=http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/14/06/26/n7rrhq-megawati-akan-hadiri-konser-salam-dua-jari |accessdate=3 June 2018 |work=Republika |date=26 June 2014 |language=id}}</ref>
Baris 61 ⟶ 57:
==== Media sosial ====
Anggota parlemen dan wakil ketua umum [[Gerindra]] [[Fadli Zon]] menuduh bahwa kandidat partainya dan partainya mendapatkan banjir serangan di media sosial, dan mengepos sebuah puisi di Twitter yang menyebut penyerang itu "[[pasukan nasi bungkus]]" (panasbung).<ref>{{
Relawan dan staf dalam tim kampanye sosial media Jokowi dibagi menjadi "suportif" (mengepos berita positif mengenai Jokowi-JK), "defensif" (membela pasangan Jokowi-JK) dan "ofensif" (menyerang pasangan Prabowo-Hatta).<ref>{{
=== Visi dan misi kampanye ===
[[Berkas:Jokowi blusukan.jpg|jmpl|Jokowi sedang ''blusukan'']]
Dalam dokumen yang diberikan kepada Komisi Pemilihan Umum, visi misi Jokowi-Jusuf Kalla diberi judul "Jalan Perubahan untuk Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian'". Visi misi tersebut dimulai dengan memaparkan tiga masalah utama bangsa, yaitu "merosotnya kewibawaan negara", "melemahnya sendi-sendi perekonomian nasional", dan "merebaknya intoleransi dan krisis kepribadian bangsa". Selanjutnya, mereka menyatakan akan menggunakan [[Pancasila]] dan [[Trisakti]] sebagai panduan. Dokumen sepanjang 42 halaman tersebut kemudian merincikan visi, misi, dan program yang akan mereka jalankan bila terpilih sebagai presiden dan wakil presiden, dengan 12 agenda strategis untuk mewujudkan kedaulatan politik Indonesia, 16 agenda strategis untuk kemandirian ekonomi, dan 3 agenda strategis untuk Indonesia yang berkepribadian dalam kebudayaan, dengan 9 agenda di antaranya menjadi agenda prioritas.<ref>[http://news.detik.com/pemilu2014/read/2014/05/20/113659/2586880/1562/ini-visi-misi-jokowi-jusuf-kalla?992204topnews Ini Visi Misi Jokowi-Jusuf Kalla] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140525200559/http://news.detik.com/pemilu2014/read/2014/05/20/113659/2586880/1562/ini-visi-misi-jokowi-jusuf-kalla?992204topnews |date=2014-05-25 }}, diakses di situs Detik pada tanggal 25 Mei 2014.</ref> Sementara itu, dalam dialog langsung dengan presenter [[Metro TV]] Prisca Niken pada malam tanggal 24 Mei 2014, Jokowi juga menyatakan bahwa visi misinya adalah "revolusi mental dari negativisme menjadi positivisme", karena menurutnya Indonesia
Di media, Joko Widodo pernah menyatakan bahwa kebijakan [[ekonomi Indonesia]] perlu difokuskan pada dua sektor, yaitu [[pertanian]] dan [[energi]].<ref name="ekonomijokowi">[http://pemilu.tempo.co/read/news/2014/04/15/269570964/Di-Forum-Pemred-Jokowi-Bicara-Visi-Ekonomi ''Di Forum Pemred, Jokowi Bicara Visi Ekonomi ''.] Diakses dari situs Tempo pada 16 April 2014</ref> Menurutnya, "ke depan, kita sebagai perusahaan, korporasi, atau negara sebaiknya punya program utama, apa yang mau kita fokuskan. Negara kita hanya ada dua yang harusnya kita fokuskan: pertanian, sehingga terjadi kedaulatan pangan; dan kedua, energi".<ref name="ekonomijokowi"/> Jokowi berpendapat bahwa kebijakan pertanian Indonesia tidak maksimal karena pemerintah tidak mengoptimalkan kebijakan pada sektor pertanian dan kelautan.<ref name="ekonomijokowi"/> Ia juga meyakini bahwa alokasi [[APBN|anggaran]] untuk perguruan tinggi dan penelitian pertanian perlu ditingkatkan untuk menuai hasil yang optimal.<ref name="ekonomijokowi"/>
Baris 81 ⟶ 77:
[[Kategori:Joko Widodo]]
[[Kategori:Pemilihan umum
[[Kategori:Kampanye Presiden Indonesia]]
|