Karangsemi, Gondang, Nganjuk: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rescuing 2 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8.6 |
k Penambahan pada informasi |
||
(3 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 7:
|kecamatan =Gondang
|kode pos =64451
|luas =343,84 Ha
|
|koordinat=Longitude 111.99329 Latitude -7.559716.|agama=Mayoritas Islam}}
'''Karangsemi''' ([[Hanacaraka]]: ꦏꦫꦁꦱꦺꦩꦶ) adalah sebuah desa di Kecamatan [[Gondang, Nganjuk|Gondang]], [[Kabupaten Nganjuk]], Provinsi [[Jawa Timur]]. Desa Karangsemi meliputi dusun Pilangglenteng, yang mempunyai perbatasan dengan Desa [[Balonggebang, Gondang, Nganjuk|Balonggebang]] di sebelah utara, Desa [[Mojoseto, Gondang, Nganjuk|Mojoseto]] di sebelah barat, Desa [[Demangan, Tanjunganom, Nganjuk|Demangan]] di sebelah selatan, dan Desa [[Senjayan, Gondang, Nganjuk|Sanjayan]] di sebelah timur. Pada zaman dahulu, Karangsemi dikenal dengan nama Karangmanglo.
▲'''Karangsemi''' ([[Hanacaraka]]: ꦏꦫꦁꦱꦺꦩꦶ) adalah sebuah desa di Kecamatan [[Gondang, Nganjuk|Gondang]], [[Kabupaten Nganjuk]], Provinsi [[Jawa Timur]]. Desa Karangsemi meliputi dusun Pilangglenteng, yang mempunyai perbatasan dengan Desa [[Balonggebang, Gondang, Nganjuk|Balonggebang]] di sebelah utara, Desa [[Mojoseto, Gondang, Nganjuk|Mojoseto]] di sebelah barat, Desa [[Demangan, Tanjunganom, Nganjuk|Demangan]] di sebelah selatan, dan Desa [[Senjayan, Gondang, Nganjuk|Sanjayan]] di sebelah timur. Pada zaman dahulu, Karangsemi dikenal dengan nama Karangmanglo.
== Sejarah ==
=== Ki Ageng Keniten ===
Desa Karangsemi sangat berhubungan dengan Makam Ki Ageng Keniten. Ki Ageng Keniten merupakan seorang raja dari kerajaan kecil yang bernama Pujon Manis. Makam itu sekitar 500 meter dari jembatan Karangsemi. Kerajaan Pujon Manis merupakan kerajaan kecil di bawah kekuasaan Kerajaan Mataram.
Ki Ageng Keniten merupakan orang yang sakti mandraguna pernah mokong (bandel) tidak setor upeti ke Kerajaan Mataram. Suatu saat beliau kena rayuan gadis penjual jamu di Pasar Ngareman yang kemudian oleh Ki Ageng Keniten diajak ke Kerajaan Pujon Manis. Ki Ageng Keniten terlena menyampaikan kelemahannya yang terletak di tenggorokan kepada gadis penjual jamu, yang ternyata putri dari pejabat Kerajaan Mataram. Karena sudah tahu kelemahannya, Ki Ageng Keniten diserang oleh Kerajaan Mataram. "Karena tidak ada persiapan maka Kerajaan Pujon Manis dapat dikalahkan dengan mudah dan akhirnya lari ke arah utara dan diadang oleh Prajurit Kademangan di Dusun Ngrajek. Lari lagi dan menyelinap di bawah pohon bendo dan melarikan ke Kadipaten Kandangan lalu melarikan diri ke arah utara dengan darah yang berceceran. Karena kena pusaka prajurit Mataram tersebut, lari sampai ke Desa [[Demangan, Tanjunganom, Nganjuk|Demangan]] dan sebelum meninggal ia berpesan kepada para pengikutnya bahwa nanti kalau meninggal supaya dikubur di sebelah utara Sungai Widas. Namun oleh prajurit dikubur di selatan Sungai Widas. pada malam harinya terjadi hujan dan seperti ada kekuatan gaib. Sebuah selendang menghantam tanah kosong di selatan makam. Aliran [[Kali Widas|Sungai Widas]] kemudian berbelok ke tanah tersebut. Sehingga Makam Ki Ageng Keniten jadi berada di utara sungai. Kemudian prajuritnya dikutuk menjadi seekor kera yang jumlahnya 250 tidak bisa kurang dan lebih. Apabila ada yang membunuh maka orang tersebut akan ikut mati pada Hari Jumat pahing. ▼
▲Ki Ageng Keniten merupakan orang yang sakti mandraguna pernah mokong (bandel) tidak setor upeti ke [[Kesultanan Mataram|Kerajaan Mataram]]. Suatu saat beliau kena rayuan gadis penjual jamu di Pasar Ngareman yang kemudian oleh Ki Ageng Keniten diajak ke Kerajaan Pujon Manis. Ki Ageng Keniten terlena menyampaikan kelemahannya yang terletak di tenggorokan kepada gadis penjual jamu, yang ternyata putri dari pejabat Kerajaan Mataram. Karena sudah tahu kelemahannya, Ki Ageng Keniten diserang oleh Kerajaan Mataram. "Karena tidak ada persiapan maka Kerajaan Pujon Manis dapat dikalahkan dengan mudah dan akhirnya lari ke arah utara dan diadang oleh Prajurit Kademangan di Dusun Ngrajek. Lari lagi dan menyelinap di bawah pohon bendo dan melarikan ke Kadipaten Kandangan lalu melarikan diri ke arah utara dengan darah yang berceceran. Karena kena pusaka prajurit Mataram tersebut, lari sampai ke Desa [[Demangan, Tanjunganom, Nganjuk|Demangan]] dan sebelum meninggal ia berpesan kepada para pengikutnya bahwa nanti kalau meninggal supaya dikubur di sebelah utara Sungai Widas. Namun oleh prajurit dikubur di selatan Sungai Widas. pada malam harinya terjadi hujan dan seperti ada kekuatan gaib. Sebuah selendang menghantam tanah kosong di selatan makam. Aliran [[Kali Widas|Sungai Widas]] kemudian berbelok ke tanah tersebut. Sehingga Makam Ki Ageng Keniten jadi berada di utara sungai. Kemudian prajuritnya dikutuk menjadi seekor kera yang jumlahnya 250 tidak bisa kurang dan lebih. Apabila ada yang membunuh maka orang tersebut akan ikut mati pada Hari Jumat pahing.
Setelah kejadian tersebut pengembara dari [[Kabupaten Bojonegoro|Bojonegoro]] merawat makam tersebut dan 4 tahun kemudian daerah ini dinamakan Desa Karangmanglo. Tapi 15 tahun kemudian karena perkembangan zaman desa ini diubah namanya menjadi Desa karangsemi.
=== Ki Ageng Keniten [https://gondang.nganjukkab.go.id/desa/karangsemi/profil/26 (Versi lain)] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20211105013741/https://gondang.nganjukkab.go.id/desa/karangsemi/profil/26 |date=2021-11-05 }} ===
Ki Ageng Keniten adalah seorang senopati perang pada jaman kerajaan Mataram yang mendapat tugas untuk mengamankan Mataram wilayah timur. Karena pada saat itu di wilayah timur Kerajaan
Ki Ageng Keniten dalam menjalankan tugasnya di wilayah timur Mataram memakan waktu yang brtahun-tahun, sehingga beliau tak kunjung kembali ke Mataram. Maka Raja Mataram mengirim telik sandi untuk mencari dimana keberadaan dan keadaan Ki Ageng Keniten. Telik sandi mataram yang dikirim oleh raja tersebut berhasil mengetahui keberadaan Ki Ageng Keniten dan melaporkan
Mendengar kabar dari telik sandinya, raja mataram memerintahkan kepada prajuitnya untuk mengajak Ki Ageng Keniten pulang kembali ke Mataram dengan cara baik-baik dan apabila Ki Ageng Keniten tetap tidak mau kembali secara baik-baik maka diperintahkan untuk menggunakan jalan kekerasan. Sesampainya prajurit itu di wilayah timur teryata Ki Ageng keniten tetap tidak mau kembali, akhirnya terjadilah peperangan antara prajurit mataram dengan pengikut Ki Ageng Keniten. Dalam pertempuran ini
Maka terjadilah pertempuran yang kedua kalinya antara prajuit mataram dan Ki ageng keniten beserta pengikutnya di daerah Desa
Sebelum beliau meninggal, Ki Ageng Keniten bercerita kepada para pengikutnya tentang jatidiri beliau yang sebenarnya. Bahwa sebenarnya beliau adalah seorang senopati mataram yang di utus oleh raja mataram untuk mengamakan wilayah timur dari ganguan keamanan. Beliau merasa kecewa dengan cara betempur prajurit mataram yang main keroyokan, maka beliau berpesan kepada para pengikutya bahwa sebagai kesatria dalam bertempur jangan main keroyokan, karena
Batu yang ada di sekitar makam yang seing di kerumuni kera itu disebut batu karang semedi, karena batu itu sering digunakan untuk alas sholat. Batu tesebut konon tidak mau di pindah pindah tepatnya.
Dengan adanya banyak yang kejadian aneh tersebut, warga masyarakat sekitar mempercayai bahwa Ki Ageng Keniten ( Mbah Karang mangklo ) itu adalah seorang yang sakti. Wilayah tempat dimakamkannya Mbah Karangmanglo berada di area Desa Karangsemi, pada waktu itu Desa Karangemi sendiri terbagi atas 3 (tiga ) wilayah yaitu Karangmanglo ( tempat makam Ki Ageng Keniten ), Karangsemi dan Karang Kletak, dan sekarang ketiganya menjadi Desa Karangsemi. Warga masyarakat Desa Karangsemi dalam memberikan penghormatan kepada makam Ki Ageng Keniten ( Mbah Karangmanglo ) adalah degan cara membawa tumpeng sebagai ungkapan rasa syukur dan shodaqoh ke makam beliau setiap malam jumat pahing. Selain itu warisan leluhur yang masih di lakukan oleh warga masyarakat Desa Karangsemi adalah Ritual Agung yang di gelar setiap tahun sekali, tepatnya di bulan besar tahun penanggalan jawa tepatnya pada malam jumat pahing dan dilanjutkan pada hari jumat paginya yang lebih di kenal dengan acara ''Bersih Desa Nyadran.'' Acara bersih desa Nyadran ini tidak hanya di laksnanakan oleh warga Desa Karangsemi saja tetapi juga di laksanakan ole warga Desa Mojoseto, yang dihadiri juga oleh Pejabat Kabupaten,
== Mitos Makam Ki Ageng Keniten ==
[[Berkas:Makam Ki Ageng.jpg|jmpl|Makam Ki Ageng Keniten terlihat dari depan pendopo]]
Di makam Ki Ageng Keniten di Desa Karangsemi kadang ada gerombolan kera yang datang ke makam tersebut. Mitos yang berkembang di masyarakat, pengunjung tidak boleh mengganggu kera tersebut. Kera yang muncul di area makam biasanya cari makan. Ada mitos juga pengunjung tidak boleh mengganggu. Konon, pengunjung atau siapa pun yang mengganggu kera tersebut akan tertimpa kesialan.
"Betul itu, dulu pernah ada pemburu menembak kera dan saat pulang sampai rumah orang tersebut meninggal dunia. Jadi saya selalu pesan jangan mengganggu kera yang kadang muncul," ungkap Wagiran (Juru Kunci).
Kera tersebut tidak setiap hari muncul di makam tersebut. Konon yang bisa menjumpai kera akan mendapat keberkahan. Biasanya yang menjumpai akan mendapatkan berkah mungkin rejeki juga. Kadang sembunyi di bambu pinggir Sungai Widas. Gerombolan kera tersebut, dalam mitosnya disebutkan sebagai jelmaan para prajurit Kerajaan Mataram, yang dikutuk oleh Ki Ageng Keniten. Konon dulu, prajurit Kerajaan Mataram menyerang Ki Ageng Keniten yang merupakan Senopati Mataram. Ki Ageng Keniten dianggap membangkang karena tidak mau kembali ke kerajaan saat mendapat tugas di Pujon Manis. Ki Ageng Keniten tidak suka cara pemerintahan Mataram yang sering main keroyok saat pertempuran. Main keroyok tersebut oleh Ki Ageng Keniten dianggap seperti kera.
Baris 70 ⟶ 65:
== Peristiwa ==
Sempat terjadi peristiwa penting di Desa Karangsemi yaitu :
# Nyadran atau Sedekah Desa di laksanakan setiap tahun, pada bulan besar di hari jum'at pahing.
Baris 76 ⟶ 71:
# Tahun 1931 Jembatan karangsemi dibangun oleh kolonial (Dessabrug Karangsemi gebuwd d/h regentschap in het jaar 1931).
# Tahun 1960 Desa Karangsemi mengalami musibah banjir yang menewaskan 2 orang.
# Tahun 1963 terjadi hujan debu akibat letusan Gunung Semeru dengan ketebalan 3
# Tahun 1965, 1970, 1977 para petani mengalami gagal panen.
# Tahun 1980 pembuatan jembatan sungai widas yang memakan korban 7 orang.
# Tahun 2011 Bulan April jembatan karangsemi terputus.
#Tahun 2014 Bulan Februari tanggal 14-15 Desa Karangsemi terkena efek letusan dari Gunung Kelud, Kediri.
# Tahun 2020 Bulan Oktober area makam Ki Ageng Keniten mengalami pemugaran.
==
https://gondang.nganjukkab.go.id/desa/karangsemi/profil/26 {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20211105013741/https://gondang.nganjukkab.go.id/desa/karangsemi/profil/26 |date=2021-11-05 }}
Baris 97 ⟶ 92:
{{Authority control}}
{{Kelurahan-stub}}
|