Kebakaran Besar London: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
FSV (bicara | kontrib)
'TheMonument20120703p9.jpg' -> 'The Monument, London 1.jpg' using GlobalReplace v0.1a - Fastily's PowerToys
merapikan, replaced: disana → di sana (4), di hari → pada hari, Walikota → Wali kota (2), Disaat → Di saat using AWB
Baris 17:
'''Kebakaran Besar London''' adalah suatu peristiwa [[kebakaran]] hebat yang melanda kota [[London]], [[Inggris]] pada hari Minggu, 2 September hingga hari Rabu, [[5 September]] [[1666]].<ref>Tanggal peristiwa disesuaikan dengan [[Kalender Julius]]. Perhatikan bahwa saat merekam kejadian sejarah, Inggris biasanya menggunakan tanggal yang dicatat pada saat kejadian. Setiap tanggal antara 1 Januari dan 25 Maret pada tahun mereka harus disesuaikan dengan memulainya pada 1 Januari menurut penanggalan baru.</ref> Kebakaran ini memusnahkan sebagian besar wilayah kota, namun tidak berhasil mencapai distrik aristokrat di [[Westminster]], Istana [[Charles II dari Inggris|Raja Charles II]] di Whitehall, dan sebagian besar [[kawasan kumuh]] di pinggiran kota.<ref>Porter, 69–80.</ref> Kebakaran Besar London menghanguskan sekitar 13.200 rumah, 87 gereja paroki, 6 kapel, termasuk [[Katedral Santo Paulus]] dan sebagian besar bangunan-bangunan penting lainnya di London. Sekitar 100.000 orang, atau seperenam penduduk London saat itu, kehilangan tempat tinggal karena peristiwa ini.<ref>Tinniswood, 4, 101.</ref> Jumlah korban yang tewas akibat kebakaran ini tidak diketahui dan umumnya dianggap kecil, tercatat hanya enam kematian yang diverifikasi. Namun baru-baru ini muncul teori yang menyatakan bahwa kemungkinan ribuan kematian penduduk miskin dan kelas menengah tidak tercatat karena sebagian besar dari mereka telah hangus tanpa bisa dikenali.
 
Kebakaran Besar ini berawal dari toko roti milik Thomas Farriner di [[Pudding Lane]] pada Minggu dinihari tanggal 2 September 1666 dan api kemudian menjalar dengan cepat ke bagian barat [[London|kota London]]. Prosesi pemadaman api sempat tertunda karena adanya keraguan dari [[WalikotaWali kota London]] saat itu, [[Thomas Bloodworth|Sir Thomas Bloodworth]]. Saat pemadaman mulai diperintahkan, angin telah membantu menyebarkan kobaran api hingga ke jantung kota London pada hari Senin dini hari. Kebakaran ini menyebabkan munculnya kehebohan di jalan-jalan di London, ditambah dengan adanya rumor mengenai orang asing yang dicurigai telah menyulut kebakaran. Kecurigaan ini terutama sekali ditujukan pada para pendatang asal [[Perancis]] dan [[Belanda]] yang merupakan musuh utama Inggris dalam [[Perang Inggris-Belanda Kedua]] yang saat itu sedang berlangsung. Kelompok [[imigran]] dari kedua negara ini menjadi sasaran kecurigaan massa dan menyebabkan terjadinya kerusuhan di jalan-jalan di London. Pada hari Selasa, api telah menyebar ke sebagian besar kota, menghanguskan Katedral Santo Paulus dan menyeberangi [[Sungai Fleet]] hingga ke dekat kediaman [[Charles II dari Inggris|Raja Charless II]] di Whitehall, sementara itu upaya pemadaman api terus dilakukan. Pada hari Rabu tanggal 5 September 1666, upaya pemadaman berhasil dilakukan. Keberhasilan pemadaman ini menurut para [[sejarawan]] turut dibantu oleh dua faktor, yaitu meredanya angin kencang yang bertiup ke arah timur dan adanya pasukan [[garnisun]] di [[Menara London]] yang menggunakan [[bubuk mesiu]] untuk menciptakan "sekat api" efektif guna menghentikan penyebaran api lebih lanjut ke arah timur.
 
Musibah ini telah menyebabkan munculnya permasalahan sosial dan ekonomi yang besar di London. Evakuasi [[pengungsi]] ke tempat lain di luar London dianjurkan oleh Raja Charles II yang khawatir akan adanya pemberontakan oleh para penduduk yang terlantar pasca kebakaran. Meskipun banyak pengajuan rencana soal tata kota yang baru, London akhirnya dibangun kembali dengan tata kota yang persis dengan tata kota sebelum terjadinya kebakaran.<ref>Reddaway, 27.</ref> Kebakaran ini terjadi pada akhir [[Wabah Besar London]] dan dianggap telah mengakhiri wabah dengan membunuh tikus pembawa penyakit tersebut. Anggapan ini diragukan karena kebakaran terjadi pada wilayah niaga dan kawasan perumahan dan tidak menjalar hingga ke kawasan kumuh, tempat hidup tikus pembawa penyakit.
Baris 40:
London pada abad pertengahan dibangun dengan tata kota yang kacau. Perumahan yang penuh sesak, jalan yang sempit dan berkelok-kelok dan gang berbatu. Kota ini pernah mengalami kebakaran hebat beberapa kali sebelumnya, yang terakhir pada tahun 1632. Bangunan dengan kayu dan atap rumbia telah dilarang selama berabad-abad, namun bahan-bahan bangunan yang harganya murah tetap saja digunakan.<ref>Hanson (2001), 77–80. Bagian "Bahaya kebakaran di kota" didasarkan pada karya Hanson (2001), 77–101, dengan penyesuaian.</ref> Bangunan berdinding batu hanya terdapat di bagian tengah kota, yang merupakan kediaman bagi para pedagang dan [[pialang saham|pialang]]. Wilayah ini dikelilingi oleh wilayah pinggiran dengan [[paroki]]-paroki miskin yang penuh sesak setiap incinya karena digunakan untuk menampung penduduk yang terus berkembang pesat. Dalam paroki-paroki ini juga terdapat usaha seperti pengecoran dan pengelasan. Usaha-usaha ini rentan terhadap bahaya kebakaran dan secara teoritis ditetapkan sebagai usaha yang ilegal di London, namun dalam prakteknya usaha ini ditoleransi. Permukiman manusia bercampur dengan sumber-sumber panas, percikan api, dan polusi yang rentan terhadap bahaya kebakaran. Konstruksi bangunan yang didirikan juga berpotensi meningkatkan risiko kebakaran: rumah kayu khas London dengan tingkat enam sampai tujuh lantai yang bergaya "jetties" (lantai atas lebih besar). Rumah-rumah ini mempunyai lantai dasar yang sempit namun dapat memaksimalkan penggunaan tanah. Pada tahun 1661, Charles II mengeluarkan peraturan yang melarang pembangunan rumah "jetties", namun peraturan ini diabaikan oleh pemerintah kota. Berikutnya, Charles lebih tegas. Adanya peringatan akan bahaya kebakaran pada tahun 1665 membuat Charles membongkar semua pembangunan rumah yang tidak sesuai dengan peraturan kerajaan, namun tindakan ini juga berdampak kecil.<ref>Rege Sincera (pseudonym), ''Observations both Historical and Moral upon the Burning of London, September 1666'', dikutip oleh Hanson (2001), 80.</ref>
 
Kawasan di sisi sungai juga berpotensi dalam menyebabkan kebakaran. Air [[Sungai Thames]] memang bisa digunakan untuk memadamkan api dan untuk melarikan diri menggunakan perahu. Namun kawasan-kawasan miskin dan kumuh di sepanjang tepi sungai memiliki toko dan gudang yang keseluruhannya terbuat dari kayu yang turut meningkatkan risiko kebakaran. Bangunan-bangunan di sepanjang [[dermaga]] juga sama, sebagian besar bangunan disanadi sana berupa rumah-rumah kayu petak reyot dan gubuk-gubuk warga miskin yang terbuat dari kertas.<ref>Surat dari koresponden tidak dikenal untuk Lord Conway, September 1666, dikutip oleh Tinniswood, 45–46.</ref> London juga penuh dengan mesiu. Sebagian besar mantan tentara dari [[Perang Saudara Inggris|Perang Sipil]] masih menyimpan senjatanya di rumah-rumah mereka. Lima sampai enam ratus ton [[bubuk mesiu]] juga tersimpan di [[Menara London]], ditambah dengan kapal-kapal yang merapat di dermaga yang juga menyimpan ber tong-tong mesiu, maka London semakin rentan terhadap bahaya kebakaran.
 
=== Teknik pemadaman pada abad ke-17 ===
Baris 51:
Faktor lainnya yang membuat usaha pemadaman begitu sulit adalah sempitnya jalan. Bahkan dalam keadaan normal, campuran antara gerobak dan pejalan kaki di gang-gang kecil itu hampir selalu dilanda kemacetan. Saat terjadinya kebakaran, gang-gang itu makin dipersempit lagi dengan para [[pengungsi]] yang mendirikan tenda dan meletakkan barang-barang yang bisa mereka selamatkan di sepanjang jalan, juga kerumunan pengungsi yang berusaha keluar dari pusat kebakaran, sedangkan di sisi lain para petugas pemadam juga bergerak ke arah sebaliknya untuk memadamkan api.<ref>Gough MSS London14, Bodleian Library, dikutip oleh Hanson (2001), 146.</ref>
 
Menghancurkan rumah-rumah untuk membuat sekat api dengan menggunakan bahan peledak memang efektif untuk memperkecil kerusakan, namun pelaksanaannya tertunda berjam-jam akibat gagalnya kepemimpinan [[WalikotaWali kota London]] dalam memberikan perintah. Saat perintah datang langsung dari raja, api telah melahap lebih banyak rumah dan para petugas pemadam tidak bisa lagi melewati jalan-jalan yang semakin sesak oleh kerumunan pengungsi yang ingin melarikan diri.<ref>"Bludworth's failure of nerve was crucial" (Tinniswood, 52).</ref>
 
Pemanfaatan air untuk memadamkan api juga mengalami kesulitan. Pada prinsipnya, air yang tersedia di London berasal dari pipa yang memasok air bagi 30.000 rumah dan dialirkan dari sebuah [[menara air]] di [[Cornhill]]. Menara air ini diisi saat air sungai pasang dan juga melalui reservoir air musim semi Hertfordshire di [[Islington]].<ref>Lihat Robinson, [http://www.bbc.co.uk/history/british/civil_war_revolution/brighter_lights_04.shtml London:Brighter Lights, Bigger City"] and Tinniswood, 48–49.</ref> Ada kemungkinan untuk membuka sebuah pipa air di dekat rumah yang terbakar atau mengisi ember dengan air. Lagipula, [[Pudding Lane]] juga dekat dengan sungai. Secara teoritis, semua jalur dari sungai sampai ke toko roti dan bangunan yang berdampingan seharusnya dijaga oleh barisan pemadam kebakaran yang mengisi penuh ember lalu menggunakannya untuk memadamkan api kemudian kembali lagi ke sungai, namun tindakan seperti ini tidak terjadi. Pepys menuliskan di dalam buku hariannya bahwa hingga hari Minggu pagi, tidak ada satu orangpun yang berusaha untuk memadamkan api, sebaliknya mereka malah bergegas menyelamatkan harta benda mereka kemudian berlari ketakutan. Api dengan cepat menjalar ke arah sisi sungai dan menghanguskan gudang-gudang yang mudah terbakar di sepanjang [[dermaga]]. Selain itu, kebakaran tidak hanya memotong akses petugas pemadam terhadap pasokan air langsung dari sungai, namun juga membakar roda air di bawah [[Jembatan London]] yang berfungsi sebagai alat untuk memompa air ke menara air Cornhill.<ref>Hanson (2001), 122.</ref>
 
London sudah memiliki teknologi yang tergolong maju dalam hal pemadaman kebakaran dan telah digunakan dalam skala besar dari peristiwa-peristiwa kebakaran sebelumnya. Teknik pemadaman ini menggunakan alat yang berbentuk pompa besar. Namun, tidak seperti penggunaan sekat api, penggunaan pompa besar ini terbukti tidak fleksibel atau fungsional. Cuma sedikit dari alat ini yang dilengkapi dengan roda, kebanyakan dipasang di atas kereta kencana tanpa roda.<ref>Hanson (2001), menyatakan bahwa alat itu memiliki roda (76), sedangkan Tinniswood (50) menyatakan tidak.</ref> Alat ini juga harus didatangkan dari jauh dan cenderung datang terlambat. Selain itu, selang air yang dimiliki oleh alat ini juga pendek, sehingga jangkauannya terbatas. Ukuran alat yang besar juga menjadi kendala bagi para petugas pemadam karena harus diseret-seret di sepanjang jalan. Alat ini bahkan tidak bisa masuk ke kawasan Pudding Lane.<ref>Teknik pemadaman api tersebut telah dipatenkan pada tahun 1625, dengan sistem pompa yang dioperasikan dengan pegangan panjang di depan dan belakang (Tinniswood, 50).</ref>
 
== Meluasnya kebakaran ==
Baris 67:
Kebakaran berawal dari toko roti milik Thomas Farriner di [[Pudding Lane]] pada Minggu dinihari tanggal 2 September 1666. Keluarga Farriner terjebak di lantai atas, namun berhasil menyeberang dari jendela lantai atas ke pintu rumah di sampingnya, kecuali seorang [[budak]] yang terlalu takut untuk menyeberang, sehingga dia menjadi korban pertama.<ref>Tinniswood, 42–43.</ref> Para tetangga berusaha membantu memadamkan api, tapi tidak berhasil. Satu jam kemudian, polisi kota tiba dan menyarankan untuk membongkar rumah-rumah yang berdampingan dengan rumah Farriner guna mencegah penyebaran api lebih lanjut. Pemilik rumah tidak setuju, kemudian Wali Kota London, [[Thomas Bloodworth|Sir Thomas Bloodworth]] dipanggil untuk mengatasi keadaan. Ketika Bloodworth tiba, api sudah memamah rumah sebelahnya dan menjalar menuju gudang kertas dan toko yang mudah terbakar di bagian tepi sungai. Para petugas pemadam kebakaran tetap menyarankan untuk melakukan pembongkaran, namun Bloodworth menolak dengan alasan bahwa rumah yang akan dibongkar tersebut merupakan rumah sewaan dan pemilik rumahnya belum dapat ditemukan. Bloodworth dikenal sebagai orang yang mudah panik saat menghadapi keadaan darurat yang tiba-tiba.<ref>Tinniswood, 44: "Dia tidak berpengalaman, tidak punya ''skill'' kepemimpinan atau kewenangan untuk mengendalikan situasi saat itu."</ref> Setelah didesak, Bloodworth jadi emosi lalu berkata: "Minum! Kemudian suruh para wanita mengencinginya!", setelah itu dia pergi. Saat kebakaran berhasil dipadamkan, Pepys menuliskan dalam buku hariannya pada tanggal 7 September 1666: "Orang-orang di seluruh dunia meneriakkan kebodohan wali kota mereka, dan menyesal kenapa mereka memercayakan semuanya pada dia."<ref>Tinniswood, 97.</ref>
 
Pada hari Minggu pagi, Pepys, yang merupakan seorang pejabat senior di Kantor [[Angkatan Laut Britania Raya|Angkatan Laut]], naik ke [[Menara London]] untuk melihat kebakaran dari atas menara. Pepys mencatat dalam buku hariannya bahwa angin timur telah menyulutnya menjadi [[kebakaran]] besar. Api telah membakar beberapa [[gereja]] dan lebih dari 300 rumah hingga ke bagian sisi Sungai Thames, menghanguskan rumah-rumah yang berdiri di sepanjang [[Jembatan London]]. Pepys kemudian naik perahu dan menyusuri sungai untuk memantau kerusakan di sekitar [[Pudding Lane]] dari jarak dekat. Pepys menyatakan: "sungguh menyedihkan, semua orang berupaya untuk menyelamatkan barang-barang mereka dengan melemparkannya ke sungai atau membawanya jauh dari api, orang-orang miskin tetap bertahan di rumah mereka masing-masing sampai api datang semakin dekat, lalu berlari ke perahu atau memanjati tangga menuju sisi sungai yang lain". Pepys terus memantau ke arah barat sungai hingga ke Istana Whitehall: "disanadi sana orang-orang datang padaku, dan menyuruhku meminta bantuan raja. Lalu aku memanggilnya, menjelaskan pada raja dan Adipati York mengenai apa yang kulihat. Kemudian yang mulia memerintahkan agar melakukan pembongkaran terhadap rumah-rumah untuk mencegah meluasnya kebakaran. Masih banyak warga yang tidak setuju, lalu raja memerintahkanku pergi ke kantor wali kota, dan memerintahkannya untuk membongkar semua rumah tanpa terkecuali". Saudara Raja Charles II, [[James II dari Inggris|James, Adipati York]] menawarkan penggunaan [[Kerajaan Britania Raya|Tentara Kerajaan]] untuk membantu memadamkan api.<ref>Pepys' diary, 2 September 1666.</ref>
 
Satu mil di sebelah barat Pudding Lane, seorang siswa muda bernama William Taswell kabur dari pelayanan paginya di gereja [[Westminster Abbey]] dan melihat beberapa pengungsi tiba dengan menggunakan perahu, para pengungsi itu kebanyakan bertelanjang dan hanya ditutupi selimut. Sewa perahu mendadak menjadi sangat mahal, dan hanya pengungsi yang paling beruntung yang akan mendapat tempat dalam perahu.<ref>Tinniswood, 93.</ref>
 
Api menyebar dengan cepat karena angin yang kencang. Pada pertengahan pagi dipada hari Minggu, orang-orang menghentikan upayanya untuk memadamkan api dan mulai melarikan diri dari lokasi kebakaran. Massa yang panik berlarian membawa harta benda mereka, menghalangi jalur yang dilewati oleh petugas [[pemadam kebakaran]]. Pepys kemudian kembali lagi ke kota dari Whitehall, namun ia hanya bisa mencapai [[Katedral Santo Paulus]], setelah itu ia harus keluar dari perahu dan berjalan kaki. Kereta-kereta penuh barang dan para pejalan kaki berjejeran dimana-mana. Pepys juga melihat Bloodworth, yang sedang mengkoordinasikan upaya pemadaman tanpa harus melakukan pembongkaran, "dia seperti wanita yang sedang pingsan, menangis menanggapi pesan raja yang menyuruhnya untuk membongkar rumah-rumah, namun api menyusul kita dengan cepat maka [''[[sic]]''] kita bisa melakukannya", tulis Pepys. Berpegang pada martabatnya, Bloodworth menolak bantuan tentara dari James II kemudian dia pulang ke rumahnya.<ref>Tinniswood, 53.</ref> [[Charles II dari Inggris|Raja Charles II]] mengunjungi kota untuk memantau kondisi di tempat kejadian. Raja yang menemukan bahwa rumah-rumah masih belum dibongkar kemudian memerintahkan dilakukannya pembongkaran, namun hal ini sia-sia saja, karena api sudah di luar kendali.<ref>''London Gazette'', 3 September 1666.</ref>
 
Pada Minggu sore, 18 jam setelah peringatan berbunyi di Pudding Lane, api telah menjadi badai yang mengamuk yang menciptakan cuaca sendiri. Sebuah awan hitam besar terbentuk di udara yang panas di atas kobaran api.<ref>Lihat Hanson (2001), 102–105.</ref> Malam harinya, Pepys beserta istri dan beberapa teman menyusuri sungai lagi untuk memantau keadaan, Pepys menulis: "api masih berkobar, sangat dekat hingga sepertinya kami bisa menyalakan rokok di seluruh Thames." Ketika panasnya menjadi semakin tak tertahankan, Pepys beserta rombongan pergi ke sebuah rumah minum di sisi selatan sungai dan tinggal di sana sampai kegelapan datang dan mereka bisa melihat api menyala di Jembatan London sampai ke seberang sungai. Pepys menulis: "Melihatnya membuatku menangis, apinya seolah-olah tampak seperti 'sebuah busur panah tuhan dengan titik yang bersinar di dalamnya'."
Baris 81:
{{cquote|Kebakaran itu begitu universal, semua orang menjadi kebingungan, tidak tahu dengan apa yang akan terjadi pada nasib mereka. Tak ada yang berani melihat atau mendengar, semuanya menangis dan meratap, berjalan di sekitar seperti makhluk yang tidak terganggu sama sekali dan mencoba menyelamatkan lebih banyak harta bendanya, seolah-olah diliputi kekhawatiran aneh tentang apa yang akan terjadi di depan mereka.<ref>Semua kutipan dan detil yang melibatkan John Evelyn berasal dari catatan di buku hariannya.</ref>}}
 
Evelyn tinggal di [[Deptford]], sekitar empat mil (6 &nbsp;km) dari kota London. Oleh sebab itu, Evelyn tidak melihat gambaran awal musibah tersebut. Pada hari Senin, Evelyn bersama penduduk kelas atas lainnya pergi ke Southwark dan melihat kondisi kebakaran seperti yang telah dilihat oleh Pepys sebelumnya. Kebakaran menjadi jauh lebih besar sekarang, Evelyn menulis: "Keseluruhan kota dilingkupi oleh api yang mengerikan. Semua rumah di sepanjang sisi sungai, di jembatan, Cheapside sampai ke ''Three Cranes'' sudah dikonsumsi api."<ref name="Ev10">Evelyn, 10.</ref> Pada malam hari, Evelyn melaporkan bahwa sungai telah tertutup oleh [[Tongkang|kapal tongkang]] dan perahu yang berisi tumpukan barang-barang dan orang-orang yang menyelamatkan diri. Evelyn mengamati adanya eksodus besar gerobak dan pejalan kaki yang berbondong-bondong melewati gerbang kota, kemudian membangun tenda pengungsian di ladang terbuka di sebelah utara dan timur. "Oh! Sebuah bencana dan tontonan yang mengerikan!", tulis Evelyn.
[[Image:Fire thumb monday.png|right|thumb|300px|Perkiraan kerusakan pada Senin malam, 3 September.]]
[[Image:John Evelyn1651.jpg|thumb|150px|right|[[John Evelyn]] (1620–1706) pada tahun 1651.]]
 
Di saat yang bersamaan, [[rumor]] mengenai kecurigaan bahwa kebakaran ini disengaja segera merebak di kota. Angin yang bertiup menerbangkan bara api hingga ke atap jerami di rumah-rumah yang tampaknya tidak berhubungan dengan sumber awal kebakaran. Orang-orang asing segera dicurigai, terutama sekali saat itu sedang berlangsung [[Perang Inggris-Belanda Kedua|Perang Kedua]] antara Inggris dengan [[Belanda]] dan [[Perancis]]. Pada hari senin, beberapa isu merebak. Dilaporkan bahwa seorang penduduk asing terlihat sedang melemparkan "bola api" ke sebuah rumah, atau yang tertangkap dengan memegang granat di tangan.<ref>Hanson (2001), 139.</ref> Kekerasan mulai menyebar di jalan-jalan di London.<ref>Reddaway, 22, 25.</ref> William Taswell melihat segerombolan massa yang menjarah toko milik seorang pelukis Perancis dan menyaksikan dengan ngeri saat seorang pandai besi memukul kepala salah satu warga Perancis dengan sebatang besi. Kekhawatiran terhadap [[terorisme]] turut diperkuat dengan adanya gangguan komunikasi akibatnya terbakarnya berbagai fasilitas. Kantor Pos Umum di [[Threadneedle Street]], tempat keluar masuknya pos ke luar negeri, terbakar pada Senin pagi. Surat kabar ''[[London Gazette]]'' berhasil menerbitkan [[surat kabar]] edisi Senin sebelum seluruh [[mesin cetak]] habis terbakar (memberitakan mengenai rumor yang beredar di masyarakat dan sedikit catatan kecil mengenai api yang mulai berkobar pada Minggu pagi). DisaatDi saat seluruh bangsa bergantung pada komunikasi ini, surat kabar tersebut malah mengisi pemberitaannya dengan rumor. Ada juga isu mengenai kebangkitan kembali gerakan [[Plot Bubuk Mesiu]]. Kecurigaan terus meningkat dan berubah menjadi [[paranoia]] kolektif. Pada hari Senin, pasukan ''Trained Bands'' dan ''Coldstream Guards'' menghentikan upaya pemadaman dan memfokuskan upayanya untuk mengumpulkan orang-orang asing, penganut [[Katolik]], dan setiap orang yang terlihat mencurigakan, kemudian menangkap atau menyelamatkan mereka dari amukan massa, atau keduanya.
 
Para penduduk, terutama dari kalangan kelas atas, mulai kesulitan dan putus asa untuk memindahkan barang-barang mereka dari kota. Hal ini menjadi sumber penghasilan baru bagi para warga miskin yang disewa sebagai kuli untuk mengangkut barang mereka, terutama bagi pemilik gerobak dan perahu. Menyewa kereta cuma menghabiskan beberapa ''[[shilling]]'' pada hari Sabtu sebelum kebakaran, namun pada hari Senin, biaya sewa ini meningkat menjadi sebesar £40 (£4600 pada tahun 2012).<ref>Hanson (2001), 156–57.</ref> Menumpuknya gerobak dan kereta ditambah dengan gerombolan penduduk yang panik ingin keluar menyebabkan terjadinya kekacauan di pintu gerbang sempit di jalan keluar. Kekacauan itu menyebabkan Dewan Kota memerintahkan agar gerbang ditutup pada Senin sore, dengan harapan akan mengalihkan perhatian para penduduk kepada upaya menyelamatkan barang-barang dan memadamkan api. "Tak ada lagi harapan untuk menyelamatkan barang-barang yang tersisa. Mereka dengan sia-sia dan putus asa berusaha memadamkan api."<ref>Dikutip oleh Hanson (2001), 158.</ref> Peraturan ini gagal dan dicabut kembali pada hari berikutnya.
Baris 103:
=== Rabu ===
[[Image:James.II.jpg|thumb|150px|right|James, Adipati York, selanjutnya menjadi [[James II dari Inggris|James II]].]]
Angin mulai bertiup pada hari Selasa malam, dan "sekat api" yang diciptakan oleh para [[garnisun]] akhirnya mulai berpengaruh pada hari Rabu tanggal 5 September.<ref>Bagian "Rabu" berdasarkan pada Tinniswood, 101–10, dengan penyesuaian.</ref> Pepys berjalan ke seluruh kota yang membara dan mendapati telapak kakinya panas. Pepys menaiki menara [[Gereja Barking]], disanadi sana ia bisa memandang kota yang hancur, "pemandangan kebinasaan yang paling menyedihkan yang pernah kulihat," tulis Pepys. Ada kebakaran terpisah yang masih menyala sendiri, namun Kebakaran Besar telah usai. Pepys mengunjungi [[Moorfields]], sebuah taman umum yang besar di sebelah utara kota, dan melihat perkemahan besar para pengungsi tunawisma, "orang-orang miskin yang malang membawa barang-barang mereka kesana, dan setiap orang menjaga barang mereka masing-masing". Pepys mencatat bahwa harga roti di lingkungan sekitar taman telah naik dua kali lipat. Evelyn juga pergi mengunjungi Moorfields yang telah berubah menjadi titik utama pengungsian bagi para [[tunawisma]] dan merasa ngeri melihat jumlah orang yang tertekan disanadi sana. Beberapa berlindung di bawah tenda, yang lainnya di gubuk-gubuk sementara, "banyak yang tidak memiliki pakaian, tempat tidur atau peralatan-peralatan lainnya. Sungguh kesengsaraan yang luar biasa".<ref>Dikutip oleh Tinniswood, 104.</ref> Evelyn terkesan dengan pendirian warga London, "hampir binasa karena kelaparan dan kemiskinan namun belum meminta bantuan satu peni pun".
 
Kekhawatiran terhadap teroris asing dan invasi dari warga Perancis dan Belanda masih kuat di antara para korban kebakaran yang trauma. Pada hari Rabu malam, kepanikan melanda perkemahan pengungsi di [[Bukit Parlemen]], Moorfields dan Islington. Sekitar 50.000 [[imigran]] [[Perancis]] dan [[Belanda]] yang dirumorkan menyulut kebakaran menyerbu perkemahan dan memotong leher para pria, memperkosa para wanita dan merampas harta yang tersisa. Gelombang massa yang panik tumpah ke jalan-jalan dan ketakutan pada setiap orang asing yang mereka jumpai. Evelyn menggambarkan kondisi itu seperti: "kesakitan yang tidak terbatas dan kesulitan yang besar".<ref>Evelyn (1854), 15.</ref> Kepanikan ini berhasil diredakan dan dengan susah payah berhasil didorong kembali untuk memasuki perkemahan oleh pasukan ''Trained Bands, Life Guards,'' dan anggota kerajaan. Suasana saat itu begitu mudah tersulut, Charles khawatir suasana seperti ini akan menyebabkan pemberontakan dalam skala penuh dari warga London untuk melawan [[monarki]]. Charles lalu mengumumkan bahwa pasokan roti akan di bawa ke kota setiap harinya, dan menjamin bahwa situasi di pasar aman. Pasar memang aman untuk membeli dan menjual, namun tidak ada pernyataan mengenai pendistribusian bantuan darurat bagi para pengungsi.<ref>Hanson (2002), 166.</ref>
Baris 110:
[[Image:James Shirley.jpg|thumb|left|[[James Shirley]]]]
[[Image:Londoners-Lamentation.gif|thumb|right|300px|''Ratapan LONDONERS'', sebuah selebaran terbitan tahun 1666 yang memberikan penjelasan tentang kebakaran dan jumlah kerugiannya. Klik pada gambar untuk memperbesar dan membaca.]]
Hanya beberapa kematian dari musibah tersebut yang tercatat secara resmi, dan secara tradisional angka kematian diyakini sedikit. Porter berpendapat bahwa ada delapan kematian,<ref>Porter, 87.</ref> dan Tinniswood menyatakan jumlah kematiannya "dalam angka tunggal", meskipun ia menambahkan bahwa beberapa kematian ada yang tidak tercatat, terutama karena kematian tidak hanya disebabkan oleh api dan asap, para pengungsi juga tewas di kamp-kamp dadakan.<ref>Tinniswood, 131–35.</ref> Sedangkan Hanson mengemukakan bahwa hanya ada sedikit kematian yang diketahui melalui paparan di antara yang selamat dari musibah tersebut, jumlah kematian meningkat pasca-kebakaran akibat kelaparan dan [[hipotermia]] saat musim dingin yang menyusul setelahnya, "meringkuk di gubuk atau hidup di antara reruntuhan yang dulunya rumah mereka", papar Hanson. Di antara orang-orang ini termasuk seorang [[drama|dramawan]]wan [[Inggris]] bernama [[James Shirley]] dan istrinya. Hanson juga menyatakan: "terlalu mudah dipercayai bahwa orang-orang [[Katolik]] dan orang asing yang kemudian dipukuli sampai mati atau digantung adalah orang-orang yang diselamatkan oleh Adipati York". Angka resmi mengatakan bahwa cuma sedikit yang diketahui mengenai nasib orang miskin yang tidak berdokumen, dan fakta bahwa api kebakaran jauh lebih panas daripada api rumah biasa yang cukup untuk menghanguskan tubuh sepenuhnya, atau meninggalkan sedikit tengkorak tanpa bisa dikenali. Api kebakaran tidak hanya memakan kayu, kain, dan jerami, tetapi juga minyak, aspal, batubara, lemak, gula, alkohol, terpentin, dan bubuk mesiu yang tersimpan di kawasan di tepi sungai, melelehkan baja impor yang berada di sepanjang dermaga ([[titik lebur]] antara 1.250 °C (2.300 F) dan 1.480 °C (2.700 F)) dan rantai besi besar serta kunci di gerbang kota (titik lebur antara 1.100 °C (2.000 F) dan 1.650 °C (3000 F)). Tulang belulang warga tak dikenal yang terkubur di puing-puing tidak menyurutkan niat para korban yang kelaparan untuk memilah-milah puluhan ribu ton reruntuhan dan puing-puing setelah kebakaran, mencari barang berharga, atau para pekerja yang membersihkan reruntuhan untuk melakukan pembangunan kembali. Hanson juga menekankan bahwa api melahap habis rumah-rumah petak kumuh warga miskin dengan beringas, setidaknya pasti menjebak "yang tua renta, yang sangat muda, yang sakit, yang pincang, dan yang lumpuh", lalu memanggang mereka hidup-hidup dan mengubur debu dan abu dari tulang belulang mereka di bawah reruntuhan rumah. Kepastian mengenai korban yang tewas bukanlah empat atau delapan, melainkan "beberapa ratus atau mungkin beberapa ribu jiwa".<ref>Hanson (2001), 326–33.</ref>
 
Kerusakan material yang telah dihitung sebesar 13.500 rumah, 87 [[gereja]] [[paroki]], 44 gedung [[perusahaan]], [[Bursa efek London|Royal Exchange]], [[custom house]], [[Katedral Santo Paulus]], [[Istana Bridewell]], penjara kota, Kantor Pos Umum, tiga gerbang barat kota, Ludgate, [[Newgate]], dan [[Aldersgate]].<ref>Porter, 87–88.</ref> Nominal kerugian pada awalnya ditaksir mencapai £100.000.000 dalam nilai mata uang saat itu, kemudian diturunkan lagi menjadi £10.000.000,<ref name="Reddaway">Reddaway, 26.</ref> (£{{formatprice|{{inflation|UK|10000000|1666|r=-7}}}} pada tahun {{CURRENTYEAR}}). Evelyn menulis bahwa dia melihat lebih dari 200.000 orang dari seluruh kelas dan jajaran berbaring bertumpukan bersama-sama di tanah lapang di wilayah Islington dan Highgate.<ref name="Reddaway"/>