Kebangkitan Nasional Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(36 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Sejarah Indonesia}}
[[Berkas:National Awakening Day 1948a, 20 Mei Pelopor 17 Agustus, p31.jpg|jmpl|158x158px|Penandatangan Hari Kebangkitan Nasional 1948.]]
'''Kebangkitan Nasional Indonesia''' adalah periode pada paruh pertama abad ke-20, di mana[[Nusantara]] (kini [[Indonesia]]), ketika rakyat Indonesia mulai menumbuhkan rasa kesadaran nasional sebagai "[[orang Indonesia]]".{{sfnp|Ricklefs|1991|pp=163-164}} Masa ini ditandai dengan dua peristiwa penting yaitu berdirinya [[BoediBudi OetomoUtomo]] ([[20 Mei]] [[1908]]) dan ikrar [[Sumpah Pemuda]] ([[28 Oktober]] [[1928]]).{{Sfn|Hannigan|2015|p=176|Ps=: "On 28 October 1928, a group of young men gathered for the closing meeting of a two-day congress at a student boarding house in Batavia, to the southeast of the Koningsplein and the Hotel des Indes. The delegates were mostly students and they came in a curious array of dress styles from sarongs to tropical suits, and with a batik headdress here and a bowtie there. Earlier in the day, they had met in a cinema to discuss the challenges of education, but here things were a little more radical. First, a young songwriter by the name of Supratman took up a violin and played his latest composition, an anthem entitled Indonesia Raya, ‘Indonesia the Great’. Once he was done, the delegates read a three-line declaration. They called it the Sumpah Pemuda, ‘the Youth Pledge’. "}} Masa ini merupakan salah satu dampak [[politik etis]] yang mulai diperjuangkan sejak masa [[Douwes Dekker|Multatuli]].
 
•Untuk mengejar keuntungan ekonomi dan menguasai administrasi wilayah, [[Belanda]] menerapkan sistem pemerintahan kolonial pada orang-orang yang sebelumnya tidak memiliki kesamaan identitas politik. Pada awal abad ke-20, Belanda menetapkan batas-batas teritorial di [[Hindia Belanda]], yang menjadi cikal bakal Indonesia modern.
== Tokoh ==
 
Tokoh-tokoh yang mempelopori Kebangkitan Nasional, antara lain yaitu:
•Pada paruh pertama abad ke-20, muncul sejumlah organisasi kepemimpinan yang baru. Melalui kebijakan [[Politik Etis]], Belanda membantu menciptakan sekelompok orang Indonesia yang terpelajar. Perubahan yang mendalam pada orang-orang Indonesia ini sering disebut sebagai "Kebangkitan Nasional Indonesia". Peristiwa ini bersamaan dengan peningkatan aktivitas politik hingga mencapai puncaknya pada [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia]] tanggal 17 Agustus 1945.{{sfnp|Ricklefs|1991|pp=163-164}}
# [[Sutomo|Soetomo]] ([[EBI]]: Sutomo)
 
# Dr. [[Tjipto Mangoenkoesoemo|Tjipto Mangunkusumo]] ([[EBI]]: Cipto Mangunkusumo)
•Kebangkitan nasional juga disebabkan oleh masuknya perkembangan pikiran dari kaum muda.
# Raden Mas [[Ki Hadjar Dewantara|Soewardi Soerjaningrat]] ([[Ejaan Bahasa Indonesia|EBI]]: Suwardi Suryaningrat, sejak 1922 menjadi [[Ki Hadjar Dewantara|Ki Hajar Dewantara]])
# Dr. [[Douwes Dekker]]
 
== Faktor pendorong ==
Secara garis besar, faktor pendorong kebangkitan nasional terbagi menjadi dua, yaitu faktor eksternal dan internal. Faktor internal yakni (1) penderitaan yang berkepanjangan akibat penjajahan; (2) kenangan kejayaan masa lalu, seperti pada masa [[Kerajaan Sriwijaya]] atau [[Kerajaan Majapahit|Majapahit]]; dan (3) munculnya kaum intelektual yang menjadi pemimpin gerakan. Sedangkan faktor eksternalnya yakni (1) timbulnya paham-paham baru di Eropa dan Amerika seperti [[nasionalisme]], [[liberalisme]], dan [[sosialisme]]; (2) munculnya gerakan kebangkitan nasional di Asia seperti [[Turki Muda]], [[Kongres Nasional India]], dan [[Gandhisme]]; dan (3) kemenangan Jepang atas Rusia pada [[perang Jepang-Rusia]] yang menyadarkan negara-negara di Asia untuk melawan negara barat.<ref> {{cite web|last=|first=|date=11 Februari 2020|title=Faktor Pendorong Munculnya Pergerakan Nasional|url=https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/11/200000369/faktor-pendorong-munculnya-pergerakan-nasional?page=all|titlewebsite=Kompas|access-date=Faktor Pendorong Munculnya Pergerakan Nasional|acces date= 8 Agustus 2020}} </ref>:
 
# Penderitaan rakyat yang berkepanjangan akibat penjajahan.
=== Pendidikan ===
# Kenangan kejayaan masa lalu, seperti pada masa [[Kerajaan Sriwijaya]] atau [[Kerajaan Majapahit|Majapahit]].
[[Berkas:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Leerlingen_van_de_school_van_de_Landbouw_Voorlichtings_Dienst_Midden_Java_te_Tegalgondo_TMnr_10002353.jpg|jmpl|Siswa sekolah pertanian di Tegalgondo, Jawa Tengah, sekitar tahun 1900–1940.]]
# Munculnya kaum intelektual yang menjadi pemimpin gerakan.
Pada awal abad ke-20, orang Indonesia yang mengenyam pendidikan tingkat menengah hampir tidak ada dan sejak saat itu, Politik Etis memungkinkan perluasan kesempatan pendidikan menengah bagi penduduk asli Indonesia.{{sfnp|Reid|1974|pp=2-3}} Pada tahun 1925, fokus pemerintah kolonial bergeser ke penyediaan pendidikan kejuruan dasar selama tiga tahun.
 
Pada tahun 1940, lebih dari 2 juta siswa telah bersekolah sehingga tingkat melek huruf meningkat menjadi 6,3 persen yang tercatat dalam sensus tahun 1930. Pendidikan menengah Belanda membuka cakrawala dan peluang baru, dan sangat diminati oleh orang-orang Indonesia.{{sfnp|Reid|1974|pp=2-3}}
 
Pada tahun 1940, antara 65.000 hingga 80.000 siswa Indonesia bersekolah di sekolah dasar Belanda atau sekolah dasar yang didukung Belanda, atau setara dengan 1 persen dari kelompok usia yang sesuai. Di sekitar waktu yang sama, ada 7.000 siswa Indonesia di sekolah menengah menengah Belanda. Sebagian besar siswa sekolah menengah bersekolah di [[Meer Uitgebreid Lager Onderwijs|MULO]].{{sfnp|Reid|1974|pp=2-3}}
 
Meskipun jumlah siswa yang terdaftar relatif sedikit dibandingkan dengan total kelompok usia sekolah, pendidikan menengah Belanda memiliki kualitas tinggi dan sejak tahun 1920-an mulai menghasilkan elit Indonesia terdidik yang baru...
 
== Nasionalisme Indonesia ==
{{see also|Sumpah Pemuda}}
[[Berkas:MuseumSumpahPemuda-16-Pemuda Indonesia.jpg|jmpl|Delegasi yang hadir pada [[Sumpah Pemuda]], yang menyepakati kerangka kerja Indonesia, terutama [[bahasa Indonesia|bahasa nasional yang sama]].]]
[[Berkas:MuseumSumpahPemuda-10-PartaiNasionalIndonesia.jpg|jmpl|Anggota [[Partai Nasional Indonesia]], salah satu organisasi utama yang pro-kemerdekaan.]]
Penerapan Politik Etis pada bidang pendidikan tidak memberikan kesempatan pendidikan yang luas kepada penduduk Hindia Belanda, tetapi hanya memberikan pendidikan Belanda untuk anak-anak elit pribumi. Sebagian besar pendidikan dimaksudkan untuk menyediakan tenaga kerja klerikal untuk birokrasi kolonial yang sedang tumbuh. Meskipun demikian, pendidikan Barat membawa serta ide-ide politik Barat tentang kebebasan dan demokrasi. Selama dekade 1920-an dan 30-an, kelompok elit hasil pendidikan ini mulai menyuarakan kebangkitan anti-kolonialisme dan kesadaran nasional.
 
Pada periode ini, partai politik Indonesia mulai bermunculan. Berdirinya [[Budi Utomo]] pada 20 Mei 1908 oleh Dr. [[Soetomo]] dinilai sebagai awal gerakan untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Tanggal berdirinya Budi Utomo diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Namun, penetapan waktu tersebut masih mengundang diskusi yang menimbulkan polemik.<ref>{{Cite book|last=Akira Nagazumi|first=|date=1989|url=https://books.google.co.id/books?id=tX0eAAAAMAAJ&q=%22ternyata+masih+mengundang+diskusi+yang+bersifat+polemis.%22&dq=%22ternyata+masih+mengundang+diskusi+yang+bersifat+polemis.%22&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwj5po_P-MLrAhUEbn0KHYZYDCMQ6AEwAHoECAAQAg|title=Bangkitnya nasionalisme Indonesia: Budi Utomo, 1908-1918|location=|publisher=Grafitipers|isbn=978-979-444-066-7|pages=v|language=id|url-status=live}}</ref><ref>{{Cite web|date=2015-05-20|title=Kebangkitan Nasional|url=https://republika.co.id/berita/koran/opini-koran/15/05/20/nomr466-kebangkitan-nasional|website=Republika Online|language=id|access-date=2020-08-30}}</ref> Dasar pemilihan Budi Utomo sebagai pelopor kebangkitan nasional dipertanyakan lantaran keanggotaan Budi Utomo masih sebatas etnis dan teritorial Jawa. Kebangkitan nasional dianggap lebih terwakili oleh [[Sarekat Islam]], yang mempunyai anggota di seluruh Hindia Belanda.<ref>{{Cite web|last=Wildan Sena Utama|first=|date=|title=110 Tahun Boedi Oetomo: Bukan Satu-Satunya Pelopor Kebangkitan|url=https://tirto.id/110-tahun-boedi-oetomo-bukan-satu-satunya-pelopor-kebangkitan-cKAE|website=tirto.id|language=id|access-date=2020-08-30}}</ref><ref>{{Cite book|last=Valina Singka Subekti|first=|date=2014|url=https://books.google.co.id/books?id=ESRwDAAAQBAJ&pg=PA2&dq=budi+utomo+%22pelopor%22&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwibv87X9sLrAhVGfH0KHVfRDDEQ6AEwAnoECAUQAg#v=onepage&q=budi%20utomo%20%22pelopor%22&f=false|title=Partai Syarikat Islam Indonesia: Konstestasi Politik hingga Konflik Kekuasaan Elite|location=|publisher=Yayasan Pustaka Obor Indonesia|isbn=978-979-461-859-2|pages=1-2|language=id|url-status=live}}</ref>
 
Pada tahun 1912, [[Ernest Douwes Dekker]] bersama [[Tjipto Mangoenkoesoemo|Cipto Mangunkusumo]] dan [[Ki Hadjar Dewantara|Suwardi Suryaningrat]] mendirikan [[National Indische Partij|Indische Partij]] (Partai Hindia).<ref>{{Cite web|title=Indo yang Jadi Menteri|url=https://historia.id/politik/articles/indo-yang-jadi-menteri-Dr8xP|website=Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia|language=id-ID|access-date=2020-08-30}}</ref> Pada tahun itu juga, [[Sarekat Dagang Islam]] yang didirikan [[Haji Samanhudi]] bertransformasi dari koperasi pedagang batik menjadi organisasi politik.<ref>{{Cite book|last=M. Fuad Nasar|first=|date=2017|url=https://books.google.co.id/books?id=jJZUDwAAQBAJ&pg=PA3&dq=%221912%22+sarekat+dagang+islam&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjcndPa7sLrAhVafH0KHd8SCXwQ6AEwA3oECAAQAg#v=onepage&q=Samanhudi&f=false|title=Islam dan Muslim di Negara Pancasila|location=|publisher=Gre Publishing|isbn=978-602-7677-24-1|pages=2-3|language=id|url-status=live}}</ref> Selain itu, [[Ahmad Dahlan|K.H. Ahmad Dahlan]] mendirikan [[Muhammadiyah]], organisasi yang bersifat sosial dan bergerak di bidang pendidikan.<ref>{{Cite book|last=M. Nasruddin Anshoriy Ch|first=|date=2010|url=https://books.google.co.id/books?id=q7qfoC748V0C&pg=PA56&dq=ahmad+dahlan+muhammadiyah+%221912%22&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwiByYPg78LrAhXRV30KHcN7DeAQ6AEwBXoECAUQAg#v=onepage&q=ahmad%20dahlan%20muhammadiyah%20%221912%22&f=false|title=Matahari pembaruan: rekam jejak K.H. Ahmad Dahlan|location=|publisher=Galangpress Group|isbn=978-602-97032-1-4|pages=56-57|language=id|url-status=live}}</ref>
 
Pada November 1913, [[Suwardi Suryaningrat]] membentuk Komite [[Boemi Poetera]]. Komite tersebut melancarkan kritik terhadap Pemerintah Belanda yang bermaksud merayakan seratus tahun bebasnya negeri Belanda dari penjajahan Prancis, tetapi dengan pesta perayaan yang biayanya berasal dari negeri jajahannya. Ia pun menulis "''Als ik eens Nederlander was''" ("Seandainya aku seorang Belanda") yang dimuat dalam surat kabar ''de Expresm'' milik Douwes Dekker. Karena tulisan inilah Suwardi Suryaningrat dihukum buang oleh pemerintah kolonial Belanda.<ref>{{Cite book|last=Anshoriy,Ch|first=HM Nasruddin|date=2008-01-01|url=https://books.google.co.id/books?id=mdBqDwAAQBAJ&pg=PA45&dq=%22Seandainya+aku+seorang+Belanda%22&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjC4bzt8MLrAhVTU30KHelSABQQ6AEwAXoECAUQAg#v=onepage&q=%22Seandainya%20aku%20seorang%20Belanda%22&f=false|title=Rekam Jejak ; Dokter Pejuang & Pelopor Kebangkitan Nasional|publisher=Lkis Pelangi Aksara|isbn=978-979-1283-61-8|language=id}}</ref>
 
Sementara itu, [[Partai Komunis Indonesia]] (PKI), yang dibentuk pada tahun 1920, adalah partai yang memperjuangkan kemerdekaan yang sepenuhnya diinspirasi oleh politik Eropa. Pada tahun 1926, PKI mencoba melakukan revolusi melalui pemberontakan yang membuat panik Belanda, yang kemudian menangkap dan mengasingkan ribuan kaum komunis sehingga secara efektif menetralkan PKI selama sisa masa pendudukan Belanda.
 
Pada 4 Juli 1927, [[Sukarno]] dan Algemeene Studieclub memprakarsai berdirinya Perserikatan Nasional Indonesia sebagai partai politik baru. Pada Mei 1928, nama partai ini diubah menjadi [[Partai Nasional Indonesia]]. Menurut sejarawan [[Merle Calvin Ricklefs|M.C. Ricklefs]], ini merupakan partai politik penting pertama yang beranggotakan etnis Indonesia, semata-mata mencita-citakan kemerdekaan politik.<ref>{{Cite book|last=[[Merle Calvin Ricklefs]]|first=|date=2008|url=https://books.google.co.id/books?id=uk-Edtb-m6kC&printsec=frontcover&dq=sejarah+modern+indonesia&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwiB093w9cLrAhWFF3IKHYbVCEEQ6AEwAXoECAMQAg#v=snippet&q=1927%20partai&f=false|title=Sejarah Indonesia Modern 1200–2008|location=|publisher=Penerbit Serambi|isbn=978-979-024-115-2|pages=392-393|language=id|url-status=live}}</ref>
 
Pada tanggal 28 Oktober 1928, [[Kongres Pemuda]] mendeklarasikan [[Sumpah Pemuda]], yang menetapkan tujuan nasionalis: "satu tumpah darah — Indonesia, satu bangsa — Indonesia, dan satu bahasa — Indonesia".
 
== Represi terhadap nasionalisme Indonesia ==
Kebebasan politik di bawah Belanda cukup dibatasi. Walaupun tujuan Belanda untuk "membudayakan" dan "memodernisasi" masyarakat Hindia Belanda terkadang memberi toleransi terhadap organisasi dan publikasi media dari orang Indonesia asli, Belanda juga sangat membatasi konten dari aktivitas-aktivitas ini.
 
Seperti terhadap banyak pemimpin sebelumnya, pemerintah Belanda menangkap Sukarno pada tahun 1929{{sfnp|Ricklefs|1991|p=185}} serta melarang PNI. Pemerintah kolonial Belanda menekan banyak organisasi berbasis nasionalisme dan memenjarakan sejumlah pemimpin politik. Meskipun Belanda tidak dapat sepenuhnya membungkam suara-suara lokal yang menuntut perubahan, mereka berhasil mencegah agitasi secara luas. Walaupun sentimen nasionalisme tetap tinggi pada tahun 1930-an, gerakan-gerakan nyata untuk memperjuangkan kemerdekaan tetap tertahan. Pada akhirnya, [[Perang Dunia II]] membuat berbagai perubahan dramatis pada kekuatan politik dunia yang juga memengaruhi Hindia Belanda.
 
== Berakhirnya pemerintahan kolonial ==
Seiring dengan Perang Dunia II, nasib politik Hindia Belanda menjadi tidak jelas. Sebagai penguasa, Belanda mendapati negara mereka diduduki oleh [[Jerman Nazi]] pada Mei 1940. Dengan didudukinya negara mereka oleh pihak asing, Belanda berada dalam posisi yang lemah untuk mempertahankan kekuasaan mereka di Hindia Belanda. Namun, pemerintah kolonial bertekad untuk melanjutkan kekuasaannya atas Nusantara.
 
Pada awal 1942, [[Kekaisaran Jepang]] menginvasi Hindia Belanda. Belanda hanya memiliki sedikit kemampuan untuk mempertahankan koloninya dari [[Angkatan Darat Kekaisaran Jepang|tentara Kekaisaran Jepang]] dan pasukan Belanda dikalahkan dalam waktu sebulan—yang mengakhiri kekuasaan kolonial Belanda di Nusantara.
 
== Proklamasi 23 Januari 1942 ==
Dengan semakin lemahnya posisi penjajah Belanda di Indonesia dan sebelum masuknya Jepang ke Nusantara, kemudian dimanfaatkan oleh masyarakat Gorontalo dalam memerdekakan diri dari belenggu penjajahan. Dalam catatan sejarah, momentum perjuangan [[Suku Gorontalo|rakyat Gorontalo]] dalam memproklamasikan kemerdekaan [[Indonesia]] dilaksanakan pada tanggal [[23 Januari]] [[1942]] yang kemudian dikenal sebagai [[Hari Patriotik 23 Januari 1942|Hari Patriotik 23 Januari 1942 atau Hari Proklamasi Gorontalo]].<ref>Marunduh, S. U. (1988). ''Peristiwa Merah Putih 23 Januari 1942 di Daerah Gorontalo''. Fakultas Sastra, Universitas Sam Ratulangi.</ref><ref>{{Cite book|last=Wartabone;|first=Nani|date=2004|url=https://pustaka.kebudayaan.kemdikbud.go.id/index.php?p=show_detail&id=11277&keywords=|title=23 januari 1942 dan Nasionalisme|publisher=Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Gorontalo|language=Indonesia}}</ref> Proklamasi ini terjadi lebih awal 3 (tiga) tahun daripada [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia]] oleh [[Soekarno]] dan [[Mohammad Hatta|Moh. Hatta]] di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]] pada tahun [[1945]].<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2022-08-16|title=Inilah Deklarasi Kemerdekaan Indonesia di Gorontalo yang Diumumkan Sebelum 17 Agustus 1945 Halaman all|url=https://regional.kompas.com/read/2022/08/16/160532278/inilah-deklarasi-kemerdekaan-indonesia-di-gorontalo-yang-diumumkan-sebelum|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2022-12-05}}</ref>[[Berkas:Nani Wartabone membacakan teks Proklamasi Gorontalo.png|jmpl|Proklamasi Kemerdekaan [[Indonesia]] di [[Gorontalo]] pada tanggal 23 Januari 1942 dibacakan oleh [[Daftar pahlawan nasional Indonesia|Pahlawan Nasional]] [[Nani Wartabone]] di depan Kantor Pos, [[Kota Gorontalo]].]]Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Gorontalo menjadi katalisator tersendiri dalam sejarah perjuangan kemerdekaan karena menjadi salah satu daerah paling awal yang bebas merdeka dan mengakui kedaulatan Negara Republik Indonesia. Proklamasi 23 Januari 1942 dibacakan oleh [[Nani Wartabone]] dan didampingi oleh [[Kusno Danupoyo]].<ref>Al-Rasyid, H. H., & Saprillah, S. (2018). The Nationality Movement in Gorontalo. ''Analisa: Journal of Social Science and Religion'', ''3''(02), 279-295.</ref> Keduanya dikenal oleh rakyat Gorontalo sebagai "Dwi Tunggal" dari tanah [[Sulawesi]]. Proklamasi kemerdekaan mengambil tempat di halaman [[Kantor pos|Kantor Pos]] Gorontalo, diikuti oleh pengibaran [[Bendera Indonesia|bendera merah putih]] sekitar pukul 10 pagi waktu setempat serta menyanyikan lagu [[Indonesia Raya]].
 
Adapun naskah proklamasi kemerdekaan yang dibacakan pada hari tersebut adalah sebagai berikut:<ref>Damis, M. (2019). Daerah Gorontalo Dalam Perubahan Politik Nasional. ''HOLISTIK, Journal Of Social and Culture''.</ref><ref>Moo, I. (1976). Sejarah 23 Januari 1942 di Gorontalo. ''Jakarta: Yayasan'', ''23''.</ref>
 
''“Pada hari ini tanggal 23 Januari 1942,''
 
''kita bangsa Indonesia yang berada di sini sudah merdeka''
 
''bebas lepas dari penjajahan bangsa manapun juga.''
 
''Bendera kita yaitu Merah-Putih,''
 
''lagu kebangsaan adalah Indonesia Raya.''
 
''Pemerintahan Belanda sudah diambil alih oleh Pemerintah Nasional.''
 
''Mari kita menjaga keamanan dan ketertiban”.''
Sedangkan faktor eksternal, yakni:
# Timbulnya paham-paham baru di Eropa dan Amerika. Paham-paham baru tersebut seperti [[nasionalisme]], [[liberalisme]], dan [[sosialisme]].
# Munculnya gerakan [[Turki Muda]], [[ Kongres Nasional India]], dan [[Gandhisme]]. Gerakan-gerakan ini muncul karena kebangkitan nasional di Asia pada masa itu.
# Kemenangan Jepang atas Rusia pada [[perang Jepang-Rusia]] yang menyadarkan negara-negara di Asia untuk melawan negara barat.
 
Peristiwa proklamasi Indonesia di Gorontalo ini kemudian menjadi salah satu pemantik semangat pergerakan kemerdekaan diantara para tokoh pejuang nasional seperti Bung Karno dan Bung Hatta.
== Asal usul ==
Pada tahun [[1912]] berdirilah [[Partai Politik]] pertama di Indonesia (Hindia Belanda), [[Indische Partij]]. Pada tahun itu juga [[Haji Samanhudi]] mendirikan [[Sarekat Dagang Islam]] (di [[Solo]]), KH [[Ahmad Dahlan]] mendirikan [[Muhammadiyah]] (di [[Yogyakarta]]), [[Dwijo Sewoyo]] dan kawan-kawan mendirikan Asuransi Jiwa Bersama [[Boemi Poetra]] di [[Magelang]]. Kebangkitan pergerakan nasional Indonesia bukan berawal dari berdirinya Boedi Oetomo, tetapi sebenarnya diawali dengan berdirinya Sarekat Dagang Islam pada tahun 1905 di Pasar Laweyan, Solo.
 
== Revolusi Nasional ==
Serikat ini awalnya berdiri untuk menandingi dominasi pedagang Tionghoa pada waktu itu. Kemudian berkembang menjadi organisasi pergerakan sehingga pada tahun [[1906]] berubah nama menjadi Sarekat Islam.
Masa [[Sejarah Nusantara (1942–1945)|pendudukan Jepang di Nusantara]] selama tiga tahun berikutnya membawa begitu banyak perubahan sehingga [[Revolusi Nasional Indonesia]] dimungkinkan.{{sfnp|Ricklefs|1991|p=199}}
 
Setelah Jepang menyerah kepada [[Blok Sekutu dalam Perang Dunia II|Blok Sekutu]] pada tahun 1945, Belanda berusaha untuk melanjutkan kendali kolonial mereka atas Hindia Belanda. Untuk tujuan ini, Belanda memperoleh dukungan militer dari Inggris sehingga terjadi pertempuran berdarah di Jawa untuk memulihkan kekuasaan Belanda. Meskipun mengalami kerugian besar, kaum nasionalis Indonesia tidak bisa dihalangi. Pada tahun 1945, gagasan tentang "Indonesia" tampaknya tidak dapat ditolak.
[[Suwardi Suryaningrat|Soewardi Soerjaningrat]] yang tergabung dalam Komite [[Boemi Poetera]], menulis "''[[Als ik eens Nederlander was]]''" ("Seandainya aku seorang Belanda"), pada tanggal [[20 Juli]] [[1913]] yang memprotes keras rencana pemerintah [[Hindia Belanda]] merayakan 100 tahun kemerdekaan Belanda di Hindia Belanda. Karena tulisan inilah dr. [[Tjipto Mangunkusumo]] dan Suwardi Suryaningrat dihukum dan diasingkan ke [[Banda]] dan [[Bangka]], tetapi karena "boleh memilih", keduanya dibuang ke [[Negeri Belanda]]. Di sana Suwardi justru belajar ilmu pendidikan dan dr. Tjipto karena sakit dipulangkan ke Hindia Belanda.
 
== Peringatan ==
[[Berkas:National Awakening Day 1948a, 20 Mei Pelopor 17 Agustus, p31.jpg|jmpl|158x158px|PenandatanganPeringatan 20 Tahun Hari Kebangkitan Nasional di Yogyakarta, 20 Mei 1948.]]
{{Wikisource|Halaman:TDKGM 01.222 (2 2) Pembaharuan Keputusan Presiden Indonesia No. 316 tahun 1959 tentang Hari-Hari Nasional yang Bukan Hari Libur beserta penjelasannya.pdf/1|Pembaharuan Keputusan Presiden Indonesia No. 316 tahun 1959}}
Sejak 1959, tanggal 20 Mei ditetapkan sebagai '''Hari Kebangkitan Nasional''', disingkat '''Harkitnas''', yaitu hari nasional yang bukan hari libur yang ditetapkan oleh pemerintah [[Indonesia]] melalui KeppresKeputusan No.Presiden Nomor 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959 untuk memperingati peristiwa Kebangkitan Nasional Indonesia.
 
== Galeri ==
Baris 40 ⟶ 89:
 
== Referensi ==
=== Catatan kaki ===
{{reflist}}
{{Cite book |last=Ricklefs|first=M.C. |year=1991 |title=A Modern History of Indonesia, 2nd edition|pages= bab 14–15 |publisher=MacMillan|isbn=0-333-57690-X |nopp=true}}
 
=== Daftar Pustakapustaka ===
{{refbegin|1}}
* {{cite book|title=A brief history of Indonesia : sultans, spices, and tsunamis : the incredible story of Southeast Asia's largest nation|url=https://archive.org/details/briefhistoryofin0000hann|last=Hannigan|first=Tim|publisher=TUTTLE Publishing|year=2015|isbn=9781462917167|location=Tokyo; Vermont: Singapore|ref={{sfnref|Hannigan|2015}}|url-status=live}}
* {{Cite book |last=Ricklefs|first=M.C. |year=1991 |title=A Modern History of Indonesia, 2nd edition|pages= babchapters 14–15 |publisher=MacMillan|isbn=0-333-57690-X |noppno-pp=true|ref=harv}}{{refend}}
 
{{Sejarah Indonesia navbox}}
{{indo-sejarah-stub}}
{{authority control}}
 
[[Kategori:Sejarah Indonesia]]
[[Kategori:Peristiwa 1908]]
[[Kategori:Kebangkitan Nasional Indonesia| ]]