Kebaya Labuh dan Teluk Balangga: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Menambah Konten
Baris 1:
'''Kebaya Labuh dan Teluk Balangga''' adalah baju adat dari [[Riau]] dan [[Kepri]].<ref name=":5">{{Cite web|url=https://www.raparapa.co/pakaian-adat/|title=34 Pakaian Adat di Indonesia, Kekayaan yang Masih Dilestarikan|last=Raparapa|date=2017-01-13|website=Raparapa|language=en-US|access-date=2019-04-17|archive-date=2019-04-17|archive-url=https://web.archive.org/web/20190417192935/https://www.raparapa.co/pakaian-adat/|dead-url=yes}}</ref> Berasal dari [[Sumatera]], pakaian adat ini merupakan sebuah kekayaan lokal yang ditetapkan oleh pemerintah Kepulauan Riau sebagai ikon pakaian adat dari daerah ini. Hal ini berdasarkan pada keunikan dan nilai-nilai kebudayaan yang dimiliki oleh pakaian ini sehingga merupakan nilai tambah tersendiri sebagai ciri khas kekayaan budaya Riau. Salah satu unsur budaya lokal Sumatera yang masih tetap eksis adalah baju adat. Setiap wilayah di [[Sumatra]] punya ciri khas tersendiri. Pakaian adat ini terdiri atas dua jenis pakaian adat untuk laki-laki dan wanita, yaitu Kebaya Labuh dan Teluk Balangga. Kedua baju adat ini merupakan warisan kebudayaan yang berasal dari masa kejayaan [[Islam]] di [[Riau]]. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, kedua pakaian adat ini banyak digunakan oleh seluruh masyarakat [[Riau]] dan menjadi bagian dari pakaian adat dari [[Kepulauan Riau]].<ref>{{Cite web|url=http://www.wacana.co/2013/05/pakaian-adat-kepulauan-riau/|title=Kebaya Labuh Dan Teluk Belanga; Pakaian Adat Kepulauan Riau|date=2013-05-29|website=WACANA|language=en-US|access-date=2019-04-23}}{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
 
== Sejarah ==
 
Bermula di negara bagian [[Johor]],[[Malaysia]] baik desain maupun pemakaian Baju Melayu agak berbeda dengan daerah lain. Di sini, kain samping atau kain sarung dipakai di bawah baju daripada di atasnya. Baju itu sendiri tidak memiliki kerah cekak [[musang]] atau saku rok apapun. Sebagai gantinya, bukaannya diapit dengan jahitan kaku yang disebut tulang belut (secara harfiah berarti tulang belakang belut) dan diakhiri dengan lingkaran kecil di bagian atas satu sisi agar sesuai dengan kancing tunggal (mirip dengan kerah Baju Kurung yang dikenakan oleh wanita). Gaya ini dikenal dengan gaya Teluk Belangga dan diyakini dirancang oleh para pembantu [[Abu Bakar dari Johor|Sultan Abu Bakar]] untuk memperingati perpindahan ibu kota pemerintahan Johor dari Teluk Belanga di Singapura ke Tanjung Puteri pada tahun 1866 (dikenal sebagai [[Johor Bahru]] sejak tahun 1866).Di sini jugalah Baju Melayu Teluk Belangga ditemukan.
 
Kebaya Labuh merupakan pakaian adat wanita yang biasa dikenakan pada saat upacara adat. Selain itu pakaian ini juga digunakan pada banyak kesempatan acara-acara resmi. Pakaian ini bisa digunakan pada saat upacara pernikahan. Di [[Riau]], busana untuk wanita dikenal dengan sebutan Kebaya Labuh. Jenis pakaian adat Kebaya Labuh merupakan salah satu jenis busana kurung yang banyak dipakai oleh masyarakat suku [[Melayu]] seperti halnya di Riau ini. Ciri khas baju kurung adalah rancangan yang longgar pada lubang lengan, perut, dan dada. Pada saat dikenakan, bagian paling bawah baju kurung berada pada posisi sejajar dengan pangkal paha. Namun ada juga yang berbeda, yaitu untuk kasus yang jarang ada pula yang memanjang hingga sejajar dengan lutut.<ref name=":3">{{Cite web|url=https://budaya-indonesia.org/Kebaya-Labuh-dan-Teluk-Belanga-1|title=Kebaya Labuh dan Teluk Belanga » Perpustakaan Digital Budaya Indonesia|website=budaya-indonesia.org|access-date=2019-04-19}}</ref> Baju kurung tidak pula berkerah, tiap ujungnya direnda. Beberapa bagiannya sering dihiasi sulaman berwarna keemasan.Pakaian ini konon menjadi jenis baju kurung tertua yang masih ada hingga saat ini. Bentuk kebaya labuh sekilas hampir sama seperti kebanyakan kebaya. Akan tetapi bagian bawah Kebaya Labuh ini dibuat menjuntai sampai menutupi bagian lutut penggunanya. Sama halnya dengan kebaya pada umumnya, kedua sisi depan kebaya labuh ini dikaitkan dengan 3 kancing. Sehingga bagian bawah kebaya terlihat terbuka dan melebar.
Baris 22:
Untuk pernikahan, pengantin laki-laki mengenakan penutup kepala yang disebut Tanjak. Tanjak adalah kain songket yang berbentuk persegi empat dan kemudian dilipat sehingga menjadi ikat kepala. Ciri khas dari baju adat Teluk Balangga adalah berwarna polos yang dipadukan dengan celana panjang yang memiliki warna senada, sarung yang dipakai sebatas lutut yang berfungsi sebagai selendang, ikat kepala yang terbuat dari kain songket yang disebut tanjak.Karena merupakan pasangan dari pakaian adat Kebaya Labuh, busana Teluk Balangga hanya dikenakan oleh para pria saja. Pakaian ini terdiri dari atasan yang berlengan panjang. Bagian bawah dari pakaian ini menggunakan celana panjang dan dilengkapi sarung berukuran pendek. Busana Teluk Balangga memiliki motif yang cukup sederhana. Warna yang digunakan biasanya menggunakan warna hitam, abu-abu, ataupun berbagai warna yang netral.<ref name=":0" /> Pada sebuah baju Teluk Balangga, terdapat penggunaan kancing yang telah baku. Sebuah baju teluk boleh memilih menggunakan satu kancing atau tulang belut, tiga kancing dan lima kacing atau cekak musang. Ketiganya punya arti masing-masing. Satu kancing bermakna tauhid, tiga kancing biasa dimaknai Allah, Muhammad, Adam dan lima kancing dimaknai sebagai rukum islam.<ref name=":2" />
 
== Aksesoris Pelengkap ==
Pakaian adatini Kebaya Labuhdilengkapi dandengan Telukpenutup Balanggakepala, dilengkapiseperti dengan[[songkok]], hiasanikat kepala yang disebutatau ''[[Tengkolok|tanjak'']] yang merupakanbiasa penutupdibuat kepaladari jenis kain yang terbuatsama daridengan songketbaju segidan empatcelana yang dibentukdikenakan. seperti<ref>{{Cite songkokweb|last=Welianto|first=Ari|date=2021-02-18|title=Teluk atauBelanga pecidan Kebaya Labuh, Pakaian Adat Kepulauan Riau Halaman all|url=https://www.kompas.com/skola/read/2021/02/18/143000169/teluk-belanga-dan-kebaya-labuh-pakaian-adat-kepulauan-riau|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2023-11-11}}</ref> Biasanya, tanjak hanya dipakai untuk upacara atau acara yang bersifat resmi seperti kenduri dan upacara adat.Namun biasanya hiasan ini hanya dikenakan pada saat acara resmi seperti kematian atau pernikahan.<ref>{{Cite web|url=https://bp-guide.id/AXOkKPew|title=9+ Ragam Baju Adat Sumatera Yang Keren dan Wajib Kamu Tahu (2018)|website=BP Guide - Temukan hadiah terbaikmu|language=id|access-date=2019-04-18}}</ref> Terkadang, pakaian Teluk Balagga biasanya dilengkapi dengan peci. Untuk wanita, Kebaya Labuh biasanya dipadukan dengan kain batik dan dipadukan juga dengan selendang.
 
== Referensi ==