Kebenaran: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Nzrdnd (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Nzrdnd (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 27:
Dalam pengetahuan, kebenaran dibagi menjadi dua macam, yaitu kebenaran mutlak atau absolut, kebenaran abadi yang tidak berubah-ubah dan tidak dipengaruhi oleh faktor lain dan kebenaran nisbi, kebenaran yang berubah-ubah dan dipengaruhi oleh faktor lain. Kebenaran absolut bersumber dari wahyu sedangkan kebenaran yang bersumber pada rasio disebut dengan kebenaran rasionalisme dan yang bersumber pada indra menghasilkan kebenaran empirisme.<ref>{{Cite journal|last=Mahfud|first=Mahfud|date=2018-08-25|title=MENGENAL ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI, AKSIOLOGI DALAM PENDIDIKAN ISLAM|url=http://dx.doi.org/10.37348/cendekia.v4i1.58|journal=CENDEKIA : Jurnal Studi Keislaman|volume=4|issue=1|doi=10.37348/cendekia.v4i1.58|issn=2579-5503}}</ref>
 
Kebenaran sains diukur dengan rasio dan bukti empiris. Bila teori sains rasional dan terdapat bukti empirisnya, maka teori itu benar. Ukuran kebenaran pengetahuan filsafat yaitu logis. Bila teori filsafat logis, maka teori tersebut benar. Sedangkan kebenaran pengetahuan mistik diukur dengan berbagai ukuran. Bila pengetahuan berasal dari Tuhan, maka ukuran kebenarannya ialah teks dari Tuhan (wahyu).<ref>{{Cite book|last=Tafsir|first=Ahmad|date=2009|url=https://www.worldcat.org/oclc/930761155|title=Filsafat ilmuIlmu menguraiMengurai ontologiOntologi, epistemologiEpistemologi dan aksiologiAksiologi pengetahuanPengetahuan|location=Bandung|publisher=PT Remaja Rosdakarya|isbn=979-692-344-0|edition=Cet. 4|pages=120|oclc=930761155|url-status=live}}</ref> Terdapat beberapa jenis kebenaran yang telah dikenal orang banyak, yaitu:
 
# Kebenaran religius, dibangun berdasarkan kaidah agama atau keyakinan tertentu disebut juga sebagai kebenaran absolut yang tidak terbantahkan.
Baris 49:
 
=== Teori Koherensi ===
Kebenaran adalah kesesuaian antara sebuah pernyataan dengan pernyataan lain yang diterima sebagai benar atau jika makna yang dikandung dalam keadaan saling berhubungan dengan pengalaman. Dengan kata lain, suatu proposisi benar jika memiliki hubungan dengan ide dari proposisi yang telah ada dan benar adanya. Contoh, telah diketahui bahwa semua manusia akan mati. Jika Ahmad adalah manusia, maka Ahmad akan mati adalah pernyataan yang benar, sebab konsisten dengan pernyataan sebelumnya.<ref>{{Cite journal|last=Tamrin|first=Abu|date=2019-01-25|title=Relasi Ilmu, Filsafat dan Agama Dalam Dimensi Filsafat Ilmu|url=http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/salam/article/view/10490|journal=SALAM: Jurnal Sosial dan Budaya Syar-i|volume=6|issue=1|pages=71–96|doi=10.15408/sjsbs.v6i1.10490|issn=2654-9050}}</ref> Dengan kata lain, pernyataan dikatakan benar jika suatu pernyataan bersifat runtut, masuk akal, serta gagasan yang mendukungnya harus saling berhubungan. Tidak boleh terdapat pertentangan diantara gagasan. Harus logis sebab penalarannya didasarkan secara keat pada hukum-hukum berpikir.<ref>{{Cite journal|last=Budisutrisna|first=Budisutrisna|date=2016-08-14|title=KOMPARASI TEORI KEBENARAN MO TZU DAN PANCASILA: RELEVANSI BAGI PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DI INDONESIA|url=https://jurnal.ugm.ac.id/wisdom/article/view/12623|journal=Jurnal Filsafat|volume=26|issue=1|pages=1|doi=10.22146/jf.12623|issn=0853-1870}}</ref>
 
=== Teori Pragmatik ===
Pernyataan yang benar adalah pernyataan yang efektif. Menurut teori ini, kebenaran suatu pernyataan diukur secara fungsional. Teori kebenaran pragmatis adalah teori yang berpandangan bahwa arti dari ide dibatasi oleh referensi pada konsekuensi ilmiah, personal atau sosial. Benar tidaknya suatu dalil atau teori tergantung dengan berguna atau tidaknya dalil tersebut bagi kehidupan. Tokoh-tokoh dari teori ini diantaranya yaitu [[Charles Sanders Peirce|Charles Sanders Pierce]], [[William James]] , dan [[John Dewey]].<ref>{{Cite book|last=Suriasumantri|first=Jujun S.|date=2005|url=|title=Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer|location=Jakarta|publisher=Surya Multi Grafika|edition=Cet. ke-18|pages=59|oclc=216304643|url-status=live}}</ref> Dalam arti kebenaran tidak bergantung pada kelogisan dari suatu pernnyataan melainkan yang terpenting adalah apakah pernyataan tersebut bermanfaat atau tidak.<ref>{{Cite book|last=Patawari|first=Patawari|date=2019-04-07|url=https://www.researchgate.net/publication/332258928_Komponen_Kebenaran_Mutlak_dan_Kebenaran_Relatif_Antitesa_Terhadap_Komponen_Kebenaran_Korespondensi_Koherensi_dan_Pragmatis|title=Komponen Kebenaran Mutlak dan Kebenaran Relatif Antitesa Terhadap Komponen Kebenaran Korespondensi, Koherensi, dan Pragmatis}}</ref>
 
Pragmatisme menantang segala otoritarianisme, intelektualisme dan rasionalisme. Ujian terhadap kebenaran adalah manfaat, kemungkinan dikerjakan atau akibat yang memuaskan. Sehingga dapat dikatakan bahwa pragmatisme adalah aliran yang mengajarkan bahwa yang benar adalah apa yang membuktikan dirinya bsebagai benar dengan perantaraan akibat yang bermanfaat secara praktis.<ref>{{Cite journal|last=Harefa|first=Beniharmoni|date=2016|title=KEBENARAN HUKUM PERSPEKTIF FILSAFAT HUKUM|url=https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/jkh/article/view/7277|journal=Jurnal Komunikasi Hukum (JKH)|language=en|volume=2|issue=1|doi=10.23887/jkh.v2i1.7277|issn=2407-4276}}</ref>
 
=== Teori Performatif ===
Menurut teori ini, pernyataan kebenaran bukanlah kualitas dari sesuatu tetapi merupakan sebuah tindakan. Untuk menyatakan sesuatu adalah benar, cukup dilakukan tindakan persetujuan terhadap apa yang telah dinyatakan. Jadi sesuatu dapat dianggap benar jika memang dapat dilaksanakan dalam tindakan.<ref>{{Cite book|last=Susanto|first=A.|date=2021-04-28|url=https://books.google.co.id/books?id=sn8rEAAAQBAJ&pg=PA90&source=gbs_selected_pages&cad=2#v=onepage&q&f=false|title=Filsafat Ilmu: Suatu Kajian dalam Dimensi Ontologis, Epistemologis, dan Aksiologis|publisher=Bumi Aksara|isbn=978-602-217-002-0|pages=87|language=id|url-status=live}}</ref> Teori ini berasal dari John Langshaw Austin yang menjelaskan bahwa suatu pernyataan dianggap benar jika menciptakan realitas. Pernyataan yang benar bukanlah pernyataan yang mengungkapkan realitas, tetapi menciptakan realitas.<ref>{{Cite journal|last=Atabik|first=Ahmad|date=2014-12-06|title=TEORI KEBENARAN PERSPEKTIF FILSAFAT ILMU: Sebuah Kerangka Untuk Memahami Konstruksi Pengetahuan Agama|url=https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/fikrah/article/view/565|journal=FIKRAH|language=id|volume=2|issue=2|doi=10.21043/fikrah.v2i2.565|issn=2476-9649}}</ref> Teori ini dapat diimplementasikan secara positif, tetapi dapat juga diimplementasikan secara negatif. Secara positif, orang berusaha mewujudkan apa yang dinyatakan dengan suatu pernyataan tertentu. Tetapi, secara negatif, orang dapat terlena dengan ungkapannya seakan pernyataan tersebut sama dengan realitas begitu saja.<ref>{{Cite journal|last=Padli|first=M. Syaiful|last2=Mustofa|first2=M. Lutfi|date=2021-05-03|title=Kebenaran dalam Perspektif Filsafat Serta Aktualisasinya dalam Men-screening Berita|url=https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JFI/article/view/31892|journal=Jurnal Filsafat Indonesia|volume=4|issue=1|pages=78|doi=10.23887/jfi.v4i1.31892|issn=2620-7982}}</ref>
 
=== Teori Konsensus ===
Kebenaran adalah kesesuaian yang dapat diterima oleh orang terutama di kalangan para ahli. Teori ini digagas oleh [[Thomas Kuhn]] yang menyatakan bahwa ilmu pengetahuan berkembang dalam beberapa tahapan, pertama, pengetahuan diterima oleh masyarakat berdasarkan konsepsi ilmiah.<ref>{{Cite book|last=Kuhn|first=Thomas S.|date=1970|url=https://www.lri.fr/~mbl/Stanford/CS477/papers/Kuhn-SSR-2ndEd.pdf|title=The Structure of Scientific Revolutions|location=Chicago|publisher=The University of Chicago|isbn=0-226-45803-2|edition=Second Edition, Enlarged|pages=58-61|language=en|oclc=93075|url-status=live}}</ref> Dalam perkembangannya, kebenaran pengetahuan tersebut dipertanyakan keabsahannya dan terjadi revolusi ilmu pengetahuan dan menyebabkan pergeseran paradigma dalam masyarakat ilmiah. Pergeseran tersebut ditentukan oleh penerimaan masyarakat terhadap paradigma dan konsepsi kebenaran ilmiah. Berdasarkan teori tersebut, teori ilmiah dianggap benar jika mendapat dukungan atau kesepakatan dalam masyarakat ilmiah terhadap kebenaran teori tersebut.<ref>{{Cite journal|last=Faradi|first=Abdul Aziz|date=2019-07-01|title=TEORI-TEORI KEBENARAN DALAM FILSAFAT (URGENSI DAN SIGNIFIKASINYA DALAM UPAYA PEMBERANTASAN HOAXS)|url=http://ejournal.iain-tulungagung.ac.id/index.php/kon/article/view/1966|journal=Kontemplasi: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin|language=en|volume=7|issue=1|pages=97–114|doi=10.21274/kontem.2019.7.1.97-114|issn=2580-6866}}</ref>
 
== Referensi ==