Kedaulatan Westphalia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Perancis +Prancis)
Illchy (bicara | kontrib)
k Illchy memindahkan halaman Kedaulatan Westfalen ke Kedaulatan Westphalia
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(6 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Kedaulatan WestfalenWestphalia''' adalah konsep [[kedaulatan]] [[negara- bangsa]] di teritorinya sendiri tanpa campur tangan agen asing dalam struktur domestiknya.
 
Para pakar hubungan internasional menyebut [[hubungan internasional|sistem internasional]] [[negara berdaulat|negara]], [[perusahaan multinasional]], dan organisasi modern yang berorientasi Barat bermula di [[Perdamaian WestfalenWestphalia]] tahun 1648.<ref>{{Citation |last=Gabel|first=Medard|authorlink=Medard Gabel |coauthors=Henry Bruner |title=Global Inc.: An Atlas of the Multinational Corporation |year=2003|publisher=[[The New Press]]|location=[[New York, New York|New York]]|isbn=1-56584-727-X|page=2}}</ref> Baik dasar maupun kesimpulan pandangan ini dikritik oleh sejumlah{{who|date=Oktober 2013}} akademisi dan [[politikus]] [[revisionisme sejarah|revisionis]]. Para revisionis mempertanyakan pentingnya perjanjian damai Westfalen tersebut. Sejumlah [[komentator politik|komentator]] dan politikus menyerang sistem negara- bangsa berdaulat WestfalenWestphalia.
 
== Pandangan tradisional ==
Penganut konsep sistem WestfalenWestphalia merujuk pada [[Perdamaian WestfalenWestphalia]] yang ditandatangani tahun 1648 yang mengakhiri [[Perang Tiga Puluh Tahun]]. Waktu itu sebagian besar negara Eropa ([[Kekaisaran Romawi Suci]], [[Imperium Spanyol|Spanyol]], [[Kerajaan Prancis|Prancis]], [[Kekaisaran Swedia|Swedia]], dan [[Republik Belanda]]) sepakat untuk menghormati prinsip [[integritas wilayah]]. Dalam sistem WestfalenWestphalia, kepentingan nasional dan tujuan negara (serta negara- bangsa) secara luas dianggap melampaui kepentingan dan tujuan warga negara atau penguasa manapun. Negara menjadi agen institusional utama dalam sistem hubungan antarnegara. Perdamaian WestfalenWestphalia kabarnya berhasil mengakhiri upaya penerapan kewenangan supranasional terhadap negara-negara Eropa. Doktrin "WestfalenWestphalia" yang menyebutkan negara sebagai agen merdeka dipertegas oleh perkembangan pola pikir [[nasionalisme]] pada abad ke-19. Pola pikir nasionalisme menganggap [[negara berdaulat|negara]] yang sah punya kaitannya dengan ''[[bangsa]]'', yaitu sekumpulan masyarakat yang disatukan oleh bahasa dan budaya.
 
Sistem WestfalenWestphalia mencapai puncaknya pada akhir abad ke-19. Meski pertimbangan praktisnya masih mendorong negara-negara kuat berusaha memengaruhi urusan negara lain, intervensi paksa oleh suatu negara terhadap urusan dalam negeri negara lainnya semakin berkurang antara 1850 dan 1900, berbeda dengan periode sebelumnya (Leurdijk 1986).{{Dubious|date=Oktober 2013}}
 
Perdamaian WestfalenWestphalia penting dipelajari dalam teori [[hubungan internasional]] modern dan sering ditetapkan sebagai awal sistem internasional yang dibahas dalam disiplin ilmu ini.<ref name="Osiander">{{Citation | author=Osiander, Andreas | title=Sovereignty, International Relations, and the Westphalian Myth | journal=International Organization | year=2001 | pages=251–287 | volume=55 | doi=10.1162/00208180151140577 | postscript=. | issue=2}} Here: p. 251.</ref><ref name="Gross">{{Citation | author=Gross, Leo | title=The Peace of Westphalia | journal=The American Journal of International Law | month=January | year=1948 | pages=20–41 | volume=42 | doi=10.2307/2193560 | jstor=2193560 | issue=1 | postscript=.}}</ref><ref>Jackson, R.H.; P. Owens (2005) "The Evolution of World Society" in: John Baylis; Steve Smith (eds.). ''The Globalization of World Politics: An Introduction to International Relations.'' [[Oxford]]: [[Oxford University Press]], p. 53. ISBN 1-56584-727-X.</ref><ref name="Croxton">{{Citation | author=Croxton, Derek | title=The Peace of Westphalia of 1648 and the Origins of Sovereignty | journal=International History Review | year=1999 | pages=569-591 | volume=21 | issue=3 | pages=569-91 | doi=10.1080/07075332.1999.9640869 | jstor=40109077}}</ref>
 
Beberapa teoriwan hubungan internasional mengidentifikasi sejumlah prinsip utama dalam Perdamaian WestfalenWestphalia yang menjelaskan pentingnya Perdamaian tersebut dan damaknya terhadap dunia masa kini:
# Prinsip [[kedaulatan]] [[negara berdaulat|negara]] dan hak asasi [[penentuan nasib]] politik
# Prinsip kesetaraan hukum antarnegara
# Prinsip non-intervensi suatu negara terhadap urusan dalam negeri negara lainnya
 
Prinsip-prinsip tersebut dianut oleh paradigma hubungan internasional [[realisme (hubungan internasional)|"realis"]] masa kini, sehingga semakin jelas alasannya sistem negara disebut sebagai "Sistem WestfalenWestphalia".
 
Baik ide kedaulatan WestfalenWestphalia dan penerapannya telah dipertanyakan sejak pertengahan abad ke-20 sampai seterusnya dari berbagai sudut pandang. Sebagian besar perdebatan membahas ide [[internasionalisme (politik)|internasionalisme]] dan [[globalisasi]] yang tampaknya bertentangan dengan kedaulatan WestfalenWestphalia dilihat dari sejumlah interpretasi.
 
== Pandangan modern ==
Sistem WestfalenWestphalia dijadikan singkatan oleh para akademisi untuk mendeskripsikan sistem negara yang membentuk dunia saat ini.<ref>Osiander, p. 251.</ref>
 
Pada tahun 1998, di Simposium Pelanjutan Relevansi Politik Perdamaian WestfalenWestphalia, Sekretaris Jenderal [[NATO]] [[Javier Solana]] mengatakan bahwa "kemanusiaan dan demokrasi [adalah] dua prinsip yang pada dasarnya tidak relevan dengan tatanan WestfalenWestphalia yang asli" dan mengkritik bahwa "sistem WestfalenWestphalia memiliki batasan. Misalnya, prinsip kedaulatan yang digantungkannya juga menciptakan alasan persaingan, bukan kerja sama antarnegara; pengucilan, bukan integrasi."<ref>{{Citation
|url=http://www.nato.int/docu/speech/1998/s981112a.htm
|title=Securing Peace in Europe
Baris 30:
|accessdate=2008-05-21}}</ref>
 
Pada tahun 2000, [[Menteri Luar Negeri Jerman|Menteri Luar Negeri]] Jerman [[Joschka Fischer]] mengomentari Perdamaian WestfalenWestphalia dalam pidatonya di [[Universitas Humboldt Berlin]]. Ia berpendapat bahwa sistem politik Eropa yang dibentuk oleh Westfalen sudah kedaluwarsa: "Inti konsep Eropa pasca-1945 masih merupakan penolakan terhadap prinsip keseimbangan kekuatan Eropa dan ambisi hegemonik negara-negara individual yang bermunculan setelah Perdamaian WestfalenWestphalia tahun 1648, penolakan yang terwujud dalam pencampuran kepentingan vital dan peralihan hak kedaulatan negara-bangsa ke sejumlah lembaga supranasional Eropa."<ref>{{Citation
|url = http://www.auswaertiges-amt.de/www/en/eu_politik/ausgabe_archiv?suche=1&archiv_id=1027&bereich_id=4&type_id=3
|title = From Confederacy to Federation - Thoughts on the Finality of European Integration
|author = Fischer, Joschka
|publisher = [[Federal Foreign Office (Jerman)|Auswärtiges Amt]]
|date = May 12, 2000
|accessdate = 2008-07-06
|accessdate=2008-07-06 |archiveurl = httphttps://web.archive.org/web/20020502231325/http://www.auswaertiges-amt.de/www/en/eu_politik/ausgabe_archiv?suche=1&archiv_id=1027&bereich_id=4&type_id=3 |archivedate = 2002-05-02}}</ref>
|archivedate = 2002-05-02
|dead-url = no
}}</ref>
 
Setelah [[serangan Madrid 11 Maret 2004]], Lewis Atiyyatullah, yang mengaku sebagai wakil jaringan teroris [[al-Qaeda]], menyatakan bahwa "sistem internasional yang dikembangkan Barat sejak Perjanjian WestfalenWestphalia akan runtuh; dan sistem internasional baru akan bangkit di bawah kepemimpinan satu negara Islam yang kuat".<ref>{{Citation
|url = http://www.themedialine.org/news/news_detail.asp?NewsID=5420
|title = Exclusive - Al-Qa'ida: Islamic State Will Control the World
|author = Berman, Yaniv
|publisher = The Media Line
|date = April 1, 2004
|accessdate = 2008-07-06
|archiveurl = httphttps://web.archive.org/web/20040610173219/http://www.themedialine.org/news/news_detail.asp?NewsID=5420
|archivedate = 2004-06-10}}</ref>
|dead-url = no
}}</ref>
 
[[Globalisasi]] juga diklaim telah [[evolusi|mengubah]] sistem internasional melampaui sistem negara berdaulat WestfalenWestphalia.<ref>{{Citation | author=Cutler, A. Claire | title=Critical Reflections on the Westphalian Assumptions of International Law and Organization: A Crisis of Legitimacy | journal= Review of International Studies | year=2001 | pages=133–150 | volume=27 | doi=10.1017/S0260210500001339 | postscript=. | issue=2 }}</ref>
 
[[Benedict Anderson]] menyebut "bangsa" yang sifatnya putatif (diada-adakan atau diciptakan) adalah "[[komunitas khayalan]]" semata.
 
Pihak lainnya justru mendukung sistem negara WestfalenWestphalia, termasuk [[nasionalisme|nasionalis]] Eropa dan [[paleokonservatisme|palokonservatif]] Amerika Serikat [[Pat Buchanan]].<ref>{{Citation
|url=http://www.theamericancause.org/patsaygoodbye.htm
|title=Say Goodbye to the Mother Continent
|author=Patrick J. Buchanan
|date=January 1, 2002
|accessdate=2008-05-21}}</ref><ref>{{Citation
|archive-date=2008-05-14
|archive-url=https://web.archive.org/web/20080514032857/http://www.taemag.com/issues/articleid.16969/article_detail.asp
|dead-url=yes
}}</ref><ref>{{Citation
|url=http://www.theamericancause.org/print/052206_print.htm
|title=The Death of the Nation State
|author=Patrick J. Buchanan
|date=May 23, 2006
|accessdate=2008-05-21
|accessdate=2008-05-21}}</ref> Para pendukung negara Westfalen menentang sosialisme dan sebagian wujud kapitalisme karena meremehkan negara-bangsa. Karier politik Buchanan dipenuhi serangan terhadap [[globalisasi]], [[teori kritis]], [[neokonservatif|neokonservatisme]], dan pemikiran lain yang ia anggap berbahaya bagi bangsa-bangsa Barat masa kini.
|archive-date=2008-09-25
|archive-url=https://web.archive.org/web/20080925045835/http://www.theamericancause.org/print/052206_print.htm
|dead-url=yes
|accessdate=2008-05-21}}</ref> Para pendukung negara WestfalenWestphalia menentang sosialisme dan sebagian wujud kapitalisme karena meremehkan negara-bangsa. Karier politik Buchanan dipenuhi serangan terhadap [[globalisasi]], [[teori kritis]], [[neokonservatif|neokonservatisme]], dan pemikiran lain yang ia anggap berbahaya bagi bangsa-bangsa Barat masa kini.
 
== Globalisasi ==
Selama 1980-an dan awal 1990-an, literatur globalisasi masih berfokus pada pengikisan [[kedaulatan ketergantungan]] dan kedaulatan WestfalenWestphalia. Kebanyakan literatur tersebut mengkritik model politik internasional [[realisme (hubungan internasional)|realis]] yang menganggap tafsiran negara Westfalen selaku agen kesatuan sebagai sesuatu yang aksiomatis (Camilleri and Falk 1992).
 
Konsep berbagi kedaulatan yang dianut [[Uni Eropa]] juga agak bertentangan dengan pandangan historis kedaulatan WestfalenWestphalia, karena Uni Eropa mengizinkan agen asing ikut campur dalam urusan dalam negeri suatu negara.
 
Dalam artikel tahun 2008, Phil Williams mengaitkan kebangkitan [[terorisme]] dan aktor non-negara keras lainnya ([[VNSA]]; ''violent non-state actor'') dengan [[globalisasi]]. Terorisme dan VNSA dianggap mengancam kedaulatan [[negara berdaulat|negara]] Westfalen.<ref>http://se2.isn.ch/serviceengine/FileContent?serviceID=ISFPub&fileid=8EEBA9FE-478E-EA2C-AA15-32FC9A59434A&lng=en</ref>
Baris 72 ⟶ 88:
=== Intervensi militer ===
{{Unreferenced section|date=Oktober 2013}}
Sejak akhir abad ke-20, ide kedaulatan WestfalenWestphalia semakin dipertanyakan setelah terjadi serangkaian rencana maupun aksi intervensi militer di bekas [[Yugoslavia]], [[Afghanistan]], [[Irak]], [[Sudan]], dan lainnya.
 
=== Intervensi kemanusiaan ===
Baris 80 ⟶ 96:
 
Tafsiran baru mengenai [[kedaulatan kontingen]] mulai tercipta, tetapi belum mencapai titik legitimasi internasional. [[Neokonservatisme]] telah mengembangkan pola pikir serupa dan menegaskan bahwa ketiadaan demokrasi bisa jadi menciptakan krisis kemanusiaan pada masa depan, atau bahwa demokrasi itu sendiri adalah hak asasi manusia sehingga negara-bangsa yang tidak menghormati prinsip-prinsip demokrasi membuka dirinya sendiri terhadap [[perang sah]] dengan negara lain.<ref>{{cite web
|last | last = = Olivier
|first | first = Michèle
|title | title = Impact of the Arab Spring: Is democracy emerging as a human right in Africa?
|work | work = Rights in focus discussion paper
|publisher | publisher = Consultancy Africa Intelligence
|date | date = October 3, 2011
|url | url = http://www.consultancyafrica.com/index.php?option=com_content&view=article&id=866:impact-of-the-arab-spring-is-democracy-emerging-as-a-human-right-in-africa&catid=91:rights-in-focus&Itemid=296
|accessdate = 2012-01-16
| accessdate = 2012-01-16}}</ref> Akan tetapi, para pengusung teori ini dituduh hanya mempermasalahkan demokrasi, HAM, dan krisis kemanusiaan di negara-negara yang menentang dominasi global Amerika Serikat, seperti bekas Yugoslavia, Irak, Iran, Rusia, Cina, Belarus, Korea Utara, Sudan, Venezuela, dan lain-lain, namun malah mengabaikan isu yang sama di negara-negara yang bersahabat dengan Amerika Serikat, seperti Pakistan, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Yordania, Mesir, Georgia, dan Kolombia.
|archive-date = 2013-10-29
|archive-url = https://web.archive.org/web/20131029194712/http://www.consultancyafrica.com/index.php?option=com_content&view=article&id=866:impact-of-the-arab-spring-is-democracy-emerging-as-a-human-right-in-africa&catid=91:rights-in-focus&Itemid=296
|dead-url = yes
| accessdate = 2012-01-16}}</ref> Akan tetapi, para pengusung teori ini dituduh hanya mempermasalahkan demokrasi, HAM, dan krisis kemanusiaan di negara-negara yang menentang dominasi global Amerika Serikat, seperti bekas Yugoslavia, Irak, Iran, Rusia, Cina, Belarus, Korea Utara, Sudan, Venezuela, dan lain-lain, namun malah mengabaikan isu yang sama di negara-negara yang bersahabat dengan Amerika Serikat, seperti Pakistan, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Yordania, Mesir, Georgia, dan Kolombia.
 
=== Negara gagal ===
Kritik lain yang dilontarkan terhadap kedaulatan WestfalenWestphalia berkaitan dengan [[negara gagal|negara yang diduga gagal]]. [[Afghanistan]] (sebelum [[Perang di Afghanistan (2001–sekarang)|invasi AS tahun 2001]]) sering dianggap contoh negara gagal.<ref name="ReferenceA">The Washington Quarterly, Volume 25, Issue 3, 2002 "The new nature of nation‐state failure" Robert I. Rotbergab</ref> Dalam hal ini, kedaulatan dianggap tidak ada dan intervensi internasional diizinkan atas dasar kemanusiaan serta ancaman yang dimiliki negara gagal tersebut terhadap negara tetangganya dan seluruh dunia.
 
Perdebatan seputar sistem kedaulatan WestfalenWestphalia juga mengacu pada sitausi yang terjadi di [[Somalia]].<ref name="ReferenceA"/>
 
== Lihat pula ==
* [[Hubungan internasional]]
* [[Perdamaian WestfalenWestphalia]]
* [[Globalisasi]]
 
Baris 107 ⟶ 127:
{{Reflist}}
 
{{Authority control}}
{{DEFAULTSORT:Kedaulatan Westfalen}}
 
{{DEFAULTSORT:Kedaulatan WestfalenWestphalia}}
[[Kategori:Istilah politik]]
[[Kategori:Kedaulatan]]