Kekayaan intelektual: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.2
NonaSenjaa (bicara | kontrib)
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan.
Baris 2:
{{Kekayaan intelektual}}
[[File:Nike, McDonald’s copyright infringing sandals in China.jpg|thumb|right|230px|Undang-undang kekayaan intelektual seperti undang-undang merek dagang melarang penjualan barang-barang yang melanggar merek dagang seperti sandal "McDnoald's"{{sic}} dan "NKIE" [''sic''] ini.]]
'''Kekayaan intelektual''', lebih lengkapnya adalah '''hak atas kekayaan intelektual''' ('''KI''', '''HKI''', atau '''HaKI)''' adalah jenis [[Properti|kekayaan]] yang memuat kreasi tak mewujud dari intelektualitas.<ref>{{Cite book|url=https://www.wipo.int/publications/en/details.jsp?id=4080|title=Understanding Industrial Property|publisher=World Intellectual Property Organization|doi=10.34667/tind.36288|access-date=6 December 2018|author1=World Intellectual Property Organization (WIPO)|year=2016|isbn=9789280525939}}</ref><ref>{{Cite web|url=http://www.europarl.europa.eu/factsheets/en/sheet/36/intellectual-industrial-and-commercial-property|title=Intellectual, industrial and commercial property {{!}} Fact Sheets on the European Union|publisher=European Parliament|access-date=6 December 2018}}</ref> HaKI memiliki banyak jenis, dan banyak negara mengakui keberadaannya.<ref>{{Cite web |url=https://www.wto.org/english/tratop_e/trips_e/intel1_e.htm |title=What are intellectual property rights? |website=World Trade Organization |publisher=World Trade Organization |access-date=23 May 2016}}</ref><ref>"Intellectual property", ''[[Black's Law Dictionary]]'', 10th ed. (2014).</ref><ref>{{Cite web|url=https://www.wipo.int/edocs/pubdocs/en/wipo_pub_909_2016.pdf|title=Understanding Copyright and Related Rights|publisher=World Intellectual Property Organization|page=4|access-date=6 December 2018}}</ref><ref>{{Cite book|url=https://www.wipo.int/publications/en/details.jsp?id=4528|title=What is Intellectual Property?|publisher=World Intellectual Property Organization (WIPO)|doi=10.34667/tind.43765|access-date=23 October 2020|author1=World Intellectual Property Organization|series=WIPO publication|year=2021|isbn=9789280532210}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://www.wipo.int/edocs/pubdocs/en/wipo_pub_895_2016.pdf|title=Understanding Industrial Property|publisher=World Intellectual Property Organization (WIPO)|access-date=7 December 2018}}</ref> Contoh yang paling dikenal adalah [[copyright|hak cipta]], [[paten]], [[trademark|merek dagang]], dan [[rahasia dagang]]. Konsep modern dari HaKI tercipta pada abad ke-17 dan ke-18 di Inggris. Istilah "kekayaan intelektual"—terjemahan bebas dari ''intellectual property—''mulai dipakai pada abad ke-19, meski HaKI kelak menjadi bagian dari sistem hukum dunia pada abad ke-20.<ref name="Lemley 2005">"property as a common descriptor of the field probably traces to the foundation of the [[World Intellectual Property Organization]] (WIPO) by the United Nations." in [[Mark A. Lemley]], [http://www.utexas.edu/law/journals/tlr/abstracts/83/83Lemley.pdf ''Property, Intellectual Property, and Free Riding''] {{webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090226035349/http://www.utexas.edu/law/journals/tlr/abstracts/83/83Lemley.pdf |date=26 February 2009 }}, Texas Law Review, 2005, Vol. 83:1031, page 1033, footnote 4.</ref>
 
Tujuan dari hukum HaKI adalah untuk mendorong pembuatan berbagai macam barang-barang intelektual.{{sfnp|Goldstein|Reese|2008|p=17}} Untuk memperoleh tujuan itu, peraturan perundang-undangan akan memberikan pelindungan HaKI kepada orang atau badan hukum untuk menggunakan, menggandakan, dan/atau mendistribusikan informasi dan barang-barang intelektual yang dibuatnya, umumnya dalam jangka waktu terbatas. Hal ini akan memberikan insentif ekonomi bagi pencipta barang, karena akan memungkinkan orang mendapatkan manfaat dari pembuatan barang tersebut, melindungi gagasannya, serta mencegah pembuatan barang tiruan.{{sfnp|Goldstein|Reese|2008|p=17}} Insentif ekonomi ini akan menstimulasi inovasi dan berkontribusi dalam perkembangan teknologi di negara, yang bergantung dengan pelindungan terhadap para inovator.<ref>Rod Falvey and Neil Foster (2006): “The Role of Intellectual Property Rights in Technology Transfer and Economic Growth”: Theory and Evidence, In cooperation with Olga Memedovic UNITED NATIONS INDUSTRIAL DEVELOPMENT ORGANIZATION (UNIDO), available: https://www.unido.org/sites/default/files/2009-04/Role_of_intellectual_property_rights_in_technology_transfer_and_economic_growth_0.pdf</ref>
Baris 13:
[[Statuta Monopoli]] (1624) dan [[Statuta Anne]] Britania (1710) adalah asal muasal [[paten]] dan [[hak cipta]],<ref>{{cite book|last=Brad|first=Sherman|author2=Lionel Bently|year=1999|url=https://www.google.com/books?id=u2aMRA-eF1gC&dq=statute+of+anne+copyright&lr=&as_brr=3&source=gbs_navlinks_s|title=The making of modern intellectual property law: the British experience, 1760–1911|publisher=Cambridge University Press|isbn=978-0-521-56363-5|page=207}}</ref> dan menjadi tonggak awal terciptanya konsep kekayaan intelektual.
 
"Kekayaan sastra" menjadi istilah yang umum digunakan dalam debat hukum [[Britania Raya]] selama dasawarsa 1760-an dan 1770-an berkaitan sejauh mana penulis dan penerbit memiliki hak yang diturunkan oleh ''common law'' atas kekayaan (''[[Millar v Taylor]]'' (1769), ''[[Hinton v Donaldson]]'' (1773), ''[[Donaldson v Becket]]'' (1774)). Istilah ''intellectual property'' terlahir pada masa itu, saat berita yang dipublikasikan di ''[[Monthly Review (London)|Monthly Review]]'' tahun 1769 menggunakan frasa itu.<ref>{{OED|intellectual property}} (Citing ''Monthly Review'', [https://books.google.com/books?id=cMsvAAAAYAAJ&pg=PA290#v=onepage&q&f=false vol. 41. p. 290] (1769): "What a niggard this Doctor is of his own, and how profuse he is of other people's intellectual property.")</ref> Contoh awal yang jelas dari penggunaan modern ini adalah pada 1808, saat itu digunakan sebagai judul kepala dalam koleksi esai.<ref>{{OED|intellectual property}} (Citing ''Medical Repository Of Original Essays And Intelligence'', [https://books.google.com/books?id=Ij9JAAAAYAAJ&pg=PA303 vol. 11. p. 303] (1808): "New-England Association in favour of Inventors and Discoverers, and particularly for the Protection of intellectual Property.")</ref>
 
Bentuk yang ekuivalen di Jerman digunakan saat berdirinya [[Konfederasi Jerman Utara]] kala konstitusinya memberikan pelindungan HaKI oleh legislatif (''Schutz des geistigen Eigentums'') dalam konfederasi tersebut.<ref>[https://web.archive.org/web/20040706175038/http://www.verfassungen.de/de/de67-18/verfassung67-i.htm 'Article 4 No. 6 of the Constitution of 1867 (German)'] Hastings Law Journal, Vol. 52, p. 1255, 2001</ref> Saat banyak sekretariat administratif yang dibentuk berdasarkan [[Konvensi Paris]] (1883) dan [[Konvensi Bern]] (1886) digabung 1893, mereka berpusat di Bern, dan mengadaptasi istilah "kekayaan intelektual", dan membentuk lembaga baru bernama [[Biro Internasional Perlindungan Kekayaan Intelektual]].
Baris 103:
Pendiri [[Yayasan Perangkat Lunak Bebas]], [[Richard Stallman]] berpendapat bahwa, meskipun istilah kekayaan intelektual digunakan secara luas, ia menentangnya karena "secara sistematis terdistorsi dan membingungkan, dan penggunaannya telah dimanfaatkan oleh setiap pihak yang meraup keuntungan dari kebingungan ini". Ia mengeklaim bahwa istilah ini "berfungsi sebagai alat pemersatu peraturan perundang-undangan yang memiliki latar belakang berbeda dan terpisah, cakupannya yang berbeda, ketentuan yang berbeda, mengangkat masalah kebijakan publik yang berbeda" sehingga menciptakan "bias" dengan menyamakan bentuk monopoli dengan kepemilikan barang fisik yang terbatas, serta menyetarakannya dengan "hak milik".<ref name="mirage">{{cite web|title=Did You Say “Intellectual Property”? It's a Seductive Mirage |url=https://www.gnu.org/philosophy/not-ipr.en.html|first=Richard M.|last=Stallman|website=GNU.org|publisher=Free Software Foundation, Inc.|access-date=28 March 2008}}</ref> Stallman menganjurkan agar negara konsisten dengan istilah hak cipta, paten, dan merek dagang dalam bentuk tunggal dan mengingatkan agar tidak mengabstraksikan peraturan perundang-undangan yang latar belakangnya berbeda itu dalam satu istilah kolektif. Ia berpendapat bahwa "untuk menghindari penyebaran bias dan kebingungan yang tidak perlu, yang terbaik adalah mengadopsi kebijakan tegas untuk tidak membahas atau memikirkan dalam istilah (kolektif) 'kekayaan intelektual'."<ref name="words-to-avoid">{{cite web|title=Words to Avoid (or Use with Care) Because They Are Loaded or Confusing|url=https://www.gnu.org/philosophy/words-to-avoid.en.html#IntellectualProperty|author=Richard M. Stallman|website=gnu|publisher=The GNU Project|access-date=1 December 2016}}</ref>
 
Pakar ekonomi [[Michele Boldrin]] dan [[David K. Levine]] lebih menyukai "monopoli intelektual" sebagai istilah yang jelas dan tegas berkaitan dengan konsep itu, mengingat bahwa KI berbeda dengan hak kekayaan fisik.<ref>Boldrin, Michele, and David K. Levine. [http://levine.sscnet.ucla.edu/general/intellectual/against.htm Against intellectual monopoly] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20171206094352/http://levine.sscnet.ucla.edu/general/intellectual/against.htm |date=6 December 2017 }}. Cambridge: Cambridge University Press, 2008.</ref> Mereka beranggapan bahwa "penegakan hak paten sedikit atau bahkan sama sekali tidak mendorong inovasi", terutama dijelaskan oleh kecenderungannya untuk menciptakan monopoli pasar, sehingga membatasi inovasi lanjutan dan [[transfer teknologi]].<ref>Michele Boldrin and David K. Levine (2009): “Intellectual Property Rights and Economic Growth in the Long-Run”; A model Discovery, available; http://levine.sscnet.ucla.edu/papers/aea_pp09.pdf {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170809070301/http://levine.sscnet.ucla.edu/papers/aea_pp09.pdf |date=9 August 2017 }}</ref>
 
Bila diasumsikan KI adalah hak nyata, Stallman beranggapan bahwa klaim tersebut tidak sesuai dengan tujuan historis peraturan perundang-undangannya, dalam hal ini hak cipta berfungsi sebagai alat penyensoran, lalu, model regulasi untuk perusahaan percetakan. sehingga lebih mungkin menguntungkan sang pengarang, tetapi tidak pernah mengganggu kebebasan pembaca rata-rata.<ref>{{Cite web |url=http://web.mit.edu/comm-forum/forums/copyright.html |title=copyright and globalization in the age of computer networks |date=19 April 2001 |access-date=21 October 2015 |website=mit.edu |last=Stallman |first=Richard |author-link=Richard Stallman |archive-url=https://web.archive.org/web/20150302072256/http://web.mit.edu/comm-forum/forums/copyright.html |archive-date=2 March 2015}}</ref> Masih mengacu pada hak cipta, ia mengutip literatur hukum seperti Konstitusi Amerika Serikat dan [[hukum kasus]] untuk menunjukkan bahwa UU tersebut bertujuan sebagai sarana tawar-menawar opsional dan eksperimental untuk sementara memperdagangkan hak milik dan kebebasan berpendapat di muka umum, bukan pribadi, dalam bentuk peningkatan produksi seni dan pengetahuan. Dia menyebutkan, "jika hak cipta adalah hak alamiah, tidak dibenarkan untuk menyetop hak ini setelah jangka waktu tertentu".<ref>{{Cite web|title=Misinterpreting Copyright|url=https://www.gnu.org/philosophy/misinterpreting-copyright.html|last=Stallman|first=Richard|author-link=Richard Stallman|website=gnu.org|access-date=21 October 2015}}</ref>
Baris 126:
[[Peter Drahos]] mencatat, "Hak milik mengotorisasi sumber daya. Ketika otoritas diberikan kepada segelintir orang atas sumber daya yang menjadi sandaran banyak orang, beberapa orang memperoleh kekuasaan atas tujuan banyak orang. Ini memiliki konsekuensi bagi kebebasan politik dan ekonomi dalam masyarakat."<ref>Peter Drahos and John Braithwaite. [http://www.anu.edu.au/fellows/pdrahos/books/Information%20Feudalism.pdf Information Feudalism: Who Owns the Knowledge Economy?], Earthscan 2002</ref>{{rp|13}}
 
[[World Intellectual Property Organization|Organisasi HaKI Dunia]] (WIPO) mengakui bahwa ada konflik antara penghormatan dan implementasi HaKI terhadap [[Hak asasi manusia|hak-hak asasi manusia]] lainnya.<ref>{{cite web|author=WIPO – World Intellectual Property Organization|title=Human Rights and Intellectual Property: An Overview|url=http://www.wipo.int/tk/en/hr/|website=wipo|archive-url=https://web.archive.org/web/20111022125749/http://www.wipo.int/tk/en/hr/|archive-date=22 October 2011|access-date=25 October 2011|url-status=dead}}</ref> Pada 2001 [[Komite Hak-hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya]] PBB menerbitkan dokumen berjudul ''Human rights and intellectual property'' yang berpendapat bahwa HaKI cenderung diatur oleh tujuan ekonomi ketika harus dipandang sebagai sebuah produk sosial; sehingga untuk melayani kesejahteraan manusia, sistem HaKI harus menghormati dan mematuhi undang-undang hak asasi manusia. Menurut Komite, bila sistem ini gagal, HaKI dianggap bertentangan dengan hak asasi manusia atas pangan dan kesehatan, serta partisipasi budaya dan manfaat ilmiah.<ref>Staff, UN Committee on Economic Social and Cultural Rights. Geneva, 12–30 November 2001. [http://www2.ohchr.org/english/bodies/cescr/docs/statements/E.C.12.2001.15HRIntel-property.pdf Human rights and intellectual property]</ref><ref>{{cite journal|last=Chapman|first=Audrey R.|date=December 2002|title=The Human Rights Implications of Intellectual Property Protection|journal=Journal of International Economic Law|volume=5|issue=4|pages=861–882|doi=10.1093/jiel/5.4.861}}</ref> Pada 2004 Majelis Umum WIPO mengadopsi ''Deklarasi Jenewa tentang Masa Depan Organisasi HaKI Dunia'' yang berpendapat bahwa WIPO harus "lebih fokus pada kebutuhan negara-negara berkembang, dan untuk melihat HaKI sebagai salah satu dari banyak alat untuk pembangunan—bukan sebagai akhir pembangunan".<ref>[http://www.cptech.org/ip/wipo/genevadeclaration.html ''The Geneva Declaration on the Future of the World Intellectual Property Organization'']</ref>
 
Masalah etis yang cukup relevan ketika barang-barang bernilai sosial seperti obat-obatan yang menyelamatkan jiwa diberikan perlindungan HaKI. Sementara penerapan HaKI dapat memungkinkan perusahaan untuk membebankan biaya produksi marginal yang lebih mahal untuk menutup biaya penelitian dan pengembangan, sehingga harga akan menghambat pasar terhadap siapa pun yang tidak mampu membayar biaya produk, dalam hal ini suatu obat yang menyelamatkan nyawa.<ref name="Sonderholm">{{Cite journal|last1=Sonderholm|first1=Jorn|year=2010|title=Ethical Issues Surrounding Intellectual Property Rights|journal=Philosophy Compass|volume=5|issue=12|pages=1107–1115|doi=10.1111/j.1747-9991.2010.00358.x}}</ref> "Rezim HaKI bukanlah rezim yang yang konduktif untuk investasi litbang produk yang bernilai sosial bagi populasi yang didominasi masyarakat miskin".<ref name="Sonderholm" />{{rp|1108–9}}