Kekhalifahan Rasyidin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
(12 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Hatnote|Artikel ini membahas mengenai negara [[khilafah]] pertama setelah [[Kematian Muhammad|kematian Nabi Islam Muhammad]]. Untuk para khalifah yang memimpin kekhalifahan ini, lihat "[[Khulafaur Rasyidin]]".}}
{{Status artikel|AP|7|6|2023}}
{{infobox former country
| native_name = {{lang|ar|الخلافةالْخِلَافَةُ الراشدةالرَّاشِدَةُ}}
| conventional_long_name = Kekhalifahan Rasyidin
| common_name = Rasyidin
| government_type = [[Khilafah]]
| image_flag = <!--JANGAN Tambahkan bendera apapun!! Belum/Tidak ada sumber independen tepercaya yang secara jelas menyebutkan bahwa Kekhalifahan Rasyidin memiliki suatu bendera resmi yang khusus. Berkas:Rashidun_Flag.svg yang beredar adalah FIKSI.-->
| year_start = 632
| date_start =
| event_end = [[Perjanjian Hasan–Mu'awiyah|Perjanjian damai]] antara [[Hasan bin Ali]] kepada [[Mu'awiyah bin Abi Sufyan]]
| date_end = Agustus
| year_end = 661
| p1 = Negara Madinah
| p2 = Kekaisaran Bizantium
Baris 53 ⟶ 54:
| event6 = [[Pembunuhan Ali]]
| date_event6 = Januari 661
| today = <!--HANYA digunakan untuk tiga sampai lima negara. Wilayah bekas negara yang terlalu luas tidak perlu menggunakan |today-->
}}
'''Kekhalifahan Rasyidin''' ({{lang-ar|الخلافةالْخِلَافَةُ الراشدةالرَّاشِدَةُ|al-Khilāfah ar-Rāšidah}}) adalah [[kekhalifahan]] [[Islam|lslam]] pertama yang didirikan setelah [[kematian Muhammad|kematian]] [[nabi Islam]] [[Muhammad]] pada tahun [[632]] M, atau tahun ke-11 [[Hijriyah|H]]. Kekhalifahan ini terdiri atas empat [[khalifah]] pertama dalam [[sejarah Islam]], yang dikenal sebagai ''[[Khulafaur Rasyidin]]''.<ref>{{citation |title=A History of the Maghrib in the Islamic Period |first=Jamil M. |last=Abun-Nasr |publisher=Cambridge University Press |location=Cambridge, New York, Melbourne |year=1987 |isbn=0-521-33767-4 |url=https://books.google.com/books?id=jdlKbZ46YYkC |accessdate=2022-07-07 |archive-date=2020-09-02 |archive-url=https://web.archive.org/web/20200902071518/https://books.google.com/books?id=jdlKbZ46YYkC |dead-url=no }}</ref> Pada puncak kejayaannya, Kekhalifahan Rasyidin membentang dari [[Jazirah Arab]], sampai ke [[Syam|Suriah]], [[Kaukasus]] dan [[Afrika Utara]] di barat, serta sampai ke [[Dataran Tinggi Iran|dataran tinggi Iran]] dan [[Asia Tengah]] di timur.<ref name="Taagepera"/>
 
Kekhalifahan Rasyidin menjadi [[Daftar imperium terbesar|negara terbesar]] dalam sejarah pada masa tersebut.<ref name="Taagepera 1979">Rein Taagepera (1979), "Size and Duration of Empires: Growth-Decline Curves, 600&nbsp;B.C. to 600 A.D.", ''Social Science History'', Vol. 3, 115-138</ref> Kekhalifahan Rasyidin dicirikan oleh periode ekspansi militer yang cepat selama dua puluh lima tahun diikuti oleh periode perselisihan internal selama lima tahun. Tentara Rasyidin berjumlah lebih dari 100.000 orang pada puncaknya. Pada tahun 650-an, selain Semenanjung Arab, kekhalifahan telah menaklukkan [[Levant]] (saat ini [[Suriah]]) ke [[Transkaukasus]] di utara; [[Afrika Utara]] dari Mesir hingga [[Tunisia]] di barat; dan [[Dataran Tinggi Iran]] ke bagian [[Asia Tengah]] dan [[Asia Selatan]] di Timur. Keempat khalifah Rasyidin dipilih oleh sebuah badan pemilihan kecil yang terdiri dari anggota terkemuka dari konfederasi [[Suku Quraisy]] yang disebut sebagai [[syura|syūrāSyūrā]] ({{Lang-ar|الشورى|translit=asy-syūrā|lit=perundingan}}).<ref>{{cite encyclopedia|last1=Bosworth|first1=C.E.|author1-link=Clifford Edmund Bosworth|last2=Marín|first2=Manuela|last3=Ayalon|first3=A.|date=1960–2007|title=Shūrā|editor1-last=Bearman|editor1-first=P.|editor1-link=Peri Bearman|editor2-last=Bianquis|editor2-first=Th.|editor2-link=|editor3-last=Bosworth|editor3-first=C.E.|editor4-last=van Donzel|editor4-first=E.|editor5-last=Heinrichs|editor5-first=W.P.|encyclopedia=Encyclopaedia of Islam, Second Edition|doi=10.1163/1573-3912_islam_COM_1063}}</ref>
 
[[Abu Bakar]] ({{reign|632|634}}) terpilih menjadi khalifah pertama setelah kematian Muhammad. Pada awal masa pemerintahannya, terjadi banyak kemurtadan dan pemberontakan terhadap Islam di wilayah [[Jazirah Arab]] yang kemudian berhasil diatasi melalui [[Perang Riddah]]. Setelah kemurtadan berhasil diatasi, ia mengadakan kodifikasi [[Al-Qur'an]] dan memulai ekspedisi militer Islam pertama ke wilayah Persia dan Suriah. Masa pemerintahan Abu Bakar sangat singkat karena kematiannya. Posisinya sebagai khalifah kemudian digantikan oleh [[Umar bin Khattab]] ({{reign|634|644}}) yang melanjutkan ekspansi militer hingga wilayah Kekhalifahan Rasyidin meluas. Perluasan wilayah membuat Umar menetapkan kebijakan pembangunan negara, meliputi reformasi administrasi, pemindahan penduduk [[Umat Kristen|Kristen]] dan [[orang Yahudi|Yahudi]] ke Suriah dan Irak, pembentukan diwan, penetapan kalender hijriah, pembangunan kota-kota garnisun dan pembentukan pasukan tetap serta penetapan sistem moneter Islam. Masa pemerintahan Umar berakhir setelah dirinya dibunuh. Posisinya sebagai khalifah kemudian digantikan oleh [[Utsman bin Affan]] ({{reign|644|656}}) yang [[Pemilihan Utsman|terpilih]] melalui komite pemilihan khalifah. Utsman menjadi khalifah pertama yang membentuk angkatan laut yang membuat wilayah Kekhalifahan Rasyidin mencapai puncak terluasnya. Utsman juga dikenang karena perannya dalam kanonisasi [[Al-Qur'an]]. Kebijakan-kebijakan Utsman mencirikan nepotisme yang membuatnya mendapatkan penentangan dari masyarakat. Masa pemerintahan Utsman berakhir setelah dirinya dibunuh oleh pemberontak dan posisinya digantikan oleh [[Ali bin Abi Thalib]] ({{reign|656|661}}), seorang anggota klan [[Bani Hasyim]] dan sepupu Muhammad, yang memindahkan ibu kota dari [[Madinah]] ke kota garnisun [[Kufah]]. Ali mengadakan perubahan kebijakan fiskal dalam penunjukan pejabat serta pembagian pajak dan harta rampasan perang. Karena kebijakannya, ia kurang disukai oleh para sahabat Muhammad dari suku Quraisy tetapi di saat yang bersamaan mendapat dukungan dari kaum Anshar dan masyarakat yang kurang mampu. Akhirnya terjadi pertempuran yang dikenal sebagai [[Pertempuran Unta]] yang melibatkan pemuka Quraisy terutama [[Aisyah]], [[Thalhah bin Ubaidillah|Thalhah]] dan [[Zubair bin Awwam|Zubair]]. Ali dapat mengatasi pertempuran ini, tetapi ia juga mengalami penentangan dari Gubernur Suriah yaitu [[Muawiyah bin Abu Sufyan]] yang berujung pada [[Pertempuran Siffin]] dan memunculkan kelompok penentang lainnya yaitu [[Khawarij]]. Kelompok Khawarij berhasil dibubarkan oleh Ali pada [[Pertempuran Nahrawan]], namun [[Pembunuhan Ali|Ali dibunuh]] oleh seorang loyalis Khawarij pada bulan Januari 661 sebagai bentuk balas dendam atas kekalahan Khawarij di Nahrawan.
Baris 65 ⟶ 66:
[[File:Rashidun Caliphate (greatest extent).svg|thumb|upright=1.15|Wilayah Kekhalifahan Rasyidin secara Maksimal ([[Proyeksi ortografis]])]]
 
== AwalEtimologi ==
{{See also|Suksesi Muhammad}}
Muslim [[Sunni]] percaya bahwa semasa hidupnya, [[Muhammad]] tidak pernah menitipkan pesan dan menunjuk siapa kelak yang akan menjadi penggantinya. Hal ini menyebabkan terjadinya perselisihan ketika pengangkatan khalifah setelah kematiannya.<ref name=madelung31/><ref>{{Cite book|last=Nasution|first=Syamruddin|year=2013|url=https://repository.uin-suska.ac.id/10391/|title=Sejarah Peradaban Islam|location=Pekanbaru|publisher=Yayasan Pusaka Riau|pages=63|language=en|url-status=live|ref={{sfnref|Nasution|2013}}}}</ref>
Baris 175 ⟶ 176:
Ketika aksesi Ali di Madinah diketahui oleh [[Aisyah binti Abu Bakar|Aisyah]] yang merupakan janda Muhammad, dia menempatkan dirinya di Makkah dan secara terbuka menyalahkan pembunuhan Utsman kepada Ali.{{Sfn|Veccia Vaglieri|1960}}{{Sfn|Madelung|1997|p=107}} Ia segera bergabung dengan kerabat dekatnya, Thalhah dan [[Zubair bin Awwam|Zubair]],{{Sfn|Madelung|1997|p=133}} dan mendeklarasikan perlawanan terhadap Ali.{{Sfn|Ayoub|2014|p=89}}{{Sfn|Donner|2010|p=158}}
 
Pendukung Aisyah menuntut agar Ali menghukum mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan Utsman.{{Sfn|Poonawala|2011}} Mereka juga menyerukan pencopotan Ali dari jabatannya dan dewan kaum [[QuraisySyura]] (''syura'') untuk menunjuk penggantinya.{{Sfn|Donner|2010|p=158}}{{Sfn|Madelung|1997|p=157}} Kekhalifahan Ali mungkin telah menggagalkan ambisi politik Thalhah dan Zubair,{{Sfn|Momen|1985|p=24}} juga suku Quraisy pada umumnya.{{Sfn|Kennedy|2015|p=65}} Khawatir bahwa Ali akan mengakhiri status istimewa mereka sebagai kelas penguasa Islam,{{Sfn|Madelung|1997|p=152}}{{Sfn|Kennedy|2015|p=65}} kaum Quraisy kemudian menantang Ali untuk melindungi hak-hak mereka.{{Sfn|Kennedy|2015|p=65}} Kaum Quraisy bersikeras ingin mengembalikan kekhalifahan yang berdasarkan prinsip-prinsip yang diletakkan oleh Abu Bakar dan Umar.{{Sfn|Madelung|1997|p=147}} Pada akhirnya, Thalhah dan Zubair memberontak setelah Ali menolak memberi mereka bantuan.{{Sfn|Ayoub|2014|p=94}}{{Sfn|Tabatabai|1977|p=45}}
 
Ketika para pemberontak gagal mendapatkan daya tarik di [[Hijaz]], mereka berangkat ke Basra dengan beberapa ratus tentara.{{sfn|Veccia Vaglieri|1960|p=383}} Ali telah berangkat mengejar tetapi gagal mencegat mereka. Di [[al-Rabadha]], dia kemudian mengubah arah ke Kufah dan mengirim delegasi untuk mengumpulkan pasukan di sana.<ref>{{cite encyclopedia |last=Veccia Vaglieri |first=Laura |author-link=Laura Veccia Vaglieri |date=1991 |title=al-D̲j̲amal |encyclopedia=[[Encyclopaedia of Islam]] |edition=second |publisher=[[Brill Publishers]] |isbn=90-04-07026-5 |volume=3| pages=887–90 |location=Leiden|ref={{sfnref|Veccia Vaglieri|1991}}}}</ref>{{Sfn|Madelung|1997|p=165}} Namun, [[Abu Musa al-Asy'ari]], Gubernur Kufah, meminta Kufah untuk tetap netral.{{sfn|Veccia Vaglieri|1991}}{{sfn|Hinds|1971|p=361}} Dengan demikian, para pendukung Ali membentuk pasukan yang terdiri dari enam hingga dua belas ribu orang atau menurut versi lain, sepuluh ribu orang.{{sfn|Veccia Vaglieri|1991}}{{sfn|Hinds|1971|p=361}}{{sfn|Hazleton|2009|p=107}} Pasukan inilah yang menjadi inti pasukan Ali dalam pertempuran yang akan datang.{{sfn|Hinds|1971|p=361}} Kedua pasukan segera berkemah di luar Basra dengan posisi saling berseberangan.{{sfn|Madelung|1997|p=166}}{{sfn|Poonawala|2011}} Negosiasi kemudian dimulai antara Ali, Thalhah, dan Zubair untuk menghindari perang yang akan datang.{{Sfn|Madelung|1997|pp=168-9}} Negosiasi itu rupanya mematahkan tekad Zubair, yang mungkin telah menyadari peluang kecilnya untuk menjadi khalifah dan mulai meragukan keadilan yang sedang ia perjuangkan.{{Sfn|Madelung|1997|p=169}} Dalam negosiasi, pihak Aisyah menuntut agar Ali mundur dari jabatannya dan menuntut dewan syuraSyura untuk memilih khalifah yang baru, tetapi Ali membalas bahwa dia adalah khalifah yang sah.{{sfn|Madelung|1997|p=169}} Kedua belah pihak juga saling menuduh bertanggung jawab atas pembunuhan Utsman.{{sfn|Madelung|1997|p=169}}{{sfn|Abbas|2021|p=139}} Negosiasi gagal setelah tiga hari{{efn|[[Laura Veccia Vaglieri|Veccia Vaglieri]] menulis bahwa perjanjian damai gagal karena disabotase oleh kelompok "ekstremis" di dalam pasukan Ali, yang beberapa orang di antara mereka terlibat pembunuhan Utsman.<ref name=VecciaAli/><ref name=Nasr2021/> Madelung dan sejumlah sejarawan modern lainnya menentang keterlibatan [[Abdullah bin Saba']] dalam sabotase negosiasi karena legenda ini tidak didukung oleh bukti apapun dan tidak disebutkan di sumber manapun,{{sfn|Madelung|1997|p=167}} mengingat tidak adanya catatan mengenai Ibnu Saba' di Pertempuran Siffin yang terjadi setelah Pertempuran Jamal.<ref>{{cite book|last=Taha|first=Hussein|title=al-Fitnah al-Kubra|volume=2|isbn=977-247-551-0|publisher=Dar al-Maariph|page=90}}</ref>}} dan kedua belah pihak bersiap untuk berperang.{{sfn|Madelung|1997|p=169}}{{sfn|Poonawala|2011}}{{sfn|Gleave|2008}}
 
Pertempuran itu terjadi pada suatu hari di bulan Desember tahun 656, berlangsung dari siang hingga matahari terbenam.{{Sfn|Donner|2010|p=159}}{{sfn|Madelung|1997|pp=169-70}} Dikatakan bahwa Ali melarang orang-orangnya untuk memulai permusuhan.{{sfn|Veccia Vaglieri|1991}} Ia memerintahkan pasukannya untuk maju ketika para pemberontak membunuh utusan Ali, sehingga menghalangi usaha terakhirnya untuk menghindari perang.{{sfn|Madelung|1997|p=170}} Aisyah juga dibawa ke medan perang, mengendarai tandu lapis baja di atas unta merah, yang kemudian menjadi asal dari nama pertempuran itu.{{sfn|Hazleton|2009|p=113}}{{sfn|Abbas|2021|p=139}} Thalhah segera dibunuh oleh seorang anggota Bani Umayyah, yang mungkin menganggap Thalhah adalah dalang utama di balik pembunuhan Utsman.{{sfn|Madelung|1997|pp=171-2}}{{sfn|Abbas|2021|p=140}}{{Sfn|Ayoub|2014|p=87}} Zubair yang merupakan seorang pejuang berpengalaman, pergi tak lama setelah pertempuran dimulai,{{sfn|Madelung|1997|p=170}} tetapi kemudian dikejar dan dibunuh.{{sfn|Madelung|1997|p=170}} [[Wilferd Madelung|Madelung]] berpendapat bahwa Zubair sangat meragukan keadilan dari tujuan mereka yang menyebabkan Zubair terpaksa mengikuti peperangan tersebut.{{sfn|Madelung|1997|p=171}} Kematian Thalhah dan Zubair menentukan nasib pertempuran,{{Sfn|Madelung|1997|p=172}}{{Sfn|Bahramian|2015}} meskipun pertempuran sengit mungkin berlanjut selama berjam-jam di sekitar unta Aisyah.{{sfn|Madelung|1997|p=171}} Pertempuran berhenti hanya ketika pasukan Ali berhasil membunuh unta Aisyah.{{Sfn|Madelung|1997|p=172}} Namun, Aisyah tetap diperlakukan dengan hormat, dan kemudian diantar kembali ke Hijaz.{{sfn|Abbas|2021|p=141}}<ref>{{cite encyclopedia |last1=Nasr |first1=Seyyed Hossein |author1-link=|last2=Afsaruddin |first2=Asma |date=2022 |title=ʿAlī: Muslim caliph |encyclopedia=[[Encyclopædia Britannica]] |url=https://www.britannica.com/biography/Ali-Muslim-caliph |access-date=2022-11-30|ref={{sfnref|Nasr|Afsaruddin|2022}}}}</ref>{{Sfn|Veccia Vaglieri|1991}}{{Sfn|Donner|2010|p=159}} Ali kemudian mengumumkan pengampunan publik,{{sfn|Hazleton|2009|p=121}} membebaskan para tawanan perang dan melarang perbudakan wanita dan anak-anak mereka.{{Sfn|Hazleton|2009|p=122}}
Baris 183 ⟶ 184:
==== Pertempuran Siffin ====
{{main|Pertempuran Siffin}}
Begitu sampai di Kufah, Ali mengirim utusan ke Suriah dengan membawa surat untuk gubernurnya, [[Mu'awiyah bin Abu Sufyan]]. Surat itu menuntut bai'atnya dan menambahkan bahwa dia akan diberhentikan dari jabatannya,{{Sfn|Madelung|1997|p=194}}{{Sfn|Petersen|1958|p=165}}{{Sfn|Ayoub|2014|p=97}} sementara Mu'awiyah telah menjabat sebagai gubernur sejak masa kekhalifahan Umar.{{Sfn|Madelung|1997|p=194}} Ali berargumen dalam suratnya bahwa pemilihannya di Madinah mengikat Mu'awiyah di Suriah karena dia dipilih oleh orang yang sama yang telah berjanji kepada para pendahulunya.{{Sfn|Madelung|1997|p=194}} Surat itu melanjutkan bahwa pemilihan khalifah adalah hak Muhajirin dan Anshar, secara eksplisit mengecualikan Mu'awiyah, sebagai mualaf terakhir (''taliq''), dari syuraSyura mana pun dan dari kekhalifahan itu sendiri.{{Sfn|Madelung|1997|p=194}}{{Sfn|Ayoub|2014|p=94}} Surat tersebut juga mendesak Mu'awiyah untuk menyerahkan keadilan bagi Utsman kepada Ali, berjanji bahwa dia akan menangani masalah tersebut pada waktunya.{{Sfn|Madelung|1997|p=194}}{{Sfn|Ayoub|2014|p=94}} Menanggapi surat Ali, Mu'awiyah melancarkan kampanye propaganda di seluruh Suriah, menuntut Ali atas kematian Utsman dan menyerukan balas dendam.{{Sfn|Madelung|1997|p=190}}{{Sfn|Abbas|2021|p=144}}{{Sfn|Rahman|1989|p=58}} Mu'awiyah segera bergabung dengan [[Amr bin Ash]],{{Sfn|Donner|2010|p=160}} seorang ahli strategi militer,{{Sfn|Ayoub|2014|p=99}} yang berjanji untuk mendukung Bani Umayyah melawan Ali dengan imbalan jabatan gubernur Mesir seumur hidup.{{Sfn|Madelung|1997|p=196}}{{Sfn|Rahman|1989|p=58}}{{Sfn|Kennedy|2015|p=66}} penulis modern cenderung menganggap seruan balas dendam Mu'awiyah sebagai dalih untuk merebut kekuasaan,{{Sfn|Shah-Kazemi|2014|p=23}}{{Sfn|Shaban|1971|p=73}}{{Sfn|Shah-Kazemi|2022|pp=95-6}}{{Sfn|Madelung|1997|p=186}}{{Sfn|Kennedy|2015|p=66}} sebagai bukti dengan tawaran rahasianya untuk mengakui Ali dengan imbalan Suriah dan Mesir.{{Sfn|McHugo|2018|loc=2.III}}
 
[[Berkas:Balami - Tarikhnama - Battle of Siffin (cropped).jpg|thumb|ka|250px|alt=Ilustrasi Pertempuran Shiffin, di mana Ali melawan Muawiyah I dan Amr bin Ash|Ilustrasi [[Pertempuran Siffin]], dari manuskrip ''[[Tarikh-i Bal'ami]]'', abad ke-14]]
Baris 226 ⟶ 227:
==== Penaklukan Mesir ====
[[File:Byzantiumby650AD.svg|thumb|400x400px|alt=Penaklukan Mesir dan Palestina oleh khilafah Islam awal|Wilayah [[Kekaisaran Romawi Timur|Kekaisaran Bizantium]] (merah) setelah Mesir dan Palestina ditaklukan oleh kekhalifahan.]]
Provinsi [[Kekaisaran Romawi Timur|Bizantium]] Mesir memiliki kepentingan strategis untuk produksi biji-bijian, pangkalan angkatan laut, dan sebagai pangkalan untuk penaklukan lebih lanjut di Afrika. Jenderal Muslim [[Amr bin Ash]] memulai penaklukan provinsi atas inisiatifnya sendiri pada tahun 639.{{sfn|Lapidus|2014|p=49}} Mayoritas pasukan Romawi di Mesir adalah pasukan Koptik yang dikembangkan secara lokal, dimaksudkan sebagai pasukan polisi; karena sebagian besar orang Mesir tinggal di lembah [[Sungai Nil]], yang dikelilingi oleh gurun di sisi timur dan barat, Mesir dirasa sebagai provinsi yang relatif aman.{{sfn|Hoyland|2014|p=70}}{{sfn|Lapidus|2014|p=49}} Pada bulan Desember 639, Amr memasuki Sinai dengan kekuatan besar dan merebut Pelusium, di tepi lembah Sungai Nil, dan kemudian mengalahkan serangan balik Romawi di Bibays.{{sfn|Nicolle|2009|p=55}} Namun, orang-orang Arab tidak menuju [[Aleksandria]], ibu kota Mesir, melainkan ke benteng besar yang dikenal sebagai ''Babilonia'' (sekarang disebut sebagai [[Kairo]]).{{sfn|Hoyland|2014|pp=70–72}} Amr berencana membagi lembah Sungai Nil menjadi dua.{{sfn|Hoyland|2014|pp=73–75}}{{sfn|Lapidus|2014|p=49}} Pasukan Arab telah memenangkan Pertempuran Heliopolis (640), tetapi mereka merasa sulit untuk maju lebih jauh karena kota-kota besar di Delta Nil dilindungi oleh air dan karena Amr kekurangan peralatan untuk menghancurkan benteng kota.{{sfn|Nicolle|2009|p=55}} Orang-orang Arab mengepung Babilonia, dan menutup seluruh akses makanan hingga membuat pasukan Bizantium di dalamnya kelaparan. Hal ini membuat Bizantium menyerah pada tanggal 9 April 641.{{sfn|Nicolle|2009|p=56}} Meskipun demikian, provinsi ini hampir tidak mengalami urbanisasi dan pasukan Bizantium di Mesir kehilangan harapan untuk menerima bala bantuan dari Konstantinopel ketika kaisar [[Heraklius]] meninggal pada tahun 641.{{sfn|Hoyland|2014|pp=73–75}}{{sfn|Lapidus|2014|p=49}} Setelah itu, orang Arab berbelok ke utara ke delta Nil dan mengepung Aleksandria.{{efn|Menurut [[Ira Lapidus]], yang juga menjadi rujukan [[Robert G. Hoyland]], hampir seluruh kejadian ini terjadi pada tahun 643 M atau 23 H.{{sfn|Hoyland|2014|pp=73–75}}
{{sfn|Lapidus|2014|p=49}}}} [[Aleksandria]] merupakan kota besar terakhir yang berhasil ditaklukkan oleh pasukan Arab. Garnisun Aleksandria menyerah pada September 642.{{sfn|Hoyland|2014|pp=74–75}} {{sfn|Lapidus|2014|p=49–50}}
{{sfn|Kennedy|2007|p=165}}
Baris 234 ⟶ 235:
==== Penaklukan Mesopotamia dan Persia ====
[[File:WLA metmuseum Sword and scabbard Iran 7th century.jpg|thumb|alt=Perlengkapan militer Sasaniyah|Perlengkapan militer Sasaniyah, dari abad ke-7.]]
Setelah serangan Arab ke wilayah [[Kekaisaran Sasaniyah|Sasaniyah]], [[Syah (gelar)|Syah]] [[Yazdegerd III]] yang baru saja naik takhta Persia, mengumpulkan pasukan untuk melawan para penakluk.{{sfn|Vaglieri|1977|pp=60–61}} Banyak ''marzban'' (pasukan) keluar untuk membantu pertempuran demi raja.{{sfn|Nicolle|2009|p=58}} Namun, meskipun memiliki persenjataan dan pasukan yang lengkap, Persia menderita kekalahan telak dalam [[Pertempuran Al-Qadisiyyah|Pertempuran al-Qadisiyyah]] pada tahun 636.{{sfn|Nicolle|2009|p=59}} Sedikit sekali yang diketahui menenai Pertempuran al-Qadisiyah selain berlangsung selama beberapa hari di tepi [[Sungai Eufrat]] (sekarang termasuk wilayah [[Irak]]) dan berakhir dengan pasukan Persia dimusnahkan. Pembubaran negara penyangga Persia, [[Lakhmid|Lakhmid Arab]] telah memaksa Persia untuk mengambil alih pertahanan gurun itu sendiri, membuat mereka kewalahan.{{sfn|Nicolle|2009|p=58}}
 
Sebagai hasil dari kemenangan di al-Qadisiyyah, Muslim menguasai seluruh Irak, termasuk [[Tisfon]], ibu kota Sasaniyah.{{sfn|Vaglieri|1977|pp=60–61}} Pasukan Persia tidak memiliki kekuatan yang cukup untuk memanfaatkan [[Pegunungan Zagros]] dan menghentikan pasukan Arab setelah kehilangan pasukan utama mereka di al-Qadisiyyah.{{sfn|Nicolle|2009|p=58}} Pasukan Persia mundur melewati Pegunungan Zagros dan tentara Arab mengejar mereka melintasi dataran tinggi Iran, di mana nasib Kekaisaran Sasaniyah berakhir pada [[Pertempuran Nahawand]] (642).{{sfn|Vaglieri|1977|pp=60–61}}
Baris 275 ⟶ 276:
Kekhalifahan Rasyidin adalah negara yang mengikuti prinsip-prinsip hukum Islam. Negara memiliki beberapa organisasi administrasi yang terdiri atas otoritas pusat yang dipimpin langsung oleh [[Khalifah]]. Selain itu, terdapat pula cabang-cabang dari masing-masing administrasi daerah untuk mengelola setiap provinsi.<ref>{{Cite web|date=2016-03-04|title=8- الخلفاء الراشدون|url=http://higec.150m.com/08-%20Alkholafaa%20arrachidoune.htm|lang=ar|access-date=2022-07-05|archive-date=2016-03-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20160304131711/http://higec.150m.com/08-%20Alkholafaa%20arrachidoune.htm|dead-url=unfit}}</ref> Negara berfungsi seperti administrasi lokal di era modern dan Khalifah bekerja di administrasi negara. Negara dibagi menjadi beberapa provinsi, dan setiap provinsi dipimpin oleh seorang gubernur yang ditunjuk oleh Khalifah.<ref>{{Cite web|title=قصة الإسلام|url=http://islamstory.com/|website=islamstory.com|language=ar|access-date=2022-07-05|archive-date=2020-09-26|archive-url=https://web.archive.org/web/20200926023754/http://islamstory.com//|dead-url=no}}</ref>
 
Khilafah dicapai dengan kesetiaan; orang-orang ber[[baiat|ba'iat]] (berjanji setia) kepada Khalifah dengan syarat mereka mengikuti tradisi (''[[sunnah]]'') Allah dan Rasul (Muhammad) dalam setiap keputusannya.{{sfn|Syakir|2000|p=39}} Jika Khalifah taat, maka kekuasaannya akan berlangsung seumur hidup, dan khalifah menguasai negara secara penuh.{{sfn|Syakir|2000|p=166}} Di era Kekhalifahan Rasyidin, tidak ada kepemimpinan kolektif negara dan Khalifah tidak memiliki wakil, wali, atau agen kecuali ketika dia terpaksa absen. Maka wakilnya akan menggantikannya hingga ia kembali. Negara Kekhalifahan Rasyidin adalah sistem pemerintahan Islam yang ideal dalam [[suksesi Muhammad]], terutama di era Abu Bakar dan Umar, dan model itulah yang dicita-citakan oleh para pendukung Khilafah Islam di era modern.<ref name=Mustafa>{{Cite book|last=Helmy|first=Mustafa|date=2006|url=https://books.google.com.sa/books?id=AdbnOjtRltQC&printsec=frontcover&hl=id#v=onepage&q&f=false|title=الخلافة|publisher=Kotobarabia.com|language=ar|trans-title=Al-Khilafah|access-date=2022-07-05|archive-date=2022-08-07|archive-url=https://web.archive.org/web/20220807100029/https://books.google.com.sa/books?id=AdbnOjtRltQC&printsec=frontcover&hl=id#v=onepage&q&f=false|dead-url=no}}</ref> Beberapa sejarawan (terutama yang berasal dari [[Dunia Barat|Barat]]) menganggap Kekhalifahan Rasyidin sebagai negara [[Teokrasi|Teokratisteokratis]], tetapi sejumlah peneliti Muslim, menyangkal hal ini.<ref>{{Cite web|title=دعوة الحق - النظام الإداري والإقليمي في صدر الإسلام.|url=https://habous.gov.ma/daouat-alhaq/item/5346|website=habous.gov.ma|access-date=2022-07-05|archive-date=2022-07-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20220705191508/https://habous.gov.ma/daouat-alhaq/item/5346|dead-url=no}}</ref><ref name="Syakir 2000"/>
 
=== Syura ===
{{see|Syura}}
Para Khalifah Rasyidin bervariasimemiliki variasi tersendiri dalam pendekatan mereka terhadap penerapan syuraSyura dan pendekatan mereka terhadap politik. [[Abu Bakar]] dan [[Umar]] biasa bermusyawarah sebelum menetapkan suatu kebijakan. Dewan Syura di era Kekhalifahan Rasyidin tidak terdiri dari sejumlah orang tertentu, dan pendapat orang-orang Syura tidak mengikat khalifah. Namun, keputusan di dalamnya tidak diambil melalui pemungutan suara{{sfn|Syakir|2000|p=39}} melainkan diserahkan kepada Khalifah itu sendiri. [[Abu Bakar]], [[Umar bin Khattab]] dan [[Utsman bin Affan]] sangat bergantung pada syuraSyura.{{sfn|Syakir|2000|p=205}} Situasi menjadi berbeda pada masa kekuasaan Ali. Pada awal pemerintahannya, ia berkonsultasi dengan para sahabat Madinah seperti para khalifah lainnya dan masalah Syura berjalan dengan baik. Tetapi setelah ia memindahkan ibukota ke [[Kufah]], tidak ada seorang pun di sekitarnya yang dapat diandalkan dari antara mereka.{{sfn|Syakir|2000|p=231}} Hal ini dikarenakan sebagian besar dari orang-orang di sekitarnya berasal dari klan yang memiliki status lebih rendah, pada masa ini Syura kehilangan eksistensinya.{{sfn|Syakir|2000|p=238}}{{sfn|Syakir|2000|p=220}}{{sfn|Syakir|2000|p=241}}
 
Syura di era Khalifah Rasyidin memiliki banyak contoh. Salah satunya adalah pengiriman [[ekspedisi Usamah bin Zaid]] pada awal masa pemerintahan Abu Bakar. Sebelum kematiannya, Muhammad telah mempersiapkan pasukan yang dipimpin oleh [[Usamah bin Zaid]] untuk menyerang negara [[Kekaisaran Bizantium|Bizantium]],{{sfn|Syakir|2000|p=39}} dan pasukan tersebut berkemah di luar kota menunggu para tentara berkumpul. Namun Muhammad telah meninggal dunia saat itu, dan gerakan kemurtadan dimulai.{{sfn|Syakir|2000|p=221}} Abu Bakar memerintahkan Usamah untuk berbaris dengan pasukannya, tetapi sejumlah sahabat [[Anshar]] khawatir tentang serangan pasukan murtad ke Madinah sementara semua tentara sedang menyerang Romawi. Mereka meminta Abu Bakar untuk menunda pengiriman Pasukan sampai gerakan murtad telah dilenyapkan, sehingga mereka dapat melanjutkan ekspedisi dengan aman.<ref name="ExpUsama">{{cite web|title=Encounter with the Tribes - Expedition to Syria|url=https://www.alim.org/history/khaleefa/aboobacker/8/1/|website=Alim.org|access-date=2023-04-08}}</ref> Abu Bakar mengadakan pertemuan dengan Umar, Utsman, [[Ali bin Abi Thalib|Ali]], [[Abu Ubaidah bin al-Jarrah]], [[Sa'ad bin Abi Waqqash]], dan [[Sa'id bin Zaid]].{{sfn|Syakir|2000|p=221}} Umar menyampaikan usulan Anshar untuk menunda pengiriman pasukan,<ref name="ExpUsama"/> sementara Abu Bakar kembali meyakinkan mereka setelah berbicara mengenai rekomendasi Muhammad untuk mengirim pasukan Usamah saat Muhammad sedang sakit menjelang kematiannya.{{sfn|Syakir|2000|p=222}}
 
Abu Bakar mengembalikan segala keputusan kepada para sahabat setelah kematian Muhammad.{{sfn|Syakir|2000|p=229}} Selama pertemuan [[Saqifah Bani Sa'idah]], dia meminta para Sahabat untuk memilih antara Umar dan Abu Ubaidah sebagai khalifah pertama. Namun Umar justru membai'at Abu Bakar sebagai khalifah dan diikuti oleh sahabat lainnya.{{sfn|Syakir|2000|p=229}} Dapat dikatakan bahwa Majelismajelis Syura Abu Bakar sebagian besar terdiri dari [[Umar bin Khattab]], [[Utsman bin Affan]], [[Ali bin Abi Thalib]], [[Abdurrahman bin Auf]], [[Muadz bin Jabal]], [[Ubay bin Kaab]] dan [[Zaid bin Tsabit]].<ref>{{cite web|title=الإدارة في الحضارة الإسلامية|url=http://islamstory.com/ar/%D8%A7%D9%84%D8%A5%D8%AF%D8%A7%D8%B1%D8%A9_%D9%81%D9%8A_%D8%A7%D9%84%D8%AD%D8%B6%D8%A7%D8%B1%D8%A9_%D8%A7%D9%84%D8%A5%D8%B3%D9%84%D8%A7%D9%85%D9%8A%D8%A9|publisher=قصة الإسلام|access-date=2023-1-15|lang=ar|archive-url=https://web.archive.org/web/20161121071130/http://islamstory.com/ar/%D8%A7%D9%84%D8%A5%D8%AF%D8%A7%D8%B1%D8%A9_%D9%81%D9%8A_%D8%A7%D9%84%D8%AD%D8%B6%D8%A7%D8%B1%D8%A9_%D8%A7%D9%84%D8%A5%D8%B3%D9%84%D8%A7%D9%85%D9%8A%D8%A9|archive-date=2016-11-21}}</ref>
 
=== Diwan ===
Baris 294 ⟶ 295:
Pada masa [[Muhammad]], tidak ada kas negara atau perbendaharaan umum yang permanen. Harta rampasan perang atau pendapatan lain yang diterima segera dibagi-bagikan kepada orang-orang. Keberadaan kas negara tidak diperlukan karena tidak ada gaji yang harus dibayar dan tidak ada pengeluaran negara.<ref>{{Cite book|last=Ali|first=Jawwad|date=2019|url=http://www.tokoalvabet.com/home/574-sejarah-arab-sebelum-islam-buku-5.html|title=كتاب المفصل في تاريخ العرب قبل الإسلام|location=Tangerang Selatan|publisher=PT Pustaka Alvabet|isbn=978-602-6577-28-3|editor-last=Kurnianto|editor-first=Fajar|pages=165-166|translator-last=Ali|translator-first=Jamaluddin M.|trans-title=Sejarah Arab Sebelum Islam–Buku 5: Politik, Hukum, dan Tata Pemerintahan|ref={{sfnref|Ali|(2019)}}|author-link=Jawwad Ali|orig-year=1956-1960|translator-last2=Hendiko|translator-first2=Jemmy|url-status=live|access-date=2020-09-27|archive-date=2020-08-08|archive-url=https://web.archive.org/web/20200808094845/http://www.tokoalvabet.com/home/574-sejarah-arab-sebelum-islam-buku-5.html|dead-url=yes}}</ref>
 
Namun pada masa pemerintahan [[Umar bin Khattab|Umar]], keadaan berubah. Dari setiap penaklukan wilayah baru, pendapatan meningkat. Hal ini menyebabkan Umar memutuskan untuk memberikan gaji tetap kepada pada tentara. Dalam sebuah sumber awal, dikisahkan bahwa gubernur [[Bahrain]], [[Abu Hurairah]], mengirimkan pendapatannya kepada Umar sebesar lima ratus ribu dirham. Umar menyelenggarakan pertemuan syuraSyura dan meminta pendapat para sahabat tentang penggunaan uang itu. Utsman bin Affan mengusulkan agar uang tersebut disimpan untuk kebutuhan masa depan. Sementara Walid bin Hisyam menyarankan agar Umar membentuk sebuah departemen perbendaharaan yang menyimpan dan mendistribusikan kas negara.<ref name="bayat mal">{{cite web|title=موقع قصَّة الإسلام، إشراف الدكتور راغب السرجاني: بيت المال في عهد النبي والخلفاء الراشدين.|url=http://islamstory.com/ar/%D8%A8%D9%8A%D8%AA-%D8%A7%D9%84%D9%85%D8%A7%D9%84-%D9%81%D9%8A-%D8%B9%D9%87%D8%AF-%D8%A7%D9%84%D9%86%D8%A8%D9%8A-%D9%88%D8%A7%D9%84%D8%AE%D9%84%D9%81%D8%A7%D8%A1-%D8%A7%D9%84%D8%B1%D8%A7%D8%B4%D8%AF%D9%8A%D9%86|access-date=2023-1-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20161129114042/http://islamstory.com/ar/%D8%A8%D9%8A%D8%AA-%D8%A7%D9%84%D9%85%D8%A7%D9%84-%D9%81%D9%8A-%D8%B9%D9%87%D8%AF-%D8%A7%D9%84%D9%86%D8%A8%D9%8A-%D9%88%D8%A7%D9%84%D8%AE%D9%84%D9%81%D8%A7%D8%A1-%D8%A7%D9%84%D8%B1%D8%A7%D8%B4%D8%AF%D9%8A%D9%86|archive-date=2016-11-29|lang=ar}}</ref> Setelah berkonsultasi dengan sahabat lainnya, Umar memutuskan untuk mendirikan pusat perbendaharaan di Madinah yang disebut sebagai {{transl|ar|Baitul Māl}}. Abdullah bin Arqam diangkat sebagai Bendahara, ia dibantu oleh [[Abdurrahman bin Auf]] dan Muiqib. Sebuah departemen terpisah juga dibentuk untuk memelihara catatan pengeluaran. Kemudian, perbendaharaan negara didirikan di setiap provinsi, kas provinsi diminta untuk menyetorkan kelebihan pendapatan ke kas pusat di Madinah. Menurut [[Ya'qubi|al-Ya'qubi]], gaji dan tunjangan yang disetorkan ke kas pusat setiap tahunnya berjumlah lebih dari 30 juta dirham.<ref name="bayat mal"/><ref name="DANG"/>
 
[[Kesejahteraan sosial]] dan sistem pensiun juga diperkenalkan pada masa Umar, mengikuti hukum awal Islam dalam bentuk [[zakat]]. Pajak (termasuk [[zakat]] dan [[jizyah]]) yang dikumpulkan dalam perbendaharaan pemerintahan Islam digunakan untuk memberikan pendapatan bagi yang membutuhkan, termasuk orang miskin, orang tua, anak yatim, janda, dan orang cacat. Menurut ahli hukum Islam [[al-Ghazali]], pemerintah setempat juga diminta untuk menyimpan persediaan makanan di setiap daerah jika terjadi bencana atau kelaparan. Dengan demikian, Kekhalifahan disebut sebagai salah satu negara kesejahteraan paling awal.<ref name="Crone 2005 308–9">{{citation|title=Medieval Islamic Political Thought|first=Patricia|last=Crone|publisher=[[Edinburgh University Press]]|year=2005|isbn=978-0-7486-2194-1|pages=308–309}}</ref><ref name=Hamid>{{citation|title=An Islamic Alternative? Equality, Redistributive Justice, and the Welfare State in the Caliphate of Umar|author=Shadi Hamid|journal=Renaissance: Monthly Islamic Journal|volume=13|issue=8|date=Agustus 2003}} (see [http://www.renaissance.com.pk/Augvipo2y3.html online]) {{webarchive |url=https://web.archive.org/web/20110825064646/http://www.renaissance.com.pk/Augvipo2y3.html |date=2011-8-25 }}</ref>
Baris 335 ⟶ 336:
 
== Warisan ==
Beberapa cendekiawan sekuler mempertanyakan pandangan tradisional [[Sunni]] tentang para Khalifah Rasyidin. [[Robert G. Hoyland]] menyatakan "Penulis yang hidup pada waktu yang sama dengan empat khalifah pertama ... tidak mencatat apa-apa tentang mereka, dan nama mereka tidak muncul pada koin, prasasti, atau dokumen. Hanya dengan khalifah Umayyah pertama, [[Mu'awiyah bin Abi Sufyan|Mu'awiyah I]] (661–680), yang memiliki bukti pemerintahan Arab yang berfungsikonkrit, karena namanya muncul di semua media resmi pemerintah."{{sfn|Hoyland|2014|p=98}} Memang terdapat prasasti yang berasal dari periode Kekhalifahan Rasyidin. Salah satu prasasti menyebutkan Umar lengkap dengan nama dan tanggal kematiannya. Ada pula koin yang dicetak selama pemerintahan Umar (walaupun seperti yang dicatat Hoyland, mereka tidak menyandang namanya, hanya "[[basmalah|dengan nama Tuhan]]").<ref>{{cite journal|last1=Ghabban|first1=A.I.I.|last2=Hoyland|first2=Robert G.|date=13 Oktober 2008|url=https://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1600-0471.2008.00297.x|title=The inscription of Zuhayr, the oldest Islamic inscription (24 AH/AD 644–645), the rise of the Arabic script and the nature of the early Islamic state 1|journal=Arabian Archaeology and Epigraphy|volume=19|issue=2|page=210–237|doi=10.1111/j.1600-0471.2008.00297.x}}</ref> Hoyland juga mempertanyakan dugaan superioritas moral Rasyidin (atau setidaknya Utsman dan Ali) kepada penerus Umayyah mereka. Mengingat bahwa Ali terlibat dalam perang saudara pertama dan Utsman yang telah "meresmikan gaya pemerintahan nepotistik" di mana para khalifah kemudian dikutuk.{{sfn|Hoyland|2014|p=134}} Dalam Islam [[Sunni]], para khalifah Rasyidin disebut sebagai khalifah "yang dibimbing dengan benar" dan menganggap mereka sebagai sumber hukum Islam yang paling terpercaya. Sebagai akibatnya, para khalifah Rasyidin diberikan predikat sebagai "model kesalehan tanpa cela".{{sfn|Hoyland|2014|p=134}}
 
SementaraDalam ituIslam [[Sunni]], para khalifah Rasyidin disebut sebagai khalifah "yang dibimbing dengan benar" dan menganggap mereka sebagai sumber hukum Islam yang paling terpercaya. Sebagai akibatnya, para khalifah Rasyidin diberikan predikat sebagai "model kesalehan tanpa cela".{{sfn|Hoyland|2014|p=134}} Sementara Islam [[Syiah]] yang meyakini doktrin [[Imamah]], mempercayai bahwa pengganti Muhammad ditentukan oleh Tuhan dan diwariskan kepada kerabat terdekatnya.{{sfn|Madelung|1997|p=8–12}} Dalam hal ini, berarti imamah diwariskan kepada [[Ali]] dan keturunannya, di mana Muhammad diklaim telah menetapkan Ali sebagai pewaris dan penggantinya secara sah.{{sfn|Momen|1985|p=147}} Hal ini membuat Syiah tidak menerima legitimasi tiga khalifah pertama yang dianggap telah merampas status khalifah dari Ali. Meskipun begitu, Syiah [[Zaidiyah]] tetap mengakui legitimasi tiga khalifah pertama.<ref name=Zaydi>{{cite web|title=شبكة الشيعة العالميَّة؛ الإمامة وأهل البيت: المستبصر الدكتور: محمد بيومي مهران - ج1 : ص 151. تاسعًا: إمامة المفضول|website=shiaweb.org|url=http://www.shiaweb.org/shia/imama/pa11.html|access-date=2023-1-15|archive-url=https://web.archive.org/web/20170810184445/http://www.shiaweb.org/shia/imama/pa11.html|archive-date=2017-8-10}}</ref>
 
Dari segi militer, penaklukan oleh angkatan laut Kekhalifahan Rasyidin telah menjadi warisan sejarah maritim Islam, sejak dari awal penaklukan Siprus dan [[Pertempuran Foinikos|Pertempuran Tiang Kapal]] yang terkenal hingga penaklukan maritim oleh negara-negara penerus [[Kekhalifahan Umayyah]],<ref>{{cite web |last1=Fromherz |first1=Allen |title=Islam and the Sea |url=http://www.oxfordislamicstudies.com/Public/focus/essay1009_islam_and_sea.html |website=Oxford Islamic studies |publisher=Oxford |access-date=31 October 2021 |archive-date=2022-04-21 |archive-url=https://web.archive.org/web/20220421095017/http://www.oxfordislamicstudies.com/Public/focus/essay1009_islam_and_sea.html |dead-url=no }}</ref><ref>{{Cite journal|last=Frastuti|first=Melia|date=2020-12-18|title=Reformasi sistem administrasi pemerintahan, penakhlukan di darat dan di lautan pada era Banu Umayyah|url=http://journal.iaisambas.ac.id/index.php/Shar-e/article/view/227|journal=Shar-E : Jurnal Kajian Ekonomi Hukum Syariah|language=en|volume=6|issue=2|pages=119–127|doi=10.37567/shar-e.v6i2.227|issn=2686-1674|access-date=2022-07-07|archive-date=2022-07-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20220712215041/http://journal.iaisambas.ac.id/index.php/Shar-e/article/view/227|dead-url=no}}</ref> seperti penyerangan laut ''[[privateer]]'' ke [[La Garde-Freinet]] oleh [[Keamiran Kordoba]] dan [[Penyerbuan Roma oleh Arab|Penyerbuan Roma]] oleh [[Aghlabiyyah|Keamiran Aghlabiyah]] di era selanjutnya.<ref>{{cite web |last1=Fromherz |first1=Allen |title=Islam and the Sea |url=http://www.oxfordislamicstudies.com/Public/focus/essay1009_islam_and_sea.html |website=Oxford Islamic studies |publisher=Oxford |access-date=31 October 2021 |archive-date=2022-04-21 |archive-url=https://web.archive.org/web/20220421095017/http://www.oxfordislamicstudies.com/Public/focus/essay1009_islam_and_sea.html |dead-url=no }}</ref><ref>Vasiliev, Alexander A. (1935). ''[https://archive.org/details/vasiliev-1935-byzance-arabes-01/page/n11/mode/2up Byzance et les Arabes, Tome I: La dynastie d'Amorium]'' (820–867). Corpus Bruxellense Historiae Byzantinae (in French). French ed.: Henri Grégoire, Marius Canard. Brussels: Éditions de l'Institut de philologie et d'histoire orientales. hlm. 90. {{OCLC|181731396}}.</ref>{{sfn|Treadgold|1988|page=268-286}}<ref>{{Cite book|last=Abun-Nasr|first=Jamil M.|last2=al-Naṣr|first2=Ǧamīl M. Abū|last3=Abun-Nasr|first3=Abun-Nasr, Jamil Mirʻi|date=1987-08-20|url=https://books.google.co.id/books?id=jdlKbZ46YYkC&redir_esc=y|title=A History of the Maghrib in the Islamic Period|publisher=Cambridge University Press|isbn=978-0-521-33767-0|language=en|pages=55-58|access-date=2022-07-07|archive-date=2022-07-07|archive-url=https://web.archive.org/web/20220707142814/https://books.google.co.id/books?id=jdlKbZ46YYkC&redir_esc=y|dead-url=no}}</ref>
Baris 524 ⟶ 525:
[[Kategori:Sejarah Suriah]]
[[Kategori:Sejarah Israel]]
[[Kategori:Abad Pertengahan Awal]]
[[Kategori:Sejarah Levant]]
[[Kategori:Kekhalifahan]]