Kepayang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Adnan Chaldun (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Kembangraps (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{Taxobox
| color = lightgreen
| name = Kepayang/keluak
| image = Keluak (Pangium)Pangium_edule_Blanco2.391.jpg
| image_width = 250px
| image_caption = KeluakHabitus yang siap dipasarkan.tumbuhan
| regnum = [[Plantae]]
| divisio = [[Magnoliophyta]]
Baris 16:
| binomial_authority = [[C.G.K. Reinwardt|Reinw.]] ex [[Carl Ludwig Blume|Blume]]
}}
'''Kepayang''' atau '''keluakpangi''' (''Pangium edule'' [[Reinw.]] ''ex'' [[Blume]]; [[familia|suku]] [[Achariaceae]], dulu dimasukkan dalam [[Flacourtiaceae]]) adalah tumbuhan [[pohon]] yang tumbuh liar atau setengahditanam liardi pekarangan, yang penghasilmenghasilkan bahan bumbu masak sejumlahyang dikenal sebagai '''keluak'''. Penggunaan keluak cukup luas dalam masakan Nusantara dan memberi warna cokelat kehitaman, seperti [[rawon]]. Orang, [[Sundabrongkos]], menyebutnya[[gabus ''picung'']], ataudaging ''pucung''bumbu keluak, orangserta [[sukusup Jawa|Jawakonro]]. menyebutnyaWarna keluak dapat digunakan sebagai pengganti pewarna sintetis ''pucung,''Chocolate Brown''kluwak'', atauFH dan ''kluwekChocolate Brown'',<ref name=":0">HT.{{Cite book|last=Lim|first=T. K.|date=2013|url=https://doi.org/10.1007/978-94-007-5653-3_42|title=Pangium edule|location=Dordrecht|publisher=Springer Netherlands|isbn=978-94-007-5653-3|editor-last=Lim|editor-first=T. K.|pages=780–784|language=en|doi=10.1007/978-94-007-5653-3_42fact}}</ref>, orangBiji [[Sukukeluak Minahasa|Minahasa]]mengandung menyebutnyaracun ''pangi'',sianogenik diyang [[Toraja]]dapat disebut ''pamarrasanmemabukkan,'' danbahkan difatal [[Minangkabau]](mematikan) disebutbagi ''simanguang''manusia.
 
==Nama==
Kepayang adalah nama yang dikenal oleh kebanyakan bahasa di Sumatera. Orang [[Minangkabau]] menyebutnya ''simanguang''. Orang [[Sunda]] menyebutnya ''picung'' atau ''pucung'', orang [[suku Jawa|Jawa]] menyebutnya ''pucung'' dan bumbu yang dihasilannya disebut ''kluwak'', atau ''kluwek'',<ref name=":0">{{Cite book|last=Lim|first=T. K.|date=2013|url=https://doi.org/10.1007/978-94-007-5653-3_42|title=Pangium edule|location=Dordrecht|publisher=Springer Netherlands|isbn=978-94-007-5653-3|editor-last=Lim|editor-first=T. K.|pages=780–784|language=en|doi=10.1007/978-94-007-5653-3_42}}</ref>. Orang [[Toraja]] menyebutnya ''pamarrasan'', dan [[bahasa Minahasa]] menyebutnya ''pangi''. Nama pangi juga dipakai di Filipina dan dipakai juga dalam bahasa Inggris.
 
[[Biji]] keluak dipakai sebagai [[bumbu dapur]] [[masakan Indonesia]] yang memberi warna cokelat kehitaman pada [[rawon]], daging bumbu keluak, [[nasi brongkos|brongkos]], serta [[sup konro]]. Zat warna tersebut dapat menjadi pengganti pewarna sintetis seperti ''Chocolate Brown'' FH dan ''Chocolate Brown'' HT. Selain itu, bijinya juga memiliki [[salut biji]] yang bisa dimanfaatkan. Bila dimakan dalam jumlah tertentu dapat menyebabkan mabuk karena beracun sianogenik.
 
Tanaman kepayang mengandung komponen [[glikosida]] sianogenik, yang dapat dengan cepat [[Hidrolisis|terhidrolisis]] menjadi [[gula]], [[Alkanal|aldehida]]/[[keton]], dan [[Hidrogen sianida|asam sianida]].<ref>{{Cite journal|last=Gleadow|first=Roslyn M.|last2=Woodrow|first2=Ian E.|date=2002-07-01|title=Mini-Review: Constraints on Effectiveness of Cyanogenic Glycosides in Herbivore Defense|url=https://doi.org/10.1023/A:1016298100201|journal=Journal of Chemical Ecology|language=en|volume=28|issue=7|pages=1301–1313|doi=10.1023/A:1016298100201|issn=1573-1561}}</ref> Glikosida sianogenik dapat ditemukan pada daun, kulit batang, dan biji tanaman kepayang.<ref>{{Cite journal|last=Chye|first=Fook Yee|last2=Sim|first2=Kheng Yuen|date=2009|title=Antioxidative and Antibacterial Activities of *Pangium edule* Seed Extracts|url=https://scialert.net/abstract/?doi=ijp.2009.285.297|journal=International Journal of Pharmacology|volume=5|issue=5|pages=285-297|doi=https://dx.doi.org/10.3923/ijp.2009.285.297}}</ref> Racun pada biji kepayang dapat digunakan sebagai racun untuk mata panah. Bijinya aman diolah untuk makanan bila telah direbus dan direndam terlebih dahulu. Untuk memunculkan warna hitam, biji yang telah direbus dan direndam akan dipendam dalam tanah (setelah dibungkus daun pisang) selama beberapa hari.