Kepulauan Banda: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
en Indonesisch Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(9 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan) | |||
Baris 2:
|name = Kepulauan Banda
|image_name = BandaBesarIslandSeenFromFortBelgica.JPG
|image_caption = Pulau [[Banda Besar]] dilihat dari [[
|native_name =
|native_name_link =
Baris 14:
|elevation_m =
|country = Indonesia
|population = 18
|population_as_of = 2010
|density_km2 = 110
|ethnic_groups = [[Suku Banda|Banda]] dan kelompok Indonesië lain
}}
Baris 23:
[[File:Banda Islands en.png|thumb|250px|Peta Kepulauan Banda]]
'''Kepulauan Banda''' adalah salah satu gugusan pulau yang berada dalam wilayah [[Maluku]], [[Indonesia]]. Kepulauan Banda termasuk dalam wilayah [[Kecamatan]] [[Banda, Maluku Tengah|Banda]] dengan [[wilayah administratif]] daratan seluas 55,3 [[Kilometer persegi|km<sup>2</sup>]].{{Sfn|Suhardi dan Djoko M. R.|(2000)|p=1-2}} Pada tahun 2000, mayoritas produksi pala dunia masih berasal dari Kepulauan Banda.<ref>[https://www.trouw.nl/home/banda-eilanden-verliezen-hun-goud~bfa82eb8/
Kepulauan Banda terdiri atas beberapa pulau, seperti [[Pulau Lontor]], [[Pulau Banda]], [[Pulau Banda Api]], [[Pulau Ai]], [[Pulau Rhun, Banda, Maluku Tengah|Pulau Run]], [[Pulau Pisang]], [[Pulau Hatta]], dan [[Pulau Karaba]]. Selain itu masih ada sejumlah pulau karang yang tidak ada penghuninya, seperti Suanggi, Naljalaka, dan Batukapal. Pulau yang terluas di Kepulauan Banda adalah Pulau Lontar, dengan luas sekitar 44 km². Pulau Lontar juga disebut Pulau Banda Besar. Pada umumnya pulau-pulau yang lain lebih kecil luasnya. Secara administratif, Kepulauan Banda termasuk dalam wilayah Kecamatan Banda.
==
[[File:Fort Belgica 1824.jpg|thumb|Benteng Belgica di Banda Neira, 1824.]]
Kepulauan Banda terdiri dari 11 pulau dengan 4 diantaranya tidak berpenghuni. Keempat pulau tersebut tidak dihuni karena tidak dapat menumbuhkan tanaman [[pala]] karena dipenuhi oleh [[Terumbu|batu karang]]. Kepulauan Banda termasuk kepulauan yang tidak memiliki sungai dan sepenuhnya dikelilingi oleh [[selat]], [[teluk]], dan [[laut]] terbuka.▼
Pada tahun 1512, penjelajah [[Kekaisaran Portugal|Portugis]] [[Francisco Serrão]] adalah salah satu orang Eropa pertama yang mengunjungi pulau-pulau ini dengan penduduk keturunan [[Melanesia]]. [[Republik Belanda|Belanda]] menaklukkan pulau-pulau tersebut pada abad ke-17 untuk meningkatkan produksi [[pala]] dan untuk mendapatkan bunga pala (''foelie''). Penjualan pala menghasilkan banyak keuntungan di Eropa, digunakan dalam pengobatan [[dukun]] untuk mengatasi [[Penyakit|wabah]], [[monopoli]]nya sangat menguntungkan.
Sebagian besar penduduk setempat dibunuh pada tahun 1621 selama [[Penaklukan Kepulauan Banda oleh Belanda|pendudukan pulau-pulau]] tersebut di bawah [[Jan Pieterszoon Coen]] oleh [[Perusahaan Hindia Timur Belanda]] (VOC).<ref>Encarta-encyclopedie Winkler Prins (1993–2002) s.v. "Maluku. § 2. Geschiedenis". Microsoft Corporation/Het Spectrum</ref> Mereka digantikan oleh budak dari [[Madagaskar]] dan [[India]]. Beberapa ratus orang Banda mengungsi ke [[Pulau Seram|Seram]] bagian timur dan [[Kepulauan Kei]]. Belanda melindungi posisinya di Banda dari pesaingnya dengan membangun benteng. [[Benteng Belgica]] di [[Banda Neira]], salah satu benteng yang dibangun oleh VOC, merupakan benteng Eropa terbesar di Indonesia.
[[Des Alwi]], meninggal November 2010, adalah ''burgemeester'' Banda dan berteman dengan Pangeran [[Bernhard dari Belanda|Bernhard van Lippe-Biesterfeld]]. Salah satu ''perkenier'' terakhir di Banda adalah Wim van den Broeke, yang tinggal di pulau [[Lonthoir]]. Baik Pangeran Bernhard maupun mantan menteri [[Jan Pronk]] mengunjunginya.
== Geografi ==
[[File:Atlas pittoresque pl 114.jpg|thumb|[[Sangeang Api|Pulau Sangeang]] pada tahun 1846.]]
▲Kepulauan Banda terdiri dari 11 pulau dengan 4 diantaranya tidak berpenghuni. Keempat pulau tersebut tidak dihuni karena tidak dapat menumbuhkan tanaman [[pala]] karena dipenuhi oleh [[Terumbu|batu karang]]. Kepulauan Banda termasuk kepulauan yang tidak memiliki sungai dan sepenuhnya dikelilingi oleh [[selat]], [[teluk]], dan [[laut]] terbuka.{{Sfn|Fauzi M., dan Razif|(2017)|p=9}}
[[File:Banda islands.jpg|thumb|Banda, Lonthor, dan Sangeang Api, sekitar tahun 1820.]]
Kepulauan Banda terdiri dari pulau-pulau yang berpenghuni dan pulau-pulau yang tidak berpenghuni. Pulau-pulau yang berpenghuni yaitu:
* [[Pulau Lontar]] (''Lonthoir'')
* [[Banda Neira|Pulau Banda]]
* [[Sangeang Api|Pulau Gunungapi]]
Baris 40 ⟶ 46:
* Pulau Pisang
* [[Pulau Hatta, Banda, Maluku Tengah|Pulau Hatta]]
* Pulau Karaba.▼
Sedangkan pulau-pulau yang tidak berpenghuni yaitu:
* [[Pulau Suanggi]]
* [[Pulau Naljalaka]]
* [[Pulau Batukapal]]
== Hasil bumi ==
[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Gezicht op de Banda eilanden TMnr 60005279.jpg|thumb|Alam dan jalur air di Kepulauan Banda.]]
Kepulauan Banda menghasilkan hasil [[pertanian]] dan hasil [[perkebunan]]. Hasil pertanian berupa [[sagu]] dan [[garam laut|garam]] diperoleh hampir di seluruh pulau, kecuali di Pulau Banda. Hasil pertanian berupa [[ketela pohon|singkong]] yang ditanam di Neira, [[Banda Besar]], dan
Kepulauan Banda hanya sedikit menghasilkan bahan makanan, termasuk sagu dan garam tidak diproduksi di Banda. Untuk kebutuhan sehari-hari bergantung sepenuhnya dari pasokan produksi bahan makanan dari daerah lain. Sementara itu, singkong ditanam di Neira, Banda besar, dan Pulau Run karena dibawa oleh Portugis pada awal abad ke-16. Produksi perkebunan dari Kepulauan Banda hanya pala.{{Sfn|Fauzi M., dan Razif|(2017)|p=10-11}}
|