Kereta Api Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Gilang Bayu Rakasiwi (bicara | kontrib)
Gilang Bayu Rakasiwi (bicara | kontrib)
(46 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 4:
| caption =[[Kereta api Argo Bromo Anggrek]]
| fleet = {{collapsible list|
|420 [[lokomotif]]
|1.252 [[KRL]]
|186 [[LRT]] (wilayah [[Jakarta]])
|121 [[kereta rel diesel]]
|1.607 [[kereta penumpang]]
|6.782 [[gerbong]]<ref name="gerbong">[http://m.beritasatu.com/blog/nasional-internasional/3933-hanya-tingkatkan-pelayanan-bisnis-pt-kai-tumbuh-24-persen.html]{{Pranala mati|date=April 2022 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
}}
| system_map =
Baris 25:
| image_size = 240px
| marks =
| gauge = {{RailGauge|1435mm|lk=on}}(Aceh, Sulawesi dan LRT Jabodebek)<br />{{RailGauge|1067mm|lk=on}}(Jawa & SumateraSumatra)
| old_gauge = {{RailGauge|750mm|lk=on}} (sepur [[Atjeh Tram]])<ref name="lip6narrow">{{Cite news|url=https://www.liputan6.com/news/read/57368/pembangunan-rel-ka-langkat-banda-aceh-terbengkalai|work=[[Liputan6.com]]|first=Muhammad|first2=Andi|last2=Azril|title=Pembangunan Rel KA Langkat-Banda Aceh Terbengkalai
|lang=id|date=28 June 2003|access-date=10 June 2020|language=id|last=Nasir}}</ref><br />{{RailGauge|600mm|lk=on}} (beberapa sepur trem)<ref name="lip6narrow"/>
Baris 33:
| start_year = {{Start date and age|df=yes|1945|09|28}}
| end_year = sekarang
| hq_city = Jalan Perintis Kemerdekaan 1<br>[[Babakanciamis, Sumur Bandung, Bandung|Babakanciamis]], [[Sumur Bandung, Bandung|Sumur Bandung]], [[Bandung]], [[Jawa Barat]] <br>40117, <br>Indonesia
| elevation = {{convert|1246|m|ft|abbr=on}} ([[Stasiun Cikajang]])<ref>{{cite web|url=http://irps.or.id/mempercantik-kembali-sinyal-stasiun-cikajang-garut/|title=Mempercantik Kembali Sinyal Stasiun Cikajang-Garut|language=id|date=11 May 2017|access-date=10 June 2020}}</ref>
| electrification = 1500 V DC [[listrik aliran atas]]<br/>750 V DC [[rel ketiga]] untuk [[LRT Palembang]] dan [[LRT Jabodebek]]<ref>{{Cite news|title=Ini Perbedaan LRT di Palembang dan Jakarta |url=https://regional.kompas.com/read/2018/04/12/18332121/ini-perbedaan-lrt-di-palembang-dan-jakarta |accessdate=14 August 2018 |work=[[Kompas.com]] |date=12 April 2018 |language=id|editor-last=Damanik |editor-first=Caroline |last=Putra |first=Aji YK }}</ref>
Baris 46:
| embed = yes
| name = PT Kereta Api Indonesia (Persero)
| former_name = {{plainlist|
| former_name = Djawatan Kereta Api Republik Indonesia <small>(1945 - 1950)</small><br/>Djawatan Kereta Api <small>(1950 - 1963)</small><br/>PN Kereta Api <small>(1963 - 1971)</small><br/>Perjan Kereta Api <small>(1971 - 1991)</small><br/>Perum Kereta Api <small>(1991 - 1999)</small>
* Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI) (1945–1950)
* Djawatan Kereta Api (DKA) (1950–1963)
* Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA) (1963–1971)
* Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA/Perjanka) (1971–1991)
* Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka) (1991–1999)
* PT Kereta Api (Persero) (nama pendek 1999–2010)}}
| logo =
| logo_size =
Baris 52 ⟶ 58:
| image_caption =
| image_size =
| type = [[Perseroan terbatas|Perusahaan perseroan]] ([[Badan usaha milik negara|Persero]])
| traded_as =
| industry = [[Perkeretaapian]]
Baris 69 ⟶ 75:
| homepage = {{URL|www.kai.id}}
}}
|key_people=[[Didiek Hartantyo]]<ref name="direksi">{{Cite web|url=https://www.kai.id/corporate/organization/|title=Komisaris & Direksi|publisher=PT Kereta Api Indonesia (Persero)|language=id|access-date=30 Juli 2023}}</ref><br/>([[Direktur Utama]])<br/>[[Said Aqil Siroj]]<ref>{{cite news|title=Erick Thohir Tunjuk Ketua Umum PBNU Said aqil Jadi Komut KAI|url=https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5479573/erick-thohir-tunjuk-ketua-umum-pbnu-said-aqil-jadi-komut-kai|access-date=3 Maret 2021|website=detik.com}}</ref><br/>([[Komisaris Utama]])|speed={{convert|120|km/h|mph|abbr=on}}|founders=[[Pemerintah Indonesia]]<br>Angkatan Moeda Kereta Api Republik(pekerja ''Rikuyu Sōkyoku'' pasca [[Revolusi Nasional Indonesia]]{{efn|Lihat [[Sejarah perkeretaapian di Indonesia]]}})|founded=}}
{{Perkeretaapian}}
'''PT Kereta Api Indonesia (Persero)''' atau biasa disingkat menjadi '''KAI,''' adalah sebuah [[badan usaha milik negara]] [[Indonesia]] yang bergerak di bidang [[perkeretaapian]]. Untuk mendukung kegiatan bisnisnya, hingga akhir tahun 2021, perusahaan ini memiliki [[Daerah operasi dan divisi regional Kereta Api Indonesia|9 unit kantor daerah operasi, 4 unit kantor divisi regional]], dan 8 unit [[balai yasa]] yang tersebar di [[Pulau Jawa]] dan [[Pulau Sumatera|Sumatra]].
Baris 107 ⟶ 113:
Setelah [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia]] dikumandangkan pada tanggal [[17 Agustus]] [[1945]], pekerja perusahaan kereta api yang tergabung dalam Angkatan Moeda Kereta Api (AMKA) mengambil alih kekuasaan perkeretaapian dari [[Jepang]]. Pada tanggal [[28 September]] [[1945]], pembacaan pernyataan sikap oleh Ismangil dan sejumlah anggota AMKA lainnya menegaskan bahwa mulai hari itu kekuasaan perkeretaapian berada di tangan bangsa [[Indonesia]] sehingga [[Jepang]] sudah tidak berhak untuk mencampuri urusan perkeretaapian di [[Indonesia]]. Inilah yang melandasi ditetapkannya tanggal [[28 September]] [[1945]] sebagai Hari Kereta Api Nasional serta dibentuknya '''Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia''' (DKARI) sebagai operator kereta api di wilayah [[Republik Indonesia]] saat itu. Sementara itu, pemerintah Belanda lalu juga membentuk sebuah konsorsium antara perusahaan kereta api milik pemerintah dan swasta dengan nama ''Staatsspoorwegen/Verenigde Spoorwegbedjrif'' (SS/VS).{{sfn|Tim Telaga Bakti Nusantara|Asosiasi Perkeretaapian Indonesia|1997|p=132}}
 
Hingga tanggal 31 Desember 1949, DKARI dan SS/VS pun sama-sama berbisnis sebagai operator kereta api di Indonesia, tetapi sesuai hasil [[Konferensi Meja Bundar]], pemerintah Indonesia kemudian resmi mengambil alih aset milik pemerintah Hindia Belanda, termasuk SS/VS, sehingga pada tanggal 1 Januari 1950, pemerintah menggabungkan DKARI dan SS/VS untuk membentuk '''Djawatan Kereta Api''' ('''DKA''').{{sfn|Tim Telaga Bakti Nusantara|Asosiasi Perkeretaapian Indonesia|1997|p=132}} Pada tahun 1963, pemerintah mengubah jawatan tersebut menjadi sebuah [[perusahaan negara]] (PN) dengan nama '''Perusahaan Negara Kereta Api''' ('''PNKA''').<ref name="pn2">{{Cite web|title=Peraturan Pemerintah nomor 22 tahun 1963|url=https://jdih.setkab.go.id/puu/buka_puu/2255/PP0221963.pdf|publisher=Sekretariat Kabinet Republik Indonesia|language=id|access-date=6 Agustus 2023}}</ref> Pada tanggal 15 September 1971, pemerintah kembali mengubah perusahaan ini menjadi sebuah [[perusahaan jawatan]] (Perjan) dengan nama '''Perusahaan Jawatan Kereta Api''' ('''PJKA''').<ref name="perjan">{{Cite web|title=Peraturan Pemerintah nomor 61 tahun 1971|url=https://jdih.setkab.go.id/puu/buka_puu/2819/PP0611971.pdf|publisher=Sekretariat Kabinet Republik Indonesia|language=id|access-date=6 Agustus 2023}}</ref> Pada tanggal 2 Januari 1991, pemerintah kembali mengubah perusahaan ini menjadi sebuah [[perusahaan umum]] (Perum) dengan nama '''Perusahaan Umum''' '''Kereta Api''' '''(Perumka)'''.<ref name="perum">{{Cite web|title=Peraturan Pemerintah nomor 57 tahun 1990|url=https://jdih.setkab.go.id/puu/buka_puu/3514/PP%20NO%2057%20TH%201990.pdf|publisher=Sekretariat Kabinet Republik Indonesia|language=id|access-date=6 Agustus 2023}}</ref><ref name=":0">{{Cite newspaper|url=|title=Kereta Api resmi jadi Perumka|last=|first=|date=3 Januari 1991|work=AB|access-date=}}</ref> Pada tanggaltahun 1 Juni 19991998, pemerintah kembali mengubah perusahaan ini menjadi sebuah [[persero]] dengan nama '''PT Kereta Api (Persero)''' atau biasa disingkat menjadi '''PT KA'''.,<ref name="persero">{{Cite web|title=Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 1998|url=https://jdih.setkab.go.id/puu/buka_puu/6491/pp0191998.pdf|publisher=Sekretariat Kabinet Republik Indonesia|language=id|access-date=6 Agustus 2023}}</ref> namun pendiriannya hanya dapat di[[notaris]]asi pada tanggal 1 Juni 1999 di Jakarta dengan persero tersebut mendapatkan nama pendek '''PT Kereta Api (Persero)''' atau biasa disingkat menjadi '''PT KA''' (nama panjang persero tersebut, '''Perusahaan Perseroan (Persero) PT Kereta Api Indonesia''', telah ditetapkan sejak pendirian).<ref>{{Cite web|url=http://kip.kai.id/page/Profil%20Perusahaan%20PT.%20Kereta%20Api%20Indonesia%20(Persero)/16|title=Situs Resmi Keterbukaan Informasi Publik {{!}} PT Kereta Api Indonesia (Persero)|last=|first=|date=|website=kip.kai.id|publisher=|language=id|access-date=2018-03-27|quote=KAI didirikan sesuai dengan akta tanggal 1 Juni 1999 No. 2 yang dibuat dihadapan Imas Fatimah, S.H., Sp.N., Notaris di Jakarta, dan kemudian diperbaiki kembali sesuai dengan akta tanggal 13 September 1999 No. 14.}}{{Pranala mati|date=April 2022 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
 
Pada akhir [[Maret]] [[2007]], [[Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|DPR]] mengesahkan revisi Undang-Undang Nomor 13 Tahun [[1992]], yaitu Undang-Undang Nomor 23 Tahun [[2007]], yang menegaskan bahwa investor swasta maupun pemerintah daerah diberi kesempatan untuk menyelenggarakan angkutan [[kereta api]] di [[Indonesia]]. Dengan demikian, pemberlakuan undang-undang tersebut secara hukum mengakhiri monopoli perusahaan ini dalam mengoperasikan kereta api di Indonesia.<ref>{{cite web|last=|first=|authorlink=|date=28-10-2007|title=SATYA HERAGANDHI, Prospek Industri KA Luar Biasa|url=http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/strategi/satya-heragandhi-prospek-industri-ka-luar-2.html|work=Seputar Indonesia (Sindo)|publisher=MNC Group|format=|archive-url=https://web.archive.org/web/20071122021248/http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/strategi/satya-heragandhi-prospek-industri-ka-luar-2.html|archive-date=2007-11-22|dead-url=yes|accessdate=|quote=|coauthors=|accessyear=}}</ref> Pada tanggal 12 Agustus 2008, perusahaan ini memisahkan Divisi Angkutan Perkotaan [[Jabodetabek|Jabotabek]] menjadi [[PT KAI Commuter Jabodetabek|PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ)]] agar dapat lebih fokus dalam mengelola [[kereta api komuter]] di daerah [[Jakarta]] dan sekitarnya.<ref name=":1">{{cite web|url=http://www.krl.co.id/sekilas-krl.html|title=Sekilas KRL|publisher=PT KAI Commuter Jabodetabek|accessdate=25-02-2016|archive-date=2013-08-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20130806073315/http://www.krl.co.id/sekilas-krl.html|dead-url=yes}}</ref> Pada tahun 2009, perusahaan ini resmi menjadi anggota dari [[Uni Kereta Api Internasional]] (UIC) dengan status ''suspended member''.<ref>{{Cite web|title=UIC member: KAI|url=https://vademecum.uic.org/en/memberDetail/210|website=vademecum.uic.org|access-date=2020-10-02}}</ref> Pada bulan [[Mei]] [[2010]], perusahaan ini mengubah namanya seperti sekarang.<ref>Nama PT KAI berdasarkan Instruksi Direksi PT KAI No. 16/OT.203/KA 2010</ref><ref>{{cite newspaper|date=26 September 2003|title=Revisi UU Perkeretaapian, Adakah Investor Swasta Berminat?|newspaper=Suara Pembaruan}}</ref>
Baris 120 ⟶ 126:
Pada tahun 2016, perusahaan ini mulai mengoperasikan area bongkar muat JICT di Pelabuhan Tanjung Priok. Pada tahun 2017, PT KAI Commuter Jabodetabek mengubah namanya menjadi PT Kereta Commuter Indonesia Pada akhir tahun 2017, perusahaan ini mulai menguji coba pengoperasian [[Kereta api Commuter Line Bandara Soekarno-Hatta|kereta api Bandara Soekarno-Hatta]]. Pada bulan Mei 2018, perusahaan ini meluncurkan [[Kereta api Minangkabau Ekspres|kereta api Internasional Minangkabau Ekspres]]. Pada bulan Juni 2018, perusahaan ini meluncurkan kereta kelas ''sleeper''. Pada bulan Agustus 2018, perusahaan ini mulai mengoperasikan [[LRT Sumatera Selatan]]. Pada bulan April 2019, perusahaan ini meresmikan fasilitas [[ruang kerja bersama]] di sejumlah stasiun besar dan mulai memasang [[pendingin udara]] di lokomotif. Pada bulan Mei 2019, perusahaan ini mulai mengoperasikan [[kereta api Bandara YIA]]. Pada bulan Desember 2019, perusahaan ini mulai mengoperasikan [[Kereta api Bandara Internasional Adisoemarmo|kereta api Bandara Adisoemarmo]].<ref name="annual" />
 
Pada tanggal [[8 (angka)|8]] [[Mei]] [[2020]], [[Didiek Hartantyo]] ditunjuk sebagai [[Direktur utama|Direktur Utama]] perusahaan ini menggantikan [[Edi Sukmoro]] yang menjabat sebelumnya.<ref>{{citeweb|author=Anisa Indraini|date=8 Mei 2020|title=Erick Thohir rombak direksi KAI Edi Sukmoro tak lagi dirut|url=https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5006678/erick-thohir-rombak-direksi-kai-edi-sukmoro-tak-lagi-dirut|website=detik.com|accessdate=8 Mei 2020}}</ref> Pada bulan Juni 2020, melalui kolaborasi dengan [[Pemerintah Provinsi DKI Jakarta]] dan [[MRT Jakarta]], perusahaan ini meluncurkan empat stasiun terpadu, yakni [[Stasiun Tanah Abang]], [[Stasiun Sudirman|Sudirman]], [[Stasiun Pasar Senen|Pasar Senen]], dan [[Stasiun Juanda|Juanda]]. Pada bulan September 2020, perusahaan ini berkolaborasi dengan [[Blue Bird]] untuk memudahkan penumpangnya dalam memesan angkutan lanjutan di stasiun. Perusahaan ini juga meresmikan [[jembatan penyeberangan orang]] di [[Stasiun Bandung]]. Pada bulan November 2020, perusahaan ini menjadi BUMN pertama yang mendapat investasi dari pemerintah dalam rangka Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) secara utuh sebesar Rp 3,5 triliun.<ref name="annual" />
 
Pada bulan September 2021, perusahaan ini mempersingkat waktu tempuh dan meningkatkan kecepatan hingga 120 km/jam pada [[Kereta api Argo Bromo Anggrek]], [[Kereta api Argo Wilis]], [[Kereta api Argo Lawu]], dan [[Kereta api Argo Dwipangga]], dan [[Kereta api Taksaka]]. Perusahaan ini juga meluncurkan layanan [[Wi-Fi]] gratis di Kereta api Argo Bromo Anggrek, Kereta api Argo Lawu, Kereta api Argo Dwipangga, [[Kereta api Argo Wilis]], Kereta api Taksaka, dan [[Kereta api Argo Parahyangan]]. Pada bulan September 2021 juga, perusahaan ini meluncurkan layanan ''live cooking'' di atas Kereta api Argo Bromo Anggrek, Kereta api Argo Lawu, Kereta api Argo Dwipangga, Kereta api Taksaka, dan Kereta api Argo Wilis.<ref name="annual" /><ref name="profil2">{{Cite web|title=Sekilas Perusahaan|url=https://www.kai.id/corporate/about_kai/|publisher=PT Kereta Api Indonesia (Persero)|language=id|access-date=30 Juli 2023}}</ref>
 
== Jalur kereta api ==
Baris 129 ⟶ 135:
Jalur kereta api untuk mendukung operasi PT Kereta Api Indonesia seluruhnya dimiliki oleh negara, dibina oleh [[Direktorat Jenderal Perkeretaapian]], [[Kementerian Perhubungan Republik Indonesia]] (DJKA Kemenhub RI) melalui Balai Teknik Perkeretaapian, dengan KAI hanya sebagai [[Penyelenggara prasarana perkeretaapian|penyelenggara prasarana]]. Kurang lebih 90% dari jalur kereta api tersebut seluruhnya merupakan peninggalan kolonial Belanda, dan sisanya merupakan jalur baru, seperti percabangan-percabangan menuju bandar udara. PT KAI juga merupakan penyumbang terbesar dari total [[penerimaan negara bukan pajak]] di lingkungan perkeretaapian melalui ''track access charge'' (TAC), serta menerima biaya perawatan infrastruktur dan operasional dari DJKA.<ref>{{Cite magazine|last=Sudarsih|first=A.|year=2015|title=Sosialisasi PNBP Jasa Transportasi Perkeretaapian|url=|magazine=Majalah KA|location=[[Depok]]|publisher=PT Ilalang Sakti Komunikasi|volume=106|issue=|pages=28-29|doi=}}</ref><ref>{{Cite news|url=https://www.beritasatu.com/ekonomi/282468/kai-minta-tac-diberlakukan-setelah-dapat-imo|title=KAI Minta TAC Diberlakukan Setelah Dapat IMO|last=Desfika|first=Theresa|work=[[BeritaSatu]]|location=[[Jakarta]]|publisher=[[B Universe]]|language=id|access-date=2019-08-29}}</ref>
 
Jalur-jalur kereta api tersebut tersebar di Sumatra dan Jawa. Di Jawa, seluruh kota pentingnya memiliki setidaknya dua atau tiga stasiun kereta api utama dan dilintasi jalur kereta api lintas utama. Jalur ini membentang dari Jakarta–Semarang–Surabaya di lintas utara, Jakarta–Purwokerto–Surabaya di lintas tengah, dan Bandung–Yogyakarta–Surabaya di lintas selatan Pulau Jawa. Di samping pengoperasian tiga jalur utama tersebut, terdapat jalur penghubungnya seperti lintas perkotaan [[Jabodetabek]], [[Gerbangkertosusila]], dan [[Bandung Raya]], serta Surabaya–Banyuwangi, Tegal–Prupuk, Cikampek–Bandung, Cibatu–Garut, Maos–Cilacap, Semarang–Solo, dan Kertosono–Malang–Bangil. Selain dari ketiga jalur utama tersebut, terdapat lintas barat Jawa yang menghubungkan Jakarta dengan Bandung dan lintas timur Jawa yang menghubungkan Surabaya dengan Banyuwangi.
 
Di Sumatra, jalur kereta apinya terpisah, dengan Sumatera Utara dan Aceh hanya dilayani di lintas Medan–Rantau Prapat/Belawan/Siantar/Tanjungbalai serta Krueng Mane–Krueng Geukueh di Aceh. Di Sumatera Barat, jalur aktifnya hanya Padang–Naras/Kayu Tanam untuk layanan penumpang serta Bukit Putus–Indarung untuk KA Semen Padang. Di Sumatera Selatan, jalurnya sendiri dilayani kereta api batu bara dan layanan penumpang unggulan dari Lubuklinggau menuju Palembang serta Palembang menuju Bandar Lampung (Tanjungkarang).
 
Beberapa peningkatan juga dilakukan terhadap jalur kereta api baik yang masih beroperasi maupun yang tidak. Untuk saat ini, jalur KA lintas utara Jawa sudah ganda seluruhnya, sedangkan segmen ganda lintas tengah Jawa juga sudah selesai, yakni ruas Cirebon-Kroya–Mojokerto dan segmen Mojokerto–Sepanjang sudah beroperasi, namun segmen akhir, yaitu Sepanjang–Wonokromo masih dalam rencana.<ref>{{cite news|url=https://www.kompas.id/baca/nusantara/2023/12/01/jalur-ganda-ka-mojokerto-sepanjang-percepat-mobilitas-masyarakat|title=Jalur Ganda KA Mojokerto-Sepanjang Mulai Beroperasi|last=Sri Astuti|first=Runik|newspaper=[[Harian Kompas]]|location=[[Surabaya]]|publisher=[[KG Media]]|url-access=subscription|date=1 Desember 2023|accessdate=2 Desember 2023}}</ref> Jalur nonaktif yang saat ini sedang direaktivasi adalah lintas Cipatat–Padalarang dan Kutoarjo–Purworejo<ref>{{Cite news|title=Reaktivasi Jalur KA Cianjur - Padalarang Akan Dilanjut Tahun 2022|url=https://money.kompas.com/read/2020/09/21/132108026/reaktivasi-jalur-ka-cianjur-padalarang-akan-dilanjut-tahun-2022|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2021-02-05|editor-last=Setiawan|editor-first=Sakina Rakhma Diah|last=Ramli|first=Rully R.}}</ref> di Jawa, serta Besitang–Binjai<ref>{{Cite news|url=https://www.liputan6.com/bisnis/read/3860548/2019-dua-jalur-kereta-api-di-sumatera-utara-siap-beroperasi|title=2019, Dua Jalur Kereta Api di Sumatera Utara Siap Beroperasi|last=Merdeka.com|date=2018-12-31|work=[[Liputan6.com]]|language=id|access-date=2019-08-29|editor-last=Melani|editor-first=Agustina}}</ref> di Sumatera Utara. Sebelumnya, [[jalur kereta api Tarik–Sidoarjo]] sudah direaktivasi untuk persiapan relokasi jalur akibat [[Banjir lumpur panas Sidoarjo|semburan lumpur panas]] [[Lapindo Brantas Inc.|PT Lapindo Brantas Inc]]. di [[Porong, Sidoarjo]].<ref>{{Cite news|url=http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/daerah/16/07/12/oa6wc6368-kai-berencana-buka-jalur-baru-di-sidoarjo|title=KAI Berencana Buka Jalur Baru di Sidoarjo {{!}} Republika Online|newspaper=Republika Online|access-date=2018-03-26}}</ref><ref>{{Cite web|url=http://id.beritasatu.com/home/pt-kai-operasikan-ka-jenggala-mojokerto-sidoarjo/100827|title=PT KAI Operasikan KA Jenggala Mojokerto-Sidoarjo {{!}} Investor Daily|website=id.beritasatu.com|access-date=2018-03-26}}</ref>
 
===Penomoran kereta api===
Setiap perjalanan kereta api mempunyai nomor identifikasi berdasarkan jalur yang dilewati. Karakter dapat berupa alfabet atau angka, formatnya adalah "AABBBXXXXYZZZ", di mana:
 
AA adalah:
*Kereta api penumpang dan barang, baik reguler maupun fakultatif tidak memakai awalan ini
*R digunakan untuk dinas atau perpindahan rangkaian
*L digunakan untuk dinas atau perpindahan lokomotif
*LL digunakan untuk lokomotif langsir
B adalah:
*U digunakan untuk kereta api penumpang di Sumatera bagian utara
*B digunakan untuk kereta api penumpang di Sumatera Barat
*S digunakan untuk kereta api penumpang di Sumatera bagian selatan
*PLB atau Perjalanan Luar Biasa digunakan dalam kondisi terdapat keadaan khusus
XXXX adalah:
*1 hingga 4 digit angka perjalanan kereta
Y adalah:
*Akhiran A, B, dan C menandakan perjalanan kereta api penumpang tersebut mendapatkan modifikasi jadwal ataupun tempat berhenti.
*Akhiran -1, -2, -3, -4 digunakan untuk dinas lokomotif atau rangkaian yang terikat pada nomor kereta lain.
*Akhiran F menandakan kereta tersebut fakultatif, atau hanya dijalankan sesuai kebutuhan seperti pada [[akhir pekan]] dan [[Hari libur di Indonesia|hari libur nasional]].
Z adalah:
*Akhiran BK untuk kereta api yang mengalami rekayasa operasi akibat kejadian luar biasa. Bisa dipadukan dengan angka juga seperti BK1
 
Diibaratkan sungai, nomor kereta api diklasifikasikan menjadi kereta ke arah hulu (bernomor ganjil) atau kereta ke arah hilir (bernomor genap).
*Di Jawa, [[Stasiun Jakarta Kota|Jakarta Kota]] dan [[Stasiun Ketapang (Banyuwangi)|Ketapang]] merupakan titik hulu jaringan kereta api sedangkan [[Stasiun Surabaya Kota|Surabaya Kota]] merupakan titik hilir, meskipun banyak yang salah mengira bahwa {{sta|Surabaya Pasarturi}} merupakan titik hilir mengingat per Gapeka 2023 hanya satu kereta api antarkota yang memulai dan mengakhiri perjalanan di Surabaya Kota.
*Di Sumatera, masing-masing daerah memiliki penomorannya sendiri. Titik hilir untuk Divre I (termasuk Subdivre I.1) adalah [[Stasiun Belawan|Belawan]], untuk Divre II adalah [[Stasiun Indarung|Indarung]], untuk Divre III adalah [[Stasiun Lubuk Linggau|Lubuk Linggau]], dan untuk Divre IV adalah [[Stasiun Tarahan|Tarahan]]. Tidak ada titik hulu spesifik untuk Divre I dan Divre II, sedangkan untuk Divre III dan Divre IV titik hulunya ada di [[Stasiun Kertapati|Kertapati]].
 
Dengan demikian di Jawa kereta menuju Jakarta memiliki nomor ganjil, sedangkan yang sebaliknya bernomor genap. Contohnya adalah [[Kereta api Argo Bromo Anggrek|KA Argo Bromo Anggrek]] yang di Gapeka 2023 memiliki dua perjalanan, yaitu KA 1 serta KA 3 menuju Jakarta, sedangkan yang KA 2 dan KA 4 menuju Surabaya. Selain itu, kereta dari dan menuju Banyuwangi dianggap sebagai sungai lain yang juga memiliki hilir di Surabaya. Kereta dari Surabaya menuju Banyuwangi memakai nomor ganjil, sedangkan kereta dari Banyuwangi menuju Surabaya memakai nomor genap. Contohnya dua perjalanan [[kereta api Mutiara Timur]] nomor 187F dari Surabaya ke Ketapang dan 189F dari Ketapang menuju Surabaya. Hal ini berkaitan dengan pertemuan [[Jalur kereta api Kertosono–Wonokromo|segmen Kertosono-Wonokromo]] dan [[Jalur kereta api Wonokromo–Bangil|Wonokromo-Bangil]] di selatan sebelum stasiun Wonokromo sehingga diperlukan penomoran yang seragam.
 
Untuk Divre III dan IV pun demikian, [[kereta api Rajabasa]] dari [[Stasiun Tanjung Karang|Tanjung Karang]] menuju [[Stasiun Kertapati|Kertapati]] adalah KA S12, sedangkan yang sebaliknya adalah KA S11. Hal ini juga berkaitan dengan diperlukannya penomoran yang seragam.
 
Kereta api yang tidak berangkat ke atau dari titik hilir atau hulu juga akan ditetapkan berdasarkan apakah jalur kereta yang mereka lalui pada akhirnya akan membawa mereka menjauh dari atau menuju titik hilir atau hulu. Contohnya dua perjalanan [[kereta api Banyubiru|Banyubiru]] dari [[Stasiun Solo Balapan]] ke [[Stasiun Semarang Tawang]] adalah KA 207F dan KA 209F, sedangkan sebaliknya adalah KA 208F dan KA 210F
 
Beberapa kereta api mungkin saja berubah nomornya ketika melewati jalur yang berbeda. Misalnya, [[kereta api Ciremai]] dari [[Stasiun Bandung]] akan memiliki nomor KA 145 hingga [[Stasiun Cikampek]], di mana nomornya akan berubah menjadi KA 144 hingga sampai di Stasiun Semarang Tawang. Contoh lain, [[Kereta api batu bara rangkaian panjang|Angkutan batu bara rangkaian panjang]] dari [[Stasiun Tanjung Enim Baru]] akan memiliki nomor KA 3000 hingga [[Stasiun Prabumulih Baru X6|Prabumulih Baru X6]], di mana tanpa berhenti nomornya akan berubah menjadi KA 3001 hingga sampai di [[Stasiun Tarahan]].
 
Pergantian nomor ini bisa terjadi berkali-kali, terdapat [[Kereta api peti kemas di Indonesia|angkutan peti kemas]] relasi {{sta|Krenceng}}–{{sta|Kampung Bandan}}–{{sta|Kalimas}} yang berganti nomor hingga 4 kali. Namun untuk kereta api penumpang, saat ini hanya terdapat 2 kereta api yang berganti nomor tiga kali yakni [[Kereta api Kamandaka|Kamandaka]] dan [[Kereta api Joglosemarkerto|Joglosemarkerto]].
 
Per Gapeka 2023 untuk Jawa, penomoran kereta api penumpang berlaku sebagai berikut:
{| class="wikitable sortable"
|+
|-
! Jenis KA
! Kelas KA
! Penomoran
! Operator
! Jumlah perjalanan kereta
! Jumlah layanan
! Keterangan
|-
|rowspan="6"| Antarkota
|Argo
|1-52
|rowspan="6"| Kereta Api Indonesia
|46 reguler, 6 fakultatif
|9 layanan reguler, 1 fakultatif
|
|-
|Eksekutif
|55-84
|18 reguler, 8 fakultatif
|7 layanan reguler, 3 fakultatif
|
|-
|Eksekutif Campuran
|85-167, 169-210
|86 reguler, 14 fakultatif
|32 layanan reguler, 3 fakultatif
|
|-
|Bisnis Ekonomi
|211-214
|2 reguler
|1 layanan reguler
|
|-
|Ekonomi 80
|215-232
|16 reguler, 2 fakulatif
|7 layanan reguler, 1 fakulatif
|
|-
|Ekonomi Jarak Jauh
|233-268
|28 reguler
|13 layanan reguler
|-
|rowspan="3"| Bandara
|[[Lin Yogyakarta International Airport|Bandara YIA]]
|563-592, 701-712
|[[KAI Bandara]]
|30 reguler, 12 fakulatif
|rowspan="3"| 1 layanan reguler
|
|-
|[[Kereta api Bandara Internasional Adisoemarmo|Bandara Adisoemarmo]]
|601-648, 651-658
|Kereta Api Indonesia
|32 reguler
|
|-
|[[Commuter Line Bandara Soekarno-Hatta|Bandara Soekarno-Hatta]]
|801-940
|[[KAI Commuter]]
|70 reguler
|-
|rowspan="4"| Commuter
|[[Kereta api lokal]]
|
|Kereta Api Indonesia{{Efn|text=Hanya untuk kereta api Siliwangi, Blora Jaya, dan Pandanwangi}} dan KAI Commuter
|162 reguler, 6 fakulatif
|18 layanan reguler, 2 fakultatif
| Kereta api lokal KAIC hanya untuk Wilayah I Jakarta, II Bandung, dan VIII Surabaya.
|-
|[[KRL Commuter Line]]
|
|KAI Commuter
|1262 reguler
|6 layanan reguler termasuk trayek poros
|Layanan KRL komuter Commuter Line hanya melayani [[Jabodetabek]]–[[Lebak]], [[Daerah Istimewa Yogyakarta]], dan [[Solo Raya]] di [[Jawa Tengah]]
|}
 
== Layanan ==
Baris 215 ⟶ 341:
** {{sta|Klari}}–Kalimas
** {{sta|Krenceng}}–Kalimas
* '''Lintas baratselatan Jawa'''
** {{sta|Tanjung Priuk}}–{{sta|Gedebage}}
Barang yang diangkut kebanyakan berupa [[peti kemas]] yang jenis komoditas angkutannya tidak terbatas.
Baris 254 ⟶ 380:
 
==== Kereta barang bahan bakar minyak ====
Kereta api ketel adalah kereta api angkutan barang yang mengangkut bahan-bahan cair seperti bahan bakar minyak (BBM) dan bahan bakar khusus (BBK). Salah satu kerja sama PT Kereta Api Indonesia melalui anak perusahaan, KAI Logistik dalam angkutan BBM dan BBK dengan [[PT Pertamina]]. Relasi kereta barang ini di antaranya:
===== Jawa =====
* '''Lintas selatan Jawa'''
Baris 388 ⟶ 514:
 
== Referensi ==
=== Catatan ===
{{notelist}}
 
=== Kutipan ===
{{reflist|2}}