Keroncong: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Baris 208:
Pada tahun 1940 buku berjudul "Djempolan Radio" terbit.<ref name="DMIDKR4">{{Cite book|last=Suadi|first=Haryadi|date=November 2017|title=Djiwa Manis Indoeng Disajang|location=Bandung|publisher=Kiblat Buku Utama|isbn=978-979-8004-06-3|pages=16|url-status=live}}</ref> Buku yang diterbitkan oleh Penerbit Kabe Yogyakarta ini menuliskan juga riwayat para seniman yang namanya lekat dengan musik Keroncong, misalnya Miss Netty, Miss Sulami, Miss Rukiah, Kartolo, Miss Titing, Miss Annie Landouw, juga grup orkes Keroncong bernama Lief Java.<ref name="DMIDKR4"/> Selain itu, ada pula jenis terbitan yang memuat lirik dan partitur nyanyian lagu-lagu Keroncong dan Stambul.<ref name="DMIDKR5">{{Cite book|last=Suadi|first=Haryadi|date=November 2017|title=Djiwa Manis Indoeng Disajang|location=Bandung|publisher=Kiblat Buku Utama|isbn=978-979-8004-06-3|pages=17|url-status=live}}</ref> Buku berjudul "Buku penoentoen ja'itoe jang terpakai akan njanjian peroenga dan moeriskoe dari anak bestari" karangan H. Krafft yang terbit pada tahun 1893 diperkirakan sebagai terbitan bermuatan lagu paling tua.<ref name="DMIDKR5"/> Kemudian ada pula buku "TTH's Kerontjong dan Stamboel Album" (1927) terbitan Toko "Tio Tek Hong". Buku yang teridri dari 8 jilid ini memuat 35 lagu keroncong dan stambul lama serta baru di jilid 1-4.<ref name="DMIDKR5"/> Lalu, "Lagoe-Lagoe Fur Pianoforte componirt von Paul J. Seelig" (tahun tidak diketahui) memuat 6 buah lagu hiburan, yaitu "Stamboel", "Rangoe-rangoe", "Glatik Nineer", "Lagoe Parsie", "Abdoelmoeloek", dan "Sipat Mo".<ref name="DMIDKR5"/> Terakhir, "''Verzameling van diverse krontjong liederen''" yang diterbitkan oleh Musik Handel Naesens & Co Tujungan Surabaya memuat lagu Keroncong daerah seperti "Kole-kole", "O Ina Ni Keke", "Patokaan", "Hura Cincin", "Sayang Kane", serta 2 lagu Portugis yakni "Terang Bulan" dan "Nina Bobo".<ref name="DMIDKR5"/>
 
Selain itu, setidaknya dari tahun 1970an1970-an hingga setelah tahun 2000, tercatat beberapa buku penelitan tentang musik Keroncong.<ref name="DMIDKR5"/> Penelitian-penelitian ini dilaksanakan baik oleh peneliti asing maupun lokal.<ref name="DMIDKR5"/> Buku-buku dari peneliti asing antara lain adalah "In Defence of Keroncong" (Bronia Kornhaurser, 1978), Keroncong and Tanjidor - Two Cases of Urban Folk Music in Jakarta (Ernst Heins, 1975), dan Keroncong Indonesian Populer Music (Judith Becker, 1975).<ref name="DMIDKR5"/> Kontribusi peneliti lokal dapat dilihat dengan terbitnya buku seperti Disemisansi Musik Barat di Timur (Triyono Bramantyo, 2004) dan Bunga Angin Portugis di Nusantara (Paramita R. Abdurachman, 2008).<ref name="DMIDKR5"/>
 
== Referensi ==