Kesultanan Banjar: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ~PL |
Merapikan sedikit titik koma dan ganti sedikit kata-kata yang enak dibaca Tag: halaman dengan galat kutipan VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Newcomer task: copyedit |
||
(64 revisi perantara oleh 20 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{rapikan}}
{{Infobox Former Country
| native_name = {{nq|كسلطانن بنجر}}
| conventional_long_name = Kesultanan Banjar
| common_name = Kesultanan Banjar
| continent = [[Asia
|region]] = [[Asia Tenggara]]
| government_type = [[Monarki]]<br /> [[Kesultanan]]
| image_flag = Banjar Sultanate Flag.svg
| image_coat =
[[berkas:Lambang Kesultanan Banjar.gif|85px]] |currency=
|date_end=
|date_event1=1520
|date_start=
|event1= berubah menjadi [[Kesultanan]]
|event_end=[[Bawahan Kesultanan Demak]]
|
|event3= [[pemerintahan Darurat]]
|event4=Di dirikan kembali (tanpa kekuasaan)
|year_end=
|date_event1= 1526
|date_event2= 1826-1858<ref>http://alanqasaharica.blogspot.com/2017/07/kronologi-sejarah-pulau-kalimantan.html?m=1</ref>
|date_event3= 18..-1905
|date_event4=2010<ref name="ReferenceB">{{Cite web |url=http://kalimantan.onoffsolutindo.com/budaya-kesultanan-perlu-dihidupkan-kembali/ |title=Salinan arsip |access-date=2015-05-27 |archive-date=2015-05-27 |archive-url=https://web.archive.org/web/20150527144001/http://kalimantan.onoffsolutindo.com/budaya-kesultanan-perlu-dihidupkan-kembali/ |dead-url=yes }}</ref>
|
| event_start = Didirikan sebagai [[Kerajaan Banjar]]
| year_start =1520
| event_post =
| date_post =
| event_end = Akhir pemerintahan Darurat
| year_end = 1905 <br>(2010<ref name="ReferenceB"/>–sekarang tanpa kekuasaan politik)
| p1 = Kerajaan Negara Daha
| flag_p1 =
| p2 =
| flag_p2 =
| s1 = Pagustian
| flag_s1 =
| image_map = Map of Banjar Sultanate under Sultan Sulaiman.png
| image_map_caption = Wilayah Kesultanan Banjar pada masa pemerintahan [[Sulaiman dari Banjar]], 1809.
| capital = [[Kuin Utara, Banjarmasin Utara, Banjarmasin|Kuin, Banjar Lama]] (1520)<br>[[Pemakuan, Sungai Tabuk, Banjar|Pemakuan]] (1612)<br>Muara sungai [[Tambangan, Astambul, Banjar|Tambangan, Batang Mangapan]] (1622)<br>[[Sungai Kitano, Martapura Timur, Banjar|Batang Banyu]] (1632)<br>[[Tangkas, Martapura Barat, Banjar|Martapura Lama]] (1642)<br>[[Pangeran, Banjarmasin Utara, Banjarmasin|Sungai Pangeran, Banjarmasin]] (1663)<br>[[Keliling Benteng Tengah, Martapura Barat, Banjar|Kayu Tangi]] (1680)<br>[[Keraton, Martapura, Banjar|Bumi Kencana]] (1771)<ref name="J. H. Moor">{{en}} {{cite book|first=[[J. H. Moor|Moor]]|last=J. H.|url=http://books.google.co.id/books?id=fHhNAAAAYAAJ&dq=Sultan%20Soliman%20Shahid%20Alia%20to%20Martapura&pg=RA1-PA98#v=onepage&q=Sultan%20Soliman%20Shahid%20Alia%20to%20Martapura&f=false|title=Notices of the Indian archipelago & adjacent countries: being a collection of papers relating to Borneo, Celebes, Bali, Java, Sumatra, Nias, the Philippine islands ...|publisher=Singapore: F.Cass & co.|year=1837}}</ref><ref>{{Cite web |url=http://eprints.lib.ui.ac.id/12976/1/82338-T6811-Politik%20dan-TOC.pdf |title=Salinan arsip |access-date=2011-07-03 |archive-date=2012-01-18 |archive-url=https://web.archive.org/web/20120118065114/http://eprints.lib.ui.ac.id/12976/1/82338-T6811-Politik%20dan-TOC.pdf |dead-url=yes }}</ref> atau [[Keraton, Martapura, Banjar|Bumi Selamat]] (1806)<ref>Dengan di temukannya deposit [[batubara]] di daerah dekat [[Bumi Selamat/Martapura]], maka pemerintah [[Hindia Belanda]] merencanakan mengambil alih [[Martapura]] dan memindah ibukota Kesultanan Banjar ke [[kota Nagara]], bekas ibukota pada era [[Kerajaan]] [[Hindu]] [[Negara Daha]]</ref><br>[[Seberang Mesjid, Banjarmasin Tengah, Banjarmasin|Sungai Mesa, Banjarmasin]](1857)<br>[[Lihung, Karang Intan, Banjar|Karang Intan]]<br>[[Amuntai]], Banua Lima<br>[[Datah Kotou, Tanah Siang Selatan, Murung Raya|Baras Kuning]]
|
| religion = [[Islam]] [[Sunni]] (resmi)<ref>Perkara 1 Undang-undang Sultan Adam 1835: “Adapoen perkara jang pertama akoe soeroehkan sekalian ra’jatkoe laki-laki dan bini-bini beratikat dalal al soenat waldjoemaah dan djangan ada seorang baratikat dengan atikat ahal a’bidaah maka siapa-siapa jang tadangar orang jang beratikat lain daripada atikat soenat waldjoemaah koesoeroeh bapadah kapada hakimnja, lamoen benar salah atikatnja itoe koesoeroehkan hakim itoe menobatkan dan mengadjari atikat jang betoel lamoen anggan inja daripada toebat bapadah hakim itu kajah diakoe”.</ref>{{primary-source inline}}{{br}}[[Kaharingan]]{{br}}[[Konghucu]]{{br}}[[Kristen]]
|
|
|
| year_leader1 = 1520-1550
| leader2 = [[Sultan Muhammad Seman]]
| year_leader2 =1862-1905
| leader3 = [[Khairul Saleh]]
| year_leader3 =24 Juni 2010–sekarang
| today = {{flag|Indonesia}}
| footnotes = 1526–1548 sebagai bawahan [[Kesultanan Demak]].
}}
[[Berkas:Sadewa.jpg|jmpl|200px|Sang Dewa (Sadewa) puteranya [[Pandudewanata|Maharaja Pandu Dewata]] adalah leluhur Raja-raja Banjar menurut [[Hikayat Sang Bima]].]]
Baris 95 ⟶ 58:
[[Berkas:Bangsawan Banjar Museum Lambung Mangkurat.JPG|jmpl|200px|Profil [[Bangsawan]] Banjar sekitar tahun [[1850]] koleksi [[Museum Lambung Mangkurat]].]]
[[Berkas:Gadis Banjar Museum Lambung Mangkurat.JPG|jmpl|200px|Profil gadis Banjar sekitar tahun [[1850]] koleksi [[Museum Lambung Mangkurat]].]]
'''Kesultanan Banjar''' atau '''Kesultanan Banjarmasin''' atau '''Kerajaan Banjar''' adalah sebuah [[kesultanan]] yang wilayahnya saat ini termasuk ke dalam provinsi [[Kalimantan Selatan]], [[Indonesia]]. Wilayah Banjar yang lebih luas terbentang dari [[Tanjung Sambar]] sampai Tanjung Aru. Kesultanan ini semula beribu kota di [[Kota Banjarmasin|Banjarmasin]] kemudian dipindahkan ke beberapa tempat dan terkahir di [[Martapura, Banjar|Martapura]]. Ketika beribu kota di Martapura disebut juga Kerajaan [[Kayu Tangi]].<ref>{{en}} {{cite book|url=http://books.google.co.id/books?id=geZDAAAAYAAJ&dq=banjarmassin&hl=id&pg=PA571#v=onepage&q=banjarmassin&f=false|title=The New American encyclopaedia: a popular dictionary of general knowledge|volume=2|pages=571|publisher=D. Appleton|year=1865}}</ref><ref>{{en}} {{cite book|last=Houtsma|first=M. Th.|url=http://books.google.co.id/books?id=p5U3AAAAIAAJ&lpg=PA646&ots=OKojkL1DDV&dq=CONTRACT%20MET%20DE%20SULTAN%20BANDJARMASIN&pg=PA647#v=onepage&q=CONTRACT%20MET%20DE%20SULTAN%20BANDJARMASIN&f=false|title=E. J. Brill's first encyclopaedia of Islam 1913-1936
'''Kerajaan Banjar''' berdiri pada Tahun 1520 dan menjadi '''Kesultanan Banjar''' sejak 1526 Lalu dihapuskan sepihak oleh Belanda pada 11 Juni 1860. Namun rakyat Banjar tetap mengakui ada pemerintahan darurat/pelarian yang baru berakhir pada 24 Januari 1905. Namun sejak 24 Juli 2010, Kesultanan Banjar hidup kembali dengan dilantiknya [[Sultan Haji Khairul Saleh Al-Mu'tashim Billah]],<ref name="ReferenceB">{{Cite web |url=http://kalimantan.onoffsolutindo.com/budaya-kesultanan-perlu-dihidupkan-kembali/ |title=Salinan arsip |access-date=2015-05-27 |archive-date=2015-05-27 |archive-url=https://web.archive.org/web/20150527144001/http://kalimantan.onoffsolutindo.com/budaya-kesultanan-perlu-dihidupkan-kembali/ |dead-url=yes }}</ref> berlandaskan Permendagri No. 39 tahun 2007 tentang Pedoman Fasilitasi Organisasi Kemasyarakatan Bidang Kebudayaan, Keraton, dan Lembaga Adat dalam Pelestarian dan Pengembangan Budaya Daerah. Tugas melestarikan lembaga keraton, adat-istiadat, budaya, dan sejenisnya ini dibebankan kepada kepala daerah dan masyarakat.<ref name="kalimantan.onoffsolutindo.com"/> Lewat wewenang tersebut, Sultan Khairul Saleh (Sultan Banjar sekarang) menjalin silaturahmi dengan tokoh-tokoh raja dan sultan se-[[indonesia|Nusantara]] melalui berbagai forum komunikasi kekerabatan guna melestarikan kebudayaan masing-masing daerah di [[Indonesia]]. Kegiatan ini tak hanya lingkup [[nasional]] bahkan bersifat [[Mancanegara|Internasional]].<ref name="kesultananbanjar.com"/>
Wilayah terluas kerajaan ini pada masa kejayaannya disebut empire/kekaisaran Banjar membawahi beberapa negeri yang berbentuk kesultanan, kerajaan, kerajamudaan, kepengeranan, keadipatian dan daerah-daerah kecil yang dipimpin kepala-kepala [[suku Dayak]].
Baris 103 ⟶ 66:
Ketika ibu kotanya masih di [[Banjarmasin]], maka kesultanan ini disebut '''Kesultanan Banjarmasin'''. Kesultanan Banjar merupakan penerus dari [[Kerajaan Negara Daha]] yaitu kerajaan Hindu yang beribu kota di kota Negara, sekarang merupakan ibu kota kecamatan [[Daha Selatan, Hulu Sungai Selatan]].
Bendera Negara Banjar berwarna kuning di atas dan hitam
Tradisi lebih lanjut menyatakan bahwa setelah kematian Ampoe Djatmaka (pendiri Negara Dipa), putranya, Limbong Mengkoerat, berhasil membawa keajaiban yang muncul dari aliran
Kekaisaran sekarang menikmati kedamaian dan kemakmuran di antara serangkaian penguasa dari rumah suku asli
Setelah mencapai tujuannya,
|pages=94
|url=https://books.google.co.id/books?id=hZJUAAAAcAAJ&pg=PA94&dq=Dimbong+Mengkoerat&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiBuqOHs8fhAhWHK48KHccICPIQ6AEIKjAA#v=onepage&q=Dimbong%20Mengkoerat&f=false
Baris 120 ⟶ 83:
== Sejarah ==
Menurut mitologi [[suku Maanyan]] (suku tertua di Kalimantan Selatan), kerajaan pertama di Kalimantan bagian selatan adalah [[Kerajaan Nan Sarunai]] yang diperkirakan wilayah kekuasaannya terbentang luas mulai dari daerah [[Tabalong]] ke [[Pamukan]] hingga ke daerah [[Pasir]]. Keberadaan mitologi Maanyan yang menceritakan tentang masa-masa keemasan [[Kerajaan Nan Sarunai]] sebuah [[kerajaan purba]] yang dulunya mempersatukan etnis [[Maanyan]] di daerah ini dan telah melakukan hubungan dengan pulau [[Madagaskar]]. sehingga sebagian rakyatnya menyingkir ke pedalaman (wilayah [[suku Lawangan]]). Salah satu [[peninggalan arkeologis]] yang berasal dari zaman ini adalah [[Candi Agung]] yang terletak di kota [[Amuntai]]. Pada tahun [[1996]], telah dilakukan pengujian C-14 terhadap sampel arang Candi Agung yang menghasilkan angka tahun dengan kisaran 242-226 SM (Kusmartono dan Widianto, 1998:19-20).
Menilik dari angka tahun dimaksud maka [[Kerajaan Nan Sarunai]]/Kerajaan Tabalong/Kerajaan Tanjungpuri usianya lebih tua 600 tahun dibandingkan dengan [[Kerajaan Kutai|Kerajaan Kutai Martapura]] di [[Kalimantan Timur]].
Menurut [[Hikayat Sang Bima]], wangsa yang menurunkan [[raja-raja Banjar]] adalah [[Sadewa|Sang Dewa]] bersaudara dengan wangsa yang menurunkan [[raja-raja]] [[Kesultanan Bima|Bima]] ([[Bima|Sang Bima]]), raja-raja Bali ([[Nakula|Sang Kuala]]), raja-raja [[Kesultanan Dompu|Dompu]]([[Prabu Dharmawangsa|Darmawangsa]]), raja-raja [[Kesultanan Gowa|Gowa]] ([[Arjuna|Sang Rajuna]]) yang merupakan lima bersaudara putera-putera dari [[Pandudewanata|Maharaja Pandu Dewata]].<ref>{{id icon}} {{cite book|last=Chambert-Loir|first=Henri|year=2004|url=http://books.google.co.id/books?id=6Q71wFB4YxQC&lpg=PA121&dq=pulau%20Banjar&pg=PA121#v=onepage&q=pulau%20Banjar&f=false|title=Kerajaan Bima dalam sastra dan sejarah
ISBN 978-979-9100-11-5</ref><ref>{{id icon}} {{cite book|first=H. Abdullah|last=Tajib|title= Sejarah Bima Dana Mbojo|publisher= Harapan Masa PGRI|location=Jakarta|year= 1995}}</ref>
Sesuai [[Tutur Candi]] ([[Hikayat Banjar]] versi II), di [[Kalimantan]] telah berdiri suatu [[pemerintahan]] dari dinasti [[kerajaan]] ([[keraton]]) yang terus menerus berlanjut hingga daerah ini digabungkan ke dalam [[Hindia Belanda]] pada [[11 Juni]] [[1860]], yaitu:
# Keraton awal disebut [[Kerajaan Kuripan]]
# Keraton I disebut [[Kerajaan Negara Dipa]]
# Keraton II disebut [[Kerajaan Negara Daha]]
# Keraton III disebut Kesultanan Banjar
# Keraton IV disebut [[Kerajaan Martapura]]/[[Kayu Tangi]]
# Keraton V disebut [[Pagustian]]
[[Maharaja Sukarama]], [[Raja Negara Daha]] telah [[berwasiat]] agar penggantinya adalah cucunya [[Raden Samudera]], anak dari putrinya Puteri Galuh Intan Sari. Ayah dari [[Raden Samudera]] adalah [[Raden Manteri Jaya]], putra dari [[Raden Begawan]], saudara [[Maharaja Sukarama]]. Wasiat tersebut menyebabkan Raden Samudera terancam keselamatannya karena para putra Maharaja Sukarama juga berambisi sebagai raja yaitu [[Pangeran Bagalung]], [[Pangeran Mangkubumi]] dan [[Pangeran Tumenggung]].
Dibantu oleh [[Arya Taranggana]], Pangeran Samudra melarikan diri dengan sampan ke hilir sungai [[Barito]]. Sepeninggal Sukarama, [[Pangeran Mangkubumi]] menjadi [[Raja Negara Daha]], selanjutnya digantikan Pangeran Tumenggung yang juga putra Sukarama. Pangeran Samudra yang menyamar menjadi nelayan di daerah Balandean dan [[Kuin]], ditampung oleh [[Patih Masih]] di rumahnya. Oleh Patih Masih bersama Patih Muhur, Patih Balitung diangkat menjadi raja yang berkedudukan di [[Bandarmasih]].
[[Pangeran Tumenggung]] melakukan [[penyerangan]] ke [[Bandarmasih]]. [[Pangeran Samudra]] dibantu [[Kerajaan Demak]] dengan kekuatan 40.000 [[prajurit]] dengan armada sebanyak 1.000 perahu yang masing-masing memuat 400 prajurit mampu menahan serangan tersebut.<ref>{{id}} {{cite book|last=Muljana|first=Slamet|year=2005|url=http://books.google.co.id/books?id=j9ZOKjMxVdIC&lpg=PA78&dq=suma%20oriental&pg=PA70#v=onepage&q=suma%20oriental&f=false|title=Runtuhnya kerajaan Hindu-Jawa dan timbulnya negara-negara Islam di Nusantara
Pangeran Samudra menjadi raja pertama Kerajaan banjar dengan gelar Sultan Suriansyah. Ia pun menjadi raja pertama yang masuk islam dibimbing oleh Khatib Dayan.
Baris 148 ⟶ 111:
Supremasi Jawa terhadap Banjarmasin, dilakukan lagi oleh Tuban pada tahun [[1615]] untuk menaklukkan Banjarmasin dengan bantuan Madura (Arosbaya) dan Surabaya, tetapi gagal karena mendapat perlawanan yang sengit.<ref name="hermanus"/>
Sultan Agung dari Mataram (1613–1646), mengembangkan kekuasaannya atas pulau Jawa dengan mengalahkan pelabuhan-pelabuhan pantai utara Jawa seperti Jepara dan Gresik (1610), Tuban (1619), Madura (1924) dan Surabaya (1625). Pada tahun [[1622]] Mataram kembali merencanakan program penjajahannya terhadap kerajaan sebelah selatan, barat daya dan tenggara pulau Kalimantan, dan [[Sultan Agung]] menegaskan kekuasaannya atas Kerajaan Sukadana tahun [[1622]].<ref>{{en}} (2007){{cite web|url=http://www.indonesianhistory.info/map/mataram.html?zoomview=1|title=Mataram's overseas empire
Seiring dengan hal itu, karena merasa telah memiliki kekuatan yang cukup dari aspek militer dan ekonomi untuk menghadapi serbuan dari kerajaan lain, Sultan Banjar mengklaim Sambas, Lawai, Sukadana, Kotawaringin, Pembuang, Sampit, Mendawai, Kahayan Hilir dan Kahayan Hulu, Kutai, Pasir, Pulau Laut, Satui, Asam Asam, Kintap dan Swarangan sebagai vazal dari kerajaan Banjarmasin, hal ini terjadi pada tahun [[1636]].<ref name="hikayat banjar"/><ref name="Neêrlands">{{nl icon}}{{cite book|first=[[Ludovicus Carolus Desiderius van Dijk|Ludovicus Carolus Desiderius]]|last=van Dijk|coauthors=George Willem Vreede|title=Neêrlands vroegste betrekkingen met Borneo, den Solo-Archipel, Cambodja, Siam en Cochin-China: een nagelaten werk|publisher=J. H. Scheltema|year=1862|pages=23|url=http://books.google.co.id/books?id=z_A_AAAAYAAJ&dq=Tapesanna%20Marta%20Sahary&pg=PA23#v=onepage&q=Tapesanna%20Marta%20Sahary&f=false}}</ref><ref>{{en icon}} {{cite book|url=http://books.google.co.id/books?id=QKgraWbb7yoC&lpg=PA211&dq=banjermasin&pg=PA211#v=onepage&q=banjermasin&f=false|title= Southeast Asia: a historical encyclopedia, from Angkor Wat to East ...|volume= 3|first=Keat Gin|last=Ooi|pages=211|publisher=ABC-CLIO|year= 2004|isbn=9781576077702 }}ISBN [http://books.google.co.id/books?id=QKgraWbb7yoC&printsec=copyright#v=onepage&q&f=false 1-57607-770-5]</ref><ref>{{id}} {{cite book|last=Kartodirdjo|first=Sartono|year=1993|url=http://books.google.co.id/books?id=TYYeAAAAMAAJ&q=sawakung&dq=sawakung&hl=id&ei=KLzPTfL6JIy3rAfs7rDCCg&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=2&ved=0CDAQ6AEwAQ|title=Pengantar sejarah Indonesia baru, 1500-1900: Dari emporium sampai imperium
Sejak tahun [[1631]] Banjarmasin bersiap-siap menghadapi serangan [[Kesultanan Mataram]], tetapi karena kekurangan [[logistik]], maka rencana serangan dari Kesultanan Mataram sudah tidak ada lagi. Sesudah tahun [[1637]] terjadi [[migrasi]] dari pulau Jawa secara besar-besaran sebagai akibat dari korban agresi politik Sultan Agung. Kedatangan imigran dari Jawa mempunyai pengaruh yang sangat besar sehingga pelabuhan-pelabuhan di pulau Kalimantan menjadi pusat difusi kebudayaan Jawa.
Baris 234 ⟶ 197:
* {{id}} [http://banjarmasin.tribunnews.com/2012/11/25/20-tokoh-dapat-gelar-dari-kesultanan-banjar 20 Tokoh Dapat Gelar dari Kesultanan Banjar]
* {{id}} [http://www.antaranews.com/berita/344469/kesultanan-banjar-pertahankan-aksara-arab-melayu-banjar Kesultanan Banjar Pertahankan aksara Arab Melayu Banjar ]
* {{id}} [http://tripwow.tripadvisor.co.id/tripwow/ta-0635-498e-8a7e Sultan Adam al Watsiqubillah ] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160306173458/http://tripwow.tripadvisor.co.id/tripwow/ta-0635-498e-8a7e |date=2016-03-06 }}
* {{id}} [http://www.crwflags.com/fotw/flags/id_banjr.html Banjar Kesultanan, Indonesia ]
* {{id}} [http://kesultananbanjar.com/ Lembaga Adat dan Kekerabatan Kesultanan Banjar]
Baris 250 ⟶ 213:
{{Kerajaan di Kalimantan}}
{{DEFAULTSORT:Banjar}}
[[Kategori:Kesultanan Banjar| ]]
Baris 256 ⟶ 220:
[[Kategori:Kerajaan di Kalimantan Selatan|Banjar]]
[[Kategori:Bekas negara di Borneo]]
[[Kategori:Negara prakolonial di Indonesia]]
|