Kesultanan Gorontalo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Fiqhi Rizky (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
Fiqhi Rizky (bicara | kontrib) k Menambahkan Referensi dan informasi terkait sejarah linula |
||
Baris 65:
== Terbentuknya Kerajaan Gorontalo ==
Menurut manuskrip sejarah Gorontalo,
Selain itu, Kerajaan Gorontalo sejak dahulu telah mengenal kedudukan Raja Perempuan atau Ratu sebagai pemimpin Kerajaan. Hal ini menunjukkan bahwa sejak zaman dahulu, masyarakat [[Suku Gorontalo|Gorontalo]] telah mengenal kesetaraan kedudukan antara laki-laki dan perempuan di dalam lingkungan Kerajaan.
'''Daftar Perserikatan Kerajaan Gorontalo'''
Baris 87 ⟶ 89:
# Kerajaan Huangobotu Oloyihi, Rajanya: Lealini
# Kerajaan Tamboo, Rajanya: Dayilombuto (Perempuan)
# Kerajaan Hulontalangi, Rajanya:
== Kedatangan Islam ==
Kesultanan Gorontalo merupakan salah satu pusat penyebaran agama Islam di Indonesia Timur, selain [[Kesultanan Ternate]], [[Kesultanan Gowa]] dan [[Kesultanan Bone]].<ref>Maili, M., & Suryani, W. (2018). Jaringan Islamisasi Gorontalo.(Fenomena Keagamaan dan Perkembangan Islam di Gorontalo). ''Al-Ulum'', ''18'', 435-458.</ref> Penyebaran agama Islam di Gorontalo diperkirakan bermula sejak abad ke-16 (antara tahun 1501-1600), ditandai dengan Islamnya salah satu Raja Gorontalo yang bernama Amai. Raja Amai kemudian mengganti sebutan raja menjadi sultan, sehingga namanya dikenang luas sebagai Sultan Amai dari Kesultanan Gorontalo.[[Berkas:Masjid hunto gorontalo.jpg|jmpl|Masjid Hunto adalah Masjid pertama dan tertua di Gorontalo.|al=|kiri]]Salah satu referensi masuknya Islam di Gorontalo berasal dari penjelasan Profesor Ibrahim Polontalo, dimana perkawinan antara ''Olongia Amai'' atau Raja Amai dengan Puteri Owutango dari Kerajaan Palasa.<ref>Polontalo, Ibrahim. 1968. ''Peranan Tidi Lopolopalo Gorontalo dalam Pembinaan Kepribadian Suku Gorontalo'', (Menado: FKPS-IKIP).</ref> Agama Islam yang dianut oleh Kerajaan Palasa Ogomonjolo (Kumonjolo) berasal dari hubungan pertalian darah kerajaan tersebut dengan para Raja dari Kesultanan Ternate.<ref>Richard Tacco. 1935. ''Het Volk Van Gorontalo: Historich Traditioneel Maatschappelijk Cultural Sociaal Karakteristiek…'', hlm. 26.</ref> Dalam perkawinan tersebut, Raja Amai dan para pengikutnya dipersyaratkan untuk memeluk Islam dan Al-Quran sebagai sumber utama tatanan kehidupan dan adat istiadat masyarakat Gorontalo.<ref>Amin, B. (2012). Islam, Budaya dan Lokalitas Gorontalo. ''Dalam Jurnal Sejarah dan Budaya (KURE). Manado. Balai Pelestarian Nilai Budaya Manado''.</ref>
|