Kesultanan Seljuk Raya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ibensis (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
JThorneBOT (bicara | kontrib)
clean up
Baris 58:
Jatuhnya kekuasaan [[Bani Buwaih]] ke tangan [[Seljuk Ibn Tuqaq]] bermula dari perebutan kekuasaan di dalam negeri. Ketika [[al-Malik al- Rahim]] memegang jabatan Amir al-Umara, kekuasaan itu dirampas oleh panglimanya sendiri, [[Arselan al-Basasiri]]. Dengan kekuasaan yang ada di tangannya, al-Basasiri berbuat sewenang-wenang terhadapap [[Al-Malik al-Rahim]] dan Khalifah [[al-Qaimdari]] [[Bani Abbas]]; bahkan dia mengundang khalifah [[Fathimiyah]], ([[al-Mustanshir]], untuk menguasai Baghdad. Hal ini mendorong khalifah meminta bantuan kepada [[Tughril Bek]] ''Rahimahullah'' dari daulah [[Bani Seljuk]] yang berpangkalan di negeri [[Jabal]]. Pada tanggal '''18 Desember 1055 M/447 H''' pimpinan Seljuk itu memasuki [[Baghdad]]. [[Al-Malik al-Rahim]], Amir al-Umara [[Bani Buwaih]] yang terakhir, dipenjarakan. Dengan demikian berakhirlah kekuasaan [[Bani Buwaih]] dan bermulalah kekuasaan Daulah Seljuk. Pergantian kekuasaan ini juga menandakan awal periode keempat khilafah [[Abbasiyah]]. Bani Seljuk berasal dari beberapa kabilah kecil rumpun suku [[Ghuz]] di wilayah [[Turkistan]]. Pada abad kedua, ketiga, dan keempat Hijrah mereka pergi ke arah barat menuju [[Transoxiana]] dan [[Khurasan]]. Ketika itu mereka belum bersatu. Mereka dipersatukan oleh [[Seljuk ibn Tuqaq]]. Karena itu, mereka disebut orang-orang Seljuk. Pada mulanya [[Seljuk ibn Tuqaq]] ''Rahimahullah'' mengabdi kepada [[Bequ]], raja daerah [[Turkoman]] yang meliputi wilayah sekitar [[laut Arab]] dan [[laut Kaspia]]. Seljuk ''Rahimahullah'' diangkat sebagai pemimpin tentara. Pengaruh Seljuk ''Rahimahullah'' sangat besar sehingga [[Raja Bequ]] khawatir kedudukannya terancam. [[Raja Bequ]] bermaksud menyingkirkan Seljuk.
Namun sebelum rencana itu terlaksana, Seljuk ''Rahimahullah'' mengetahuinya. Ia tidak mengambil sikap melawan atau memberontak, tetapi bersama pengikutnya ia bermigrasi ke daerah [[land]], atau disebut juga Wama Wara'a al-Nahar, sebuah daerah muslim di wilayah [[Transoxiana]] (antara sungai Ummu Driya dan Syrdarya atau Sihun). Mereka mendiami daerah ini atas izin penguasa [[daulah Samaniyah]] yang menguasai daerah tersebut. Mereka masuk Islam dengan manhaj [[Sunni Salafy]]. Ketika [[daulah Samaniyah]] dikalahkan oleh [[daulah Ghaznawiyah]], Seljuk ''Rahimahullah'' menyatakan memerdekakan diri. Ia berhasil menguasai wilayah yang sebelumnya dikuasai oleh daulah Samaniyah. Setelah Seljuk ''Rahimahullah'' meninggal, kepemimpinan dilanjutkan oleh anaknya, [[Israil Ibn Seljuk]] dan kemudian penggantinya [[Mikail Ibn Israil Ibn Seljuk]], namun sayang saudaranya dapat ditangkap oleh penguasa [[Ghaznawiyah]]. Kepemimpinan selanjutnya dipegang oleh [[Thugril Bek]] ''Rahimahullah''. Pemimpin Seljuk terakhir ini berhasil mengalahkan [[Mas'ud al-Ghaznawi]], penguasa [[dinasti Ghaznawiyah]], pada tahun '''429 H/1036 M''', dan memaksanya meninggalkan daerah [[Khurasan]]. Setelah keberhasilan tersebut, Thugril memproklamasikan berdirinya daulah Seljuk. Pada tahun '''432 H/1040 M''' daulah ini mendapat pengakuan dari [[khalifah Abbasiyah]] di [[Baghdad]]. Di saat kepemimpinan [[Thugril Bek]] inilah, dinasti Seljuk memasuki [[Baghdad]] menggantikan posisi [[Bani Buwaih]]. Sebelumnya, Thugril ''Rahimahullah'' berhasil merebut daerah-daerah [[Marwadan Naisabur]] dari kekuasaan [[Ghaznawiyah]], [[Balkh]], [[urjan]], [[Tabaristan]], [[Khawarizm]], [[Rayy]], dan [[Isfahan]].
 
Posisi dan kedudukan [[khalifah]] lebih baik setelah dinasti Seljuk berkuasa; paling tidak kewibawaannya dalam bidang agama dikembalikan setelah beberapa lama "dirampas" orang-orang [[Syi'ah]]. Meskipun [[Baghdad]] dapat dikuasai, namun ia tidak dijadikan sebagai pusat pemerintahan. [[Thugrul Bek]] ''Rahimahullah'' memilih kota [[Naisabur]] dan kemudian kota [[Rayy]] sebagai pusat pemerintahannya. Daulah-daulah kecil yang sebelumnya memisahkan diri, setelah ditaklukkan daulah Seljuk ini, kembali mengakui kedudukan [[Baghdad]], bahkan mereka terus menjaga keutuhan dan keamanan [[Abbasiyah]] untuk membendung faham [[Syi'ah]] dan mengembangkan manhaj [[Sunni Salafy]] yang dianut mereka.
 
Sepeninggal [[Thugril Bek]] ''Rahimahullah'' '''(455 H/1063 M)''', [[daulah Seljuk]] berturut-turut diperintah oleh :
Baris 69:
# [[Maliksyah II]] '''(498 H/ 1103 M)''',
# [[Abu Syuja' Muhammad]] '''(498-511 H/11 03-1117 M)''',dan
# [[Abu Harits Sanjar]] '''(511-522H/1117-1128 M)'''.
 
Pemerintahan Seljuk ini dikenal dengan nama al-Salajiqah al-Kubra (Seljuk Besar atau Seljuk Agung). Disamping itu, ada beberapa pemerintahan Seljuk lainnya di beberapa daerah sebagaimana disebutkan terdahulu. Pada masa [[Alp Arselan]] Rahimahullah perluasan daerah yang sudah dimulai oleh [[Thugril Bek]] Rahimahullah dilanjutkan ke arah barat sampai pusat kebudayaan [[Romawi]] di [[Asia Kecil]], yaitu [[Bizantium]]. Peristiwa penting dalam gerakan ekspansi ini adalah apa yang dikenal dengan ''[[pertempuran Manzikert]]''. Tentara [[Alp Arselan]] Rahimahullah berhasil mengalahkan tentara [[Romawi]] yang besar yang terdiri dari tentara [[Romawi]], [[Ghuz]], [[al-Akraj]], [[al-Hajr]], [[Perancis]], dan [[Armenia]]. Dengan dikuasainya [[Manzikert]] tahun '''1071 M''' itu, terbukalah peluang baginya untuk melakukan gerakan penturkian (turkification) di [[Asia Kecil]]. Gerakan ini dimulai dengan mengangkat [[Sulaiman ibn Qutlumish]], keponakan [[Alp Arselan]], sebagai gubernur di daerah ini. Pada tahun '''1077 M (470 H)''', didirikanlah kesultanan [[Seljuk Ruum]] dengan ibu kotanya [[Iconim]]. Sementara itu putera Arselan, Tutush ''Rahimahullah'', berhasil mendirikan dinasti Seljuk di [[Syria]] pada tahun '''1094 M/487 H'''.
 
Pada masa Sulthan [[Maliksyah]] wilayah kekuasaan Daulah Seljuk ini sangat luas, membentang dari [[Kashgor]], sebuah daerah di ujung daerah Turki, sampai ke [[Yerussalem]]. Wilayah yang luas itu dibagi menjadi lima bagian:
Baris 79:
<u>2.Seljuk Kirman</u> berada di bawah kekuasaan keluarga [[Qawurt Bek ibn Dawud ibn Mikail ibn Seljuk]]. Jumlah syekh yang memerintah dua belas orang.
<u>3.Seljuk Iraq</u> dan [[Kurdistan]], pemimpin pertamanya adalah [[Mughirs al-Din Mahmud]]. Seljuk ini secara berturut-turut diperintah oleh sembilan syekh.
 
<u>4.Seljuk Syria</u>, diperintah oleh keluarga [[Tutush ibn Alp Arselan ibn Daud ibn Mikail ibn Seljuk]], jumlah syekh yang memerintah lima orang.
 
<u>5.Seljuk Rum</u>, diperintah oleh keluarga [[Qutlumish ibn Israil ibn Seljuk]] dengan jumlah syeikh yang memerintah seluruhnya 17 orang.
Disamping membagi wilayah menjadi lima, dipimpin oleh gubernur yang bergelar Syeikh atau Malik itu, penguasa [[Bani Seljuk]] juga mengembalikan jabatan perdana menteri yang sebelumnya dihapus oleh penguasa [[Bani Buwaih]]. Jabatan ini membawahi beberapa departemen.Pada masa [[Alp Arselan]] [[Rahimahullah]], ilmu pengetahuan dan agama mulai berkembang dan mengalami kemajuan pada zaman Sultan [[Maliksyah]] yang dibantu oleh perdana menterinya [[Nizham al-Mulk]]. Perdana menteri ini memprakarsai berdirinya Universitas [[Nizhamiyah]] '''(1065 M)''' dan Madrasah [[Hanafiyah]] di [[Baghdad]]. Hampir di setiap kota di Irak dan Khurasan didirikan cabang [[Nizhamiyah]]. Menurut Philip K. Hitti, Universitas [[Nizhamiyah]] inilah yang menjadi model bagi segala perguruan tinggi di kemudian hari.
 
Perhatian pemerintah terhadap perkembangan ilmu pengetahuan melahirkan banyak ilmuwan muslim pada masanya. Di antara mereka adalah [[az-Zamakhsyari]] dalam bidang tafsir, bahasa, dan teologi; [[al-Qusyairy]] dalam bidang tafsir; [[Abu Hamid al-Ghazali]] ''Rahimahullah'' dalam bidang teologi; dan [[Farid al-Din al-'Aththar]] dan [[Umar Khayam]] dalam bidang sastra.Bukan hanya pembangunan mental spiritual, dalam pembangunan fisik pun dinasti Seljuk banyak meninggalkan jasa. [[Maliksyah]] terkenal dengan usaha pembangunan di bidang yang terakhir ini. Banyak masjid, jembatan, irigasi dan jalan raya dibangunnya.
 
Setelah Sultan [[Maliksyah]] dan perdana menteri [[Nizham al-Mulk]] wafat Seljuk Besar mulai mengalami masa kemunduran di bidang politik. Perebutan kekuasaan di antara anggota keluarga timbul. Setiap propinsi berusaha melepaskan diri dari pusat. Konflik-konflik dan peperangan antar anggota keluarga melemahkan mereka sendiri. Sementara itu, beberapa dinasti kecil memerdekakan diri, seperti [[Syahat Khawarizm]], [[Ghuz]], dan [[al-Ghuriyah]]. Pada sisi yang lain, sedikit demi sedikit kekuasaan politik khalifah juga kembali, terutama untuk negeri [[Irak]]. Kekuasaan dinasti Seljuk di [[Irak]] berakhir di tangan [[Khawarizm Syah]] pada tahun '''590 H/l199 M'''. ( ''Wallahul Musta’an'' ).
 
Pada Masa Kesultanan Seljuk inilah, System Asuransi pertama diperkenalkan. Kesultanan Seljuk akan membayar semua kerugian dari pedagang yg mengalami peristiwa perampokan di dalam teritori Seljuk. <ref>[http://www.turkishodyssey.com/turkey/history/history3.htm]</ref>
 
== Sultan ==
Baris 130:
[[Kategori:Sejarah Pakistan]]
[[Kategori:Kesultanan]]
{{Link GA|pl}}
 
{{Link GA|pl}}
[[arz:سلاجقه]]
[[az:Səlcuqlular]]