Kesultanan Ternate: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Envapid (bicara | kontrib)
→‎Sultan yang berkuasa: Masih digunakan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(32 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox Former Country
| native_name = كسولتاننكسلطانن تيرناتترناتي <br> ''Alam Ma-Kolano''
| conventional_long_name = Kesultanan Ternate
| common_name = Kesultanan Ternate
| continentreligion = Asiasebelum abad ke-15 [[Animisme]] setelah abad ke-15 [[Islam Sunni]]
| regionimage_flag = [[AsiaBendera Tenggara]]Ternate - Almulk Buldan Ternate.svg
| countryflag_type = [[Indonesia]]Bendera, sumber tidak diketahui.
| religionimage_coat = [[Islam]]Flag carried during a Ternatean king ceremony, de Bry (1601).svg
| image_flagsymbol_type = Bendera-kesultanan-ternate Ternate pada 1601 sesuai gambaran orang Belanda.jpg
| image_coat =
| symbol_type =
| p1 =
| p2 =
Baris 18 ⟶ 16:
| flag_s1 = Flag of Indonesia.svg
| year_start = 1257
| year_end = sekarang
| capital = [[Ternate]]
| date_start =
Baris 25 ⟶ 23:
| event_end = <!--Bergabung dengan [[Indonesia]]<ref>[http://www.royalark.net/Indonesia/ternate6.htm Lieutenant-Colonel H.H. Paduka Sri Maha Tuan as-Sultan Iskandar Muhammad Jabir Shah, Sultan of Ternate.]</ref>--><!-- disembunyikan, rujukan tidak jelas-->
| image_map = Peta-wilayah-uli-lima-dan-uli-siwa.jpg
| image_map_caption = Wilayah Kesultanan Ternate pada abad ke-1620 (''Uli Lima'')<ref>[https://saripedia.wordpress.com/tag/benteng-portugis-di-ternate/ Gazw Al-Fikr: Sultan Baabullah, Pembebasan Nusantara Dan “Jihad” Kita Hari Ini.]</ref>
| official_languages = [[Bahasa Ternate|Ternate]]
| government_type = [[Monarki]] [[Kesultanan]]
| title_leader = [[Kesultanan|Sultan]], ''Alam ma-kolano''
| leader1 = Baab Mashur Malamo
| year_leader1 = 1257-1277
Baris 35 ⟶ 33:
| leader3 = [[Mudaffar Sjah|Sultan Mudaffar Syah]] (Mudaffar Syah II)
| year_leader3 = 1975-2015
| currency =
| footnotes =
| year_leader4 = 2021-sekarang
| leader4 = Hidayatullah Syah
}}
{{Sejarah Indonesia|Kerajaan Islam}}
[[Berkas:Ternate, Keraton.jpg|jmpl|Istana Kesultanan Ternate]]
[[Berkas:Yang Mulia Sultan Mudaffar Syah II.jpg|jmpl|[[Mudaffar Sjah|Sultan Mudaffar Syah II]], Sultan Ternate ke-48 ([[1975]]-[[2015]])]]
'''Kesultanan Ternate''' atau juga dikenal dengan '''Kerajaan Gapi''' adalah salah satu dari 4 kerajaan [[Islam]] di [[Kepulauan Maluku]] dan merupakan salah satu kerajaan Islam tertua di [[Nusantara]]. Didirikan oleh Baab Mashur Malamo pada tahun 1257. Kesultanan Ternate memiliki peran penting di [[Indonesia Timur|kawasan timur nusantara]] antara [[abad]] ke-13 hingga abad ke-19. Kesultanan Ternate menikmati kegemilangan di paruh abad ke-16 berkat perdagangan [[rempah-rempah]] dan kekuatan militernya. Pada masa jaya kekuasaannya membentang mencakup wilayah [[Maluku]], [[Sulawesi]] bagian utara, timur dan tengah, bagian selatan kepulauan [[Filipina]] hingga sejauh [[Kepulauan Marshall]] di [[Pasifik]]. Saat ini takhta kesultanan dijabat oleh Sultan Hidayatullah Syah yang menjabat sejak tahun 2021<ref>{{Cite web|last=antaranews.com|date=2021-12-18|title=Hidayatullah Sjah resmi dikukuhkan sebagai Sultan Ternate ke-49|url=https://www.antaranews.com/berita/2593485/hidayatullah-sjah-resmi-dikukuhkan-sebagai-sultan-ternate-ke-49|website=Antara News|access-date=2022-05-18}}</ref>
 
== Sejarah ==
Baris 76 ⟶ 70:
 
Pembunuhan Sultan Khairun semakin mendorong rakyat Ternate untuk mengusir Portugal, bahkan seluruh Maluku kini mendukung kepemimpinan dan perjuangan [[Sultan Baabullah]] (1570-1583), pos-pos Portugal di seluruh Maluku dan wilayah timur Indonesia digempur. Setelah peperangan selama 5 tahun, akhirnya Portugal meninggalkan Maluku untuk selamanya pada tahun 1575. Di bawah pimpinan [[Sultan Baabullah]], Ternate mencapai puncak kejayaan, wilayah membentang dari Sulawesi Utara dan Tengah di bagian barat hingga [[Kepulauan Marshall]] di bagian timur, dari Filipina Selatan di bagian utara hingga kepulauan [[Nusa Tenggara]] di bagian selatan.
[[Berkas:Drake's arrival at Ternate.jpg|kiri|jmpl|[[Galai]]-galai Ternate menyambut kedatangan [[Francis Drake]].]]
 
Sultan Baabullah dijuluki penguasa 72 pulau yang semuanya berpenghuni hingga menjadikan Kesultanan Ternate sebagai kerajaan Islam terbesar di Indonesia timur, di samping Aceh dan Demak yang menguasai wilayah barat dan tengah Nusantara kala itu. Periode keemasaan tiga kesultanan ini selama abad 14 dan 15 entah sengaja atau tidak dikesampingkan dalam sejarah bangsa ini padahal mereka adalah pilar pertama yang membendung kolonialisme Barat.
=== Kedatangan Belanda ===
[[Berkas:How the King of Ternate Presents Himself in Public de Bry.jpg|jmpl|ka|240px|Ilustrasi perjalanan Sultan Ternate menuju mesjid, oleh [[Johann Theodor de Bry|De Bry]], 1601]]
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Dominee Jansen en controleur Riem met de oudste zoon van de sultan voor het paleis van de sultan van Ternate TMnr 60011844.jpg|jmpl|245px|Putra Sultan Ternate bersama seorang ''controleur'' dan seorang warga [[Belanda]] (sekitar tahun [[1900]]).]]
Setelah Sultan Baabullah meninggal, Ternate mulai melemah, [[Kerajaan Spanyol]] yang telah bersatu dengan Portugal pada tahun 1580 mencoba menguasai kembali Maluku dengan menyerang Ternate. Dengan kekuatan baru Spanyol memperkuat kedudukannya di [[Filipina]], Ternate pun menjalin aliansi dengan [[Mindanao]] untuk menghalau Spanyol namun gagal, bahkan [[Sultan Said Barakati]] berhasil ditawan Spanyol dan dibuang ke [[Manila]].
 
Baris 85 ⟶ 79:
 
Sejak awal hubungan yang tidak sehat dan tidak seimbang antara Belanda dan Ternate menimbulkan ketidakpuasan para penguasa dan bangsawan Ternate. Diantaranya adalah Pangeran Hidayat (15??-1624), raja muda [[Ambon]] yang juga merupakan mantan wali raja Ternate ini memimpin oposisi yang menentang kedudukan sultan dan Belanda. Ia mengabaikan perjanjian monopoli dagang Belanda dengan menjual rempah–rempah kepada pedagang [[Jawa]] dan [[Makassar]].
 
=== Perlawanan Rakyat Maluku dan Kejatuhan Ternate ===
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Lijfwacht van de Sultan van Ternate TMnr 60039372.jpg|jmpl|ka|220px|Pengawal Sultan Ternate pada tahun [[1910]]-an.]]
Baris 90 ⟶ 85:
Semakin lama cengkeraman dan pengaruh Belanda pada Ternate semakin kuat. Belanda dengan leluasa mengeluarkan peraturan yang merugikan rakyat lewat perintah sultan. Sikap Belanda yang jahat dan sikap sultan yang cenderung manut menimbulkan kekecewaan semua kalangan. Sepanjang abad ke-17, setidaknya ada 4 pemberontakan yang dikobarkan bangsawan Ternate dan rakyat Maluku.
 
* Tahun 1635, demi memudahkan pengawasan dan mengatrol harga rempah yang merosot Belanda memutuskan melakukan penebangan besar–besaran pohon [[cengkih]] dan [[pala]] di seluruh Maluku atau yang lebih dikenal sebagai [[Ekspedisi Hongi|Hongi Tochten]] yang menyebabkan rakyat mengobarkan perlawanan. Pada tahun 1641, dipimpin oleh raja muda Ambon, Salahakan Luhu, puluhan ribu pasukan gabungan Ternate, [[Hitu]] dan [[Makassar]] menggempur berbagai kedudukan Belanda di Maluku Tengah. Salahakan Luhu kemudian berhasil ditangkap dan dieksekusi mati bersama seluruh keluarganya pada tanggal 16 Juni 1643. Perjuangan lalu dilanjutkan oleh saudara ipar Luhu, Kapita Hitu Kakiali dan Tolukabessi hingga 1646.
* Tahun 1650, para bangsawan Ternate mengobarkan perlawanan di Ternate dan Ambon, pemberontakan ini dipicu sikap [[Sultan Mandarsyah]] (1648-1650,1655-1675) yang terlampau akrab dan dianggap cenderung menuruti kemauan Belanda. Para bangsawan berkomplot untuk menurunkan sultan. Tiga di antara pemberontak yang utama adalah trio pangeran Saidi, Majira dan [[Kaicil Kalamata|Kalamata]]. Pangeran Saidi adalah seorang kapita laut atau panglima tertinggi pasukan Ternate, Pangeran Majira adalah raja muda Ambon sementara Pangeran Kalamata adalah adik sultan Mandarsyah. Saidi dan Majira memimpin pemberontakan di Maluku Tengah sementara Pangeran Kalamata bergabung dengan raja [[Kesultanan Gowa]], [[Sultan Hasanuddin]]. Mereka bahkan sempat berhasil menurunkan Sultan Mandarsyah dari tahta dan mengangkat Sultan Manilha (1650–1655), tetapi berkat bantuan Belanda kedudukan Mandarsyah kembali dipulihkan. Setelah 5 tahun pemberontakan Saidi dkk berhasil dipadamkan. Pangeran Saidi disiksa secara kejam hingga mati sementara Pangeran Majira dan Kalamata menerima pengampunan sultan dan hidup dalam pengasingan.
* Sultan Muhammad Nurul Islam atau yang lebih dikenal dengan nama [[Sultan Sibori]] (1675 – 1691) merasa gerah dengan tindak–tanduk Belanda yang semena-mena. Ia kemudian menjalin persekutuan dengan Datuk Abdulrahman penguasa [[Mindanao]], tetapi upayanya untuk menggalang kekuatan kurang maksimal karena daerah–daerah strategis yang bisa diandalkan untuk basis perlawanan terlanjur jatuh ke tangan Belanda oleh berbagai perjanjian yang dibuat para pendahulunya. Ia kalah dan terpaksa menyingkir ke [[Jailolo]]. Tanggal 7 Juli 1683 Sultan Sibori terpaksa menandatangani perjanjian yang intinya menjadikan Ternate sebagai kerajaan dependen Belanda. Perjanjian ini mengakhiri masa Ternate sebagai negara berdaulat.
Baris 103 ⟶ 98:
 
== Sultan yang berkuasa ==
Pada masa–masa awal [[suku Ternate]] dipimpin oleh para momole. Setelah membentuk kerajaan jabatan pimpinan dipegang seorang raja yang disebut ''kolano'', gelar yang berasal dari [[cerita panji]].<ref>Leonard Andaya (1993), ''The world of Maluku''. Honolulu: University of Hawai'i Press, p. 59.</ref> Mulai pertengahan abad ke-15, [[Islam]] diadopsi secara total oleh kerajaan dan penerapan [[syariat Islam]] diberlakukan. [[Zainal Abidin dari Ternate|Sultan Zainal Abidin]] meninggalkanmengadopsi gelar kolano dan menggantinya dengan gelarutama [[sultan]] selain penggunaan gelar adat ''kolano''. Para [[ulama]] menjadi figur penting dalam kerajaan.
 
Setelah sultan sebagai pemimpin tertinggi, ada jabatan ''jogugu'' (perdana menteri) dan ''fala raha'' sebagai para penasihat. Fala raha atau empat rumah adalah empat [[klan]] [[bangsawan]] yang menjadi tulang punggung kesultanan sebagai representasi para momole pada masa lalu, masing–masing dikepalai seorang ''kimalaha''. Mereka yaitu Marasaoli, Tomagola, Tomaito dan Tamadi. Pejabat–pejabat tinggi kesultanan umumnya berasal dari klan–klan ini. Bila seorang sultan tak memiliki pewaris maka penerusnya dipilih dari salah satu klan. Selanjutnya ada jabatan – jabatan lain Bobato Nyagimoi se Tufkange (Dewan 18), Sabua Raha, Kapita Lau, Salahakan, Sangaji, dll.
Baris 109 ⟶ 104:
{| class="wikitable"
|-
! Sultan Ternate || Masa jabatan
! Sultan Ternate || Masa jabatan<ref>[http://www.royalark.net/Indonesia/ternate2.htm Royal Ark Ternate p.2]</ref><ref>[http://www.royalark.net/Indonesia/ternate3.htm Royal Ark Ternate p.3]</ref><ref>[http://www.royalark.net/Indonesia/ternate4.htm Royal Ark Ternate p.4]</ref><ref>[http://www.royalark.net/Indonesia/ternate5.htm Royal Ark Ternate p.5]</ref><ref>http://www.sil.si.edu [http://www.sil.si.edu/DigitalCollections/Anthropology/Ternate/ternate.pdf Ternate]</ref>
|-
| [[Baab Mashur Malamo]] || 1257 - 1277
Baris 210 ⟶ 205:
|2016 - 2019
|-
|[[Hidayatullah Syah]]Mudaffar Sjah (sengketa)
|2021 - sekarangSekarang
|}-
 
== Warisan Ternate ==
{{Tak netral}}
 
== Imperium nusantara timur ==
[[Berkas:Istana sultan ternate.jpg|jmpl|250px|kiri|Istana Kesultanan Ternate di kaki [[Gunung Gamalama]], [[Kota Ternate]].]]
Imperium Nusantara timur yang dipimpin [[Ternate]] memang telah runtuh sejak pertengahan abad ke-17 namun pengaruh [[Ternate]] sebagai kerajaan dengan sejarah yang panjang masih terus terasa hingga berabad kemudian. Ternate memiliki andil yang sangat besar dalam kebudayaan nusantara bagian timur khususnya [[Sulawesi]] (utara dan pesisir timur) dan Maluku. Pengaruh itu mencakup [[agama]], [[adat-istiadat]] dan [[bahasa]].
Baris 223 ⟶ 220:
Keberhasilan rakyat Ternate di bawah Sultan Baabullah dalam mengusir Portugal pada tahun 1575 merupakan kemenangan pertama pribumi nusantara atas kekuatan barat, oleh karenanya [[Buya Hamka]] bahkan memuji kemenangan rakyat Ternate ini telah menunda penjajahan barat atas bumi nusantara selama 100 tahun sekaligus memperkokoh kedudukan Islam, dan sekiranya rakyat Ternate gagal niscaya wilayah timur Indonesia akan menjadi pusat kristen seperti halnya Filipina.{{butuh pemastian}}
 
Kedudukan Ternate sebagai kerajaan yang berpengaruh turut pula mengangkat derajat Bahasa Ternate sebagai bahasa pergaulan di berbagai wilayah yang berada dibawah pengaruhnya. Prof E.K.W. Masinambow dalam tulisannya, "Bahasa Ternate dalam konteks bahasa-bahasa Austronesia dan Non Austronesia" mengemukakan bahwa bahasa Ternate memiliki dampak terbesar terhadap [[bahasa Melayu]] yang digunakan masyarakat timur Indonesia. Sebanyak 4640 hingga 50% kosakata [[bahasa Melayu]] di [[Bahasa Manado|Manado]] dan [[Bahasa Ambon|Ambon]] diambil dari Bahasa Ternate. [[Bahasa Melayu Maluku Utara|Bahasa Melayu Ternate]] ini kini digunakan luas di Indonesia Timur terutama [[Sulawesi Utara]], pesisir timur [[Sulawesi Tengah]] dan Selatan, [[Maluku]] dan [[Papua]] dengan dialek yang berbeda–beda.<ref name="Bahasa Melayu Ternate">{{cite book|author= Drs. M. Jusuf Abdulrahman, et.al.|title=Ternate, Bandar Jalur Sutera|year=2001|publisher=LinTas}}</ref>
 
Dua naskah surat sultan Ternate, dari Sultan Abu Hayat II kepada Raja Portugal tanggal 27 April dan 8 November 1521 diakui sebagai naskah Melayu tertua di dunia setelah naskah Melayu [[Naskah Tanjung Tanah|Tanjung Tanah]]. Kedua surat Sultan Abu Hayat tersebut saat ini masih tersimpan di [[Museum Lisabon]], Portugal.<ref name="Kultur-majalah.com">{{cite web |url=http://kultur-majalah.com/index.php/tradisi-folklore |title=Melestarikan Surat Leluhur Melayu di Rumah Larik |accessdate=21 Maret 2013 |archive-date=2013-03-14 |archive-url=https://web.archive.org/web/20130314034144/http://kultur-majalah.com/index.php/tradisi-folklore |dead-url=yes }}</ref><ref name="Khazanah Naskah">{{cite web|author= Henry Chambert-Loir & Oman Aturrahman|url=http://books.google.co.id/books?id=5A4_OlCkEZgC&pg=PA167&lpg=PA167&dq=naskah+melayu+ternate&source=bl&ots=O4lcduIWKu&sig=H5Z1gnwnh4UieHswnQFFq5139eU&hl=en&sa=X&ei=PeVKUf6RE4yGrAfFmoDYBg&redir_esc=y#v=onepage&q=naskah%20melayu%20ternate&f=false | title=Khazanah naskah: panduan koleksi naskah-naskah Indonesia sedunia | accessdate = 21 Maret 2013}}</ref><ref name="Republika.co.id">{{cite web|url=http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/11/04/30/lkgkph-undang-undang-tanjung-tanah-naskah-melayu-tertua-di-dunia | title=Undang Undang Tanjung Tanah, Naskah Melayu Tertua di Dunia? | accessdate = 21 Maret 2013}}</ref>
 
== Lihat Pulajuga ==
* [[Kesultanan Tidore]]
* [[Kesultanan Jailolo]]
Baris 236 ⟶ 233:
{{reflist}}
 
== Daftar Pustakapustaka ==
* M. Adnan Amal, ''"Maluku Utara, Perjalanan Sejarah 1250 - 1800 Jilid I dan II"'', Universitas Khairun Ternate 2002.
* Willard A. Hanna & Des Alwi, ''"Ternate dan Tidore, Masa Lalu Penuh Gejolak"'', Pustaka Sinar Harapan Jakarta 1996.