Kesultanan Tidore: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: penggantian teks otomatis (- dibawah, +di bawah)
Super Hylos (bicara | kontrib)
Tag: gambar rusak Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
(42 revisi perantara oleh 25 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox Former Country
|native_name = كسولتانن تيدور<br>''Kie Ma-Kolano''
|conventional_long_name = Kesultanan Tidore
|common_name = Kesultanan Tidore
|continent = Asia
|region = [[Asia Tenggara]]
|country = [[Indonesia]]
|religion = [[Islam]]
|image_flag = Bendera tidore.gif
|image_coat = Lambang tidore.png
|symbol_type =
|p1 = Majapahit
|p2 =
|s1 = IndonesiaHindia Belanda
|s2 =
|flag_p1 =
|flag_p2 =
|flag_s1 = Flag of IndonesiaNetherlands.svg
|year_start = 1081
|year_end = 19501815
|capital = [[Soasiu|Tidore]]
|date_start =
|date_end =
|event_start = Pertama oleh Raden Mas lV
|event_end = Bergabung dengan [[Indonesia]]Dikuasai
|image_map_captionimage_map = {{switcher|[[Berkas:Kadato Kie.jpg|upright=1.25|frameless]]|Tampak depan [[Kadato Kie]]|[[Berkas:Peta-wilayah-uli-lima-dan-uli-siwa.jpg|upright=1.25|frameless]]|Wilayah Kesultanan Tidore pada abad ke-16 (''Uli Siwa'')<ref>[https://saripedia.wordpress.com/tag/benteng-portugis-di-ternate/ Gazw Al-Fikr: Sultan Baabullah, Pembebasan Nusantara Dan “Jihad” Kita Hari Ini.]</ref>|default=1}}
|image_map = Peta-wilayah-uli-lima-dan-uli-siwa.jpg
|image_map_caption =
|image_map_caption = Wilayah Kesultanan Tidore pada abad ke-16 (''Uli Siwa'')<ref>[https://saripedia.wordpress.com/tag/benteng-portugis-di-ternate/ Gazw Al-Fikr: Sultan Baabullah, Pembebasan Nusantara Dan “Jihad” Kita Hari Ini.]</ref>
|capital common_languages = [[SoasiuBahasa Tidore|Tidore]]
|common_languagesgovernment_type = [[BahasaKerajaan Melayu Maluku Utarakonstitusional|Melayu TidoreMonarki]]
|government_typetitle_leader = [[MonarkiSultan]], [[Kesultanan]]''Kie Ma-Kolano''
|title_leaderleader1 = Sultan[[Kolano Syahjati]] ([[Muhammad Naqil]])
|leader1 = Kolano Syahjati (Muhammad Naqil)
|year_leader1 = 1081
|leader2 = [[Zainal Abidin Syah|Sultan Zainal Abidin Syah]]
Baris 40 ⟶ 36:
}}
 
[[Berkas:Saifuddin of Tidore.JPG|thumbjmpl|Lukisan Sultan Saifuddin dari [[Tidore]] (bertahta [[1657]]-[[1689]]).]]
'''Kesultanan Tidore''' adalah [[kerajaan]] [[Islam]] yang berpusat di wilayah [[Kota Tidore]], [[Maluku Utara]], [[Indonesia]] sekarang. Pada masa kejayaannya (sekitar [[abad ke-16]] sampai [[abad ke-18]]), kerajaan ini menguasai sebagian besar [[Pulau Halmahera]] selatan, [[Pulau Buru]], [[Pulau Seram]], dan banyak pulau-pulau di pesisir [[Papua]] barat.
 
Pada tahun [[1521]], [[Sultan Mansur]] dari Tidore menerima [[Spanyol]] sebagai sekutu untuk mengimbangi kekuatan [[Kesultanan Ternate]] saingannya yang [[bersekutu ]] dengan [[Kerajaan Portugal|Portugal]]. Setelah mundurnya [[Spanyol ]] dari wilayah tersebut pada tahun [[1663]] karena protes dari pihak Portugal sebagai pelanggaran terhadap [[Perjanjian Tordesillas]] [[1494]], Tidore menjadi salah satu [[kerajaan ]] paling merdeka di wilayah [[Maluku]]. Terutama di bawah kepemimpinan [[Sultan Saifuddin]] (memerintah [[1657]]-[[1689]]), Tidore berhasil menolak pengusaan [[VOC]] terhadap wilayahnya dan tetap menjadi daerah merdeka hingga akhir [[abad]] ke-18.
 
== Awal PerekembanganPerkembangan KerajaanKesultanan Tidore ==
[[Berkas:Kesultanan Tidore di Papua bagian barat.png|thumb|Wilayah vasal/kerajaan bawahan dari Kesultanan Tidore di [[Semenanjung Bomberai]] dan [[Semenanjung Doberai|Doberai]], [[Papua]] bagian barat.]]
 
KerajaanKesultanan Tidore terletak di sebelah selatan [[Kesultanan Ternate|Ternate]]. Menurut [[silsilah raja-raja Ternate dan Tidore]], Raja Tidore pertama adalah [[Muhammad Naqil]] yang [[naik tahta]] pada tahun [[1081]]. Baru pada akhir abad ke-14, agama [[Islam]] dijadikan [[agama resmi]] Kerajaan Tidore oleh [[Raja Tidore]] ke-11, [[Sultan Djamaluddin]], yang bersedia masuk Islam berkat dakwah [[Syekh Mansur]] dari [[Arab]].<ref>[http://aikblaztatosof.blogspot.com Sejarah Kerajaan Tidore.]</ref>.
 
== Aspek Kehidupan ==
Baris 53 ⟶ 49:
=== Aspek Kehidupan Politik dan Kebudayaan ===
 
Kesultanan Tidore mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan [[Sultan Nuku]] (1780-1805 M). Sultan Nuku dapat menyatukan Ternate dan Tidore untuk bersama-sama melawan [[Belanda]] yang dibantu [[Inggris]]. [[Belanda]] kalah serta terusir dari Tidore dan Ternate. Sementara itu, [[Inggris]] tidak mendapat apa-apa kecuali hubungan dagang biasa. Sultan Nuku memang cerdik, berani, ulet, dan waspada. Sejak saat itu, Tidore dan Ternate tidak diganggu, baik oleh [[Kerajaan Portugal|Portugal]], [[Spanyol]], [[Belanda]] maupun [[Inggris]] sehingga kemakmuran rakyatnya terus meningkat. Wilayah kekuasaan Tidore cukup luas, meliputi [[Pulau Seram]], sebagian [[Halmahera]], [[Raja Ampat]], dan sebagian [[Papua]]. Pengganti Sultan Nuku adalah adiknya, Sultan Zainal Abidin. Ia juga giat menentang [[Belanda]] yang berniat menjajah kembali Kepulauan Maluku.
 
=== Aspek Kehidupan Ekonomi dan Sosial ===
 
Sebagai [[kerajaan]] yang bercorak [[Islam]], masyarakat [[Tidore]] dalam kehidupan sehari-harinya banyak menggunakan [[hukum Islam]]. Hal itu dapat dilihat pada saat Sultan Nuku dari Tidore dengan [[De Mesquita]] dari [[Kerajaan Portugal|Portugal]] melakukan perdamaian dengan mengangkat sumpah di bawah kitab suci [[Al-Qur’an]].
 
Kesultanan [[Tidore]] terkenal dengan rempah-rempahnya, seperti di daerah [[Maluku]]. Sebagai [[penghasil rempah-rempah]], [[Tidore]] banyak didatangi oleh [[Bangsa-bangsa Eropa]]. [[Bangsa Eropa]] yang datang ke [[Maluku]], antara lain bangsa [[Portugis]], [[Spanyol]], dan [[Belanda]].
 
== Kemunduran Kesultanan Tidore ==
 
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Dominee Jansen en controleur Riem met de oudste zoon van de sultan voor het paleis van de sultan van Ternate TMnr 60011844.jpg|jmpl|kiri|245px|Putra Sultan Tidore bersama seorang ''controleur'' dan seorang warga [[Belanda]] (sekitar tahun [[1900]]).<ref name="Elvira Tungka Wuisang 2021 pp. 94–103">{{cite journal | last=Elvira | first=Suci | last2=Tungka | first2=Aristotulus Ernst | last3=Wuisang | first3=Cynthia Erlita Virgin | title=Building Typology of Kadato Kie from Tidore Sultanate | journal=Techno: Jurnal Penelitian | volume=10 | issue=1 | date=2021-05-30 | issn=2580-7129 | doi=10.33387/tjp.v10i1.3006 | pages=94–103 | url=https://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/Techno/article/view/3006 | access-date=2022-07-25}}</ref>]]
 
Kemunduran Kesultanan Tidore disebabkan karena diadu domba dengan [[Kesultanan Ternate]] yang dilakukan oleh bangsa asing ([[Spanyol]] dan [[Portugis]]) yang bertujuan untuk memonopoli daerah penghasil [[rempah-rempah]] tersebut. Setelah Sultan Tidore dan Sultan Ternate sadar bahwa mereka telah diadu Domba oleh [[Kerajaan Portugal|Portugal]] dan [[Spanyol]], mereka kemudian bersatu dan berhasil mengusir [[Kerajaan Portugal|Portugal]] dan [[Spanyol]] ke luar Kepulauan [[Maluku]]. Namun kemenangan tersebut tidak bertahan lama sebab [[VOC]] yang dibentuk [[Belanda]] untuk menguasai perdagangan rempah-rempah di [[Maluku]] berhasil menaklukkan Ternate dengan strategi dan tata kerja yang teratur, rapi dan terkontrol dalam bentuk organisasi yang kuat.
 
== Daftar Raja dan Sultan Tidore ==
[[Berkas:Istana-sultan-tidore.jpeg|thumbjmpl|275px|Istana Kesultanan Tidore (''Kadato Kie'') di [[Tidore]].]]
[[Berkas:Singgasana Sultan dan Permaisuri Tidore.jpg|jmpl|275px|Singgasana Sultan dan Permaisuri Tidore]]
[[Berkas:Jokowi-mendapat-gelar-dari-sultan-tidore.jpg|thumbjmpl|275px|[[Presiden]] [[Joko Widodo]] mendapat plakat setelah menerima anugerah gelar adat dari Sultan Husein Syah di Istana Kesultanan Tidore, [[8 Mei]] [[2015]]<ref>[http://print.kompas.com/baca/2015/05/08/Joko-Widodo-Terima-Gelar-Biji-Nagara-Madafolo-dari Joko Widodo Terima Gelar Biji Nagara Madafolo dari Sultan Tidore.]</ref>.]]
# Kolano Syahjati alias Muhammad Naqil bin Jaffar Assidiq
# Kolano Bosamawange
Baris 78 ⟶ 77:
# 1334-1372: Kolano Nuruddin
# 1372-1405: Kolano Hasan Syah
# 1495-1512: Sultan Ciriliyati alias Djamaluddin
# 1512-1526: Sultan Al Mansur
# 1526-1535: Sultan Amiruddin Iskandar Zulkarnain
Baris 85 ⟶ 84:
# 1586-1600: Sultan Gapi Baguna
# 1600-1626: Sultan Mole Majimo alias Zainuddin
# 1626-1631: Sultan Ngora Malamo alias Alauddin Syah; memindahkan pemerintahan dan mendirikan Kadato ([[Istana]]) Biji Negara di Toloa
# 1631-1642: Sultan Gorontalo alias Saiduddin
# 1642-1653: Sultan Saidi
# 1653-1657: Sultan Mole Maginyau alias Malikiddin
# 1657-1674: Sultan Saifuddin alias [[Jou Kota]]; memindahkan pemerintahan dan mendirikan [[Kadato]] ([[Istana]]) Salero di Limau Timore ([[Soasiu]])
# 1674-1705: Sultan Hamzah Fahruddin
# 1705-1708: Sultan Abdul Fadhlil Mansur
Baris 103 ⟶ 102:
# 1856-1892: Sultan Achmad Syaifuddin Alting
# 1892-1894: Sultan Achmad Fatahuddin Alting
# 1894-1906: Sultan Achmad Kawiyuddin Alting alias Shah Juan; setelah wafat, terjadi konflik internal ([[Kadato Kie]] dihancurkan) hingga vakumnya kekuasaan
# 1947-1967: [[Zainal Abidin Syah|Sultan Zainal Abidin Syah]]; diikuti vakumnya kekuasaan
# 1999-2012: Sultan [[Djafar Syah dari Tidore|Djafar Syah]]; pembangunan kembali [[Kadato Kie]]
Baris 118 ⟶ 117:
 
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://history.melayuonline.com/?a=bXNWL29QTS9VenVwRnRCb20%3D= Sejarah Kesultanan Tidore di MelayuOnline.com] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070927221800/http://history.melayuonline.com/?a=bXNWL29QTS9VenVwRnRCb20== |date=2007-09-27 }}
* {{id}} [https://sultansinindonesieblog.wordpress.com/maluku/sultan-van-tidore/ Sultan van Tidore]
* {{id}} [http://www.wartaone.co.id/sejarah-dan-silsilah-kesultanan-tidore/ Sejarah dan Silsilah Kesultanan Tidore] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170329142653/http://www.wartaone.co.id/sejarah-dan-silsilah-kesultanan-tidore/ |date=2017-03-29 }}
{{indo-sejarah-stub}}