Kesultanan Tidore: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Super Hylos (bicara | kontrib) Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(13 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox Former Country
|native_name = كسولتانن تيدور<br>''Kie Ma-Kolano''
|conventional_long_name = Kesultanan Tidore
|common_name = Kesultanan Tidore
|religion = [[Islam]]
|image_flag = Bendera tidore.gif
|image_coat = Lambang tidore.png
|symbol_type =
|p1 =
|p2 =
|s1 =
|s2 =
|flag_p1 =
|flag_p2 =
|flag_s1 = Flag of
|year_start = 1081
|year_end =
|capital = [[Soasiu|Tidore]]
|date_start =
|date_end =
|event_start = Pertama oleh Raden Mas lV
|event_end =
|
|image_map_caption =
▲|image_map_caption = Wilayah Kesultanan Tidore pada abad ke-16 (''Uli Siwa'')<ref>[https://saripedia.wordpress.com/tag/benteng-portugis-di-ternate/ Gazw Al-Fikr: Sultan Baabullah, Pembebasan Nusantara Dan “Jihad” Kita Hari Ini.]</ref>
|common_languages = [[Bahasa Tidore|Tidore]]
|government_type = [[Kerajaan konstitusional|Monarki
|title_leader = [[Sultan]], ''Kie Ma-Kolano''
|leader1 = [[Kolano Syahjati]] ([[Muhammad Naqil]])
|year_leader1 = 1081
Baris 45 ⟶ 41:
Pada tahun [[1521]], [[Sultan Mansur]] dari Tidore menerima [[Spanyol]] sebagai sekutu untuk mengimbangi kekuatan [[Kesultanan Ternate]] saingannya yang [[bersekutu ]] dengan [[Kerajaan Portugal|Portugal]]. Setelah mundurnya [[Spanyol ]] dari wilayah tersebut pada tahun [[1663]] karena protes dari pihak Portugal sebagai pelanggaran terhadap [[Perjanjian Tordesillas]] [[1494]], Tidore menjadi salah satu [[kerajaan ]] paling merdeka di wilayah [[Maluku]]. Terutama di bawah kepemimpinan [[Sultan Saifuddin]] (memerintah [[1657]]-[[1689]]), Tidore berhasil menolak pengusaan [[VOC]] terhadap wilayahnya dan tetap menjadi daerah merdeka hingga akhir [[abad]] ke-18.
== Awal Perkembangan
[[Berkas:Kesultanan Tidore di Papua bagian barat.png|thumb|Wilayah vasal/kerajaan bawahan dari Kesultanan Tidore di [[Semenanjung Bomberai]] dan [[Semenanjung Doberai|Doberai]], [[Papua]] bagian barat.]]
== Aspek Kehidupan ==
Baris 62 ⟶ 58:
== Kemunduran Kesultanan Tidore ==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Dominee Jansen en controleur Riem met de oudste zoon van de sultan voor het paleis van de sultan van Ternate TMnr 60011844.jpg|jmpl|kiri|245px|Putra Sultan Tidore bersama seorang ''controleur'' dan seorang warga [[Belanda]] (sekitar tahun [[1900]]).<ref name="Elvira Tungka Wuisang 2021 pp. 94–103">{{cite journal | last=Elvira | first=Suci | last2=Tungka | first2=Aristotulus Ernst | last3=Wuisang | first3=Cynthia Erlita Virgin | title=Building Typology of Kadato Kie from Tidore Sultanate | journal=Techno: Jurnal Penelitian | volume=10 | issue=1 | date=2021-05-30 | issn=2580-7129 | doi=10.33387/tjp.v10i1.3006 | pages=94–103 | url=https://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/Techno/article/view/3006 | access-date=2022-07-25}}</ref>]]
Kemunduran Kesultanan Tidore disebabkan karena diadu domba dengan [[Kesultanan Ternate]] yang dilakukan oleh bangsa asing ([[Spanyol]] dan [[Portugis]]) yang bertujuan untuk memonopoli daerah penghasil [[rempah-rempah]] tersebut. Setelah Sultan Tidore dan Sultan Ternate sadar bahwa mereka telah diadu Domba oleh [[Kerajaan Portugal|Portugal]] dan [[Spanyol]], mereka kemudian bersatu dan berhasil mengusir [[Kerajaan Portugal|Portugal]] dan [[Spanyol]] ke luar Kepulauan [[Maluku]]. Namun kemenangan tersebut tidak bertahan lama sebab [[VOC]] yang dibentuk [[Belanda]] untuk menguasai perdagangan rempah-rempah di [[Maluku]] berhasil menaklukkan Ternate dengan strategi dan tata kerja yang teratur, rapi dan terkontrol dalam bentuk organisasi yang kuat.
Baris 67 ⟶ 65:
== Daftar Raja dan Sultan Tidore ==
[[Berkas:Istana-sultan-tidore.jpeg|jmpl|275px|Istana Kesultanan Tidore (''Kadato Kie'') di [[Tidore]].]]
[[Berkas:Singgasana Sultan dan Permaisuri Tidore.jpg|jmpl|275px|Singgasana Sultan dan Permaisuri Tidore]]
[[Berkas:Jokowi-mendapat-gelar-dari-sultan-tidore.jpg|jmpl|275px|[[Presiden]] [[Joko Widodo]] mendapat plakat setelah menerima anugerah gelar adat dari Sultan Husein Syah di Istana Kesultanan Tidore, [[8 Mei]] [[2015]]<ref>[http://print.kompas.com/baca/2015/05/08/Joko-Widodo-Terima-Gelar-Biji-Nagara-Madafolo-dari Joko Widodo Terima Gelar Biji Nagara Madafolo dari Sultan Tidore.]</ref>.]]
#
#
#
#
#
#
#
#
# 1334-1372:
# 1372-1405:
# 1495-1512:
# 1512-1526:
# 1526-1535:
# 1535-1569:
# 1569-1586:
# 1586-1600:
# 1600-1626:
# 1626-1631:
# 1631-1642: Sultan Gorontalo alias Saiduddin
# 1642-1653:
# 1653-1657:
# 1657-1674:
# 1674-1705:
# 1705-1708:
# 1708-1728:
# 1728-1757:
# 1757-1779:
# 1780-1783:
# 1784-1797:
# 1797-1805: Sultan Syaidul Jehad Amiruddin Syaifuddin Syah Muhammad El Mab’us Kaicil Paparangan Jou Barakati Nuku
# 1805-1810:
# 1810-1821:
# 1821-1856:
# 1856-1892:
# 1892-1894:
# 1894-1906:
# 1947-1967: [[Zainal Abidin Syah|Sultan Zainal Abidin Syah]]; diikuti vakumnya kekuasaan
# 1999-2012: Sultan [[Djafar Syah dari Tidore|Djafar Syah]]; pembangunan kembali [[Kadato Kie]]
|