Kewartawanan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
AdhiOK (bicara | kontrib)
Membalikkan revisi 20904629 oleh 103.47.135.143 (bicara) Vandalisme....
Tag: Pembatalan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Bot5958 (bicara | kontrib)
k Perbarui referensi situs berita Indonesia
Baris 16:
Di Indonesia, perkembangan kegiatan jurnalistik diawali oleh [[Belanda]]. Beberapa pejuang kemerdekaan Indonesia pun menggunakan kewartawanan sebagai alat perjuangan. Di era-era inilah ''Bintang Timoer'', ''Bintang Barat'', ''Java Bode'', dan ''Medan Prijaji ''terbit. Pada masa [[Indonesia: Era Jepang|pendudukan Jepang]] mengambil alih kekuasaan, koran-koran ini dilarang. Akan tetapi pada akhirnya ada lima media yang mendapat izin terbit: ''Asia Raja'', ''Tjahaja'', ''Sinar Baru'', ''Sinar Matahari'', dan ''Suara Asia''.<ref>{{Cite web|last=Said|first=Tribuana|last2=|date=16 Juli 2019|title=Sekilas Sejarah Pers Nasional|url=https://www.pwi.or.id/detail/26/Sekilas-Sejarah-Pers-Nasional|website=PWI.or.id|language=|access-date=2021-12-08}}</ref>
 
Kemerdekaan Indonesia membawa berkah bagi kewartawanan. Pemerintah Indonesia menggunakan [[Radio Republik Indonesia]] sebagai media komunikasi. Menjelang penyelenggaraan [[Asian Games]] IV, pemerintah memasukkan proyek televisi. Sejak [[1962]] inilah [[Televisi Republik Indonesia]] muncul dengan teknologi layar hitam putih.<ref>{{Cite webnews|last=Pratama|first=Aswab Nanda|date=2018-08-24|title=Hari Ini dalam Sejarah: Pertama Mengudara, TVRI Siarkan Pembukaan Asian Games 1962|url=https://nasional.kompas.com/read/2018/08/24/17005411/hari-ini-dalam-sejarah-pertama-mengudara-tvri-siarkan-pembukaan-asian-games|websitework=KOMPAS[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2021-12-08|editor-last=Wedhaswary|editor-first=Inggried Dwi}}</ref> Masa kekuasaan Presiden [[Soeharto]], banyak terjadi pembreidelan media massa. Kasus [[Harian Indonesia Raya]] dan [[Majalah Tempo]] (yang saat ini masih eksis) merupakan dua contoh kentara dalam sensor kekuasaan ini. Kontrol ini dipegang melalui Departemen Penerangan dan [[Persatuan Wartawan Indonesia]] (PWI). Hal inilah yang kemudian memunculkan [[Aliansi Jurnalis Independen]] (AJI) yang mendeklarasikan diri di Wisma Tempo Sirna Galih (salah satu tempat pendidikan wartawan Tempo), [[Jawa Barat]]. Beberapa aktivisnya dimasukkan ke penjara.<ref>{{Cite web|title=Sejarah Aliansi Jurnalis Independen|url=https://aji.or.id/read/sejarah/1/sejarah-aliansi-jurnalis-independen.html|website=Aliansi Jurnalis Independen|access-date=2021-12-08}}</ref> Titik kebebasan pers mulai terasa lagi saat Bacharuddin Jusuf Habibie ([[BJ Habibie]]) menggantikan Soeharto. Banyak media massa yang muncul kemudian dan PWI tidak lagi menjadi satu-satunya organisasi profesi. Kegiatan kewartawanan diatur dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers yang dikeluarkan [[Dewan Pers]] dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran yang dikeluarkan oleh Komisi Penyiaran Indonesia atau [[KPI]].<ref>{{Cite web|title=Dewan Pers|url=https://dewanpers.or.id/berita/detail/965/Kemerdekaan-Pers-dan-Perlindungan-Wartawan|website=dewanpers.or.id|access-date=2021-12-08}}</ref>
 
== Tugas ==