Kewiraswastaan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
penambahan konten
Baris 51:
 
Faktor personal yang mempengaruhi fase ini antara lain pendidikan dan dan pengalaman dan kemampuan menejerial. Vesper (dalam Moore 1986) meyatakan bahwa semakin tinggi pengalaman yang dimiliki, semakin besar pula kemampuan wirausahawan dalam mengenali permasalahan awal dan menyelesaikannya sebelum masalah tersebut mempengaruhi jalannya usaha. Selain itu, faktor lain seperti efektifitas, struktur, iklim, dan respon lingkungan terhadap usaha mempengaruhi fase ini. <ref>{{Cite journal|last=Moore|first=Carol F.|date=1986-08|title=Understanding Entrepreneurial Behavior: A Definition and Model.|url=http://journals.aom.org/doi/10.5465/ambpp.1986.4978712|journal=Academy of Management Proceedings|language=en|volume=1986|issue=1|pages=69|doi=10.5465/ambpp.1986.4978712|issn=0065-0668}}</ref>
 
enurut Carol Moore yang dikutip oleh Bygrave (2004), proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi tersebut dipengeruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari pribadi maupun di luar pribadi, seperti pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan dan lingkungan.{{fact}} Faktor-faktor tersebut membentuk ‘’locus of control’’, [[kreativitas]], keinovasian, implementasi, dan pertumbuhan yang kemudian berkembangan menjadi [[wirausahawan]] yang besar.{{fact}} Secara internal, keinovasian dipengaruhi oleh faktor yang bersal dari individu, seperti ''locus of control'', toleransi, nilai-nilai, pendidikan, pengalaman. Sedangkan faktor yang berasal dari lingkungan yang memengaruhi diantaranya model peran, aktivitas, dan peluang.{{fact}} Oleh karena itu, inovasi berkembang menjadi kewirausahaan melalui proses yang dipengaruhi lingkungan, [[organisasi]], dan [[keluarga]].{{fact}}
 
== Ciri-ciri dan Sifat kewirausahaan ==
Untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan, maka setiap orang memerlukan ciri-ciri dan juga memiliki sifat-sifat dalam kewirausahaan. Ciri-ciri seorang wirausahawan adalah:
Baris 74 ⟶ 71:
* Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja keras.
 
== Tahap-tahapSikap kewirausahaanwirausaha ==
 
=== Berani mengambil risiko ===
Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha:
Ahli teori Frank Knight dan [[Peter Drucker]] menekankan pengambilan risiko dalam kewirausahaan.<ref>{{Cite book|last=Luetge|first=Christoph|last2=Jauernig|first2=Johanna|date=2013-12-01|url=https://books.google.co.id/books?id=tYzHBAAAQBAJ&lpg=PP1&pg=PA6#v=onepage&q&f=false|title=Business Ethics and Risk Management|location=|publisher=Springer Science & Business Media|isbn=978-94-007-7441-4|pages=6|language=en|url-status=live}}</ref> Pengusaha bersedia mempertaruhkan karier dan keuangannya dan mengambil risiko atas nama ide, menghabiskan waktu serta modal untuk usaha yang hasilnya belum pasti. Namun, pengusaha sering tidak percaya bahwa mereka telah mengambil risiko yang sangat besar karena mereka tidak menganggap tingkat ketidakpastian setinggi orang lain.
 
=== TahapNyaman memulaidengan ketidakpastian ===
Sifat ini berada pada peringkat pertama menurut Khosla dan Gupta (2017).<ref name=":4">{{Cite journal|last=Khosla|first=Arunachal|last2=Gupta|first2=Puneet|date=2017|title=Traits of Successful Entrepreneurs|url=https://www.jstor.org/stable/44397516|journal=The Journal of Private Equity|volume=20|issue=3|pages=12–15|issn=1096-5572}}</ref> Sifat ini mendukung wirausahawan dalam menghadapi resiko dan ketidakpastian dalam menjalankan usaha. Toleransi yang tinggi terhadap ketidakpastian membuat mereka mampu mengkalkulasi resiko dan kesempatan dalam situasi yang menekan.
Tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan ‘’franchising’’.{{fact}}Tahap ini juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di bidang [[pertanian]], [[industri]], atau jasa.{{fact}}
 
=== TahapFokus melaksanakan usahatinggi ===
Sifat wirausahawan dalam menetapkan sasaran dan bersungguh-sungguh dalam mencapai hal tersebut merupakan hal yang dibutuhkan dalam seluruh proses wirausaha. <ref name=":4" /> Dalam lingkungan yang dinamis, sifat ini membantu wirausahawan mengerjakan tugas dengan efektif. Sifat ini juga mengindarkan wirausahawan dari pikiran yang bercabang, yang mana bisa membuat tujuan tidak terpenuhi.
Dalam tahap ini seorang [[wirausahawan]] mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek: pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil risiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.{{fact}}
 
=== TahapSensitif mempertahankanterhadap usahaperubahan pasar ===
Wirausahawan selalu diharapkan untuk bisa memberikan apa yang diinginkan pasar pada saat yang tepat. Waktu berubah yang tidak tentu menjadi tantangan bagi pengusaha. Khosla dan Gupta (2017) menyatakan bahwa sifat ini membantu wirausahawan dalam mengumpulkan informasi terfaktual dan menggunakannya untuk menyesuaikan diri. <ref name=":4" />
Tahap di mana [[wirausahawan]] berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi.{{fact}}
 
* '''Tahap mengembangkan usaha'''
 
Tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil.{{fact}}
 
== Sikap wirausaha ==
 
=== Berani mengambil risiko ===
Ahli teori Frank Knight dan [[Peter Drucker]] menekankan pengambilan risiko dalam kewirausahaan.<ref>{{Cite book|last=Luetge|first=Christoph|last2=Jauernig|first2=Johanna|date=2013-12-01|url=https://books.google.co.id/books?id=tYzHBAAAQBAJ&lpg=PP1&pg=PA6#v=onepage&q&f=false|title=Business Ethics and Risk Management|location=|publisher=Springer Science & Business Media|isbn=978-94-007-7441-4|pages=6|language=en|url-status=live}}</ref> Pengusaha bersedia mempertaruhkan karier dan keuangannya dan mengambil risiko atas nama ide, menghabiskan waktu serta modal untuk usaha yang hasilnya belum pasti. Namun, pengusaha sering tidak percaya bahwa mereka telah mengambil risiko yang sangat besar karena mereka tidak menganggap tingkat ketidakpastian setinggi orang lain.
 
=== '''Disiplin''' ===
Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki kedisiplinan yang tinggi. <ref>{{Cite web|last=Staff|first=Franchise India|date=2018-07-24|title=How Important is Self Discipline For Entrepreneurs|url=https://www.entrepreneur.com/article/317270|website=Entrepreneur|language=en|access-date=2020-10-13}}</ref> Kedisiplinan dapat muncul dalam berbagai bentuk, seperti: ketepatan terhadap waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja dan sebagainya. Kegigihan dalam menekuni sesuatu menjaga kualitas pekerjaan dan sistem kerja, sehingga kepercayaan pelanggan pada usaha tersebut muncul.
Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki kedisiplinan yang tinggi.{{fact}} Arti dari kata disiplin itu sendiri adalah ketepatan komitmen wirausahawan terhadap tugas dan pekerjaannya.{{fact}} Ketepatan yang dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja dan sebagainya.{{fact}} Ketepatan terhadap waktu, dapat dibina dalam diri seseorang dengan berusaha menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang direncanakan.{{fact}} Sifat sering menunda pekerjaan dengan berbagai macam alasan, adalah kendala yang dapat menghambat seorang wirausahawan meraih keberhasilan.{{fact}} Kedisiplinan terhadap komitmen akan kualitas pekerjaan dapat dibina dengan ketaatan wirausahawan akan komitmen tersebut.{{fact}} Wirausahawan harus taat asas.{{fact}} Hal tersebut akan dapat tercapai jika wirausahawan memiliki kedisiplinan yang tinggi terhadap sistem kerja yang telah ditetapkan.{{fact}} Ketaatan wirausahawan akan kesepakatan-kesepakatan yang dibuatnya adalah contoh dari kedisiplinan akan kualitas pekerjaan dan sistem kerja.{{fact}}
 
=== '''Komitmen Tinggi''' ===
Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain.{{fact}} Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki komitmen yang jelas, terarah dan bersifat progresif (berorientasi pada kemajuan).{{fact}} Komitmen terhadap dirinya sendiri dapat dibuat dengan identifikasi cita-cita, harapan dan target-target yang direncanakan dalam hidupnya.{{fact}} Sedangkan contoh komitmen wirausahawan terhadap orang lain terutama konsumennya adalah pelayanan prima yang berorientasi pada kepuasan konsumen, kualitas produk yang sesuai dengan harga produk yang ditawarkan, penyelesaian bagi masalah konsumen, dan sebagainya.Seorang wirausahawan yang teguh menjaga komitmennya terhadapkonsumen, akan memiliki nama baik di mata konsumen yang akhirnya wirausahawan tersebut akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen, dengan dampak pembelian terus meningkat sehingga pada akhirnya tercapai target perusahaan yaitu memperoleh laba yang diharapkan.{{fact}}
 
=== '''Jujur''' ===
Kejujuran merupakan landasan moral yang kadang-kadang dilupakan oleh seorang wirausahawan.{{fact}} Kejujuran dalam berperilaku bersifat kompleks.{{fact}}Kejujuran mengenai karakteristik produk (barang dan jasa) yang ditawarkan, kejujuran mengenai promosi yang dilakukan, kejujuran mengenai pelayanan purnajual yang dijanjikan dan kejujuran mengenai segala kegiatan yang terkait dengan penjualan produk yang dilakukan olehwirausahawan.{{fact}}