Klepon: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Menambah informasi
 
(30 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 5:
| image = Klepon Khas Tulungagung.jpg
| alternate_name = Onde-Onde (Brunei, Malaysia, Singapura, Sulawesi, Sumatera), Kalalapun/ Kelelepon ([[Kalimantan Selatan]])
| caption = Klepon yang disajikan di atas cobek.
| country = {{flag|Indonesia}}
| region = [[Indonesia]]
Baris 16:
| other =
}}
'''Klepon''' ({{lang-jv|꧋ꦏ꧀ꦭꦼꦥꦺꦴꦤ꧀|klêpon}}), adalah sejenis [[kue]] atau penganan kukus yang dibuat dari tepung ketan yang dibulatkan, diisi [[gula merah]] dan dibalurkan di atas kelapa parut hingga melekat.<ref name="KBBI-Klepon">{{Cite web |title=kle.pon /klêpon/ |url=https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/klepon |access-date=24 Januari 2024 |website=KBBI |language=id}}</ref> Penganan yang termasuk kelompok [[jajanan pasar]] ini dikenal tidak hanya di Indonesia, melainkan di negeri Jiran seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam.
'''Kelepon''' ({{lang-jv|꧋ꦏ꧀ꦭꦼꦥꦺꦴꦤ꧀|klêpon}}) dikenal di luar Jawa dengan nama '''onde-onde''', atau '''kalalapun'''/'''kelelepon''' ([[Kalimantan Selatan]])<ref>{{Cite book|title=Makanan: Wujud, Variasi, dan Fungsinya Serta Cara Penyajiannya Daerah Kalimantan Selatan|last=Syarifuddin R.|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan|year=1993|location=Jakarta|last2=Kasuma|first2=Attabranie|last3=Hermantedo|first3=Sabrie|last4=Syahrir}}</ref> adalah sejenis kue tradisional yang termasuk ke dalam kelompok [[jajanan pasar]]. Klepon diduga berasal dari [[Jawa]], tetapi dikenal pula secara meluas di wilayah-wilayah di Indonesia seperti [[Sumatra]] dan [[Sulawesi]], masyarakat Betawi, serta di negeri jiran, [[Malaysia]], [[Brunei Darussalam|Brunei]], dan [[Singapura]]. Kue ini terbuat dari tepung beras ketan yang umumnya diberi pewarna hijau melalui penggunaan [[pandan wangi|daun pandan]] atau [[suji|daun suji]]. Adonan klepon dibentuk seperti bola-bola kecil dan diberi isian berupa [[gula merah]] lalu direbus dalam air mendidih. Klepon yang sudah masak lalu dibaluri parutan kelapa.<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2021-05-22|title=Sejarah Empal Gentong yang Mirip Gulai, Dulu Pakai Daging Kerbau Halaman all|url=https://www.kompas.com/food/read/2021/05/22/130800675/sejarah-empal-gentong-yang-mirip-gulai-dulu-pakai-daging-kerbau|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2023-02-12}}</ref>
 
==Nama==
== Cara penyajian ==
Klepon dikenal dalam banyak nama di luar Jawa. Masyarakat Bengkulu, Sulawesi Tenggara,<ref>{{cite news |last=Herawati |first=Heni |editor-last=Sumardi |editor-first=Dedi |date=8 Januari 2024 |title=Tips Membuat Onde-Onde Kelapa |url=https://www.rri.go.id/kuliner/507304/tips-membuat-onde-onde-kelapa |work=RRI |location= |access-date=24 Januari 2024}}</ref> dan Sumatra Barat misalnya, mengenal klepon sebagai "onde-onde",<ref>{{cite news |author=<!--not stated--> |date=16 Desember 2023 |title=Sebutan Kue Klepon di Berbagai Daerah, Ada yang Bilang Onde-Onde |url=https://www.wartabanyumas.com/sebutan-kue-klepon-di-berbagai-daerah-ada-yang-bilang-onde-onde |work=Warta Banyumas |location=Purwokerto |access-date=24 Januari 2024}}</ref>{{sfn|Tejo|2016|pp=52}} sementara [[onde-onde]] yang berbalur biji wijen dan berisikan kacang hijau giling secara tradisional tidak dikenal di wilayah tersebut. Penyebutan klepon sebagai onde-onde menyebabkan kebingungan atau kerancuan di kalangan masyarakat Jawa, karena mereka juga mengenal penganan lain yang disebut onde-onde, yakni bola-bola tepung ketan berisi kacang hijau dengan baluran wijen di luarnya.<ref>{{cite web |url=https://trigger.id/klepon-sejarah-dan-makna-filosofisnya/ |title=Klepon, Sejarah dan Makna Filosofisnya |author=Isa |date=13 Januari 2023 |website=trigger.id |publisher= |access-date=24 Januari 2024 |quote=}}</ref>
Panganan ini biasa dijajakan dengan [[getuk]] dan [[cenil]] (juga disebut ''cetil'') sebagai [[camilan]] di pagi atau sore hari.
 
Masyarakat Sambas, Kalimantan Barat, menyebut klepon sebagai ''kelapon pancit'', sementara [[suku Banjar|masyarakat Banjar]] mengenalnya sebagai ''kalalapun'' atau ''kelelepon''.<ref>{{Cite book|title=Makanan: Wujud, Variasi, dan Fungsinya Serta Cara Penyajiannya Daerah Kalimantan Selatan|last=Syarifuddin R.|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan|year=1993|location=Jakarta|last2=Kasuma|first2=Attabranie|last3=Hermantedo|first3=Sabrie|last4=Syahrir}}</ref> Klepon di [[Lombok]] disebut ''kelepon kecerit'', kata ''kecerit'' dalam hal ini bermakna "muncrat" atau pecah dalam mulut.<ref>{{cite news |last=Sabanadar |first=Switzy |date=21 Mei 2023|title=Ragam Jajanan Unik Khas Lombok, Bikin Nostalgia |url=https://www.liputan6.com/regional/read/5292453/ragam-jajanan-unik-khas-lombok-bikin-nostalgia |work=Liputan6.com |location= |access-date=24 Januari 2024}}</ref> Berbeda dengan klepon pada umumnya yang berbentuk bulat, klepon khas Lombok ini bentuknya lonjong.
 
Istilah "onde-onde" untuk menyebut klepon juga digunakan oleh masyarakat Bugis. Ada pula [[suku Makassar|masyarakat Makassar]] yang bertetangga dengan masyarakat Bugis menyebut klepon sebagai ''umba-umba''.<ref name="Nugraha">{{cite news |last=Nugraha |first=Al Khoiriah Etiek |date=11 Mei 2022 |title=Filosofi Onde-onde, Kue Wajib Ritual Syukuran Bugis-Makassar Sejak Abad 13-14 |url=https://www.detik.com/sulsel/kuliner/d-6073160/filosofi-onde-onde-kue-wajib-ritual-syukuran-bugis-makassar-sejak-abad-13-14 |work=Detik.com |location= |access-date=24 Januari 2024}}</ref> Sementara itu, di Malaysia, istilah "onde-onde" dan ''kuih buah melaka'' digunakan secara bersamaan untuk menyebut klepon, meskipun yang kedua lebih banyak dipakai. Istilah "onde-onde" misalnya digunakan oleh Brad Hoskinson dalam bukunya yang berjudul ''Malaysian Cookbook''.{{sfn|Hoskinson|2023|pp=12}}
 
==Asal-usul==
Asal-usul kudapan ini belum diketahui secara jelas. Klepon diduga berasal dari [[Jawa]],{{Citation needed|date=Januari 2024}} tetapi dikenal pula secara meluas di wilayah-wilayah lain di Indonesia seperti [[Sumatra]] dan [[Sulawesi]], serta di negeri jiran, [[Malaysia]], [[Brunei Darussalam]], dan [[Singapura]]. Menurut pendapat lain, klepon atau onde-onde merupakan penganan khas Bugis, yang sudah dikenal setidaknya sejak abad ke-14 dan selalu hadir dalam upacara-upacara adat yang penting di daerah itu.<ref name="Nugraha"/> Penganan ini dianggap sebagai ''dessert'' atau kudapan pencuci mulut khas Asia Tenggara.{{sfn|Hoskinson|2023|pp=12}}
 
== Pembuatan ==
Kue ini terbuat dari tepung [[beras ketan]] yang diadon dengan tambahan pewarna hijau. Secara tradisional warna hijau pada penganan ini didapat melalui penggunaan [[pandan wangi|daun pandan]] atau daun suji. Namun, dewasa ini penggunaan keduanya bisa dan biasa digantikan dengan menggunakan pewarna makanan sintetik. Penggunaan ekstrak daun pandan sebagai zat pewarna alami pada klepon memberikan rasa khas pandan dan warna hijau, yang disebut-sebut menggugah selera.{{sfn|Dewata & Danhas|2023|pp=221}} Adonan klepon dibentuk seperti bola-bola kecil dan diberi isian berupa [[gula merah]] lalu direbus dalam air mendidih, atau dalam beberapa kasus, dikukus. Klepon yang sudah masak lalu dibaluri parutan [[kelapa]] tua.<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2021-05-22|title=Sejarah Empal Gentong yang Mirip Gulai, Dulu Pakai Daging Kerbau Halaman all|url=https://www.kompas.com/food/read/2021/05/22/130800675/sejarah-empal-gentong-yang-mirip-gulai-dulu-pakai-daging-kerbau|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2023-02-12}}</ref> Kue tradisional ini mudah dijumpai terutama di bulan Ramadhan, karena disukai untuk menjadi menu berbuka puasa.
 
Penganan ini di Jawa biasa dijajakan dengan [[getuk]] dan [[cenil]] (juga disebut ''cetil'') sebagai [[camilan]] kapan pun.
 
== Filosofi dan pemaknaan ==
Klepon yang bulat memiliki makna filosofis tersendiri, yaitu tentang hidup [[manusia]] yang tidak diketahui ujung dan pangkalnya. Bentuknya yang tidak rata juga melambangkan kehidupan yang tidak selalu mulus dan penuh dengan cobaan. Rasanya yang manis dari gula merah yang meleleh juga melambangkan kebaikan yang bisa dirasakan walaupun tidak selalu terlihat oleh mata kepala manusia. Adapun kelapa yang parutannya digunakan sebagai bahan taburan melambangkan kehidupan manusia yang bertahap, di mana buah kelapa sendiri memliki bagian luar yang keras dan bagian dalam yang lunak.<ref>{{Cite web|last=Tim Redaksi|date=24 Februari 2022|title=Asal Mula Kue Klepon, Kuliner Khas Martapura|url=https://banjarmasin.apahabar.com/post/asal-mula-kue-klepon-kuliner-khas-martapura-l7cnkd4f|website=APAHABAR|access-date=23 November 2023}}</ref>[[Berkas:Kalalapun 001.jpg|jmpl|Klepon Banjar atau ''Kalalapun/Kelelepon'']]
 
Klepon atau onde-onde ini merupakan salah satu di antara kue-kue yang disajikan dalam upacara naik rumah, yakni suatu syukuran pada [[suku Bugis|masyarakat Bugis]] yang merayakan dan menandai bahwa rumah baru sudah dihuni.{{sfn|Lathief & Sumiani H.L.|1999|pp=51}} Masyarakat Bugis memaknai onde-onde sebagai lambang persatuan dan kepuasan seperti menyatukan bahan-bahan pembuat kudapan ini (tepung beras, gula merah, dan kelapa parut).{{sfn|Palogai & Bohang|2021|pp=169}} Selain klepon, ada pula ''lana-lana'', beras ketan yang ditumbuk dan dicampur kelapa serta kue lainnya yang disajikan. Kue-kue ini secara kolektif dikenal sebagai ''panasa'' yang artinya "cita-cita yang baik".{{sfn|Lathief & Sumiani H.L.|1999|pp=51}}
 
Kue-kue termasuk onde-onde dikenal oleh masyarakat Minangkabau sebagai ''parabuang'',{{sfn|Gardjito, Muliani & Chayatinufus|2019|pp=213}} yakni makanan pelengkap makanan pokok (nasi dan lauk-pauk), dan selalu disediakan dalam pelbagai upacara dan acara adat. Khususnya dalam perayaan [[maulid nabi]], ''parabuang'' yang disajikan meliputi onde-onde, pisang goreng, ''lapek manih'', agar-agar, dan kue sumsum.{{sfn|Gardjito, Muliani & Chayatinufus|2019|pp=214}}
 
== Varian modern ==
Baris 29 ⟶ 48:
{{Reflist}}
 
== Daftar pustaka ==
{{resep}}
* {{cite book
| last1 = Dewata
| first1 = Indang
| last2 = Danhas
| first2 = Yun Hendri
| author-link =
| date = 2023
| title = Toksikologi Lingkungan
| url = https://www.google.co.id/books/edition/Toksikologi_Lingkungan/VvLfEAAAQBAJ?hl=en&gbpv=1&dq=onde+onde+minang&pg=PA221&printsec=frontcover
| location = Depok
| publisher = PT. RajaGrafindo Persada - Rajawali Pers
| page = 221
| isbn = 9786232319738
}}
* {{cite book
| last1 = Gardjito
| first1 = Murdijati
| last2 = Muliani
| first2 = Lila
| last3 = Chayatinufus
| first3 = Chairunisa
| author-link =
| date = 2019
| title = Kuliner Minangkabau: pusaka nenek moyang, yang pantas disayang
| url = https://www.google.co.id/books/edition/Pusaka_Nenek_Moyang_Yang_Pantang_Disayan/UTCyDwAAQBAJ?hl=en&gbpv=1&dq=onde+onde+bengkulu&pg=PA214&printsec=frontcover
| location = Jakarta
| publisher = PT Gramedia Pustaka Utama
| page = 213, 214
| isbn = 9786020632384
}}
* {{cite book
| last1 = Hoskinson
| first1 = Brad
| author-link =
| date = 2023
| title = Malaysian Cookbook: Bring Home the Flavors of Malaysia with this Delicious Cookbook
| url = https://www.google.co.id/books/edition/Malaysian_Cookbook/M3inEAAAQBAJ?hl=en&gbpv=1&dq=onde+onde+malaysia&pg=PA12&printsec=frontcover
| location =
| publisher =
| page = 12
| isbn =
}}
* {{cite book
| last1 = Lathief
| first1 = Halilintar
| last2 = Sumiani H. L.
| first2 = Niniek
| author-link =
| date = 1999
| title = Tari daerah Bugis: tinjauan melalui bentuk dan fungsi
| url = https://www.google.co.id/books/edition/Tari_daerah_Bugis/y16DAAAAMAAJ?hl=en&gbpv=1&bsq=onde+onde+bugis&dq=onde+onde+bugis&printsec=frontcover
| location = Jakarta
| publisher = Proyek Pengembangan Media Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan Nasional
| page = 51
| isbn =
}}
* {{cite book
| last1 = Palogai
| first1 = Ibe S.
| last2 = Bohang
| first2 = Lala
| author-link =
| date = 2021
| title = Kayori, seni merekam bencana
| url = https://www.google.co.id/books/edition/Kayori_Seni_Merekam_Bencana/Ks42EAAAQBAJ?hl=en&gbpv=1&dq=onde+onde+bugis&pg=PA169&printsec=frontcover
| location = Bantul, Yogyakarta
| publisher = Penerbit BasaBasi
| page = 169
| isbn = 9786233052221
}}
* {{cite book
| last = Tejo
| first = Sujiwo
| author-link =
| date = 2016
| title = Balada Gathak Gathuk
| url = https://www.google.co.id/books/edition/Balada_Gathak_Gathuk/H84PDAAAQBAJ?hl=en&gbpv=1&dq=onde+onde+minang&pg=PA52&printsec=frontcover
| location = Yogyakarta
| publisher = Penerbit Bentang
| page = 52
| isbn = 9786022911630
}}
 
{{resep}}
== Pranala luar ==
 
{{Masakan Indonesia}}
Baris 41 ⟶ 142:
[[Kategori:Jajanan]]
[[Kategori:Kue Indonesia]]
[[Kategori:Hidangan Kalimantan Selatan]]