Komando Daerah Militer IV/Diponegoro: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 56:
 
== Sejarah ==
Kelahiran Kodam VII/04 Diponegoro tidak dapat dipisahkan dari jiwa dan semangat Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, karena Proklamasi merupakan puncak perjuangan bangsa Indonesia dalam rangkaian sejarah perjuangan nasional. Untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang baru berdiri tersebut, maka dalam rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 22 Agustus 1945, dibentuklah suatu badan yang bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR), yang merupakan bagian dari badan lainnya yaitu Badan Penolong Keloearga Korban Perang (BPKKP). Rakyat Indonesia menyambut dengan gembira pembentukan BKR tersebut, termasuk pula rakyat Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta yang segera membentuk BKR.
 
Dalam perkembangannya pada tanggal 5 Oktober 1945 BKR ditingkatkan menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Sejalan dengan itu di wilayah Jawa Tengah dibentuk organisasi pejuang kemerdekaan bersenjata yang merupakan embrio dari Kodam VII/Diponegoro dan terdiri dari empat Divisi, yaitu:
 
a.TKR Divisi IV04
 
Di bawah pimpinan Kolonel [[Djatikoesoemo|GPH Djatikoesoemo]], meliputi daerah Karesidenan Pekalongan, Semarang dan Pati dengan Markas Divisi di kota Salatiga.
 
b.TKR Divisi V05
 
Di bawah pimpinan [[Soedirman|Kolonel Soedirman]], meliputi daerah Karesidenan Kedu dan Banyumas, Markas Divisi di Kota Poerwokerto.
 
c. TKR Divisi IX09
 
Di bawah pimpinan Kolonel Soedarsono meliputi daerah Yogyakarta dengan Markas Divisi di kota Jogjakarta.
 
d. TKR Divisi X10
 
Di bawah pimpinan Kolonel Soetarto meliputi daerah Surakarta dengan Markas Divisi di Kota Soerakarta.
Baris 80:
Dengan diresmikannya TNI, maka semua laskar perjuangan dilebur menjadi satu dan masuk ke dalam TNI. Organisasi TNI Jawa Tengah dan sekitarnya disusun sebagai berikut:
 
a. Divisi II/02 Sunan Gunung Jati, dipimpin oleh Mayor Jenderal [[Gatot Soebroto]], meliputi daerah Cirebon, Tegal/Brebes dan Banyumas.
 
b. Divisi III/03 Pangeran Diponegoro, dipimpin oleh Mayor Jenderal [[Soesalit Djojoadhiningrat|R. Soesalit]], meliputi daerah Pekalongan, Kedu, Yogyakarta, Pemalang dan Kendal.
 
c. Divisi IV/04 Panembahan Senopati, dipimpin oleh Mayor Jenderal Soetarto, meliputi daerah Semarang, Surakarta dan Pacitan.
 
d. Divisi V/05 Ronggolawe, dipimpin oleh Mayor Jenderal [[Djatikoesoemo|GPH Djatikoesoemo]], meliputi daerah Pati, Bojonegoro dan Madiun.
 
Pada HUT ke-1 Angkatan Perang Republik Indonesia tanggal 5 Oktober 1946 diadakan parade di alun‑alun Yogyakarta. Dalam upacara tersebut Presiden RI memberi nama dan menyerahkan Panji-panji kepada Divisi-divisi di Jawa Tengah. Panji Diponegoro untuk Divisi III03 yang selanjutnya dikenal dengan sebutan Divisi Diponegoro. Dalam rangka meningkatkan kemampuan TNI, maka berdasarkan Penetapan Presiden 1949 No.: 14 tanggal 4 Mei 1948, pemerintah melakukan Rekonstruksi dan Rasionalisasi (RE‑RA) dengan sasaran penyusunan personil menjadi pasukan tempur dan pasukan teritorial. Dengan adanya RE‑RA tersebut, maka Divisi II/02 Sunan Gunung Jati, Divisi III/03 Pangeran Diponegoro dan Divisi V/05 Ronggolawe digabung menjadi satu divisi di bawah pimpinan Kolonel Bambang Soegeng. Sedangkan Divisi IV/04 Panembahan Senopati menjadi Komando Pertempuran Panembahan Senopati. Dalam perkembangan selanjutnya, berdasarkan Penetapan Presiden Nomor: 23 tahun 1948 Divisi Jawa Tengah dibagi menjadi dua Daerah Militer Istimewa (DMI), yaitu DMI II02 di bawah Gubernur Militer Kolonel Gatot Soebroto dan DMI III03 di bawah Gubernur Militer Kolonel Bambang Soegeng.
 
Kemudian berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertahanan Republik Indonesia Nomor: 5/D/AP/49 tanggal 31 Oktober 1949 kedua Divisi tersebut digabungkan menjadi satu dengan nama Divisi III,03 dan Kolonel Gatot Soebroto ditetapkan sebagai Panglima. Setelah berakhirnya Perang kemerdekaan, TNI memasuki masa konsolidasi. Dalam masa konsolidasi terjadi perubahan organisasi karena wilayah RI disusun menjadi 7 Tentara Teritorium (TT). Daerah Jawa Tengah termasuk Daerah Istimewa Yogyakarta, disusun menjadi satu Tentara Teritorium (TT) dan selanjutnya sebagai realisasi dari Penetapan Kasad Nomor: 83/KSAD/PNTP/1950 tanggal 20 Juli 1950 menjadi Tentara Teritorium IV/04 Djawa Tengah dengan Panglima Kolonel Gatot Soebroto yang berkedudukan di Semarang. Dalam rangka memelihara kesatuan jiwa, sikap dan korps, berdasarkan Keputusan Panglima TT IV/04 Jawa Tengah Nomor: 34/B-4/D-III03/1950 tanggal 5 Oktober 1950 diresmikan pemakaian satu-satunya badge Divisi Diponegoro untuk seluruh TNI di Provinsi Jawa Tengah.
 
== Panglima ==