Kompas (surat kabar): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
|||
(20 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 9:
| type = [[Surat kabar|Surat kabar harian]] [[nasional]]
| format = [[Lembar lebar]]
| foundation = [[1964]] (sebagai "Bentara Rakyat")<br>{{
| launched = [[1964]] (sebagai "Bentara Rakyat")<br>{{
| founder = [[P.K. Ojong]]{{br}}[[Jakob Oetama]]
| owners = Yayasan Bentara Rakyat ([[1964]]-[[1990-an]])<br>[[Kompas Gramedia]] ([[1990-an]]-[[11 November]] [[2018]])<br>[[KG Media]] ([[23 November]] [[2018]]-sekarang)
Baris 27:
| website = {{URL|https://kompas.id/}}
}}
'''
Surat Kabar ''Kompas'' juga terbit dalam bentuk [[daring]] di alamat [https://kompas.id Kompas.id] yang dikelola oleh PT. Kompas Media Nusantara <ref>https://kompas.id/organisasi/</ref> berisi konten surat kabar harian ''Kompas'' dalam bentuk teks, gambar, dan format koran. Kompas.id dan Kompas.com adalah dua institusi yang berbeda. Kompas.com dikelola oleh PT Kompas Cyber Media yang merupakan anak perusahaan PT. Kompas Media Nusantara.
Harian Kompas adalah satu di antara dua (2) koran di Indonesia yang diaudit oleh [[Audit Bureau of Circulations]] (ABC).<ref>{{cite web|url=http://heradiani.com/article/?p=94|title=Warta Kota, The City Icon|accessdate=2011-10-31|quote=But this has resulted in a very accurate and reliable outcome, especially for advertisers. I think only Kompas and Warta Kota that use the ABC’s service. It’s not cheap, but for our credibility, money must not be a problem,” he added.|archive-date=2013-08-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20130801035813/http://heradiani.com/article/?p=94|dead-url=yes}}</ref><ref>{{cite web|url=http://finance.groups.yahoo.com/group/MC-ers/message/3270|title=Lembaga Rating Dikritik Lagi (Kasus Rating Warta Kota)|accessdate=2011-10-31|quote=Dengan menggunakan hasil rating terbaru dari ABC, Warta Kota berani menyatakan dirinya sebagai koran yang 'laku' terjual banyak (sekita 140 ribuan eksemplar), serta mendapatkan penghargaan (iklannya ada di berbagai majalah).}}{{Pranala mati|date=Maret 2022 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
Menurut sebuah laporan yang dikeluarkan [[Reuters]] Institute for the Study of Journalism dan [[Universitas Oxford]] pada tahun 2021, ''Kompas'' merupakan surat kabar yang paling banyak diakses masyarakat Indonesia, dengan 39% responden mengaksesnya dalam seminggu terakhir. Selain itu, ''Kompas'' juga merupakan media kedua yang paling dipercaya masyarakat Indonesia dengan skor kepercayaan mencapai
== Sejarah ==
[[Berkas:Pendiri Kompas.PNG|jmpl|Pendiri Kompas, [[P.K. Ojong|Peter Kanisius Ojong]] (1920-1980) (kiri) dan [[Jakob Oetama]] (kanan)]]
Ide awal penerbitan harian ini datang dari [[Jenderal]] [[Ahmad Yani]], yang mengutarakan keinginannya kepada [[Frans Seda|Frans Xaverius Seda]] (Menteri Perkebunan dalam kabinet Soekarno) untuk menerbitkan surat kabar yang berimbang, kredibel, dan independen. Frans kemudian mengemukakan keinginan itu kepada dua teman baiknya, [[P.K. Ojong|Peter Kansius Ojong]] (Tionghoa: Auwjong Peng Koen) (1920-1980), seorang pimpinan redaksi mingguan [[Star Weekly (majalah Indonesia)|Star Weekly]], dan [[Jakob Oetama]], wartawan mingguan Penabur milik gereja Katolik, yang pada waktu itu sudah mengelola majalah [[Intisari]] ketika PT Kinta akan mengalami kebangkrutan yang terbit tahun 1963. Ojong langsung menyetujui ide itu dan menjadikan Jakob Oetama sebagai ''editor in-chief'' pertamanya.
Baris 51 ⟶ 50:
Izin sudah dimiliki, tetapi "Bentara Rakyat" tidak kunjung terbit. Rupanya rintangan belum semuanya berlalu. Masih ada satu halangan yang harus dilewati, yakni izin dari Panglima Militer Jakarta yang pada saat itu dijabat oleh Letnan Kolonel Dachja. Dari markas militer Jakarta, diperoleh jawaban izin operasi keluar apabila syarat 5.000 tanda tangan pelanggan terpenuhi. Akhirnya, para wartawan pergi ke pulau Flores untuk mendapatkan tanda tangan tersebut, karena memang mayoritas penduduk Flores beragama Katolik.
Nama "Bentara" sesuai dengan selera orang [[Flores]]. Majalah Bentara, katanya, juga sangat populer di sana. Ketika akan menjelang terbit
Setelah mengumpulkan tanda bukti 3000 calon pelanggan sebagai syarat izin penerbitan, akhirnya Kompas terbit pertama kali pada tanggal [[28 Juni]] [[1965]] di [[Jakarta]].<ref>{{Cite news|url=http://lipsus.kompas.com/hut45/sejarahkompas|title=Nama KOMPAS Pemberian Bung Karno|accessdate=2011-11-04|quote=Untuk mendapatkan izin penerbitan ketika itu bukan perkara mudah. Selain aparat yang mengatur perizinan dikuasai Partai Komunis Indonesia (PKI), penerbit juga harus bisa menunjukkan bukti bahwa sudah ada pelanggan sekurang-kurangnya 3.000 orang. Maka, Frans seda kemudian menginstruksikan kepada anggota-anggota partai, guru-guru sekilah, dan anggota Koperasi Kopra Primer di Kabupaten sikka, Ende Lio, dan Flores Timur untuk secepat mungkin mengirim daftar 3.000 pelanggan, lengkap dengan tanda tangan dan alamat.|archive-date=2013-10-03|archive-url=https://web.archive.org/web/20131003025324/http://lipsus.kompas.com/hut45/sejarahkompas|dead-url=yes|work=[[Kompas.com]]}}</ref> Pada mulanya kantor redaksi Kompas masih menumpang di rumah [[Jakob Oetama]], kemudian berpindah menumpang di kantor redaksi Majalah Intisari. Pada terbitan perdananya, Kompas hanya terbit dengan empat (4) halaman dengan iklan yang hanya berjumlah enam (6) buah.<ref>{{cite web|url=http://books.google.co.id/books?id=94CY-U2wfHsC&lpg=PA50&ots=KeIT140gmT&dq=kantor%20kompas%20pertama%20intisari&hl=id&pg=PA50#v=onepage&q=kantor%20kompas%20pertama%20intisari&f=false|title=Pers Order Baru|accessdate=2011-11-04|quote=hal.50.}}</ref> Selanjutnya, pada masa-masa awal berdirinya (1965) Koran Kompas terbit sebagai surat kabar mingguan dengan 8 halaman, lalu terbit 4 kali seminggu, dan hanya dalam kurun waktu 2 tahun telah berkembang menjadi surat kabar harian nasional dengan oplah mencapai 30.650 eksemplar.<ref>{{cite web|url=http://www.kompasgramedia.com/aboutkg/history|title=History|accessdate=2013-15-29|quote=Pada mulanya KOMPAS terbit sebagai surat kabar mingguan dengan 8 halaman, lalu terbit 4 kali seminggu, dan hanya dalam kurun waktu 2 tahun telah berkembang menjadi surat kabar harian nasional dengan oplah mencapai 30.650 eksemplar}}</ref>
Baris 61 ⟶ 60:
Dalam kontekstual politik pada saat itu untung tak dapat diraih, malang tak bisa ditolak. Pagi hari 30 September 1965, tepat tiga bulan usia Kompas, sebagian besar warga Jakarta terlelap dalam tidur pulasnya, ketika sekelompok tentara bersenjata menangkap beberapa jenderal yang dituduh terlibat dalam Dewan Jenderal. Peristiwa ini mengubah jalannya republik. Sejarah mencatat sebagai upaya perebutan kekuasaan terhadap pemerintahan Soekarno. Seperti beberapa harian yang terbit bersama dengan Kompas, mereka tidak terlepas dari upaya untuk memberikan tandingan kepada pers yang berafiliasi dengan ideologi kiri seperti PKI, dan harian yang dituduh tidak revolusioner lainnya.
Sehari setelah peristiwa itu,
Ketika itu,
Penyerangan terhadap PKI ternyata tak menyelamatkan Kompas. Koran itu baru boleh terbit lagi pada 6 Oktober 1965. Rentang waktu seminggu itu, hingga saat ini menjadi misteri yang belum terkuak. Banyak asumsi, pertanyaan, dan analisis bergentayangan. Mengapa seluruh koran dibredel dan hanya menyisakan koran milik militer? Pertumbuhan Kompas meningkat. Saat pertama kali dicetak, oplah Kompas sekitar 4.800 eksemplar. Ketika pindah ke percetakan yang lebih bagus, Percetakan Masa Merdeka, tirasnya meningkat jadi 8.003 eksemplar, hingga menjelang pembredelan yang dilakukan pada masa pemerintahan [[Soeharto]].
Baris 92 ⟶ 91:
Berkas:Kompas-editors-choice-playbook.jpg|Kompas Editor's Choice Playbook
Berkas:Kompas-digital-marketers.jpg|Kompas Editor's Choice iPad
Berkas:Realitas Visual Koran Kompas.png|Realitas Visual
</gallery>
Baris 178 ⟶ 174:
Berkas:Kompas Audience Engagement Bandung 2012.jpeg|Kompas ''Audience Engagement''.
Berkas:Penghargaan Cerpen Kompas.PNG|Penghargaan Cerpen Kompas.
</gallery>
== Lihat pula ==
* [[Kompas Gramedia]]
* [[P.K. Ojong]]
* [[Jakob Oetama]]
* [[Kompas.com]]
* [[Kompas.id]]
== Referensi ==
Baris 189 ⟶ 187:
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://www.kompas.
{{Kelompok templat
|