Komunisme: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Pengetik-AM (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Pengetik-AM (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 14:
== Maoisme ==
Ideologi komunisme di Tiongkok agak lain daripada dengan Marxisme-Leninisme yang diadopsi bekas Uni Soviet. [[Mao Zedong]] menyatukan berbagai filsafat kuno dari Tiongkok dengan Marxisme yang kemudian ia sebut sebagai [[Maoisme]]. Perbedaan mendasar dari komunisme Tiongkok dengan komunisme di negara lainnya adalah bahwa komunisme di Tiongkok lebih mementingkan peran petani daripada buruh. Ini disebabkan karena kondisi Tiongkok yang khusus di mana buruh dianggap sebagai bagian tak terpisahkan dari kapitalisme.
 
== Komunisme di Indonesia ==
{{See also|Partai Komunis Indonesia}}
[[Indonesia]] pernah menjadi salah satu kekuatan besar komunisme dunia. Kelahiran partai Komunis [[PKI]] pada tahun 1920-an adalah kelanjutan fase awal dominasi komunisme di negara tersebut, bahkan di [[Asia]]. Tokoh komunis nasional seperti [[Tan Malaka]] misalnya. Ia menjadi salah satu tokoh yang tak bisa dilupakan dalam perjuangan di berbagai negara seperti di [[Cina]], [[Indonesia]], [[Thailand]], dan [[Filipina]]. Bukan seperti [[Vietnam]] yang mana perebutan kekuatan komunisme menjadi perang yang luar biasa. Di [[Indonesia]], perubuhan komunisme juga terjadi dengan insiden berdarah dan dilanjutkan dengan [[pembantaian]] yang banyak menimbulkan korban jiwa. Tidak berakhir di sana, para tersangka pengikut komunisme juga diganjar ''eks-[[tapol]]'' oleh pemerintahan [[Orde Baru]] dan mendapatkan pembatasan dalam melakukan ikhtiar hidup mereka.
 
=== Sejarah komunisme di Indonesia ===
 
==== Era praperang kemerdekaan ====
Kelahiran komunisme di Indonesia tak bisa dilepaskan dari hadirnya orang-orang buangan politik dari [[Belanda]] dan mahasiswa-mahasiswa lulusannya yang berpandangan kiri. Beberapa di antaranya adalah [[Henk Sneevliet|Sneevliet]], [[Bregsma]], dan [[Tan Malaka]] yang masuk setelah [[Sarekat Islam]] (SI) Semarang sudah terbentuk.
 
Gerakan Komunis di Indonesia diawali di [[Surabaya]], yakni di dalam diskusi intern para pekerja buruh kereta api [[Surabaya]] yang dikenal dengan nama [[VSTP]]. Awalnya VSTP hanya berisikan anggota orang [[Eropa]] dan Indo Eropa saja, tetapi setelah berkembangnya waktu, kaum pribumi juga banyak yang bergabung. Salah satu anggota yang menjadi besar adalah [[Semaoen]] kemudian menjadi ketua SI Semarang.
 
Komunisme kemudian juga aktif di [[Semarang]], atau sering disebut dengan "Kota Merah" setelah menjadi basis PKI pada era tersebut. Hadirnya ISDV dan masuknya para pribumi berhaluan kiri ke dalam [[Sarekat Islam]] menjadikan komunis sebagai bagian cabangnya, yang nantinya disebut sebagai "SI Merah". ISDV sendiri sering menjadi salah satu organisasi yang bertanggung jawab atas banyaknya pemogokan buruh di [[Jawa]].
 
Konflik antara SI Semarang (SI Merah) dengan SI pusat di [[Yogyakarta]] (SI Putih) mendorong diselenggarakannya kongres. Atas usulan [[Haji Agus Salim]], yang disahkan oleh pusat SI, baik SI Merah maupun SI Putih menyepakati bahwa personel SI Merah keluar dari SI. Mantan personel SI Merah kemudian bersama ISDV berganti nama menjadi [[PKI]].
 
Kehancuran PKI fase awal bermula dengan adanya [[Persetujuan Prambanan]] yang memutuskan akan ada pemberontakan besar-besaran di seluruh [[Hindia Belanda]]. [[Tan Malaka]] yang tidak setuju karena komunisme di Indonesia kurang kuat mencoba menghentikan, tetapi para tokoh PKI lainnya tidak menggubris usulan tersebut, kecuali mereka yang ada di pihak Tan Malaka. Pemberontakan terjadi pada tahun [[1926]]-[[1927]] yang berakhir dengan kekalahan PKI. Para tokoh PKI menyalahkan Tan Malaka atas kegagalan tersebut, karena telah mencoba menghentikan pemberontakan dan memengaruhi cabang-cabang PKI.
 
==== Era perang kemerdekaan ====
Gerakan PKI bangkit kembali pada masa [[Indonesia: Era 1945-1949|Perang Kemerdekaan Indonesia]], diawali oleh kedatangan [[Muso]] secara misterius dari Uni Soviet ke Negara Republik (Saat itu masih beribu kota di Yogyakarta). Sama seperti [[Soekarno]] dan tokoh pergerakan lain, Muso berpidato dengan lantang di [[Yogyakarta]] dengan pandangannya yang murni Komunisme. Di Yogyakarta, Muso juga mendidik calon-calon pemimpin PKI seperti [[D.N. Aidit]].
 
Muso dan pendukungnya kemudian menuju ke [[Madiun]], di sana ia dikabarkan mendirikan Negara Indonesia sendiri yang berhaluan komunis. Gerakan ini didukung oleh salah satu menteri Soekarno, [[Amir Syarifuddin]]. Divisi Siliwangi akhirnya maju dan mengakhiri pemberontakan Muso ini.<ref>Harry A. Poeze (2011), ''Madiun 1948: PKI Bergerak, Yayasan Obor Indonesia'', ISBN13 9789794617809</ref>
 
==== Era pasca perang kemerdekaan RI ====
Pasca [[Indonesia: Era 1945-1949|Perang Kemerdekaan Indonesia]] tersebut, PKI menyusun kekuatannya kembali. Didukung oleh [[Soekarno]] yang ingin menyatukan semua aspek masyarakat Indonesia saat itu, di mana antar ideologi menjadi musuh masing-masing, PKI menjadi salah satu kekuatan baru dalam politik Indonesia. Ketegangan itu tidak hanya terjadi di tingkat atas saja, melainkan juga di tingkat bawah di mana tingkat ketegangan banyak terjadi antara tuan tanah dan para buruh tani.<ref>Harry A. Poeze (2009), ''Tan Malaka, Gerakan Kiri, dan Revolusi Indonesia (Jilid 2): Maret 1946 - Maret 1947'', Yayasan Obor Indonesia, ISBN13 9789794617304</ref>
 
Soekarno sendiri yang cenderung ke kiri, lebih dekat kepada PKI. Terutama setelah [[Dekrit Presiden]] pada 5 Juli 1959, politik luar negeri Indonesia semakin condong ke [[Blok Timur]] (Blok Komunis Uni Soviet). Indonesia lebih banyak melakukan kerja sama dengan negara komunis seperti [[Uni Soviet]], [[Kamboja]], [[Vietnam]], [[RRT]], maupun [[Korea Utara]]. Beberapa langkah-langkah politik luar negeri yang dianggap ke kiri-kirian itu antara lain:
* Presiden Soekarno menyampaikan pandangan politik dunia yang berlawanan dengan barat, yaitu [[OLDEFO]] (Old Established Forces) dan [[NEFO]] (New Emerging Forces)
* Indonesia membentuk Poros Jakarta-Peking dan Poros [[Jakarta]]-[[Phnom Penh]]-[[Hanoi]]-[[Peking]]-[[Pyongyang]] yang membuat Indonesia terkesan ada di pihak Blok Timur
* Konfrontasi dengan [[Malaysia]] yang berujung dengan keluarnya Indonesia dari [[PBB]].
 
Di sisi lain, konflik dalam negeri semakin memanas dikarenakan krisis moneter, selain itu juga terdengar desas-desus bahwa PKI dan militer yang bermusuhan akan melakukan [[kudeta]]. Militer mencurigai PKI karena mengusulkan [[Angkatan Kelima]] (setelah AURI, ALRI, ADRI dan Kepolisian), sementara PKI mencurigai [[TNI]] hendak melakukan kudeta atas Presiden Soekarno yang sedang sakit, tepat saat ulang tahun TNI. Kecurigaan satu dengan yang lain tersebut kemudian dipercaya menjadi sebab insiden yang dikenal sebagai [[Gerakan 30 September]], tetapi beberapa ilmuwan menduga, bahwa ini sebenarnya hanyalah konflik intern militer waktu itu.<ref>Rex Mortimer (2011), ''Indonesian Communism Under Soekarno: Ideologi dan Politik 1959-1965'', Pustaka Pelajar</ref>
 
Pasca [[Gerakan 30 September]], terjadi pengambinghitaman kepada orang-orang komunis oleh pemerintah [[Orde Baru]]. Terjadi "pembersihan" besar-besaran atas warga dan anggota keluarga yang dituduh komunis meskipun belum tentu kebenarannya. Diperkirakan antara lima ratus ribu sampai dua juta jiwa meninggal di [[Jawa]] dan [[Bali]] setelah peristiwa [[Gerakan 30 September]], para "tertuduh komunis" ini yang ditangkap kebanyakan dieksekusi tanpa proses pengadilan. Sementara bagi "para tertuduh komunis" yang tetap hidup, setelah selesai masa hukuman, baik di [[Pulau Buru]] atau di penjara, tetap diawasi dan dibatasi ruang geraknya dengan penamaan ''Eks [[Tapol]]''.<ref>Julie Southwood – Patrick Flanagan, ''Teror Orde Baru'', Komunitas Bambu</ref>
 
==== Era pascareformasi ====
Semenjak jatuhnya Presiden [[Soeharto]], aktivitas kelompok-kelompok sosialis, [[marxisme|marxis]], dan haluan kiri lainnya, secara hukum masih dilarang oleh pemerintahan, dan komunisme sendiri termasuk dalam paham terlarang sebagaimana dijelaskan dalam TAP MPRS.<!-- Presiden [[Abdurrahman Wahid]] ketika menjabat pernah memiliki rencana untuk merehabilitasi semua eks-eks tapol dan melegalisir komunisme kembali. Namun rencananya ditentang banyak pihak{{fact}}. --><!-- Tidak ditemukan bukti bahwa partai komunis aktif berpolitik, dan tidak ditemukan sumber yang menyatakan aktifnya kembali komunis dalam perpolitikan Indonesia. -->
 
== Perkembangan komunisme pasca-Uni Soviet ==