Komunisme: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
HsfBot (bicara | kontrib)
k Clean up, replaced: Dekrit → Dekret using AWB
Baris 47:
Pasca [[Indonesia: Era 1945-1949|Perang Kemerdekaan Indonesia]] tersebut, PKI menyusun kekuatannya kembali. Didukung oleh [[Soekarno]] yang ingin menyatukan semua aspek masyarakat Indonesia saat itu, di mana antar ideologi menjadi musuh masing-masing, PKI menjadi salah satu kekuatan baru dalam politik Indonesia. Ketegangan itu tidak hanya terjadi di tingkat atas saja, melainkan juga di tingkat bawah di mana tingkat ketegangan banyak terjadi antara tuan tanah dan para buruh tani.<ref>Harry A. Poeze (2009), ''Tan Malaka, Gerakan Kiri, dan Revolusi Indonesia (Jilid 2): Maret 1946 - Maret 1947'', Yayasan Obor Indonesia, ISBN13 9789794617304</ref>
 
Soekarno sendiri yang cenderung ke kiri, lebih dekat kepada PKI. Terutama setelah [[DekritDekret Presiden]] pada 5 Juli 1959, politik luar negeri Indonesia semakin condong ke [[Blok Timur]] (Blok Komunis Uni Soviet). Indonesia lebih banyak melakukan kerja sama dengan negara komunis seperti [[Uni Soviet]], [[Kamboja]], [[Vietnam]], [[RRT]], maupun [[Korea Utara]]. Beberapa langkah-langkah politik luar negeri yang dianggap ke kiri-kirian itu antara lain:
* Presiden Soekarno menyampaikan pandangan politik dunia yang berlawanan dengan barat, yaitu [[OLDEFO]] (Old Established Forces) dan [[NEFO]] (New Emerging Forces)
* Indonesia membentuk Poros Jakarta-Peking dan Poros [[Jakarta]]-[[Phnompenh]]-[[Hanoi]]-[[Peking]]-[[Pyongyang]] yang membuat Indonesia terkesan ada di pihak Blok Timur