Konflik Irlandia Utara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Membetulkan ejaan
Kanzcech (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 46:
|campaignbox = {{Campaignbox Northern Ireland Troubles|state=collapsed}}
}}
'''Konflik Irlandia Utara''' (yang dalam [[bahasa Inggris]] dijuluki '''''The Troubles''''' dan '''''Na Trioblóidí''''' dalam [[bahasa Irlandia]], arti harfiah "Masalah" )<!-- note. Artikel yang pasti adalah SELALU digunakan sebagai bagian dari istilah. Wikipdia memasukkannya ke dalam nama artikel yang merupakan bagian dari namanya dan bukan hanya penggunaan secara gramatikal. -->, adalah sebuah konflik [[nasionalisme etnis|etno-nasionalis]]<ref name=CMitchell>{{cite book|last=Mitchell|first=Claire|title=Religion, Identity and Politics in Northern Ireland|publisher=Ashgate Publishing|date=2013|page=5|quote=Pemikiran paling populer tentang agama dijelaskan dalam buku kolaborasi bertajuk ''Explaining Northern Ireland'' (1995) karya McGarry dan O'Leary, dan dikutip oleh Coulter (1999) dan Clayton (1998). Argumen utamanya adalah bahwa agama adalah penanda sebuah etnis, namun pada umumnya tidak relevan secara politis dan dengan sendirinya. Sebaliknya, etno-nasionalisme terletak pada akar konflik. Hayes dan McAllister (1999a) menyatakan bahwa hal ini mewakili sebuah konsensus akademis.}}</ref><ref>{{cite book|author=John McGarry & Brendan O'Leary|title=Explaining Northern Ireland|publisher=Wiley-Blackwell|date=15 Juni 1995|page=18|isbn=978-0-631-18349-5}}</ref><ref>{{cite book|title=Northern Ireland and the Politics of Reconciliation|editor=Dermot Keogh|publisher=Cambridge University Press|date=28 Januari 1994|pages=55–59|isbn=978-0-521-45933-4}}</ref><ref>{{cite web|url=http://www.passia.org/seminars/2004/John-Coakley-Ireland-Seminar.htm|title=ETHNIC CONFLICT AND THE TWO-STATE SOLUTION: THE IRISH EXPERIENCE OF PARTITION|author=John Coakley|accessdate=15 Februari 2009|quote=...sikap-sikap seperti ini tidak selamanya berakar pada kepercayaan atau agama, melainkan pada pola identitas etno-nasional yang mendasarinya.|deadurl=yes|archiveurl=https://www.webcitation.org/66doFx4nE?url=http://www.passia.org/seminars/2004/John-Coakley-Ireland-Seminar.htm|archivedate=3 April 2012|df=dmy-all}}</ref> di [[Irlandia Utara]] selama akhir abad ke-20. Konflik ini dikenal secara internasional sebagai '''konflik Irlandia Utara''',<ref name="Gloss">[http://cain.ulst.ac.uk/othelem/glossary.htm#T A Glossary of Terms Related to the Conflict]. [[Conflict Archive on the Internet]] (CAIN). Catatan: "Istilah 'masalah' adalah sebuah eufemisme yang digunakan oleh orang-orang di Irlandia untuk konflik yang berlangsung di masa sekarang. Istilah ini sebelumnya pernah digunakan untuk menggambarkan periode sejarah Irlandia lainnya. Di situs web CAIN, istilah 'konflik Irlandia Utara' dan 'Masalah', digunakan secara bergantian."</ref><ref>Joanne McEvoy. ''The Politics of Northern Ireland''. Edinburgh University Press, 2008. hlm. 1.<!--ISBN needed--> Catatan: "konflik Irlandia Utara, yang dikenal oleh warga setempat sebagai 'Masalah', bertahan selama tiga dekade dan merenggut nyawa lebih dari 3.500 jiwa".</ref><ref>David McKittrick & David McVea. ''Making Sense of the Troubles: A History of the Northern Ireland Conflict''. Penguin, 2001.<!-- ISBN needed --></ref><ref>Gordon Gillespie. ''The A to Z of the Northern Ireland Conflict''. Scarecrow Press, 2009. <!--ISBN needed--></ref><ref>Aaron Edwards & Cillian McGrattan. ''The Northern Ireland Conflict: A Beginner's Guide''. Oneworld Publications, 2012.<!-- ISBN needed --></ref> kadang-kadang digambarkan sebagai "[[perang gerilya]]" atau "perang bertingkat rendah".<ref>{{cite web|title=Who Won The War? Revisiting NI on 20th anniversary of ceasefires|url=http://www.bbc.co.uk/news/uk-northern-ireland-29369805|publisher=[[BBC]]|accessdate=26 September 2014}}</ref><ref>{{cite news|url=http://news.bbc.co.uk/1/hi/northern_ireland/7249681.stm|title=Troubles 'not war' motion passed|publisher=BBC|date=18 Februari 2008|accessdate=3 Maret 2015}}</ref><ref>{{cite web|url=https://www.youtube.com/watch?v=5_Yr6i0_9Hs#t=435|title=Frost over the World – "7:19 Paisley Describes Troubles As War"|publisher=[[YouTube]]|date=28 Maret 2008|accessdate=3 Maret 2015}}</ref> Konflik ini dimulai pada akhir tahun 1960-an dan secara luas dianggap telah berakhir melalui [[Perjanjian Jumat Agung]] pada tahun 1998.<ref name="Ireland 1999, hlmn. 221"/><ref>Arthur Aughey. ''The Politics of Northern Ireland: Beyond the Belfast Agreement'', hlm. 7; {{ISBN|978-0-41532-788-6}}.<!-- publishing info needed --></ref><ref>Gordon Gillespie. ''Historical Dictionary of the Northern Ireland Conflict'' hlm. 250; {{ISBN|978-0810855830}}</ref><ref name="elliot">Marianne Elliot. ''The Long Road to Peace in Northern Ireland: Peace Lectures from the Institute of Irish Studies at Liverpool University.'' University of Liverpool Institute of Irish Studies, Liverpool University Press, 2007, hlmn. 2, 188; {{ISBN|1-84631-065-2}}.</ref><ref>Michael Goodspeed. ''When reason fails: Portraits of armies at war: America, Britain, Israel, and the future.'' Greenwood Publishing Group, 2002, hlmn. 44, 61; {{ISBN|0-275-97378-6}}</ref> Meskipun pada umumnya konflik ini terjadi di Irlandia Utara, kekerasan juga meluas ke beberapa bagian di [[Republik Irlandia]], [[Inggris]], dan [[Eropa Daratan|daratan Eropa]].
 
Konflik ini pada dasarnya bersifat politis dan nasionalistik, dan didorong oleh peristiwa sejarah.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.com/books?id=WxJutBLDxg0C|title=Armed Struggle: The History of the IRA|last=English|first=Richard|date=1 Januari 2005|publisher=Oxford University Press|isbn=9780195177534|language=bahasa Inggris}}</ref> Konflik ini juga memiliki dimensi etnis atau sektarian,<ref>Michael L. Storey. ''Representing the Troubles in Irish Short Fiction'', 2004, hlm. 149<!-- publishing info, ISBN needed --></ref> meski bukan konflik antar agama.<ref name=CMitchell/><ref name=RJenkins>{{cite book|author=Richard Jenkins|title=Rethinking Ethnicity: Arguments and Explorations|url=https://archive.org/details/rethinkingethnic0000jenk|publisher=SAGE Publications|date=1997|page=[https://archive.org/details/rethinkingethnic0000jenk/page/n120 120]|quote=Seharusnya, menurut saya, tampak jelas bahwa konflik Irlandia Utara bukanlah konflik agama... Meskipun agama memiliki sebuah tempat —dan memang tempat yang penting— dalam sandiwara konflik di Irlandia Utara, mereka yang terlibat melihat situasinya sebagai sesuatu yang berkaitan dengan masalah politik dan nasionalisme, bukan agama. Dan tidak ada alasan untuk tidak setuju dengan mereka.}}</ref> Salah satu isu utama adalah [[Pemisahan Irlandia|status konstitusional Irlandia Utara]]. Pihak [[Unionisme di Irlandia|Unionis]]/[[Loyalisme Ulster|loyalis]], yang mayoritas beragama [[Protestan Ulster|Protestan]] dan memiliki kewarganegaraan [[Britania Raya]] (bersama dengan yang lainnya dari Irlandia Utara), ingin Irlandia Utara tetap berada di bawah Britania Raya. Di pihak lain, kaum [[Nasionalisme Irlandia|Nasionalis Irlandia]]/[[Republikanisme Irlandia|republiken]], yang kebanyakan orang [[Katolik]], ingin Irlandia Utara meninggalkan Britania Raya dan bergabung dengan [[Irlandia Bersatu]]. Konflik ini dimulai dari [[Asosiasi Hak Sipil Irlandia Utara|sebuah kampanye untuk mengakhiri diskriminasi]] terhadap kaum nasionalis/Katolik yang minoritas oleh pemerintah Unionis/Protestan dan kepolisian.<ref>Richard English. ''The State: Historical and Political Dimensions'', Charles Townshend, 1998, Routledge, hlm. 96; {{ISBN|0-41515-477-4}}.</ref><ref name="dbryan">Dominic Bryan. ''Orange Parades: The Politics of Ritual, Tradition and Control'', Pluto Press (2000), hlm. 94; {{ISBN|0-74531-413-9}}.</ref> Kampanye protes ini dikecam oleh pemerintah dan disambut dengan kekerasan oleh para loyalis, yang dipandang kaum republiken sebagai [[kuda pengintai]] mereka. Meningkatnya kekerasan secara luas, dan konflik antara pemuda nasionalis dan polisi, akhirnya menyebabkan [[Operasi Banner|pengerahan tentara Britania Raya]]. Meski pada awalnya disambut oleh warga Katolik, tentara secara bertahap dianggap menjadi semakin kasar.<ref>[http://alphahistory.com/northernireland/operation-banner Operation Banner], alphahistory.com. Diakses tanggal 18 Juni 2016.</ref> Munculnya [[paramiliter|organisasi paramiliter]] bersenjata menyebabkan peperangan terus berlanjut selama tiga dekade ke depan.
 
[[Direktori Konflik Irlandia Utara|Pihak-pihak utama yang terlibat]] dalam konflik ini adalah organisasi paramiliter republik seperti [[ProvisionalTentara IrishRepublik RepublicanIrlandia ArmySementara]] (IRA) dan [[Tentara Pembebasan Nasional Irlandia]] (INLA); paramiliter loyalis seperti [[Pasukan Sukrelawan Ulster]] (UVF) dan [[Asosiasi Pertahanan Ulster]] (UDA); pasukan keamanan negara Britania Raya —termasuk [[Angkatan Darat Britania]] dan [[Royal Ulster Constabulary]] (RUC); dan aktivis politik maupun politisi. Pasukan keamanan Republik Irlandia memainkan peran yang lebih kecil. Lebih dari 3.500 orang tewas dalam konflik ini, 52% adalah warga sipil, 32% adalah anggota pasukan keamanan Britania Raya, dan 16% adalah anggota kelompok paramiliter.<ref name=suttonstatus/> Telah terjadi kekerasan sporadis sejak [[Perjanjian Jumat Agung]] ditandatangani, termasuk [[Kampanye kaum Republiken Irlandia yang tidak sepakat|sebuah kampanye oleh kaum republiken yang menolak gencatan senjata]].<ref name="Ireland 1999, page 221"/><ref name="elliot"/><ref>{{cite web|url=http://cain.ulst.ac.uk/issues/violence/deathsfrom2002draft.htm|title=Draft List of Deaths Related to the Conflict (2003–present)|accessdate=31 Juli 2008}}</ref>
 
== Latar belakang ==
Baris 58:
[[Berkas:Jan van Huchtenburg - De slag aan de Boyne.jpg|jmpl|ka|250px|[[Pertempuran Boyne]] (12 Juli 1690)]]
 
Sejak kedatanganKedatangan kaum imigran Inggris[[Protestanisme menurut negara|Protestan]] padaInggris sejak tahun 1609 di tanah[[Pulau Irlandia]] untuk menetap di sana pasca invasi bangsa [[Normandia]] ke tanah Irlandia (dikenal juga sebagai "plantation of Ulster"). Kedatangan mereka mendesak keberadaan penduduk asli Katolik Irlandia sehingga muncul konflik antara kedua komunitas tersebut. PerangMayoritas tersebutkonflik mayoritasnyatersebut dimenangi oleh kaum Protestan sehingga memberi mereka dominasi kekuasaan di Pulau Irlandia sekaligus menciptakan diskriminasi atas penduduk asli setempat.
 
Seiring waktu, terutama sejak Inggris menjadikan Irlandia sebagai bagian dari wilayahnya sejak awal abad ke-19, muncullah 2 kelompok besar di Irlandia: kelompok loyalis & unionis (mayoritasnyamayoritas Protestan) yang dekat dengan Inggris serta golongan nasionalis (mayoritasnyamayoritas Katolik) yang menginginkan restorasi parlemen yang berkuasa di Irlandia agar kaum Katolik Irlandia bisa mendapatkan kesetaraan dengan kaum Protestan.
 
== 1912–1922 ==
Baris 66:
[[Berkas:Easter Proclamation of 1916.png|jmpl|''[[Proklamasi Republik Irlandia]]'' yang diberitakan pada bulan April 1916.]]
 
PermulaanPada awal abad ke-20, terjadi gejolak dalam tubuh [[Partai Parlementer Irlandia]] yang memegang peranan penting dalam aktivitas politik internal Irlandia & berhaluan loyalis-unionis sehingga memberi keleluasaan bagi kaum nasionalis dan republik untuk segera mengupayakan restorasi parlemen Irlandia. Peristiwa tersebut membawa ketakutan bagi kaum unionis dan loyalis yang mayoritasnyamayoritas adalahberagama Protestan.{{Butuh rujukan}} Mereka khawatir jika restorasi parlemen itu benar-benar terwujud, nasib mereka sebagai kaum minoritas di pulau tersebut bakal terancam. Tahun 1912, kaum unionis & loyalis akhirnya mendirikan angkatan bersenjata bernama Ulster Volunteers. Tak lama kemudian, kaum nasionalis & republik mendirikan angkatan bersenjata bernama Irish Volunteers dengan tujuan mengimbangi aktivitas Ulster Volunteers.
 
TahunPada 1916 terjadi salah satu peristiwa terpenting dalam sejarah Irlandia. Sekelompok simpatisan nasionalis republik menyandera kantor pos di kota Dublin, lalu mengibarkan bendera hijau yang menyimbolkan "[[Republik Irlandia]]" sambil memproklamasikan kemerdekaan Irlandia. Peristiwa yang juga dikenal sebagai "Easter Rising" tersebut pada awalnya tidak dipedulikan oleh mayoritas rakyat Irlandia, tetapi semuanya berubah ketika ke-16 orang yang dianggap terlibat dalam peristiwa tersebut dieksekusi 2 tahun sesudahnya oleh pihakpemerintah InggrisBritania Raya. Tindakan eksekusi tersebut - diikuti dengan aksi mogok tentara asal Irlandia yang berada dalam angkatan perang Inggris - menimbulkan aksi perlawanan dari rakyat Irlandia yang dimotori oleh angkatan bersenjata Pasukan Republik Irlandia (IRA) yang merupakan hasil reorganisasi dari angkatan bersenjata Irish Volunteers.
 
Memanfaatkan opini mayoritas publik Irlandia saat itu yang menolak keberadaan Inggris di Pulau Irlandia, [[partai Sinn Fein]] yang berhaluan nasionalis republik berhasil meraih suara dominan di banyak wilayah di Irlandia dalam pemilu pada tahun 1918, tetapi hanya meraih sedikit suara di wilayah utara Irlandia atau [[Ulster]]. Keberhasilan Sinn Fein meraih banyak suara di Irlandia itu memberi mereka dominasi dalam parlemen Irlandia sehingga memberi mereka keleluasaan untuk membentuk parlemen sendiri (Dail) & melakukan negosiasi dengan Kerajaan Inggris untuk menentukan nasib Irlandia selanjutnya.
 
TahunPada 1920, melalui [[Traktat Anglo-Inggris]] yang disepakati dengan parlemen Irlandia, Kerajaan Inggris akhirnya memberi kemerdekaan pada mayoritas wilayah Irlandia sebagai negara merdeka berstatus [[dominion]] hingga merdeka penuh sebagai repubik[[republik]] usai Perang Dunia II, tetapi tetap memasukkan wilayah Irlandia Utara (Ulster) sebagai bagian dari kerajaannya. Inggris beralasan kebijakan itu sudah disepakati dalam traktat yang intinya menyatakan bahwa dalam pemilu yang dilakukan, mayoritas rakyat di sejumlah wilayah Irlandia Utara memilih tetap bergabung dengan Inggris.
 
Keputusan Inggris tersebut disambut baik kaum loyalis & unionis, tetapi ditolak oleh kaum nasionalis & republik yang menyatakan bahwa keputusan tersebut menentang keinginan mayoritas rakyat Irlandia keseluruhan. Sedikit info, kaumKaum unionis, loyalis, & Protestan merupakan mayoritas di wilayah Irlandia Utara, tetapi merupakan minoritas di mayoritas wilayah Pulau Irlandia keseluruhan. Kebijakan tersebut lalu menimbulkan friksi dalam tubuh IRA sehingga terjadilah perang sipil Irlandia antara kelompok IRA yang pro-traktat dengan kelompok IRA yang anti-traktat & menghendaki Irlandia bersatu. Perang yang dikenal sebagai [[Perang Sipil Irlandia]] itu berakhir dengan kemenangan IRA pro-traktat yang saat itu juga dibantu Inggris.
 
Meskipun kalah, kelompok IRA yang anti-traktat - belakangan hanya dikenal dengan nama IRA setelah IRA yang pro-traktat bergabung dengan tentara nasional Irlandia - tetap menjalankan aksi-aksi bersenjatanya yang mencakup peledakan bom, penyerangan, & sabotase di sejumlah wilayah di Inggris & Irlandia. Sebagai respon atas tindakan IRA yang merajarela tersebut, pemerintah Irlandia mengeluarkan wewenang bagi kepolisian untuk menangkap mereka yang dianggap terlibat dengan IRA tanpa harus melalui proses peradilan. Kebijakan tersebut membawa konsekuensi & tekanan bagi kaum Katolik di Irlandia Utara sehingga menjelang dekade 1960-an, IRA memutuskan untuk menghentikan aktivitas bersenjatanya.