Kota Cirebon: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Merapihkan infobox Tag: Suntingan visualeditor-wikitext |
Membatalkan 1 suntingan by Trimakasih (bicara): Spam website + nama-nama tempat tersebut bukan di kota Cirebon (TW) Tag: Pembatalan |
||
(27 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 6:
|provinsi = [[Jawa Barat]]
|translit_lang1_type = [[Aksara Sunda]]
|translit_lang1_type1 =
|translit_lang1_type2 = [[Pegon]]
▲|translit_lang1_info = {{sund|ᮊᮧᮒ ᮎᮄᮠᮥᮛᮀ }}
▲|translit_lang1_info1 = ꦕꦶꦉꦧꦺꦴꦤ꧀
|translit_lang1_info2 = چيرٓبَون
|foto = {{multiple image|border= infobox|total_width= 300|image_style= border:1;
|perrow = 2/2
Baris 28 ⟶ 26:
|peta = Map of West Java highlighting Cirebon City.svg
|koordinat = {{coord|-6.7396903|108.5529678|display=inline,title}}
|pushpin_map = Indonesia Jawa Barat
|pushpin_label = Kota Cirebon
|pushpin_label_position = top
Baris 36 ⟶ 34:
|kepala daerah = Daftar Wali Kota Cirebon{{!}}Wali Kota
|wakil kepala daerah = Daftar Wakil Wali Kota Cirebon{{!}}Wakil Wali Kota
|nama walikota = [[
|nama wakil walikota =
|nama ketua DPRD = Ruri Tri Lesmana
|nama sekretaris daerah =
Baris 49 ⟶ 47:
|elevation_m =
|population_rank = 43
|penduduk =
|penduduktahun = 30 Juni [[
|pendudukref = <ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri
|kepadatan = auto
|population_density_rank =
|agama = {{ublist |item_style=white-space;
|93,45% [[Islam]]
|{{Tree list}}
* 5,91% [[Kekristenan]]
** 4,08% [[Protestan]]
** 1,83% [[Katolik]]
{{Tree list/end}}
|0,59% [[Agama Buddha|Buddha]] |0,03% [[Hindu]] |0,02% [[Konghucu]]<ref name="DUKCAPIL"/>}}
|bahasa = {{collapsible list| [[Bahasa Indonesia|Indonesia]] (resmi), [[Bahasa Cirebon|Cirebon]], [[Bahasa Jawa|Jawa]], [[Bahasa Sunda Cirebon|Sunda]]}}
|IPM = {{increase}} 75,89 ([[2022]])<br/> {{fontcolor|Green|tinggi}}<ref name="IPM">{{cite web|url=https://www.bps.go.id/indicator/26/413/1/-metode-baru-indeks-pembangunan-manusia.html|title=Indeks Pembangunan Manusia 2021-2022|website=www.bps.go.id|accessdate=3 Agustus 2023|archive-date=2021-01-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20210127193437/https://www.bps.go.id/indicator/26/413/1/-metode-baru-indeks-pembangunan-manusia.html|dead-url=no}}</ref>▼
|zona = WIB
|kecamatan = 5
Baris 62 ⟶ 68:
|kodepos = [[Daftar kodepos di Indonesia|45100]]
|SNI = CRB
|nomor_polisi = E
|flora = [[Gayam]]<ref>satuharapan.com: [https://www.satuharapan.com/read-detail/read/gayam-flora-identitas-2-kota-yang-kian-langka Gayam, Flora Identitas 2 Kota yang Kian Langka] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20211212104315/https://www.satuharapan.com/read-detail/read/gayam-flora-identitas-2-kota-yang-kian-langka |date=2021-12-12 }}, diakses 12 Desember 2021</ref>
|fauna = [[Udang rebon]]
|dau = Rp 605.092.285.000,00 {{small|(2020)}}
|dauref = <ref>{{cite web|url=http://www.djpk.kemenkeu.go.id/wp-content/uploads/2019/09/2.-DAU.pdf |title=Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020|website=www.djpk.kemenkeu.go.id|date=(2020)|accessdate=21 Agustus 2021|format=pdf}}</ref>
▲|IPM = {{increase}} 75,89 ([[2022]])<br/> {{fontcolor|Green|tinggi}}<ref name="IPM">{{cite web|url=https://www.bps.go.id/indicator/26/413/1/-metode-baru-indeks-pembangunan-manusia.html|title=Indeks Pembangunan Manusia 2021-2022|website=www.bps.go.id|accessdate=3 Agustus 2023}}</ref>
|web = {{URL|http://www.cirebonkota.go.id}}
|ref =
}}
'''Kota Cirebon'''
Pada awalnya Cirebon berasal dari kata ''sarumban'',<ref>[http://lipsus.kompas.com/aff2012/read/2010/01/19/16303565/caruban.nagari.menengok.cirebon.di.masa.silam] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20141020165757/http://lipsus.kompas.com/aff2012/read/2010/01/19/16303565/caruban.nagari.menengok.cirebon.di.masa.silam|date=2014-10-20}}|Caruban Nagari, Menengok Cirebon pada Masa Silam</ref> Cirebon adalah sebuah dukuh kecil yang dibangun oleh Ki Gedeng Tapa. Lama-kelamaan Cirebon berkembang menjadi sebuah desa yang ramai yang kemudian diberi nama ''Caruban''<ref>{{cite book |last=Pangeran Arya Carbon |first= |editor= |others= |title=Purwaka Caruban nagari: (asal mula berdirinya negara Cerbon) |url= |date=1978 |publisher=Penyalur Tunggal Pustaka Nasional Sudiam |location= |chapter= }}</ref> (carub dalam [[bahasa Jawa]] artinya bersatu padu). Diberi nama demikian karena di sana bercampur para pendatang dari beraneka bangsa di antaranya [[Jawa]], [[Sunda]], [[Tionghoa]], dan unsur-unsur budaya [[bangsa Arab]]), agama, bahasa, dan adat istiadat. kemudian pelafalan kata ''caruban'' berubah lagi menjadi ''carbon'' dan kemudian ''cirebon''.
Selain karena faktor penamaan tempat penyebutan kata ''cirebon'' juga dikarenakan sejak awal mata pencaharian sebagian besar masyarakat adalah nelayan, maka berkembanglah pekerjaan menangkap ikan dan rebon ''(udang kecil)'' di sepanjang pantai, serta pembuatan terasi, petis dan garam. Dari istilah air bekas pembuatan terasi yang terbuat dari sisa pengolahan udang rebon inilah berkembang sebutan ''cai-rebon'' ([[bahasa Sunda]]: air rebon), yang kemudian menjadi cirebon.<ref>Hariwijaya. M. 2007. Kerajaan - Kerajaan Islam di Nusantara. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani</ref>
== Sejarah ==▼
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Het raadhuis van de gemeente Cheribon TMnr 10015211.jpg|jmpl|250px|
{{utama|Kesultanan Cirebon}}▼
Menurut Manuskrip ''Purwaka Caruban Nagari'', pada abad 15 di pantai [[Laut Jawa]] ada sebuah desa nelayan kecil bernama [[Muara Jati]]. Pada waktu itu sudah banyak kapal asing yang datang untuk berniaga dengan penduduk setempat. Pengurus pelabuhan adalah ''Ki Gedeng Alang-Alang'' yang ditunjuk oleh penguasa [[Kerajaan Galuh]] ([[Pajajaran]]). Dan di pelabuhan ini juga terlihat aktivitas [[Islam]] semakin berkembang. ''Ki Gedeng Alang-Alang'' memindahkan tempat permukiman ke tempat permukiman baru di [[Lemahwungkuk, Cirebon|Lemahwungkuk]], 5 km arah selatan mendekati kaki bukit menuju kerajaan Galuh. Sebagai kepala permukiman baru diangkatlah ''Ki Gedeng Alang-Alang'' dengan gelar Kuwu Cerbon.▼
Pada Perkembangan selanjutnya, ''Pangeran Walangsungsang'', putra [[Prabu Siliwangi]] ditunjuk sebagai Adipati Cirebon dengan Gelar ''Cakrabumi''. Pangeran inilah yang mendirikan [[Kerajaan Cirebon]], diawali dengan tidak mengirimkan upeti kepada Raja Galuh. Oleh karena itu Raja Galuh mengirimkan utusan ke Cirebon Untuk menanyakan upeti rebon terasi ke Adipati Cirebon, namun ternyata Adipati Cirebon berhasil meyakinkan para utusan atas kemerdekaan wilayah cirebon.▼
Dengan demikian berdirilah daerah otonomi baru di Cirebon dengan Pangeran yang menjabat sebagai adipati dengan gelar ''Cakrabuana''. Berdirinya daerah Cirebon menandai diawalinya Kerajaan Islam Cirebon dengan pelabuhan Muara Jati yang aktivitasnya berkembang sampai kawasan [[Asia Tenggara]].<ref>http://www.cirebonkota.go.id {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120805080355/http://www.cirebonkota.go.id/ |date=2012-08-05 }} [http://www.cirebonkota.go.id/index.php/profil/sejarah/sejarah-pemerintahan/ Profil Sejarah Pemerintahan] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110620164626/http://www.cirebonkota.go.id/index.php/profil/sejarah/sejarah-pemerintahan/ |date=2011-06-20 }}</ref>▼
Kemudian pada tanggal [[7 Januari]] [[1681]] Cirebon secara politik dan ekonomi berada dalam pengawasan pihak [[VOC]], setelah penguasa Cirebon waktu itu menandatangani perjanjian dengan VOC.<ref>[[Universitas Indonesia]], ''Wacana: jurnal ilmu pengetahuan budaya'', Yayasan Obor Indonesia, ISSN 1411-2272</ref>▼
Pada tahun 1858, di Cirebon terdapat 5 toko eceran dua perusahaan dagang. Pada tahun 1865, tercatat ekspor gula sejumlah 200.000 pikulan (kuintal), dan pada tahun 1868 ada tiga perusahaan Batavia yang bergerak di bidang perdagangan gula membuka cabang di Cirebon. Pada tahun 1877 Cirebon sudah memiliki pabrik es. Pipa air minum yang menghubungkan sumur-sumur artesis dengan perumahan dibangun pada tahun 1877.<ref>Lubis, Nina. 2000. Sejarah kota-kota lama di Jawa Barat. Jatinangor: Alqaprint</ref>▼
Pada masa kolonial pemerintah [[Hindia Belanda]], tahun 1906 Cirebon disahkan menjadi ''Gemeente Cheribon'' dengan luas 1.100 ha dan berpenduduk 20.000 jiwa (Stlb. 1906 No. 122 dan Stlb. 1926 No. 370). Kemudian pada tahun 1942, Kota Cirebon diperluas menjadi 2.450 ha dan tahun 1957 status pemerintahannya menjadi ''Kotapraja'' dengan luas 3.300 ha, setelah ditetapkan menjadi ''Kotamadya'' tahun 1965 luas wilayahnya menjadi 3.600 ha.▼
== Etimologi ==▼
Cirebon dikenal dengan nama ''Kota Udang''<ref>{{cite book |last=Eliot |first=Joshua |authorlink= |coauthors=Capaldi, L., Bickersteth, J., |editor= |others= |title=Indonesia handbook |url= |edition=3 |date=2001 |publisher=Footprint Travel Guides |location= |chapter= |id =ISBN 1-900949-51-2}}</ref> dan ''Kota Wali''. Selain itu kota Cirebon disebut juga sebagai ''Caruban Nagari'' (penanda [[gunung Ceremai]])<ref>dikti.go.id/ [http://dikti.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=2167:observasi-di-kota-cirebon-suatu-potensi-pariwisata-dengan-meningkatkan-keberadaan-heritage&catid=159:artikel-kontributor Observasi di Kota Cirebon] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20111017210216/http://dikti.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=2167:observasi-di-kota-cirebon-suatu-potensi-pariwisata-dengan-meningkatkan-keberadaan-heritage&catid=159:artikel-kontributor |date=2011-10-17 }}</ref> dan ''Grage'' (Negeri Gede dalam [[bahasa Cirebon]] berarti kerajaan yang luas).<ref>http://www.gragecirebon.wordpress.com {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160403043956/https://gragecirebon.wordpress.com/ |date=2016-04-03 }} [http://gragecirebon.wordpress.com/2008/05/16/sejarah-cirebon/ Sejarah Cirebon] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140303161657/http://gragecirebon.wordpress.com/2008/05/16/sejarah-cirebon/ |date=2014-03-03 }}</ref> Sebagai daerah pertemuan budaya antara [[Suku Jawa]], [[Suku Sunda]], [[Bangsa Arab]], [[Tiongkok]] dan para pendatang dari Eropa sejak beberapa abad silam, masyarakat Cirebon dalam berbahasa biasa menyerap kosakata bahasa-bahasa tersebut ke dalam [[bahasa Cirebon]]. Misalkan saja, kata ''Murad'' yang artinya ''bersusun'' (serapan dari bahasa Arab), kata ''taocang'' yang berarti ''kucir'' (serapan dari bahasa etnis Tionghoa), serta kata ''sonder'' yang berarti ''tanpa'' (serapan dari bahasa Belanda),<ref>TD. Sudjana. 2001. Kamus Bahasa Cirebon. Bandung: Humaniora Utama Press</ref><ref>Salana. 2002. Wyakarana - Tata Bahasa Cirebon. Bandung: Humaniora Utama Press</ref>▼
== Geografi ==
Titik 0 (nol) Kota Cirebon terletak pada {{Coord|6|
Kota Cirebon terletak pada lokasi yang strategis dan menjadi simpul pergerakan transportasi antara [[Jawa Barat]] dan [[Jawa Tengah]]. Letaknya yang berada di wilayah pantai menjadikan Kota Cirebon memiliki wilayah dataran yang lebih luas dibandingkan dengan wilayah perbukitannya. Luas Kota Cirebon adalah
Sebagian besar wilayah merupakan dataran rendah dengan ketinggian antara 0-2000 dpl, sementara kemiringan lereng antara 0-40 % di mana 0-3 % merupakan daerah berkarateristik kota, 3-25 % daerah transmisi dan 25-40 % merupakan pinggiran. Kota ini dilalui oleh beberapa sungai di antaranya [[Sungai Kedung Pane]], [[Sungai Sukalila]], [[Sungai Kesunean]], dan [[Sungai Kalijaga]].<ref name="CIREBON2019"/>
Baris 98 ⟶ 122:
== Panorama Perkotaan ==
[[Berkas:Cirebon Skyline.jpg|pus|jmpl|1000x1000px|Cirebon Skyline | Februari 2014 | Downtown (Pusat Kota)]]
▲== Etimologi ==
▲Cirebon dikenal dengan nama ''Kota Udang''<ref>{{cite book |last=Eliot |first=Joshua |authorlink= |coauthors=Capaldi, L., Bickersteth, J., |editor= |others= |title=Indonesia handbook |url= |edition=3 |date=2001 |publisher=Footprint Travel Guides |location= |chapter= |id =ISBN 1-900949-51-2}}</ref> dan ''Kota Wali''. Selain itu kota Cirebon disebut juga sebagai ''Caruban Nagari'' (penanda [[gunung Ceremai]])<ref>dikti.go.id/ [http://dikti.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=2167:observasi-di-kota-cirebon-suatu-potensi-pariwisata-dengan-meningkatkan-keberadaan-heritage&catid=159:artikel-kontributor Observasi di Kota Cirebon] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20111017210216/http://dikti.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=2167:observasi-di-kota-cirebon-suatu-potensi-pariwisata-dengan-meningkatkan-keberadaan-heritage&catid=159:artikel-kontributor |date=2011-10-17 }}</ref> dan ''Grage'' (Negeri Gede dalam [[bahasa Cirebon]] berarti kerajaan yang luas).<ref>http://www.gragecirebon.wordpress.com {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160403043956/https://gragecirebon.wordpress.com/ |date=2016-04-03 }} [http://gragecirebon.wordpress.com/2008/05/16/sejarah-cirebon/ Sejarah Cirebon] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140303161657/http://gragecirebon.wordpress.com/2008/05/16/sejarah-cirebon/ |date=2014-03-03 }}</ref> Sebagai daerah pertemuan budaya antara [[Suku Jawa]], [[Suku Sunda]], [[Bangsa Arab]], [[Tiongkok]] dan para pendatang dari Eropa sejak beberapa abad silam, masyarakat Cirebon dalam berbahasa biasa menyerap kosakata bahasa-bahasa tersebut ke dalam [[bahasa Cirebon]]. Misalkan saja, kata ''Murad'' yang artinya ''bersusun'' (serapan dari bahasa Arab), kata ''taocang'' yang berarti ''kucir'' (serapan dari bahasa etnis Tionghoa), serta kata ''sonder'' yang berarti ''tanpa'' (serapan dari bahasa Belanda),<ref>TD. Sudjana. 2001. Kamus Bahasa Cirebon. Bandung: Humaniora Utama Press</ref><ref>Salana. 2002. Wyakarana - Tata Bahasa Cirebon. Bandung: Humaniora Utama Press</ref>
▲== Sejarah ==
▲[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Het raadhuis van de gemeente Cheribon TMnr 10015211.jpg|jmpl|250px|ka|[[Balai Kota Cirebon]] (1927)]]
▲{{utama|Kesultanan Cirebon}}
▲Menurut Manuskrip ''Purwaka Caruban Nagari'', pada abad 15 di pantai [[Laut Jawa]] ada sebuah desa nelayan kecil bernama [[Muara Jati]]. Pada waktu itu sudah banyak kapal asing yang datang untuk berniaga dengan penduduk setempat. Pengurus pelabuhan adalah ''Ki Gedeng Alang-Alang'' yang ditunjuk oleh penguasa [[Kerajaan Galuh]] ([[Pajajaran]]). Dan di pelabuhan ini juga terlihat aktivitas [[Islam]] semakin berkembang. ''Ki Gedeng Alang-Alang'' memindahkan tempat permukiman ke tempat permukiman baru di [[Lemahwungkuk, Cirebon|Lemahwungkuk]], 5 km arah selatan mendekati kaki bukit menuju kerajaan Galuh. Sebagai kepala permukiman baru diangkatlah ''Ki Gedeng Alang-Alang'' dengan gelar Kuwu Cerbon.
▲Pada Perkembangan selanjutnya, ''Pangeran Walangsungsang'', putra [[Prabu Siliwangi]] ditunjuk sebagai Adipati Cirebon dengan Gelar ''Cakrabumi''. Pangeran inilah yang mendirikan [[Kerajaan Cirebon]], diawali dengan tidak mengirimkan upeti kepada Raja Galuh. Oleh karena itu Raja Galuh mengirimkan utusan ke Cirebon Untuk menanyakan upeti rebon terasi ke Adipati Cirebon, namun ternyata Adipati Cirebon berhasil meyakinkan para utusan atas kemerdekaan wilayah cirebon.
▲Dengan demikian berdirilah daerah otonomi baru di Cirebon dengan Pangeran yang menjabat sebagai adipati dengan gelar ''Cakrabuana''. Berdirinya daerah Cirebon menandai diawalinya Kerajaan Islam Cirebon dengan pelabuhan Muara Jati yang aktivitasnya berkembang sampai kawasan [[Asia Tenggara]].<ref>http://www.cirebonkota.go.id {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120805080355/http://www.cirebonkota.go.id/ |date=2012-08-05 }} [http://www.cirebonkota.go.id/index.php/profil/sejarah/sejarah-pemerintahan/ Profil Sejarah Pemerintahan] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110620164626/http://www.cirebonkota.go.id/index.php/profil/sejarah/sejarah-pemerintahan/ |date=2011-06-20 }}</ref>
▲Kemudian pada tanggal [[7 Januari]] [[1681]] Cirebon secara politik dan ekonomi berada dalam pengawasan pihak [[VOC]], setelah penguasa Cirebon waktu itu menandatangani perjanjian dengan VOC.<ref>[[Universitas Indonesia]], ''Wacana: jurnal ilmu pengetahuan budaya'', Yayasan Obor Indonesia, ISSN 1411-2272</ref>
▲Pada tahun 1858, di Cirebon terdapat 5 toko eceran dua perusahaan dagang. Pada tahun 1865, tercatat ekspor gula sejumlah 200.000 pikulan (kuintal), dan pada tahun 1868 ada tiga perusahaan Batavia yang bergerak di bidang perdagangan gula membuka cabang di Cirebon. Pada tahun 1877 Cirebon sudah memiliki pabrik es. Pipa air minum yang menghubungkan sumur-sumur artesis dengan perumahan dibangun pada tahun 1877.<ref>Lubis, Nina. 2000. Sejarah kota-kota lama di Jawa Barat. Jatinangor: Alqaprint</ref>
▲Pada masa kolonial pemerintah [[Hindia Belanda]], tahun 1906 Cirebon disahkan menjadi ''Gemeente Cheribon'' dengan luas 1.100 ha dan berpenduduk 20.000 jiwa (Stlb. 1906 No. 122 dan Stlb. 1926 No. 370). Kemudian pada tahun 1942, Kota Cirebon diperluas menjadi 2.450 ha dan tahun 1957 status pemerintahannya menjadi ''Kotapraja'' dengan luas 3.300 ha, setelah ditetapkan menjadi ''Kotamadya'' tahun 1965 luas wilayahnya menjadi 3.600 ha.
== Pemerintahan ==
Baris 129 ⟶ 134:
Pada tahun [[2010]] berdasarkan survei persepsi kota-kota di seluruh Indonesia oleh [[Transparency International|Transparency International Indonesia]] (TII), kota ini termasuk kota terkorup di Indonesia bersama dengan [[Kota Pekanbaru]], hal ini dilihat dari [[Indeks Persepsi Korupsi]] Indonesia (IPK-Indonesia) 2010 yang merupakan pengukuran tingkat [[korupsi]] pemerintah daerah di Indonesia, kota ini sama-sama mendapat nilai IPK sebesar 3.61, dengan rentang indeks 0 sampai 10, 0 berarti dipersepsikan sangat korup, sedangkan 10 sangat bersih. Total responden yang diwawancarai dalam survei yang dilakukan antara Mei dan Oktober 2010 adalah 9237 responden, yang terdiri dari para pelaku bisnis.<ref>nasional.kompas.com [http://nasional.kompas.com/read/2010/11/09/10300452/Pekanbaru.dan.Cirebon..Kota.Terkorup.-4 Pekanbaru dan Cirebon, Kota Terkorup ] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110101144430/http://nasional.kompas.com/read/2010/11/09/10300452/Pekanbaru.dan.Cirebon..Kota.Terkorup.-4 |date=2011-01-01 }} (diakses pada 9 November 2010)</ref><ref>http://www.ti.or.id {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110606025103/http://www.ti.or.id/ |date=2011-06-06 }} [http://www.ti.or.id/index.php/event/2010/11/07/konferensi-pers-peluncuran-indeks-persepsi-korupsi-indonesia-2010 Konferensi Pers: Peluncuran Indeks Persepsi Korupsi Indonesia 2010] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110921013220/http://www.ti.or.id/index.php/event/2010/11/07/konferensi-pers-peluncuran-indeks-persepsi-korupsi-indonesia-2010 |date=2011-09-21 }} (diakses pada 9 November 2010)</ref>
=== Wali Kota
{{utama|Daftar Wali Kota Cirebon}}
[[Berkas:Cirebon City Hall.JPG|jmpl|ka|250px|Kantor Wali kota Cirebon]]
Wali Kota Cirebon adalah pemimpin tertinggi di lingkungan pemerintah Kota Cirebon. Wali kota Cirebon bertanggungjawab kepada [[gubernur]] provinsi [[Jawa Barat]]. Saat ini
[[Wali kota]] atau kepala daerah {|class="wikitable sortable" style="text-align:center;"
!style="background: lavender;" colspan=2|Wali Kota
!style="background: lavender;"|Mulai jabatan
!style="background: lavender;"|Akhir jabatan
!style="background: lavender;"|
|-
|[[Agus Mulyadi]]<br> ([[Penjabat]])
|Petahana
▲|12 Desember 2018
|''
▲|[[Berkas:Eti Herawati.jpg|100px]]
|}
Baris 242:
[[Berkas:Cirebon Kejaksan Station.jpg|ka|jmpl|250px|Stasiun Besar Kejaksan (Cirebon)]]
Kota Cirebon terletak di wilayah strategis yang merupakan titik bertemunya jalur menghubungkan dua kota utama di [[Pulau Jawa]], yakni [[Jakarta]]
Kota Cirebon memiliki dua stasiun kereta api, yakni [[
[[Pelabuhan Cirebon]] saat ini hanya digunakan untuk pengangkutan batu bara dan kebutuhan pokok dari pulau-pulau lain di Indonesia. Bandar Udara Cakrabuana merupakan bandar udara di Kota Cirebon saat ini hanya dijadikan sebagai bandara khusus sekolah penerbangan dan militer. Namun penerbangan komersial untuk Kota Cirebon dilayani di [[Bandar Udara Internasional Kertajati]] di [[Kabupaten Majalengka]]. Di kota ini masih terdapat [[Becak]] khas Cirebon sebagai sarana transportasi rakyat sekaligus sarana untuk wisata keliling kota.
== Pengangkutan dan Komunikasi ==
Baris 367:
=== Rumah sakit ===
{{utama|Daftar rumah sakit di Kota Cirebon}}
== Pendidikan ==
Baris 421 ⟶ 420:
[[Berkas:Reynan-Mande_Karesmen_-_BrianSteeger_-_wiyaga.jpg|jmpl|300px| Bangunan ''Mande Karesmen'' pada kompleks [[keraton Kasepuhan]] terlihat para ''Wiyaga'' (penabuh gamelan) sedang berdiskusi di sela-sela prosesi penabuhan ''gong Sekati'' pada Idul Fitri 2014, dari jajaran ''Wiyaga'' terlihat ''Ki'' Waryo (anak dari ''Ki'' Empek) duduk paling kanan, ''Ki'' Adnani dan kemudian ''Ki'' Encu]]
Di kota Cirebon terdapat [[keraton]]
Kota Cirebon memiliki beberapa kawasan taman di antaranya [[Taman Air Sunyaragi]] dan [[Taman Ade Irma Suryani]]. Taman Air Sunyaragi memiliki [[teknologi]] pengaliran [[air]] yang canggih pada masanya, air mengalir di antara teras-teras tempat para putri [[raja]] bersolek, halaman [[rumput]] hijau tempat para [[kesatria]] berlatih, ditambah [[menara]] dan [[kamar]] istimewa yang [[pintu]]nya terbuat dari [[tirai]] air. Sementara beberapa masakan khas kota ini sebagai bagian dari wisata kuliner antara lain: [[Sega Jamblang]], [[Sega lengko]], [[Empal gentong]], [[Docang]], [[Tahu gejrot]], [[Kerupuk Melarat]], [[Mendoan]], [[Sate beber]], Mi koclok, Empal asem, Nasi goreng Cirebon, Ketoprak Cirebon, Bubur ayam Cirebon, Kerupuk Udang dan sebagainya.
Baris 473 ⟶ 472:
{{Wikiportal|Indonesia}}
* {{id}} {{resmi}}
* {{id}} [https://www.
{{Sister project links|Cirebon}}
{{Cirebon}}
Baris 483 ⟶ 482:
[[Kategori:Geografi Sunda]]
[[Kategori:Cirebon]]
[[Kategori:Kota di Indonesia]]
[[Kategori:Kota]]
|