Kota Palangka Raya

ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah, Indonesia

Koordinat: 2°12′58.4″S 113°54′49.2″E / 2.216222°S 113.913667°E / -2.216222; 113.913667


Palangka Raya[4] adalah ibukota dari Provinsi Kalimantan Tengah, Indonesia. Palangkaraya juga merupakan sebuah kota yang terletak di Provinsi Kalimantan Tengah, Indonesia. Kota ini memiliki luas wilayah 2.853,12 km² dan berpenduduk sebanyak 266.020 jiwa (2020) dengan kepadatan penduduk rata-rata 93,24 jiwa/km².[1] Sebelum otonomi daerah pada tahun 2001, Kota Palangka Raya hanya memiliki 2 kecamatan, yaitu: Pahandut dan Bukit Batu. Kini secara administratif, Kota Palangka Raya terdiri atas 5 kecamatan, yakni: Pahandut, Jekan Raya, Bukit Batu, Sabangau, dan Rakumpit.

Kota Palangka Raya
Julukan: 
Kota Cantik
Motto: 
Isen mulang
(Dayak Ngaju/Sangen) Pantang mundur
Lokasi Palangka Raya di Indonesia
Lokasi Palangka Raya di Indonesia
Kota Palangka Raya di Kalimantan
Kota Palangka Raya
Kota Palangka Raya
Lokasi Palangka Raya di Indonesia
Kota Palangka Raya di Indonesia
Kota Palangka Raya
Kota Palangka Raya
Kota Palangka Raya (Indonesia)
Koordinat: 2°12′S 113°54′E / 2.200°S 113.900°E / -2.200; 113.900
Negara Indonesia
ProvinsiKalimantan Tengah
Tanggal berdiri17 Juli 1957; 66 tahun lalu (1957-07-17)
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
Pemerintahan
 • BupatiFairid Naparin, S.E.
Luas
 • Total2.853,52 km2 (1,101,75 sq mi)
Peringkat1
Populasi
 • Total266.020
 • Peringkat51
 • Kepadatan93,24/km2 (241,5/sq mi)
Demografi
 • AgamaIslam 70,18%
Kristen 28,40%
- Protestan 26,42%
- Katolik 1,98%
Hindu/Kaharingan 1,24%
Buddha 0,17%
Lainnya 0,01%[1]
 • BahasaDayak, Banjar, Indonesia
 • IPMKenaikan 80,82 (2021)
sangat tinggi[2]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode BPS
6271
Kode area telepon+62 536
Pelat kendaraanKH xxxx A*/T*/Y*
Kode Kemendagri62.71
Kode SNI 7657:2023PLK[3]
DAURp. 680.283.100.000,- (2020)
Situs webpalangkaraya.go.id

Kota ini dibangun pada tahun 1957 (UU Darurat No. 10/1957 tentang Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Tengah) dari hutan belantara yang dibuka melalui Desa Pahandut di tepi Sungai Kahayan. Sebagian wilayahnya masih berupa hutan, termasuk hutan lindung, konservasi alam serta Hutan Lindung Tangkiling. Pada saat kota ini mulai dibangun, Presiden Soekarno merencanakan Palangkaraya sebagai ibukota negara di masa depan, menggantikan Jakarta.[5][6] Palangka Raya merupakan kota dengan wilayah terluas di Indonesia atau setara 3,6 kali luas Jakarta.[7]

Sejarah

Sejarah Kota Palangka Raya

 
Tugu Soekarno, Palangka Raya

Menurut Staatsblad van Nederlandisch Indië tahun 1849, wilayah Dayak Besar termasuk daerah ini bagian dari dalam zuid-ooster-afdeeling berdasarkan Bêsluit van den Minister van Staat, Gouverneur-Generaal van Nederlandsch-Indie, pada 27 Agustus 1849, No. 8[8] Terbentuknya Provinsi Kalimantan Tengah melalui proses yang cukup panjang sehingga mencapai puncaknya pada tanggal 23 Mei 1957 dan dikuatkan dengan Undang-undang Darurat Nomor 10 tahun 1957, yaitu tentang Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Tengah. Sejak saat itu Provinsi Kalimantan Tengah resmi sebagai daerah otonom, sekaligus sebagai hari jadi Provinsi Kalimantan Tengah.

Tiang pertama pembangunan Kota Palangka Raya dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia pada saat itu, Soekarno pada tanggal 17 Juli 1957 dengan ditandai peresmian Monumen/Tugu Ibu Kota Provinsi Kalimantan Tengah di Pahandut yang mempunyai makna:

  • Angka 17 melambangkan hikmah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
  • Tugu Api berarti api tak kunjung padam, semangat kemerdekaan dan membangun.
  • Pilar yang berjumlah 17 berarti senjata untuk berperang.
  • Segi Lima Bentuk Tugu melambangkan Pancasila mengandung makna Ketuhanan Yang Maha Esa.

Kemudian berdasarkan Undang-undang Nomor 21 Tahun 1958 Ibu Kota Provinsi yang dulunya Pahandut berganti nama dengan Palangka Raya.

Sejarah Pemerintah Kota Palangka Raya

Sejarah pembentukan pemerintahan Kota Palangka Raya merupakan bagian integral dari pembentukan provinsi Kalimantan Tengah berdasarkan Undang-undang Darurat Nomor 10 Tahun 1957, lembaran Negara Nomor 53 berikut penjelasannya (Tambahan Lembaran Negara Nomor 1284) berlaku mulai tanggal 23 Mei 1957 yang selanjutnya disebut Undang-undang Pembentukan Daerah Swatantra provinsi Kalimantan Tengah.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 21 Tahun 1958, Parlemen Republik Indonesia tanggal 11 Mei 1959 mengesahkan Undang-undang Nomor 27 Tahun 1959 yang menetapkan pembagian provinsi Kalimantan Tengah dalam 5 (lima) Kabupaten dan Palangka Raya sebagai Ibukotanya. Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 27 Tahun 1959 dan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia tanggal 22 Desember 1959 Nomor Des. 52/12/2-206, maka ditetapkanlah pemindahan tempat dan kedudukan Pemerintah Daerah Kalimantan Tengah dari Banjarmasin ke Palangka Raya terhitung tanggal 20 Desember 1959.

Selanjutnya, Kecamatan Kahayan Tengah yang berkedudukan di Pahandut secara bertahap mengalami perubahan dengan mendapat tambahan tugas dan fungsinya, antara lain mempersiapkan Kotapraja Palangka Raya. Kahayan Tengah ini dipimpin oleh Asisten Wedana, yang pada waktu itu dijabat oleh J.M. Nahan.

Peningkatan secara bertahap Kecamatan Kahayan Tengah tersebut, lebih nyata lagi setelah dilantiknya Bapak Tjilik Riwut sebagai Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Tengah pada tanggal 23 Desember 1959 oleh Menteri Dalam Negeri, dan Kecamatan Kahayan Tengah di Pahandut dipindahkan ke Bukit Rawi. Pada tanggal 11 Mei 1960, dibentuk pula Kecamatan Palangka Khusus Persiapan Kotapraja Palangka Raya, yang dipimpin oleh J.M. Nahan. Selanjutnya sejak tanggal 20 Juni 1962 Kecamatan Palangka Khusus Persiapan Kotapraja Palangka Raya dipimpin oleh W. Coenrad dengan sebutan Kepala Pemerintahan Kotapraja Administratif Palangka Raya.

Perubahan, peningkatan dan pembentukan yang dilaksanakan untuk kelengkapan Kotapraja Administratif Palangka Raya dengan membentuk 3 (tiga) kecamatan, yaitu:

Kemudian pada awal tahun 1964, Kecamatan Palangka di Pahandut dipecah menjadi 2 (dua) kecamatan, yaitu:

Sehingga Kotapraja Administratif Palangka Raya telah mempunyai 4 (empat) kecamatan dan 17 (tujuh belas) kampung yang berarti ketentuan-ketentuan dan persyaratan-persyaratan untuk menjadi satu Kotapraja yang otonom sudah dapat dipenuhi serta dengan disyahkannya Undang-undang Nomor 5 Tahun 1965, Lembaran Negara Nomor 48 tahun 1965 tanggal 12 Juni 1965 yang menetapkan Kotapraja Administratif Palangka Raya, maka terbentuklah Kotapraja Palangka Raya yang otonom.

Peresmian Kotapraja Palangka Raya menjadi Kotapraja yang Otonom dihadiri oleh Ketua Komisi B DPRGR, Bapak L.S. Handoko Widjojo, para anggota DPRGR, Pejabat-pejabat Depertemen Dalam Negeri, Deputy Antar Daerah Kalimantan Brigadir Jendral TNI M. Panggabean, Deyahdak II Kalimantan, Utusan-utusan Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan dan beberapa pejabat tinggi Kalimantan Lainnya.

Upacara peresmian berlangsung di Lapangan Bukit Ngalangkang halaman Balai Kota dan sebagai catatan sejarah yang tidak dapat dilupakan sebelum upacara peresmian dilangsungkan pada pukul 08.00 pagi, diadakan demonstrasi penerjunan payung dengan membawa lambang Kotapraja Palangka Raya.

Demonstrasi penerjunan payung ini, dipelopori oleh Wing Pendidikan II Pangkalan Udara Republik Indonesia Margahayu Bandung yang berjumlah 14 (empat belas) orang, dibawah pimpinan Ketua Tim Letnan Udara II M. Dahlan, mantan paratrop AURI yang terjun di Kalimantan pada tanggal 17 Oktober 1947. Demonstrasi penerjunan payung dilakukan dengan mempergunakan pesawat T-568 Garuda Oil, di bawah pimpinan Kapten Pilot Arifin, Copilot Rusli dengan 4 (empat) awak pesawat yang diikuti oleh seorang undangan khusus Kapten Udara F.M. Soejoto (juga mantan Paratrop 17 Oktober 1947) yang diikuti oleh 10 orang sukarelawan dari Brigade Bantuan Tempur Jakarta.

Selanjutnya, lambang Kotapraja Palangka Raya dibawa dengan parade jalan kaki oleh para penerjun payung ke lapangan upacara. Pada hari itu, dengan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Tengah Bapak Tjilik Riwut ditunjuk selaku penguasa Kotapraja Palangka Raya dan oleh Menteri Dalam Negeri diserahkan lambang Kotapraja Palangka Raya.

Pada upacara peresmian Kotapraja Otonom Palangka Raya tanggal 17 Juni 1965 itu,Penguasa Kotapraja Palangka Raya, Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Tengah, menyerahkan Anak Kunci Emas (seberat 170 gram) melalui Menteri Dalam Negeri kepada Presiden Republik Indonesia, kemudian dilanjutkan dengan pembukaan selubung papan nama Kantor Wali kota Kepala Daerah Kotapraja Palangka Raya.

Pemindahan Ibu Kota Negara

 
Jembatan Kahayan

Wacana pemindahan Ibukota atau pusat pemerintahan berkembang di setiap masa pemerintahan. Dalam buku berjudul ‘Soekarno & Desain Rencana Ibu Kota RI di Palangkaraya’ karya Wijanarka disebutkan, dua kali Bung Karno mengunjungi Palangkaraya, Kalimantan Tengah — untuk melihat langsung potensi kota itu menjadi pusat pemerintahan. Wacana pemindahan ibu kota Indonesia ke Kota Palangkaraya juga pernah diungkapkan Presiden pertama RI Soekarno. Saat meresmikan Palangkaraya sebagai ibu kota Provinsi Kalteng pada 1957, Soekarno ingin merancang menjadi ibu kota negara.

Geografi

Kota Palangka Raya merupakan ibu kota provinsi Kalimantan Tengah. Secara geografis, Kota Palangka Raya terletak di antara 113°30'–114°04' Bujur Timur dan 1°30'–2°30' Lintang Selatan. Luas wilayah Kota Palangka Raya secara keseluruhan adalah 284.250 Ha atau 2.842,5 km².[9]

Batas wilayah

Batas-batas wilayah Kota Palangka Raya adalah sebagai berikut:

Utara Kabupaten Gunung Mas
Timur Kabupaten Pulang Pisau
Selatan Kabupaten Pulang Pisau
Barat Kabupaten Katingan

Topografi

Secara topografi, seluruh wilayah Kota Palangka Raya berada di bawah 100 mdpl. Kecamatan dengan wilayah tertinggi adalah Kecamatan Rakumpit dengan ketinggian ±75 mdpl, sedangkan kecamatan dengan wilayah terendah adalah Kecamatan Sebangau dengan ketinggian kurang dari 20 mdpl. Berdasarkan tingkat kemiringan lahan, Kota Palangka Raya merupakan wilayah dengan tingkat kemiringan datar hingga landai. Di wilayah utara kota ini, tingkat kemiringan lahan sebesar ≤40%, sedangkan di wilayah selatan tingkat kemiringan lahan berkisar antara 0–8% dan berada pada tingkat ketinggian 16–25 mdpl.[9]

Geologi

Secara geologi, wilayah Palangka Raya terbentuk dari batuan endapan dan batuan beku. Struktur geologi kota ini terbentuk atas batuan endapan permukaan (Qa), sedimen (TQd), dan plutonik (Kgr). Ditinjau dari formasi bahan material pembentukannya, di daerah ini terdapat Formasi Aluvium (Qa) yang tersusun dari material gambut berwarna coklat kehitaman (endapan rawa), pasir lepas berwarna kekuningan halus-kasar, tak berlapis (endapan sungai); lempung kelabu kecoklatan, mengandung sisa tumbuhan, sangat lunak (daerah pasang surut), dan lempung kaolinan warna putih kekuningan, bersifat liat, tebal sekitar dari50–100 m, Formasi Dahor (TQd) yang terdiri dari material Konglomerat, coklat kehitaman, agak padat, komponen terdiri dari fragmen kuarsit dan basal, berukuran 1–3 cm, kemas terbuka dengan matriks berukuran pasir. Berselingan dengan batu pasir, berwarna kekuningan sampai kelabu, berbutir sedang sampai kasar, setempat berstruktur sedimen silang siur. Batu lempung warna kelabu, agak lunak, karbonan setempat mengandung lignit, tersingkap sebagai sisipan dalam batu pasir dengan ketebalan 20–60 cm.[9]

Iklim

Suhu udara di wilayah Kota Palangka Raya berkisar antara 22°–32 °C dengan tingkat kelembapan nisbi sebesar ±83%. Berdasarkan klasifikasi iklim Koppen, Kota Palangka Raya beriklim hutan hujan tropis (Af) dengan curah hujan yang tinggi sepanjang tahun. Curah hujan tahunan di wilayah Palangka Raya berkisar antara 2.300–2.700 mm per tahun dan jumlah hari hujan berada di antara 140 hingga 190 hari hujan per tahun. Curah hujan maksimum terjadi di bulan Desember dengan curah hujan bulanan lebih dari 315 mm per bulan dan curah hujan minimum terjadi di bulan Agustus dengan curah hujan bulanan sebesar 94 mm per bulan.

Data iklim Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Indonesia
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Tahun
Rata-rata tertinggi °C (°F) 29.3
(84.7)
30
(86)
30.4
(86.7)
30.9
(87.6)
31
(88)
30.7
(87.3)
31.3
(88.3)
31.7
(89.1)
32.3
(90.1)
31.5
(88.7)
30.8
(87.4)
30.1
(86.2)
30.83
(87.51)
Rata-rata harian °C (°F) 25.7
(78.3)
26.3
(79.3)
26.6
(79.9)
27
(81)
27
(81)
26.5
(79.7)
26.7
(80.1)
27.1
(80.8)
27.3
(81.1)
26.9
(80.4)
26.7
(80.1)
26.4
(79.5)
26.68
(80.1)
Rata-rata terendah °C (°F) 22.2
(72)
22.7
(72.9)
23
(73)
23
(73)
22.9
(73.2)
22.4
(72.3)
22.3
(72.1)
22.6
(72.7)
23
(73)
22.7
(72.9)
22.6
(72.7)
22.4
(72.3)
22.65
(72.68)
Curah hujan mm (inci) 327
(12.87)
291
(11.46)
330
(12.99)
315
(12.4)
251
(9.88)
194
(7.64)
139
(5.47)
111
(4.37)
136
(5.35)
218
(8.58)
324
(12.76)
332
(13.07)
2.968
(116,84)
Rata-rata hari hujan 19 16 18 17 15 13 12 10 11 14 19 20 184
% kelembapan 86 85 85 84 83 83 82 80 80 81 84 86 83.3
Rata-rata sinar matahari harian 4.5 5.1 5.9 7.0 6.9 6.8 7.2 8.3 7.5 7.4 6.5 4.7 6.48
Sumber #1: Climate-Data.org[10] & BMKG[11]
Sumber #2: Weatherbase[12]

Demografi

Suku Bangsa

Kota Palangka Raya dihuni berbagai macam suku bangsa, dengan 3 suku bangsa dominan, yaitu Dayak (34,49%), Banjar (30,46%) dan Jawa (25,36%). Suku bangsa lainnya yang mendiami Palangka Raya yaitu Batak, Bali, Flores, Madura, Sunda, Melayu, Bugis, Mandar, Tionghoa, Minang dan lain-lain.

Agama

Penduduk Kota Palangka Raya menganut berbagai macam agama, di antaranya adalah Islam (70,56%), Kekristenan (28,03%) meliputi Protestan (26,07%) dan Katolik (1,96%), Hindu/Kaharingan (1,22%), Buddha (0,17%) dan lainnya (0,011%).[13]

Nomor Agama Jumlah Persentase Keterangan
1 Islam 200.014 70,56% dianut oleh Suku Banjar, Jawa, Melayu, Madura, Sunda, serta sebagian Kecil Suku Dayak dan Batak.
2 Kristen Protestan 73.910 26,07% dianut oleh sebagian besar Suku Dayak, Batak, Minahasa, Flores, Papua
3 Kristen Katolik 5.556 1,96% dianut oleh sebagian besar Suku Dayak, Batak, Minahasa, Flores, Papua
4 Hindu/Kaharingan 3.466 1,22% Kaharingan adalah kepercayaan suku Dayak Kalimantan Tengah yang pada Sensus 2010 digabungkan dalam kelompok Lainnya.[14] Dan Kaharingan sudah masuk kedalam agama Hindu yang umumnya dianut oleh orang Bali
5 Buddha 485 0,17% dianut oleh orang Tionghoa
6 Konghucu 8 0,002% dianut oleh orang Tionghoa
7 Lainnya 27 0,009%

Pemerintahan

 
Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Kalimantan Tengah

Daftar Wali Kota

No Wali Kota[15] Mulai menjabat Akhir menjabat Prd. Wakil Wali Kota Ket.
1 Yanti Saconk 18 September 1965 18 Oktober 1965 1
2 Agoes Ibrahim 19 Oktober 1965 31 Agustus 1967 2
3 Waldus Sandy 13 Agustus 1967 6 September 1975 3
4 Madnoch 6 September 1975 27 Januari 1978 4
5 Kadiyoto 27 Januari 1978 16 September 1983 5
6 Lukas Tingkes 16 September 1983 16 September 1988 6
7 Donnis Nixoni Singaraca 16 September 1988 16 September 1993 7
8 Nahson Taway 16 September 1993 16 September 1998 8
9 Salundik Gohong 12 September 1998 12 September 2003 9
10   Tuah Pahoe 22 September 2003 29 Mei 2008 10 M. Saily Mochtar [ket. 1]
11   Riban Satia 22 September 2008 22 September 2013 11 Maryono
23 September 2013 23 September 2018 12 Mofit Saptono Subagio
12   Fairid Naparin 24 September 2018 24 September 2023 13 Umi Mastikah
  Hera Nugrahayu
(Penjabat)
24 September 2023 Petahana
Keterangan
  1. ^ Meninggal pada saat menjabat[16]

Dewan Perwakilan

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kota Palangka Raya dalam dua periode terakhir.

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2014-2019[17] 2019-2024[18]
PKB 3   2
Gerindra 4   2
PDI-P 7   6
Golkar 4   6
NasDem 2   3
PKS 2   0
Perindo (baru) 2
PPP 1   0
PSI (baru) 1
PAN 2   3
Hanura 3   2
Demokrat 2   3
Jumlah Anggota 30   30
Jumlah Partai 10   10

Kecamatan

Kota Palangka Raya terdiri dari 5 kecamatan dan 30 kelurahan. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 258.550 jiwa dengan luas wilayah 2.399,50 km² dan sebaran penduduk 107 jiwa/km².[19][20]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Palangka Raya, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
Kecamatan Jumlah
Kelurahan
Daftar
Kelurahan
62.71.02 Bukit Batu 7
62.71.03 Jekan Raya 4
62.71.01 Pahandut 6
62.71.05 Rakumpit 7
62.71.04 Sabangau 6
TOTAL 30

Lambang Daerah

Umum

  • Perisai adalah alat penangkis, merupakan salah satu alat untuk mempertahankan diri, walaupun pemilik/pemegangnya tampak bersahaja, namun pada hakekatnya selalu ingin selaras dan sesuai dengan perkembangan zaman, terus maju berjuang melawan kemelaratan untuk menegakkan kebenaran yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan berdasarkan Undang-undang Dasar 1945 dan Pancasila.
  • Bidang lengkung hitam bertahtakan aksara “Palangka Raya“ melambangkan kehidupan suci, bersih, teguh, dan kokoh, oleh karena sifatnya kekal.
  • Bunga dan melati berdaun lima di tengah, melambangkan kepamongprajaan yang menghiasi petugas-petugas/pejabat pamong praja di Indonesia.
  • Bundaran di dalam melambangkan kesejahteraan asal mula terjadinya sebuah kota (merupakan lapangan alun-alun atau kegiatan penduduk), kemudian dihubungkan di jalur-jalur jalan ke segala jurusan sebagai syarat pengembangan kota.

Khusus

  • Penamaan Kota Palangka Raya diambil dari ajaran leluhur suku Dayak yaitu agama Kaharingan yang berbahasa Sangiang. Dalam agama Kaharingan dijelaskan bahwa manusia pertama kali diturunkan ke bumi oleh Ranying Hatalla (Tuhan Yang Maha Esa) dengan menggunakan Palangka Bulau. "Palangka" berarti tempat yang suci, "Bulau" berarti emas atau logam mulia. Kata "Palangka" inilah yang diambil dan ditambah dengan kata "Raya" yang berarti besar hingga akhirnya dijadikan sebagai nama Ibukota Kalimantan Tengah. Dengan demikian, Palangka Raya berarti tempat suci dan mulia yang besar.
  • Setangkai padi berdaun enam helai dan tujuh belas butir buahnya, setangkai kapas berdaun lima helai dan enam buahnya yang sudah mekar dan putih, melambangkan saat peresmian Pemerintah Kota Palangka Raya mulai berotonomi penuh pada tanggal 17 Juni 1965.
  • Warna dasar hijau, menyatakan secara geografis wilayah Kota Palangka Raya 75% terdiri hutan dan danau, berartikan kesuburan. Warna dasar kuning lambang kejayaan, cerah, terbuka dan berkembang.

Arti Lambang

  • Keberanian/kemauan membangun Kota Palangka Raya dari suatu daerah hutan, menjadi kota bersemboyan “ISEN MULANG“, dengan modal alam dan tenaga demi kejayaan Negara pada umumnya dan rakyat Kalimantan pada khususnya.
  • Dilengkapi dengan amal, kegiatan, cita-cita dan tekad kepamongprajaan bersemboyan “TUT WURI HANDAYANI“ untuk membina/membimbing masyarakat kearah kesejahteraan rohaniah dan jasmaniah berpedoman falsafah Negara Pancasila.

Forum Koordinasi Pimpinan Daerah

Berikut ini adalah nama-nama pejabat Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD), yaitu :

  • Wali Kota: Fairid Naparin, S.E.
  • Wakil Wali Kota: Hj. Umi Mastikah, S.H.
  • Sekretaris Daerah: Dra. Hera Nugrahayu, M.Si.
  • Ketua DPRD: Sigit Karyawan Yunianto, SH.,
  • Kapolresta: Kombes Pol. Budi Santosa, S.I.K., M.H.
  • Dandim 1016/Palangka Raya: Kolonel Inf. Frans Kishin Panjaitan, S.A.P., M.P.M. M.Han.,[21]
  • Danyonif Raider 631/Antang: Letkol. Inf. Dwi Harry Wibowo, S.E.
  • Kepala Kejaksaan Negeri: Totok Bambang Sapto Dwidjo, SH.,
  • Ketua Pengadilan Negeri: Agung Sulistiyono, SH., S.Sos., M.Hum
  • Ketua Pengadilan Agama: Dra. Hj. Norhayati, M.H.

Kesehatan

Transportasi

 
Sungai Kahayan yang membelah Kota Palangkaraya.

Sungai

Ditengah kota Palangka Raya dibelah oleh sebuah sungai besar, yaitu Sungai Kahayan. Sebagai sarana transportasi dapat menggunakan kapal kecil, seperti jukung, getek dan kelotok. Juga terdapat 3 buah sungai buatan, yaitu Pangaringan I, Pangaringan II dan Pangaringan III.

Darat

 
Penduduk kota meramaikan Jembatan Kahayan pada sore hari.

Saat ini terdapat jalan darat antar provinsi yang menghubungkan antara kota Palangka Raya dengan kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, melalui Jembatan Tumbang Nusa dan Jembatan Barito yang dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih 3-4 jam secara nyaman. Sedangkan jalan darat antar provinsi ke kota Pontianak, Kalimantan Barat, merupakan jalan rintisan melewati kabupaten Sukamara. Disamping itu jalan darat dengan 13 kabupaten di Kalimantan Tengah belum semuanya dapat dilalui dengan baik karena kondisi struktur tanah, kondisi jalan dan curah hujan.

Ditengah kota Palangka Raya sendiri terdapat Jembatan Kahayan diatas Sungai Kahayan yang menghubungkan kedua tempat yang biasa disebut dengan Pahandut dan Pahandut Seberang.

Udara

Bandar Udara Tjilik Riwut (dulu bernama Panarung) merupakan bandar udara yang menghubungkan kota Palangka Raya dengan kota-kota di pedalaman serta antar provinsi di Indonesia. Bandara ini terletak di Jalan Adonis Samad, Kelurahan Panarung, Kecamatan Pahandut, Kota Palangka Raya.

Pesawat yang beroperasi dan kota tujuannya antara lain:

  • Batik Air : Palangkaraya dengan tujuan Jakarta (Cengkareng)
  • Garuda Indonesia : Palangkaraya dengan tujuan Jakarta (Cengkareng), Balikpapan dan Pontianak
  • Lion Air/Wings Air : Palangkaraya dengan tujuan Jakarta (Cengkareng), Surabaya, Balikpapan, Banjarmasin, Makassar, Sampit dan Pangkalan Bun
  • Susi Airlines: Palangkaraya dengan tujuan Muara Teweh, Pangkalanbun, Sampit, Buntok, Balikpapan, dan sekitarnya
  • Citilink Indonesia: Palangkaraya dengan tujuan Jakarta (Cengkareng), Surabaya

Pendidikan

Perguruan tinggi

Perguruan tinggi di Palangka Raya, diantaranya adalah:

Sekolah

Sekolah di Palangka Raya, diantaranya adalah:

Media Massa

Berbagai media sebagai sarana informasi, komunikasi dan hiburan telah banyak yang beroperasi di kota ini, diantaranya adalah:

Surat kabar

Televisi

Radio

Pariwisata

Tempat Wisata

  • Arboretum Nyaru Menteng
  • Bukit Tangkiling (Bukit Baranahu, Doa Karmel, Kalalawit, Tabala, Tunggal, Bulan, Buhis, Liau, Lisin, Tangkiling)
  • Danau Tahai
  • Dermaga Kereng Bangkirai
  • Museum Balanga
  • Padang Himba Adventure
  • Pesona Alam Lestari (PAL)
  • Taman Nasional Sebangau
  • Taman Pasuk Kameloh
  • Taman Wisata Alam Batu Banama
  • Taman Wisata Fantasi Beach
  • Taman Wisata Kum-Kum

Lihat pula

Referensi

[22]

[23]

  1. ^ a b c "Kota Palangka Raya Dalam Angka 2020" (pdf). www.palangkakota.bps.go.id. hlm. 153. Diakses tanggal 13 Februari 2021. 
  2. ^ "Metode Baru Indeks Pembangunan Manusia 2020-2021". www.bps.go.id. Diakses tanggal 5 Maret 2022. 
  3. ^ Singkatan Nama Kota[pranala nonaktif permanen]
  4. ^ https://palangkaraya.go.id/selayang-pandang/sejarah-palangka-raya/.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
  5. ^ "Ibukota Indonesia pindah ke Palangkaraya". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-08-05. Diakses tanggal 2010-08-05. 
  6. ^ "Pendapat Mega soal pemindahahan ibukota". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-08-16. Diakses tanggal 2010-08-05. 
  7. ^ Profil Kota Palangka Raya di situs web resmi Pemprov Kalimantan Tengah
  8. ^ (Belanda) Staatsblad van Nederlandisch Indië, s.n., 1849
  9. ^ a b c "Profil Palangka Raya" (PDF). 
  10. ^ "Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Indonesia". Climate-Data.org. Diakses tanggal 20 September 2020. 
  11. ^ "Buku Prakiraan Musim Hujan 2022/2023 di Indonesia – Normal Curah Hujan Kota Palangka Raya Zona Musim 371 periode 1991-2020". BMKG. hlm. 95. Diakses tanggal 10 September 2022. 
  12. ^ "PALANGKARAYA, INDONESIA". Weatherbase. Diakses tanggal 20 September 2020. 
  13. ^ "Provinsi kalimantan Tengah dalam Angka 2021". Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Tengah. Februari 2021. Diakses tanggal 13 Agustus 2022. 
  14. ^ (Prancis)Sevin, Olivier (1983). Les Dayak du centre Kalimantan: étude géographique du Pays ngaju, de la Seruyan à la Kahayan. IRD Editions. ISBN 9782709907002.  Hapus pranala luar di parameter |title= (bantuan)ISBN 2-7099-0700-3
  15. ^ "Sejarah Palangka Raya". Pemerintah Kota Palangka Raya. Pemerintah Kota Palangka Raya. Diakses tanggal 3 Januari 2018. 
  16. ^ "Tuah Pahoe, Etos Kerja Tinggi Hingga Hari Terakhir". Kompas.com. 29 Mei 2008. Diakses tanggal 3 Januari 2018. 
  17. ^ Perolehan Kursi DPRD Palangka Raya 2014-2019
  18. ^ Perolehan Kursi DPRD Palangka Raya 2019-2024
  19. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  20. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 
  21. ^ Muhammad Junus (24 April 2022). "Kesan dan Pesan pada Pergantian Dandim 1016 Palangka Raya". Beritasampit. Diakses tanggal 27 Mei 2022. 
  22. ^ Tempat Wisata di Pangkalan Bun Kotawaringin Barat koranfakta.net
  23. ^ Daftar Nomor Telepon Penting Palangka Raya kaltengpost.com

Pranala luar