Kota Sukabumi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Gaung Tebono (bicara | kontrib)
k →‎clean up: perbaikan templat "Untuk kabupaten bernama sama"
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
 
(15 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{tentang|kota|kecamatan bernama sama|Sukabumi}}
{{more citations needed}}{{redireksiIndoKabKota|Sukabumi|Kabupaten|1|1}}
{{more citations needed}}
{{Kotak info Dati II Indonesia
| settlement_type = Kota
Baris 7 ⟶ 8:
| translit_lang1_info = {{sund|ᮞᮥᮊᮘᮥᮙᮤ}}
| translit_lang1_info1 = Gunahuyi
 
 
| foto = {{multiple image|border= infobox|total_width= 300|image_style= border:1;
|perrow = 1/2
Baris 15 ⟶ 14:
|image3=Sukabumi Train Station 2020.jpg
}}
| caption = Dari atas, kiri ke kanan: Masjid Agung Sukabumi, LapangLapangan Merdeka, [[Stasiun Sukabumi|Stasiun Kereta Api Sukabumi]]
| lambang = Lambang Kota Sukabumi Vektor.svg
| bendera = City Flag of Sukabumi.svg
| julukan = Kota Mochi<br/>Mutiara dari [[Parahyangan|Priangan Barat]]
| motto = Reugreug pageuh répéh rapih<br/>{{small|{{su icon}} Teguh, kukuh, damai, rukun}}
| peta = Map of West Java highlighting Sukabumi City.svg
Baris 29 ⟶ 28:
| dasar hukum = UU Nomor 17 Tahun 1950<ref name="UU">{{cite web|url=https://otda.kemendagri.go.id/wp-content/uploads/2019/03/Pembentukan-Daerah-Daerah-Otonom-di-Indonesia-s.d-Tahun-2014-2.pdf|title=Pembentukan Daerah-Daerah Otonom di Indonesia s/d Tahun 2014|website=www.otda.kemendagri.go.id|accessdate=2 Juli 2022|archive-date=12 Juli 2019|archive-url=https://web.archive.org/web/20190712121648/http://otda.kemendagri.go.id/wp-content/uploads/2019/03/Pembentukan-Daerah-Daerah-Otonom-di-Indonesia-s.d-Tahun-2014-2.pdf|dead-url=yes}}</ref>
| tanggal = 14 Agustus 1950<ref name="UU"/>
| nama walikota = [[AchmadKusmana FahmiHartadji]] (Pj.)
| nama wakil walikota = [[Andri Setiawan Hamami|Andri Hamami]]
| nama sekretaris daerah = Dida Sembada
| nama ketua DPRD = Kamal Suherman
Baris 47 ⟶ 46:
| kepadatan = 7313
| population_density_rank =
|agama = {{ublist |item_style=white-space;
| agama = [[Islam]] 95,62%<br>[[Kristen]] 3,03%<br>- [[Protestan]] 2,12%<br>- [[Katolik]] 0,91%<br> [[Buddha]] 0,91%<br> [[Hindu]] 0,02%<br> Lainnya 0,42%<ref name="AGAMA">{{cite web|url=https://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?search-tabel=Penduduk+Menurut+Wilayah+dan+Agama+yang+Dianut&tid=321&search-wilayah=Kota+Sukabumi&wid=3272000000&lang=id|title=Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut di Kota Sukabumi|website=www.sp2010.bps.go.id|accessdate=9 September 2020|archive-date=2022-09-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20220914045627/https://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?search-tabel=Penduduk+Menurut+Wilayah+dan+Agama+yang+Dianut&tid=321&search-wilayah=Kota+Sukabumi&wid=3272000000&lang=id|dead-url=no}}</ref>
|95,62% [[Islam]]
| bahasa = [[Bahasa Sunda|Sunda]], [[Bahasa Indonesia|Indonesia]]
|{{Tree list}}
* 3,03% [[Kekristenan]]
** 2,22% [[Protestan]]
** 0,80% [[Katolik]]
{{Tree list/end}}
|0,91% [[Agama Buddha|Buddha]] |0,02% [[Hindu]] |0,42% Lainnya<ref name="DUKCAPIL"/>}}
| bahasa = [[Bahasa SundaIndonesia|SundaIndonesia]], [[Bahasa IndonesiaSunda|IndonesiaSunda]]
| zona =
| kecamatan = 7
Baris 57 ⟶ 63:
| area_code = +62266
| kodepos = 431''xx''
| nomor_polisi = F ''xxxx'' O*/S* / T*
| web = {{URL|www.sukabumikota.go.id}}
}}
 
'''Kota Sukabumi''' ({{Lang-su|ᮞᮥᮊᮘᮥᮙᮤ}}; [[bahasa Widal]]: ''Gunahuyi'') adalah sebuah [[kota]] yang berada di provinsi [[Jawa Barat]], [[Indonesia]]. Kota ini merupakan [[enklave]] dari [[Kabupaten Sukabumi]]. Luas wilayah Kota Sukabumi berada di urutan ketiga terkecil di [[Jawa Barat]] setelah [[Kota Cirebon]] dan [[Kota Cimahi]], yakni 48,33 &nbsp;km².<ref>{{Cite Jumlahweb|last=Martono|first=Hendra|date=2023-02-06|title=Baru pendudukTahu Sekarang, Ternyata Kota Sukabumi padaKe tahun3 [[2021]]Kota tercatatTerkecil sebanyakDi 353.455Jawa jiwa.Barat, DiYUK eraCari [[HindiaTahu Belanda]]Kota Terkecil Lain - TiNewss|url=https://www.tinewss.com/jabar-news/pr-1857383830/baru-tahu-sekarang-ternyata-kota-sukabumi-ke-3-kota-terkecil-di-jawa-barat-yuk-cari-tahu-kota-terkecil-lain|website=Baru Tahu Sekarang, Ternyata Kota iniSukabumi dijulukiKe "Mutiara3 dariKota [[Parahyangan|PrianganTerkecil Di Jawa Barat]]", meskipunYUK luasnyaCari tidakTahu sebesarKota Terkecil Lain - TiNewss|language=id|access-date=2023-12-25}}</ref> Jumlah penduduk [[Kota Tasikmalaya]]Sukabumi yangpada jugatahun mendapat[[2021]] julukantercatat "Mutiarasebanyak Priangan353.455 Timurjiwa.<ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2021|website=www.dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=2 Juli 2022|format=visual|archive-date=2021-08-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20210805043517/http://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|dead-url=no}}</ref>
 
== Sejarah ==
=== Pembukaan Perkebunan Kopi ===
=== Dari Distrik Menjadi Gemeente (Kota Praja) ===
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Ziekenhuis Soekaboemi TMnr 60016727.jpg|jmpl|230px|ki|Rumah sakit di Sukabumi pada 1920-an]]
 
Kota Sukabumi merupakan suatu wilayah di Jawa Barat yang mengalami perkembangan pesat dibandingkan daerah lainnya. Pada awalnya, Sukabumi adalah permukiman penduduk bagian dari wilayah pemerintahan District Goenoeng Parang, Onderafdeeling Tjiheulang yang merupakan bagian dari Afdeeling Tjiandjoer, Residentie Preanger (Regeerings Almanaks tahun 1872). Dalam catatan arsip [[Hindia Belanda]], nama Sukabumi atau Soekaboemi pertama kali digunakan oleh [[Andries de Wilde]], seorang ahli bedah dan administratur perkebunan kopi dan teh yang berkebangsaan [[Belanda]].
 
Sukabumi yang berawal dari sebuah distrik berkembang menjadi ''[[gemeente]]'' (kota praja). Perkembangan ini mungkin terjadi dikarenakan letak wilayah Sukabumi yang strategis terutama setelah dibangun jalan raya pos oleh Gubernur Jenderal [[Herman Willem Daendels]]. Keberadaan perkebunan teh yang berada di Sukabumi menjadi faktor penarik penduduk sekitar untuk datang ke Sukabumi. Mereka datang mengadu nasib untuk meningkatkan taraf hidupnya. Akhirnya, Sukabumi tumbuh menjadi pusat perekonomian.
 
Penduduk yang berada di Sukabumi dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya di pasar lokal. Barang-barang tersebut dihasilkan oleh penduduk di pedalaman dan akan diperjualbelikan di pasar. Wilayah Sukabumi akhirnya tumbuh dengan sistem hukum dan berkembang ke arah kosmopolitan seperti yang dikemukakan [[Maximilian Weber|Weber]]. Kondisi ini menjadikan pertimbangan Pemerintahan Hindia Belanda untuk membangun lintasan jalan kereta api yang menghubungkan [[Batavia]] dengan Sukabumi.
 
Jalur kereta api tersebut memberikan banyak keuntungan bagi perkebunan teh yang memerlukan transportasi yang murah dan cepat untuk menjual hasil perkebunan ke pabrik ataupun kota. Dengan lintasan jalan kereta api ini kehidupan sosial ekonomi masyarakat semakin berkembang. Pemerintah Hindia Belanda juga membangun sejumlah irigasi untuk pertanian di wilayah Sukabumi. Tidak kurang dari 17 tangki air melintas di atas jalan raya yang menghubungkan [[Kota Bogor|Bogor]] dengan [[Kabupaten Cianjur|Cianjur]] melalui Sukabumi.
 
Bangsa [[Eropa]] berlomba-lomba datang ke Sukabumi untuk berinventasi. Hal itu disebabkan banyaknya hal menarik yang dapat dikembangkan. Kehadiran dan komposisi penduduk Eropa membawa dampak besar dalam perubahan Sukabumi menjadi sebuah gemeente. Kebijakan [[desentralisasi]] dan perubahan pemerintahan negeri (''bestuurshervorming'') memberi ruang bagi mereka untuk menjadikan Sukabumi sebagai daerah [[Otonomi|otonom]].<ref>Nugraha Setia. 2017. Kota Sukabumi: Dari Distrik menjadi Gemeente (1815-1914). Jurnal Patanjala. 9(3): 423-438</ref>
 
=== Pembukaan Perkebunan ===
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Markt Soekaboemi TMnr 60027959.jpg|jmpl|250px|ki|Pasar di Sukabumi pada 1920-an]]
 
Sejarah Kota dan Kabupaten Sukabumi bermula dari pembukaan lahan perkebunan kopi di wilayah [[Priangan]] barat di masa pemerintahan kolonial [[Vereenigde Oostindische Compagnie|VOC]].<ref>{{cite book |last=Beekman |first=E. M. |date=1988 |title=Fugitive Dreams: An Anthology of Dutch Colonial Literature |url= |location= |publisher=University of Massachusetts Press |page=90 |isbn=0870235753}}</ref><ref>{{cite book |last=Brommer |first=Bea |date=2015 |title=To My Dear Pieternelletje:Grandfather and Granddaughter in VOC Time, 1710-1720 |url= |location=Leiden |publisher=Brill |page=19 |isbn=9789004293328}}</ref> Karena besarnya permintaan akan komoditas kopi di Eropa, pada 1709 Gubernur Jenderal [[Abraham van Riebeeck]] mulai membuka perkebunan kopi di daerah Tjibalagoeng (Bogor), Tjiandjoer (Cianjur), [[Jogjogan, Cisarua, Bogor|Djogdjogan]], [[Kopo, Cisarua, Bogor|Pondok Kopo]], dan [[Gunung Guruh, Sukabumi|Goenoeng Goeroeh]].<ref>{{cite book |last=Danasasmita |first=Saleh |date=1983 |title=Sejarah Bogor, Volume 1 |url= |location=Bogor |publisher=Pemerintah Daerah Kotamadya DT II Bogor |page=85 |isbn=}}</ref> Perkebunan kopi di kelima daerah ini lalu mengalami perluasan dan peningkatan di era pemerintahan Gubernur Jenderal [[Hendrick Zwaardecroon]] (1718-1725), di mana Bupati Tjiandjoer saat itu, [[Raden Aria Wira Tanu III|Wira Tanu III]] mendapatkan perluasan wilayah dari Zwaardecroon dengan syarat adanya pembukaan ladang-ladang kopi baru di wilayah tersebut.<ref>{{cite book |last=Klaveren |first=N. A. |date=1983 |title=The Dutch Colonial System in the East Indies |url= |location= |publisher=Springer |page=60 |isbn=9789401768481}}</ref><ref>{{cite book |last=Kumar |first=Ann |date=1997 |title=Java and Modern Europe: Ambiguous Encounters |url= |location= |publisher=Routledge |page=292 |isbn=1138863149}}</ref>
 
Seiring waktu, kawasan sekitar perkebunan kopi di Goenoeng Goeroeh berkembang menjadi beberapa pemukiman kecil, salah-satunya adalah kampung [[Cikole, Sukabumi|Tjikole]]. Pada 1776, Bupati Tjiandjoer [[Raden Adipati Wira Tanu Datar VI|Wira Tanu VI]] membentuk Kepatihan Tjikole yang merupakan pendahulu dari [[Kabupaten Sukabumi]] saat ini. Kepatihan Tjikole terdiri dari enam distrik yaitu Distrik [[Gunungparang, Cikole, Sukabumi|Goenoeng Parang]], [[Cimahi, Cicantayan, Sukabumi|Tjimahi]], [[Ciheulang Tonggoh, Cibadak, Sukabumi|Tjiheoelang]], [[Cicurug, Sukabumi|Tjitjoeroeg]], [[Jampang Kulon, Sukabumi|Djampang Koelon]], dan [[Jampang Tengah, Sukabumi|Djampang Tengah]]. Pusat kepatihannya berada di Tjikole karena dipandang memiliki lokasi yang sangat strategis untuk komunikasi antara Batavia dan [[Kabupaten Cianjur|Tjiandjoer]] yang saat itu merupakan ibu kota dari [[Keresidenan Priangan|Karesidenan Priangan]].<ref>{{Cite book|date=2008|url=https://books.google.com/books?id=2OQMAQAAMAAJ&newbks=0&printsec=frontcover&dq=%22Kepatihan+Cikole%22&q=%22Kepatihan+Cikole%22&hl=en|title=Titik balik historiografi di Indonesia|publisher=Wedatama Widya Sastra bekerja sama dengan Departemen Sejarah FIB UI|isbn=978-979-3258-80-5|language=id}}</ref>
 
=== Penggunaan nama Soekaboemi ===
[[Berkas:Andries de Wilde.jpg|jmpl|[[Andries de Wilde]]|kiri|168x168px]]
Dalam catatan arsip [[Hindia Belanda]], nama Sukabumi atau Soekaboemi pertama kali digunakan oleh [[Andries de Wilde]], seorang ahli bedah dan pengusaha perkebunan kopi dan teh berkebangsaan [[Belanda]] (''Preanger Planter''). Nama "Soeka Boemi" pertama kali digunakan pada tanggal 13 Januari 1815 oleh de Wilde yang saat itu baru membuka lahan perkebunan. Dalam laporan surveinya, de Wilde mencantumkan nama Soeka Boemi sebagai tempat ia menginap di Kepatihan Tjikole. De Wilde lalu mengirim surat kepada temannya [[Nicolaus Engelhard]]<ref>{{cite book |last=Breman |first=Jan |date=2014 |title=Keuntungan Kolonial Dari Kerja Paksa: Sistem Priangan Dari Tanam Paksa Kopi di Jawa 1920-1870 |url= |location= |publisher=Yayasan Obor Indonesia |page=129 |isbn=9789794618745}}</ref> yang menjabat sebagai administrator Hindia Belanda,<ref>{{Cite web |url=http://databases.tanap.net/ead/html/Jakarta_Engelhard/pdf/Jakarta_Engelhard.pdf |title=Inventaris van de collectie Engelhard 1750-1832 |access-date=2016-09-06 |archive-date=2015-09-18 |archive-url=https://web.archive.org/web/20150918224241/http://databases.tanap.net/ead/html/Jakarta_Engelhard/pdf/Jakarta_Engelhard.pdf |dead-url=yes }}</ref> di mana ia meminta Engelhard untuk mengajukan penggantian nama Kepatihan Tjikole menjadi Kepatihan Soekaboemi kepada [[Thomas Stamford Raffles|Stamford Raffles]], Gubernur Hindia Belanda saat itu.<ref>{{Cite book|last=Lubis|first=Nina Herlina|date=1998|url=https://books.google.com/books?id=QZBuAAAAMAAJ&newbks=0&printsec=frontcover&dq=Cikole+Sukabumi+Raffles&q=Cikole+Sukabumi+Raffles&hl=en|title=Kehidupan kaum ménak Priangan, 1800-1942|publisher=Pusat Informasi Kebudayaan Sunda|language=id}}</ref>
Nama "Soekaboemi" pertama kali digunakan pada tanggal 13 Januari 1815 dalam catatan arsip Hindia Belanda oleh [[Andries de Wilde]], seorang ahli bedah dan administrator perkebunan kopi dan teh berkebangsaan Belanda (''Preanger Planter'') yang membuka lahan perkebunan di Kepatihan Tjikole.
 
Terdapat dua pendapat mengenai asal nama Sukabumi yang digunakan oleh de Wilde. Pendapat pertama mengatakan bahwa nama Sukabumi berasal dari kata [[Bahasa Sunda]], yaitu ''Suka'' dan ''Bumen'' (Menetap) yang bermakna suatu kawasan yang disukai untuk menetap karena iklim Sukabumi yang sejuk. Pendapat kedua mengatakan bahwa nama Sukabumi berasal dari kata [[Bahasa Sanskerta]], yaitu ''Suka'' (kesenangan, kebahagiaan, kesukaan) dan ''Bhumi'' (Bumi, Tanah) sehingga nama Sukabumi memiliki arti "Bumi yang disenangi" atau "Bumi yang disukai". Pada awalnya, Sukabumi adalah permukiman penduduk bagian dari wilayah pemerintahan District Goenoeng Parang, Onderafdeeling Tjiheulang yang merupakan bagian dari Afdeeling Tjiandjoer, [[Keresidenan Priangan|Residentie Preanger]] (Regeerings Almanaks tahun 1872).
Dalam laporan surveinya, de Wilde mencantumkan nama Soeka Boemi sebagai tempat ia menginap di Kepatihan Tjikole. De Wilde lalu mengirim surat kepada temannya [[Nicolaus Engelhard]]<ref>{{cite book |last=Breman |first=Jan |date=2014 |title=Keuntungan Kolonial Dari Kerja Paksa: Sistem Priangan Dari Tanam Paksa Kopi di Jawa 1920-1870 |url= |location= |publisher=Yayasan Obor Indonesia |page=129 |isbn=9789794618745}}</ref> yang menjabat sebagai administrator Hindia Belanda,<ref>{{Cite web |url=http://databases.tanap.net/ead/html/Jakarta_Engelhard/pdf/Jakarta_Engelhard.pdf |title=Inventaris van de collectie Engelhard 1750-1832 |access-date=2016-09-06 |archive-date=2015-09-18 |archive-url=https://web.archive.org/web/20150918224241/http://databases.tanap.net/ead/html/Jakarta_Engelhard/pdf/Jakarta_Engelhard.pdf |dead-url=yes }}</ref> di mana ia meminta Engelhard untuk mengajukan penggantian nama Kepatihan Tjikole menjadi Kepatihan Soekaboemi kepada [[Thomas Stamford Raffles|Stamford Raffles]], Gubernur Hindia Belanda saat itu.
 
De Wilde lalu menjual kembali tanahnya di Soekaboemi kepada pemerintah Hindia Belanda pada 1823.<ref>{{cite book |last=Klaveren |first=N. A. |date=1983 |title=The Dutch Colonial System in the East Indies |url= |location= |publisher=Springer |page=103 |isbn=9789401768481}}</ref> Lokasi strategis Soekaboemi di antara Batavia dan [[Kota Bandung|Bandung]] dan hasil buminya yang banyak menyumbang pemasukan bagi pemerintah Hindia Belanda merupakan faktor dibangunnya [[Jalur kereta api Manggarai-Padalarang|jalur kereta api dari Boeitenzorg ke Soekaboemi]] yang terhubung pada 1882. Jalur yang dibangun oleh perusahaan ''Staatspoorwagen'' ini menjadi pusat distribusi pengangkutan hasil bumi seperti teh, kopi, dan kina ke [[Pelabuhan Tanjung Priok]] di Batavia.
Terdapat dua pendapat mengenai asal nama Sukabumi yang digunakan oleh de Wilde. Pendapat pertama mengatakan bahwa nama Sukabumi berasal dari kata [[Bahasa Sunda]], yaitu ''Suka'' dan ''Bumen'' (Menetap) yang bermakna suatu kawasan yang disukai untuk menetap karena iklim Sukabumi yang sejuk. Pendapat kedua mengatakan bahwa nama Sukabumi berasal dari kata [[Bahasa Sanskerta]], yaitu ''Suka'' (kesenangan, kebahagiaan, kesukaan) dan ''Bhumi'' (Bumi, Tanah) sehingga nama Sukabumi memiliki arti "Bumi yang disenangi" atau "Bumi yang disukai".
=== Dari Distrik Menjadi Gemeente (Kota Praja) ===
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Ziekenhuis Soekaboemi TMnr 60016727.jpg|jmpl|230px|ki|Rumah sakit di Sukabumi pada 1920-an]]
 
Sukabumi yang berawal dari sebuah distrik berkembang menjadi daerah yang mendapat status ''[[gemeente]]'' (kota praja). Perkembangan ini mungkin terjadi dikarenakan letak wilayah Sukabumi yang strategis terutama setelah dibangun jalan[[Jalan rayaRaya posPos]] oleh Gubernur Jenderal [[Herman Willem Daendels]] di tahun 1809. Keberadaan perkebunan teh yang berada di Sukabumi menjadi faktor penarik penduduk sekitar untuk datang ke Sukabumi. Mereka datang mengadu nasib untuk meningkatkan taraf hidupnya. Akhirnya, Sukabumi tumbuh menjadi pusat perekonomian.
De Wilde lalu menjual kembali tanahnya di Soekaboemi kepada pemerintah Hindia Belanda pada 1823.<ref>{{cite book |last=Klaveren |first=N. A. |date=1983 |title=The Dutch Colonial System in the East Indies |url= |location= |publisher=Springer |page=103 |isbn=9789401768481}}</ref> Lokasi strategis Soekaboemi di antara Batavia dan [[Kota Bandung|Bandung]] dan hasil buminya yang banyak menyumbang pemasukan bagi pemerintah Hindia Belanda merupakan faktor dibangunnya [[Jalur kereta api Manggarai-Padalarang|jalur kereta api dari Boeitenzorg ke Soekaboemi]] yang terhubung pada 1882. Jalur yang dibangun oleh perusahaan ''Staatspoorwagen'' ini menjadi pusat distribusi pengangkutan hasil bumi seperti teh, kopi, dan kina ke [[Pelabuhan Tanjung Priok]] di Batavia.
 
Penduduk yang berada di Sukabumi dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya di pasar lokal. Barang-barang tersebut dihasilkan oleh penduduk di pedalaman dan akan diperjualbelikan di pasar. Wilayah Sukabumi akhirnya tumbuh dengan sistem hukum dan berkembang ke arah kosmopolitan seperti yang dikemukakan [[Maximilian Weber|Weber]]. Kondisi ini menjadikan pertimbangan Pemerintahan Hindia Belanda untuk membangun lintasan jalan kereta api yang menghubungkan [[Batavia]] dengan Sukabumi.
 
Jalur kereta api tersebut memberikan banyak keuntungan bagi perkebunan teh yang memerlukan transportasi yang murah dan cepat untuk menjual hasil perkebunan ke pabrik ataupun kota. Dengan lintasan jalan kereta api ini kehidupan sosial ekonomi masyarakat semakin berkembang. Pemerintah Hindia Belanda juga membangun sejumlah irigasi untuk pertanian di wilayah Sukabumi. Tidak kurang dari 17 tangki air melintas di atas jalan raya yang menghubungkan [[Kota Bogor|Bogor]] dengan [[Kabupaten Cianjur|Cianjur]] melalui Sukabumi.
 
Bangsa [[Eropa]] berlomba-lomba datang ke Sukabumi untuk berinventasi. Hal itu disebabkan banyaknya hal menarik yang dapat dikembangkan. Kehadiran dan komposisi penduduk Eropa membawa dampak besar dalam perubahan Sukabumi menjadi sebuah gemeente. Kebijakan [[desentralisasi]] dan perubahan pemerintahan negeri (''bestuurshervorming'') memberi ruang bagi mereka untuk menjadikan Sukabumi sebagai daerah [[Otonomi|otonom]].<ref>Nugraha Setia. 2017. Kota Sukabumi: Dari Distrik menjadi Gemeente (1815-1914). Jurnal Patanjala. 9(3): 423-438</ref>
 
Soekaboemi merupakan tempat percetakan surat kabar Tionghoa pertama di Indonesia yaitu ''[[Li Po]]'' pada tahun 1901 yang berbahasa Melayu-Mandarin.
Baris 140 ⟶ 141:
[[Berkas:Sukabumi City Hall 2021.jpg|jmpl|250px|ka|Kantor Walikota Sukabumi]]
 
Kota Sukabumi dipimpin oleh seorang wali kota yang dipilih langsung setiap 5 tahun sekali. Dalam menjalankan pemerintahan wali kota dibantu oleh wakil wali kota, para staf ahli dan berbagai perangkat seperti sekretariat daerah, badan-badan serta dinas-dinas. Saat ini Kota Sukabumi dipimpin oleh [[Achmad Fahmi]] sebagai wali kota dan [[Andri Setiawan Hamami]] sebagai wakil wali kota yang menjabat di masa periode 2018-2023.<ref name="WK">{{Cite web|url=https://portal.sukabumikota.go.id/profil/|title=Profil – Portal Resmi Kota Sukabumi|language=id-ID|access-date=2019-03-18|archive-date=2019-02-03|archive-url=https://web.archive.org/web/20190203213800/http://portal.sukabumikota.go.id/profil/|dead-url=no}}</ref>
 
{|class="wikitable sortable" style="text-align:center;"
Baris 164 ⟶ 165:
|[[Achmad Fahmi]]
|20 September 2018
|20 September 2023
|''petahana''
|
|
|[[Andri Setiawan Hamami]]
|-
|<center>-
|[[File:Kusmana Hartadji.jpg|100px]]
|[[Kusmana Hartadji]]<br><small>(Penjabat)</small>
|20 September 2023
|Sekarang
|
|
|
|}
 
Baris 289 ⟶ 299:
 
== Transportasi ==
* [[Kereta Api Indonesia|Kereta Api Indonesia (KAI)]]
{{utama|Daftar Stasiun Kereta Api di Kota Sukabumi}}
** [[Kereta api Pangrango|KA Pangrango]]
[[Berkas:Si010414 1.JPG|jmpl|ka|250px|[[Stasiun Sukabumi]].]]
*** {{KAIC symbol|PG||size=20}} [[Stasiun SukabumiBogor|SukabumiBogor Paledang]]–[[Stasiun BogorSukabumi|BogorSukabumi]]
 
** [[Kereta api Siliwangi|KA Siliwangi]]
Kota Sukabumi terhubung dengan stasiun kereta api, yakni Stasiun Sukabumi. Stasiun ini menjadi salah satu pintu utama masuk ke Kota Sukabumi, khususnya dari wilayah sekitar [[Jabodetabek]]. Selain stasiun kereta api, sarana transportasi bus antar kota dan provinsi, juga tersedia di kota ini.
*** {{KAIC symbol|LS||size=20}} [[Stasiun Sukabumi|Sukabumi]]–[[Stasiun Cipatat|Cipatat]]
 
* Layanan bus [[Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta]]
* Bus Bandara [[DAMRI]]
** Pool Damri[[DAMRI]]: Sukabumi–[[BandaraBandar Udara Internasional Soekarno-HattaSoekarno–Hatta]]
* [[Kereta api Pangrango|KA Pangrango]]
** {{KAIC symbol|PG||size=20}} [[Stasiun Sukabumi|Sukabumi]]–[[Stasiun Bogor|Bogor]]
* [[Kereta api Siliwangi|KA Siliwangi]]
** {{KAIC symbol|LS||size=20}} [[Stasiun Sukabumi|Sukabumi]]–[[Stasiun Cipatat|Cipatat]]
* [[Bus]]
Dapat diakses melalui [[Terminal K.H. Ahmad Sanusi]] Kota Sukabumi yang melayani transportasi angkutan kota, angkutan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) ke [[Jawa Barat]] ([[Palabuhanratu, Sukabumi|Palabuhanratu]], [[Kabupaten Cianjur|Cianjur]], [[Kota Bandung|Bandung]], [[Kota Banjar|Banjar]], [[Kabupaten Pangandaran|Pangandaran]], [[Kabupaten Bogor|Bogor]], dan [[Kabupaten Bekasi|Bekasi]]) dan angkutan Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) ([[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|DKI Jakarta]], [[Sumatra]], [[Jawa Tengah]], [[Daerah Istimewa Yogyakarta|DI Yogyakarta]], [[Jawa Timur]] dan [[Bali]]).
* [[Angkutan Kota]]
Layanan transportasi umum dalam kota. Adapun yang menghubungkan ke kabupaten sukabumi
 
== Kuliner ==
[[Berkas:Mochisukabumi.JPG|jmpl|230px|ka|[[Mochi]], oleh-oleh khas dari Kota Sukabumi.]]
 
Beberapa kuliner khas kota Sukabumi di antaranya adalah [[Nasi uduk]] ungu,<ref>[http://www.antaranews.com/berita/376416/nasi-uduk-ungu-dijadikan-ikon-kota-sukabumi "Nasi uduk ungu dijadikan ikon Kota Sukabumi"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20131105023246/http://www.antaranews.com/berita/376416/nasi-uduk-ungu-dijadikan-ikon-kota-sukabumi |date=2013-11-05 }}, [[Antara]]</ref> [[mochi]], Roti Priangan,<ref>[http://info.pikiran-rakyat.com/serial-konten/kuliner-ala-kota-sukabumi "Kuliner ala Kota Sukabumi"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160418231044/http://info.pikiran-rakyat.com/serial-konten/kuliner-ala-kota-sukabumi |date=2016-04-18 }}, [[Pikiran Rakyat]]</ref> [[Bubur Ayam]] Sukabumi, bolu pisang, mi leor, ciwang (aci bawang), dan deblo.
 
== Referensi ==
{{reflist|2}}
 
== Pranala luar ==
Baris 324 ⟶ 330:
[[Kategori:Kota di Jawa Barat|Sukabumi]]
[[Kategori:Kota di Indonesia|Sukabumi]]
[[Kategori:Enklave dan eksklave]]