Kusni Kasdut: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
 
(5 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Ignatius Waluyo''' alias '''Kusni Kasdut''' (Desember 1929 -[[16 Februari]] [[1980]]) adalah seorangbekas penjahatpejuang kemerdekaan [[Republik Indonesia]] yang akhirnya menjadi penjahat.<ref>[https://voi.id/memori/254305/hukuman-mati-si-penjahat-legendaris-ignatius-waluyo-alias-kusni-kasdut Hukuman Mati si Penjahat Legendaris Ignatius Waluyo Alias Kusni Kasdut]. ''VOI''. Diakses 8 Juli 2023</ref> Namanya dikenal karena melakukan perampokan 11 permata di [[Museum Gajah]] pada [[31 Mei]] [[1961]].<ref name=":0">{{Cite web|last=Rizal|first=M.|title=Kusni Kasdut, dari Pejuang Republik jadi Bromocorah|url=https://news.detik.com/x/detail/crimestory/20211209/Kusni-Kasdut,-dari-Pejuang-Republik-jadi-Bromocorah/|website=detikx|access-date=2023-01-31}}</ref>
{{refimprove|date=Februari 2017}}
'''Kusni Kasdut''' (Desember 1929 -[[16 Februari]] [[1980]]) adalah seorang penjahat [[Indonesia]] yang dikenal karena melakukan perampokan 11 permata di Museum Gajah pada [[31 Mei]] [[1961]].<ref name=":0">{{Cite web|last=Rizal|first=M.|title=Kusni Kasdut, dari Pejuang Republik jadi Bromocorah|url=https://news.detik.com/x/detail/crimestory/20211209/Kusni-Kasdut,-dari-Pejuang-Republik-jadi-Bromocorah/|website=detikx|access-date=2023-01-31}}</ref>
 
== Riwayat Hidup ==
Baris 6 ⟶ 5:
 
=== [[Pendudukan Jepang di wilayah Hindia Belanda|Masa Penjajahan Jepang]] dan [[Revolusi Nasional Indonesia|Revolusi Kemerdekaan Indonesia]] ===
Ketika [[Pendudukan Jepang di wilayah Hindia Belanda|masa penjajahan Jepang di Indonesia]], Kusni muda bergabung dengan ''[[heiho]]'' (tentara pembantu). Kusni ditempatkan di Batalion Matsamura, [[Kota Malang]]. Selain itu, Ia sempat belajar sampai kelas dua Sekolah Teknik.<ref name=":2">{{Cite web|title=Kisah Kusni Kasdut, dari Pejuang Kemerdekaan Menjadi Perampok Museum Gajah|url=https://voi.id/memori/125624/kisah-kusni-kasdut-dari-pejuang-kemerdekaan-menjadi-perampok-museum-gajah|website=VOI - Waktunya Merevolusi Pemberitaan|language=id|access-date=2023-01-31}}</ref>
 
Pada [[Revolusi Nasional Indonesia|masa revolusi kemerdekaan]], ia tergabung secara tidak resmi sebagai laskar rakyat yang bahu membahu bersama [[Tentara Nasional Indonesia|TNI]].<ref name=":0" /> Pada 19 Agustus 1945, Kusni bergabung dengan laskar yang tergabung di dalam [[Tentara Keamanan Rakyat]] (TKR) di daerah [[Rampal Celaket, Klojen, Malang|Rampal, Malang]]. Ia bergabung dengan Tentara Pelajar pimpinan [[Mas Isman]].<ref name=":2" /> Bersama pasukan laskar tersebut, Ia bergerilya hingga [[Kota Surabaya|Surabaya]] menghadapi serangan [[Pemerintahan Sipil Hindia Belanda|pasukan Sekutu]] dan [[Gurkha|Inggris]]. Setelah pasukan Inggris mundur, laskar rakyat membuat kelompok-kelompok sendiri. Ia memutuskan pergi ke Yogyakarta untuk bergabung dengan laskar Barisan Bambu Runcing yang rencananya akan merebut [[Kota Bandung]]. Akan tetapi, ketika sampai Madiun, Kusni justru bergabung dengan laskar Brigade Teratai. Anggota laskar tersebut, selain terdiri dari TNI, kebanyakan berasal dari kalangan dunia hitam, seperti pencopet, perampok, germo, dan wanita panggilan. Di dalam laskar ini, Kusni ditugaskan sebagai staf pertempuran ekonomi di mana tugasnya antara lain mengambil emas dan berlian milik [[Tionghoa-Indonesia|warga keturunan Tionghoa]] yang akan digunakan untuk modal perang. Kusni merasa bangga atas apa yang ia lakukan. [[Agresi Militer Belanda II|Saat berada di Yogyakarta pada 19 Desember 1948]], Kusni menemukan meriam tentara Belanda. Ia dan warga mendorong meriam itu sejauh 20 kilometer untuk diserahkan kepada segerombolan prajurit untuk modal melawan Belanda.
Baris 15 ⟶ 14:
Ia kemudian kecewa berat ketika dirinya dan laskar Brigade Teratai tidak masuk daftar sebagai pasukan TNI. Sebagai alternatif, Kusni sempat mengaku sebagai anggota [[Tentara Republik Indonesia Pelajar]] (TRIP) di bawah Mas Isman. Akan tetapi, Ia tetap saja ditolak masuk jadi anggota TNI. Ia ditolak juga karena cacat akibat luka tembak di kaki kirinya. Selain itu, kesatuan yang Ia ikuti (baik Brigade Teratai maupun Barisan Bambu Runcing) tidak terdaftar sebagai milisi pro republik. Pada akhirnya, Ia memutuskan kembali ke Rampal, Malang.<ref name=":3" /> Ada alasan lain di balik penolakannya. Ia menjadi korban kebijakan pemerintah ([[Kabinet Hatta I|Kabinet Hatta]]) yang mengadakan rasionalisasi angkatan bersenjata dan Ia termasuk seorang di antara 500 eks TP yang harus bèrhenti.<ref name=":2" /><ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2021-10-06|title=Program Rekonstruksi dan Rasionalisasi (RERA) Halaman all|url=https://www.kompas.com/stori/read/2021/10/06/150000279/program-rekonstruksi-dan-rasionalisasi-rera|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2023-01-31}}</ref>
 
Selama satu tahun di Rampal, ia mengurus surat pernyataan bekas pejuang. Di tempat itu juga, ia mengumpulkan uang. Uang itu dibagikan kepada keluarganya di Blitar. Sisanya digunakan Kusni untuk biaya berangkat menuju kantor Biro Rekonstruksi Nasional di Jakarta. Biro itu tempat mengurus penempatan bekas pejuang. Kembali Kusni kecewa karena tidak mendapat pekerjaan. Ia kecewa empat tahun ikut berjuang demi Tanah Air, tetapi dalam sekejap menjadi orang susah.<ref name=":0" />
 
==== Menjadi Perampok ====
Baris 26 ⟶ 25:
 
==== Ditangkap Kepolisian ====
Kusni berusaha menjual barang hasil curiannya secara bertahap di Surabaya. Sebagian berlian dijual dengan harga Rp 3.250.000,00 melalui perantara. Sang perantara mendapatkan bagian Rp 250.000,00. Kusni mendapat bagian Rp 1.000.000,00. Sisanya (Rp 2.000.000,00) dikirim kepada Herman dan Sumali di Jakarta. Akan tetapi, ketika akan menjual sisa hasil curiannya, Kusni mengalami masalah. Perantara yang biasa membantunya ternyata sudah diawasi oleh polisi. Rupanya, polisi sudah mengendus jejaknya karena Herman, Budi, dan Sumali sudah tertangkap lebih dulu. Kusni diringkus polisi. Namun, ketika hendak dibawa ke kantor polisi setempat, Kusni kabur menumpang mobil pikap. Polisi berhamburan mengejarnya. Saat hendak turun dari pikap, kaki Kusni ditembak. Ia jatuh dan terguling hingga pingsan. Ia akhirnya divonis hukuman mati oleh pihak pengadilan pada 1964. Selama menunggu eksekusi, Kusni dipenjara Lembaga Pemasyarakatan Lowokwaru, Malang.
 
==== Upaya Kabur dan Eksekusi Mati ====
Baris 57 ⟶ 56:
Sebelum dieksekusi mati, beberapa hal yang diminta Kusni dipenuhi. Ia menikmati sembilan jam terakhirnya di ruang kebaktian Katolik LP Kalisosok, dikelilingi anggota keluarganya: Sunarti (istri keduanya), Ninik dan Bambang (anak dari istri pertama), Edi (menantu, suami Ninik) dan dua cucunya, anak Ninik. Kusni juga menikmati jamuan makan terakhir dengan lauk capcai, mie dan ayam goreng.-->
 
== Dalam Budaya Populerpopuler ==
Pada tahun 1981, Nurmiadi H, komikus berdarah Minangkabau membuat komik biografi Kusni Kasdut setahun pasca wafatnya Kusni Kasdut pada tahun 1980.
 
Baris 66 ⟶ 65:
{{Reflist}}
{{Lifetime|1929|1980}}
 
[[Kategori:Pejuang kemerdekaan Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh kriminal Indonesia]]