Lambang Aceh: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Aadne Schneider (bicara | kontrib)
→‎Proposal lambang baru: Suatu peraturan daerah tetap dinyatakan tidak berlaku atau setidaknya tidak bisa diterapkan kalau bertentangan dengan undang-undang yang lebih tinggi meski belum resmi dicabut seperti Qanun-qanun lain
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Baris 43:
Simbolisme [[Moto|semboyan]] Pancacita terdapat pada lambang ini. Keadilan dilambangkan dengan dacin; kepahlawanan dilambangkan dengan rencong; kemakmuran dilambangkan dengan padi, kapas, lada, dan cerobong pabrik; kerukunan dilambangkan dengan kubah masjid; dan kesejahteraan dilambangkan dengan kitab dan kalam.<ref name="Lambang Aceh">{{cite book|editor=Arief Mudzakir, BA & Sulistiono, S.S|title=Rangkuman Pengetahuan Umum Lengkap (RPUL)|origyear=2003|origmonth=Februari|url=http://www.anekailmu.com|accessyear=2008|accessmonth=Januari|edition=1|year=2003|month=Februari|publisher=Aneka Ilmu|location=Semarang|language=[[Bahasa Indonesia]]|pages=viii + 296|chapter=35}}</ref>
 
Lambang ini didesaindirancang oleh Chairul Bahri, seorang [[pelukis]] asal Aceh berdarah [[Suku Gayo|Gayo]].<ref>{{Cite web|date=2013-04-05|title=Lambang Aceh “Pancacita” Karya Urang Gayo|url=https://lintasgayo.com/36809/lambang-aceh-pancacita-karya-urang-gayo.html|website=LINTAS GAYO|access-date=2023-05-11}}</ref>
 
== ProposalUsulan lambang baru ==
{{multiple image
| align = left
Baris 54:
| image2 = Aceh buraq and lion seal.jpg
| caption2 = Lambang
| header = LambangSimbol Provinsi Aceh yang diproposalkandiusulkan
| footer = Karena dianggap menggunakan lambangsimbol organisasi yang dilarang di Republik Indonesia, Qanun Aceh No. 3 Tahun 2013 ditolak oleh Kemendagri.
}}
 
Pada tanggal 25 Maret 2013, [[Pemerintah Aceh]] di bawah [[Daftar Gubernur Aceh|Gubernur]] [[Zaini Abdullah]] menetapkan bendera Bulan Bintang sebagai bendera Aceh, dan ''coat of arms''lambang Singa dan [[Burak]] memegang rencong, giwang, perisai, rangkaian bunga, padi, jangkar, [[Abjad Arab|huruf Arab]] ''ta'', kemudi, dan bulan bintang, dengan semboyan Hudep Beu Sare Mate Beu Sajan. Lambang ini dituangkan dalam [[Qanun Aceh]] No. 3 Tahun 2013, menggantikan [[Peraturan Daerah (Indonesia)|Peraturan Daerah]] No. 39 Tahun 1961 tentang Lambang Daerah Istimewa Aceh. yang menjadi dasar hukum lambang Pancacita. Bendera tersebut berasal dari [[Gerakan Aceh Merdeka]], dan diwujudkan semenjak digelar [[Kesepakatan Helsinki|MoUKesepahaman antara Republik Indonesia dandengan GAM]] di [[Helsinki]] tahun 2005, bahwa Aceh berhak menggunakan segala macam [[simbol]] yang digunakannya sebagai identitas daerah, termasuk bendera, lambang, dan himne, dan bukan simbol [[kedaulatan]].<ref>{{Cite news|title=Bendera GAM Resmi Berlaku di Aceh|url=https://www.kompas.com/|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2022-01-03}}</ref> Begitu qanunQanun itu diundangkan, [[Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia]] (Kemendagri) meminta Pemerintah Aceh untuk mengevaluasi dalam masa tenggang 15 hari karena Pemerintah Aceh diwajibkan untuk merevisi lambang Aceh.<ref>{{Cite news|title=Qanun Dievaluasi, Kemendagri Imbau Warga Aceh Tidak Kibarkan Bendera|url=https://news.detik.com/berita/d-2209872/qanun-dievaluasi-kemendagri-imbau-warga-aceh-tidak-kibarkan-bendera|work=[[Detik.com|detikcom]]|language=id-ID|access-date=2022-01-03}}</ref>
 
Namun Qanun Aceh ini ditolak pada 12 Mei 2016, karena dianggap menggunakan simbol-simbol [[Daftar organisasi terlarang di Indonesia|organisasi terlarang]] atau [[Separatisme|gerakan separatisme]] yang beroperasi di Republik Indonesia. Dalam Keputusan [[Daftar Menteri Dalam Negeri Indonesia|Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia]] 188.34-4791 Tahun 2016 tanggal 12 Mei 2016, lambang tersebut melanggar [[Peraturan Pemerintah (Indonesia)|Peraturan Pemerintah]] No. 77 Tahun 2007. Senator Aceh Ghazali Abbas Adan menyatakan bahwa "sampai hari kiamat pun tidak akan pernah diterima Pemerintah Pusat."<ref>{{Cite news|title=Qanun Bendera Dibatalkan 3 Tahun Lalu, Ghazali Abbas Adan Menyatakan Sampai Kiamat pun Ditolak|url=https://aceh.tribunnews.com/2019/08/02/qanun-bendera-dibatalkan-3-tahun-lalu-ghazali-abbas-adan-menyatakan-sampai-kiamat-pun-ditolak|work=[[Tribunnews|Tribunnews.com]]|language=id|access-date=2022-01-03|last=bakri}}</ref>
 
Terpisah dari lambang versi qanunQanun ini, Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) mengusulkan alternatif kedua dari lambang daerah Aceh. Bendera versi mereka, adalah hijau dengan bulan bintang kuning dan pedang Aceh. Sementara lambang versi mereka, mereka mengusulkan [[merpati]], dacin, pintu Aceh, [[al-Qur'an]], rencong, padi, dan kapas. Bagi mereka, lambang yang diproposalkandiusulkan sudah cukup untuk memberi warna [[Islam]] pada identitas daerah.<ref>{{Cite news|title=Gugat Qanun, Ini Bendera dan Lambang Aceh Usulan YARA|url=https://aceh.tribunnews.com/2016/09/02/gugat-qanun-ini-bendera-dan-lambang-aceh-usulan-yara|work=[[Tribunnews|Tribunnews.com]]|language=id|access-date=2022-01-03|last=Nur|first=Zainal Arifin M}}</ref>
 
== Catatan ==