Lebo, Manganitu, Kepulauan Sangihe: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Menambahkan Data Luas Wilayah, Posisi di Google map, Sejarah Nama desa dan informasi tempat wisata.
merapikan isi artikel
 
(4 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Desa Lebo.jpg|jmpl|[[Berkas:Lebo.jpg|jmpl]]]]
= Desa Lebo =
 
{{desa
|peta=
Baris 11 ⟶ 12:
|penduduk=
|kepadatan=
}}<mapframe latitude="3.510851" longitude="125.507727" zoom="5" width="200" height="100" />'''Lebo''' merupakanadalah salah satusebuah [[desa]] yang beradaterletak di kecamatan [[Manganitu, Kepulauan Sangihe|Kecamatan Manganitu]], Kabupaten [[Kabupaten Kepulauan Sangihe|Kepulauan Sangihe]], provinsi [[Sulawesi Utara|Provinsi Sulawesi Utara]], [[Indonesia]]. Jarak tempuh ke ibukota kecamatan ±12 km, ke ibu kota kabupaten ±22 km.<mapframe latitude="3.510851" longitude="125.507727" zoom="5" width="200" height="100" />
 
== Sejarah ==
 
=== Nama awal desa ===
Dulu, Desa Lebo dikenal sebagai Desa Bahoi. Ketika pemerintahan Raja Tolosang mengambil alih kerajaan Maogungang ([[Manganitu, Kepulauan Sangihe|KECAMATAN MANGANITU]]), nama-nama pesisir pantai harus disesuaikan dengan nama kota kerajaan. Oleh karena itu, selama masa pemerintahan Raja Tolosang, Desa Lebo masih bernama Bahoi. Setelah tahun 1875, Desa Bahoi diresmikan sebagai Desa.
 
Sebelum kepala desa memerintah, Desa Bahoi dibagi menjadi dua wilayah kekuasaan. Wilayah pertama, yang batasnya dari "Sungai Bendade" hingga "Sungai Pokole", diperintah oleh seorang Kulano bernama Maneking. Wilayah kedua, yang batasnya dari "Sungai Pokole" hingga "Tanjung Lelapide", diperintah oleh Kulano bernama Habibi. Pemerintahan Wilayah kedua masih bergabung dengan Desa Akesembeka (Karatung, Kec. Manganitu).
 
=== Pergantian nama desa ===
Nama "Lebo" sudah digunakan sejak masa pemerintahan Raja Lasaru karena salah satu wilayah anak desa Bahoi bernama ''Lebo''. Perubahan nama dari Bahoi menjadi Lebo resmi ditetapkan pada tanggal ''12 Juni 1947'', ketika Agustinus Dinse Mona menjabat sebagai Kepala Desa. Pengesahan nama ini dilakukan melalui otoritas Raja Dalondo dari Manganitu. Saat itu, Jogugu dijabat oleh S. Dalawir.
 
"Lebo" adalah istilah dalam bahasa daerah Sangihe yang mengacu pada lumpur. Di masa lalu, tepatnya di Kampung Bahoi, terdapat rawa yang lumpurnya digunakan untuk pewarnaan kain dalam pembuatan baju adat Sangihe yang dikenal sebagai "LEBOMBALI", yang berarti lumpur pewarna baju adat. Warna yang dihasilkan meliputi biru, hijau, dan ungu. Hal ini menjelaskan pergantian nama dari Bahoi menjadi Lebo.
 
== Pariwisata ==
===== Sejarah Nama Lebo =====
[[Berkas:Pulau Batu Senggelohe.jpg|jmpl]]
Nama "Lebo" memiliki sejarah khusus yang terkait dengan budaya Sangihe. ''Lebo adalah sejenis lumpur yang digunakan untuk memberi warna ungu pada kain [[:Berkas:Baju Adat Suku Sangihe. Laku Tepu, foto - alffian walukow.jpg|baju adat Sangihe.]]'' Nama desa ini menggambarkan sejarah dan tradisi budaya unik masyarakat setempat.
Desa Lebo memiliki sebuah objek wisata yakni Pulau Senggelohe. Pulau Senggelohe adalah sebuah pulau batu yang terletak di laut dekat pantai Desa Lebo. Pulau ini merupakan destinasi wisata berupa keindahan alam bawah laut untuk penyelaman.
 
== Pemerintahan ==
===== Tempat Wisata =====
Pemerintahan di Desa Lebo dipimpin oleh [[kepala desa]]. Berikut daftarnya:
Desa Lebo memiliki daya tarik alam yang menarik, salah satunya adalah [[google:senggelohe&source=lmns&bih=854&biw=1706&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwispNiK6NeBAxWcTGwGHW_yC-cQ_AUoAHoECAEQAA|Pulau Senggelohe]]. Pulau Senggelohe adalah sebuah pulau batu yang terletak di laut dekat pantai Desa Lebo. Pulau ini merupakan destinasi wisata yang menawarkan keindahan alam bawah laut yang luar biasa. Wisatawan dapat menikmati aktivitas snorkeling dan mengeksplorasi keindahan bawah laut yang mempesona.
{| class="wikitable"
|+
!No
!Nama
!Tahun Memerintah
!Ket.
|-
|1.
|Dalega Sawang Muli
|1875 - 1904
|
|-
|2.
|Wellem Mokodompis
|1905 - 1906
|
|-
|3.
|Fillipes Damping
|1907 - 1912
|
|-
|4.
|Hendrik Tiwa
|1913 - 1920
|
|-
|5.
|Paulus Muli
|1921 - 1927
|
|-
|6.
|A. B. M. Pandensolang
|1928 - 1944
|
|-
|7.
|Christomus Pandensolang
|1945 - 1946
|
|-
|8.
|Agustinus Dinse Mona
|1946 - 1974
|
|-
|9.
|Eratus Muli
|1974 - 1975
|Pejabat
|-
|10.
|Adeneur Sudihati Mona
|1976
|6 Bulan
|-
|11.
|Wemprit Modali
|1976 - 1980
|Pejabat
|-
|12.
|Heronimus Andris
|1980 - 1993
|
|-
|13.
|R. S. Manganguwi
|1993 - 2003
|
|-
|14.
|Y. Mona
|2003 - 2008
|
|-
|15.
|R. S. Manganguwi
|2008 - 2018
|
|-
|16.
|Samson Y. Muli
|2018 - 2024
|
|}
 
== Referensi ==
{{Manganitu, Kepulauan Sangihe}}
{{Reflist}}{{Manganitu, Kepulauan Sangihe}}
 
{{Authority control}}