Lie Kim Hok: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
→‎Kehidupan awal: Perbaikan terjemahan
Baris 37:
Pada pertengahan abad ke-19, penduduk beretnis Tionghoa di Hindia Belanda sangat kurang terdidik, karena tidak dapat masuk ke sekolah orang Eropa maupun sekolah [[Pribumi Indonesia|pribumi]].{{sfn|Setiono|2008|pp=227–231}} Pada usia sepuluh tahun, Lie dimasukkan ke sekolah misionaris [[Calvinis]] yang dijalankan oleh Christiaan Albers. Sekolah tersebut memiliki sekitar 60 orang siswa laki-laki yang kebanyakan beretnis Tionghoa.{{sfnm|1a1=Suryadinata|1y=1995|1pp=81–82|2a1=Setiono|2y=2008|2pp=227–231}} Di bawah arahan Albers yang fasih berbahasa Sunda, Lie pun mendapat pendidikan formalnya dengan kurikulum yang meliputi ilmu pengetahuan, bahasa, dan Kekristenan, karena sekolah-sekolah tersebut memang ditujukan untuk mempromosikan Kekristenan di [[Hindia Belanda]], dan para siswa diminta untuk berdoa sebelum pelajaran dimulai.{{sfn|Tio|1958|p=22}} Seperti kebanyakan siswa, Lie tidak berpindah agama.{{sfn|Sumardjo|2004|p=101}} Tetapi, ahli biografi [[Tio Ie Soei]] menulis bahwa pemahaman Kekristenan kemungkinan mempengaruhi [[pandangan dunia]]nya.{{sfn|Tio|1958|p=59}}
 
[[Berkas:Raden Saleh.jpg|jmpl|alt=Orang Jawa mengenakan jas memegang kuas|Lie belajar melukis denganpada [[Raden Saleh]].]]
 
Pada tahun 1866, Lie dan keluarganya pulangkembali ke Buitenzorg pada tahun 1866. Pada waktusaat itu, di sana tidak ada sekolah yang dijalankan denganmenawarkan pendidikan bergaya Eropa di sana, dansehingga Lie kemudian ia dikirimdimasukkan ke sebuah sekolah yang dijalankan oleh orang yang beretnisetnis Tionghoa. Selama tiga tahun, belajardi dibawahbawah arahan dari tiga kepala sekolah yang berbeda pada masa mudanya, iaLie diminta mempelajarimengulang frasa [[dialek Hokkien|Hokkien]] tradisional dan menyalin [[aksara Tionghoa]] yang tidak iatanpa pahamimemahaminya. Tio pun berpendapat bahwa Lie hanya mendapatkanmendapat sedikit ilmu pengetahuan di sekolah tersebut, dansehingga sampai kematiannyameninggal, Lie tidak pernahdapat memahami [[bahasa Mandarin]].{{sfn|Tio|1958|p=35}} Pada waktuSelama di Buitenzorg, iaLie juga belajar melukis dibawahdi pengarahanbawah arahan dari [[Raden Saleh]], seorangyang merupakan teman dari ayahnya. MeskipunWalaupun iadiberitakan dilaporkanmemiliki menunjukankeahlian kemampuannyadalam melukis, iaLie taktidak melanjutkan hobinya tersebut karena ibunya menentangnyatidak setuju. IaLie juga menunjukanmenunjukkan kemampuanketertarikan dalampada bentuk-bentuk sastra tradisional seperti ''[[pantun]],'' (sebuah bentuk puisi) dan gemar membuatnyamembuat pantunnya sendiri.{{sfn|Tio|1958|p=41}}
 
KetikaSaat [[Sierk Coolsma]] membuka sebuah sekolah misionaris di Buitenzorg pada tanggal 31 Mei 1869, Lie beradamenjadi di kelassalah satu dari sepuluh kelassiswa pertama di sekolah tersebut. IaLie pun kembali belajar dengan menggunakandalam bahasa Sunda, subyekdan mendapat pelajaran yang sama seperti yang ia dapatkan waktusaat ia beradabersekolah di Cianjur. Pada waktusaat itu, ia juga mulai mempelajari [[bahasa Belanda]]. Setelah sekolahsebuah yang[[Sekolah dijalankan olehnegeri (pemerintah)|sekolah negeri]] dibuka pada tahun 1872, kebanyakan teman sekolah Lie adalah orang-oranganak yang beretnis Tionghoa;, parakarena pelajarteman sekolahnya yang bersuku Sunda, yang kebanyakan Muslimberagama Islam, yang ditransferpindah ke sekolah barunegeri karena khawatirtakut dimurtadkandipindah ke agama Kristen.{{sfn|Tio|1958|pp=32–34, 36}} Pada tahun 1873, Coolsma dikirimdiutus ke [[Sumedang]] untuk menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Sunda, dansehingga menggantikania digantikan oleh sesama misionaris, D. J. van der Linden.{{efn|Sumber tersebut tidak mengindikasikanmenyebutkan nama pertama-nyadepannya.}} PembelajarannyaPembelajaran pun dilanjutkan didengan tanahmenggunakan bahasa Melayu, karena van der Linden belumtidak dapat berbicara dalam bahasa Sunda. Hubungan Lie dan kepalavan sekolahder baru-nyaLinden kemudian menjadi dekat.{{sfnm|1a1=Setyautama|1a2=Mihardja|1y=2008|1pp=175–176|2a1=Adam|2y=1995|2pp=64–65}} DuaLie tahun kemudian, ialalu bekerja di sekolah vandan derperusahaan Lindenpercetakan danmilik mendirikanvan rumahder danLinden, menyebarkanserta pemahamansama-sama mengenaitertarik pada teater tradisional, termasuk [[wayang]].{{sfn|Setiono|2008|pp=234–235}}
 
== Guru dan penerbit ==