Literasi keuangan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Menambah subjudul
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Annisans 03 (bicara | kontrib)
Fitur saranan suntingan: 2 pranala ditambahkan.
 
(27 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Literasi keuangan''' atau '''kemelekan keuangan''' (melek keuangan) ({{lang-en|financial literacy}}) adalah kemampuan dalam memahami pro dan kontra dari suatu keputusan [[keuangan]], pertimbangan [[biaya]] dan dengan percaya diri memutuskan apa yang harus dilakukan. Menjadi pribadi yang melek finansial bukan berarti seseorang mengetahui segala hal tentang [[uang]] melainkan melengkapi diri untuk mencari jawaban yang dibutuhkan dalam membuat keputusan keuangan yang baik.<ref name=":0">{{Cite web|last=Digangi|first=Christine|title=What Is Financial Literacy?|url=https://www.thebalance.com/what-is-financial-literacy-5120435|website=The Balance|language=en|access-date=2021-11-22}}</ref>
 
== Definisi ==
Literasi keuangan adalah kemampuan dalam memahami dan menggunakan berbagai kemampuan keuangan secara efektif, seperti manajemen [[keuangan pribadi]], penganggaran dan [[investasi]]. Literasi keuangan merupakan fundamental dari hubungan seseorang dengan uang dan akan terus dipelajari sepanjang hayat.<ref name=":1">{{Cite web|last=Fernando|first=Jason|title=What Is Financial Literacy?|url=https://www.investopedia.com/terms/f/financial-literacy.asp|website=Investopedia|language=en|access-date=2021-11-22}}</ref>
 
Literasi keuangan merujuk pada banyak sekali keterampilan yang diperlukan saat membuat pilihan tentang apa yang harus seseorang lakukan terhadap uangnya. Beberapa dari keterampilan tersebut adalah keterampilan dasar, seperti bagaimana menambah atau mengurangi uang yang diperoleh, dibelanjakan dan ditabung―sedangkan yang lain berupa keterampilan yang lebih kompleks, seperti perhitungan dan [[penilaian risiko]].<ref name=":0" />
Literasi keuangan adalah kemampuan dalam memahami dan menggunakan berbagai kemampuan keuangan secara efektif, seperti manajemen keuangan pribadi, penganggaran dan investasi. Literasi keuangan merupakan fundamental dari hubungan seseorang dengan uang dan akan terus dipelajari sepanjang hayat.<ref name=":1">{{Cite web|title=What Is Financial Literacy?|url=https://www.investopedia.com/terms/f/financial-literacy.asp|website=Investopedia|language=en|access-date=2021-11-22}}</ref>
 
Seseorang yang melek finansial mengetahui bahwa [[gaji]] yang diperoleh setiap bulan tidak boleh dibelanjakan lebih banyak dari yang diterima. Seseorang dengan tingkat literasi keuangan yang baik mengetahui bahwa ia harus menyisihkan sebagian dari gaji yang diterima untuk ditabung. Apabila orang tersebut memiliki tingkat literasi yang lebih baik lagi, ia akan familiar dengan beberapa formula penganggaran, seperti aturan 80/20, di mana 80% dari [[pendapatan]] untuk dibelanjakan dan 20% untuk disimpan. Jumlah 20% dari pendapatan tersebut dapat disimpan dalam bentuk [[tabungan berjangka]] atau diinvestasikan di instrumen [[pasar modal]], seperti [[saham]]. Keduanya merupakan pilihan yang melek finansial dan dapat dipilih, tergantung tujuan keuangan seseorang, pemahaman terkait [[produk-produk keuangan]] dan [[toleransi risiko]].<ref name=":0" />
Literasi keuangan merujuk pada banyak sekali keterampilan yang diperlukan saat membuat pilihan tentang apa yang harus seseorang lakukan terhadap uangnya. Beberapa dari keterampilan tersebut adalah keterampilan dasar, seperti bagaimana menambah atau mengurangi uang yang diperoleh, dibelanjakan dan ditabung―sedangkan yang lain berupa keterampilan yang lebih kompleks, seperti perhitungan dan penilaian risiko. <ref name=":0" />
 
== Tujuan ==
Seseorang yang melek finansial mengetahui bahwa gaji yang diperoleh setiap bulan tidak boleh dibelanjakan lebih banyak dari yang diterima. Seseorang dengan tingkat literasi keuangan yang baik mengetahui bahwa ia harus menyisihkan sebagian dari gaji yang diterima untuk ditabung. Apabila orang tersebut memiliki tingkat literasi yang lebih baik lagi, ia akan familiar dengan beberapa formula penganggaran, seperti aturan 80/20, di mana 80% dari pendapatan untuk dibelanjakan dan 20% untuk disimpan. Jumlah 20% dari pendapatan tersebut dapat disimpan dalam bentuk tabungan berjangka atau diinvestasikan di instrumen pasar modal, seperti saham. Keduanya merupakan pilihan yang melek finansial dan dapat dipilih, tergantung tujuan keuangan seseorang, pemahaman terkait produk-produk keuangan dan toleransi risiko.<ref name=":0" />
Ada dua tujuan jangka panjang dari literasi keuangan, yakni:<ref name=":3" />
 
# memperbaiki tingkat literasi masyarakat dari yang semula kurang atau buta finansial menjadi melek finansial,
Tujuan Literasi Keuangan
# jumlah masyarakat yang menggunakan produk dan [[layanan keuangan|jasa keuangan]] semakin meningkat.
 
== Manfaat ==
Literasi keuangan memiliki tujuan jangka panjang bagi seluruh golongan masyarakat sebagai berikut.<ref name=":3" />
Literasi keuangan bermanfaat untuk menciptakan masyarakat yang melek finansial. [[Masyarakat]] yang melek finansial ditandai dengan memiliki pemahaman tentang bagaimana mengelola uang, melunasi [[utang]], paham tentang [[suku bunga]], [[asuransi]], [[tabungan pensiun]], [[pajak]], serta produk keuangan, seperti [[Kredit (keuangan)|kredit]] atau [[pinjaman]]. Dengan keadaan melek finansial, seseorang dapat memanfaatkan produk-produk keuangan tersebut untuk mencapai stabilitas [[ekonomi]] dan keuangan.<ref name=":2">{{Cite web|last=Utami|first=Silmi Nurul|date=2021-06-11|title=Literasi Keuangan: Definisi, Manfaat, dan Tingkatnya|url=https://www.kompas.com/skola/read/2021/06/11/133000869/literasi-keuangan--definisi-manfaat-dan-tingkatnya|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2021-11-22}}</ref>
 
Pentingnya keuangan dalam kehidupan masyarakat modern, membuat literasi keuangan penting dimiliki oleh setiap individu agar terhindar dari kegagalan finansial jangka panjang. Selain itu, melek finansial juga dapat melindungi seseorang dari tindak penipuan keuangan, seperti [[pinjaman daring]] (pinjol) ilegal. Orang yang buta finansial dapat mengalami sejumlah masalah keuangan, seperti terkena jebakan utang, baik karena keputusan pengeluaran yang buruk atau kurang persiapan jangka panjang. Hal ini dapat menyebabkan seseorang mempunyai catatan kredit yang buruk, mengalami [[kebangkrutan]], penyitaan [[rumah]] dan konsekuensi negatif lainnya.<ref name=":1" />
# Meningkatkan tingkat literasi masyarakat dari less literate atau not literate menjadi well literate
# Meningkatkan jumlah pengguna produk dan layanan keuangan
 
== Komponen ==
Manfaat Literasi Keuangan
Ada tiga komponen penting dalam literasi keuangan sebagai berikut:
 
* '''pengetahuan keuangan''': merupakan komponen penting dalam literasi keuangan yang membantu seseorang dalam membandingkan antara produk dan layanan keuangan untuk dapat membuat keputusan keuangan yang tepat,
Literasi keuangan bermanfaat untuk menciptakan masyarakat yang melek finansial. Masyarakat yang melek finansial ditandai dengan memiliki pemahaman tentang bagaimana mengelola uang, melunasi hutang, paham tentang suku bunga, asuransi, tabungan pensiun, pajak, serta produk keuangan, seperti kredit atau pinjaman. Dengan keadaan melek finansial, seseorang dapat memanfaatkan produk-produk keuangan tersebut untuk mencapai stabilitas ekonomi dan keuangan.<ref name=":2">{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2021-06-11|title=Literasi Keuangan: Definisi, Manfaat, dan Tingkatnya|url=https://www.kompas.com/skola/read/2021/06/11/133000869/literasi-keuangan--definisi-manfaat-dan-tingkatnya|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2021-11-22}}</ref>
* '''perilaku keuangan''': tindakan dan [[perilaku konsumen]] penting dalam membentuk kondisi dan kesejahteraan keuangan mereka. Beberapa perilaku, seperti gagal dalam membangun kebiasaan menabung, terlambat dalam membayar tagihan rutin bulanan, gagal dalam mengendalikan pengeluaran yang tidak perlu, salah memilih produk keuangan, dapat berdampak negatif terhadap kondisi keuangan seseorang,
* '''sikap keuangan''': sikap keuangan dapat mempengaruhi keputusan keuangan seseorang. Hal ini terkait pada tindakan apa yang dilakukan jika dihadapkan pada pilihan-pilihan keuangan. Misalnya, keputusan untuk berbelanja atau menabung, beli sekarang atau besok dan sebagainya.<ref>{{Cite web|title=International Gateway for Financial Education - Organisation for Economic Co-operation and Development|url=https://www.oecd.org/financial/education/launchoftheoecdinfeglobalfinancialliteracysurveyreport.htm|website=www.oecd.org|language=en|access-date=2021-11-24}}</ref>
 
== Literasi keuangan di Indonesia ==
Pentingnya keuangan dalam kehidupan masyarakat modern, membuat literasi keuangan penting dimiliki oleh setiap individu agar terhindar dari kegagalan finansial jangka panjang. Selain itu, melek finansial juga dapat melindungi seseorang dari tindak penipuan keuangan, seperti pinjaman online (pinjol) ilegal. Orang yang buta finansial dapat mengalami sejumlah masalah keuangan, seperti terkena jebakan utang, baik karena keputusan pengeluaran yang buruk atau kurang persiapan jangka panjang. Hal ini dapat menyebabkan seseorang mempunyai catatan kredit yang buruk, mengalami kebangkrutan, penyitaan rumah dan konsekuensi negatif lainnya.<ref name=":1" />
Di Indonesia, selama bulan [[Oktober]], [[Otoritas Jasa Keuangan]] (OJK) dan industri jasa keuangan menggelar kegiatan tahunan [[Bulan Inklusi Keuangan]] (BIK) yang bertujuan untuk mendekatkan masyarakat pada produk dan layanan keuangan sehingga masyarakat memiliki akses ke produk dan layanan keuangan yang sesuai dengan kebutuhannya.<ref>{{Cite web|last=Meilanova|first=Denis Riantiza|date=2021-09-28|title=Tingkatkan Inklusi Keuangan, OJK Kembali Gelar BIK pada Oktober 2021 {{!}} Finansial|url=https://finansial.bisnis.com/read/20210928/215/1448041/tingkatkan-inklusi-keuangan-ojk-kembali-gelar-bik-pada-oktober-2021|website=Bisnis.com|language=id|access-date=2021-11-22}}</ref>
 
Kerjasama antara OJK dengan Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK) melahirkan empat program peningkatan inklusi dan literasi keuangan berikut.
Komponen Literasi Keuangan
 
* '''Kampanye Simpanan Pelajar (SimPel dan SimPel iB) Goes to School:''' merupakan [[kampanye]] atas produk [[tabungan]] untuk siswa yang diterbitkan secara nasional oleh bank-bank di Indonesia untuk mendorong budaya menabung sejak dini.<ref name=":8">{{Cite web|last=Murdaningsih|first=Dwi|date=2018-10-31|title=OJK dan PUJK Luncurkan 4 Program Literasi Keuangan|url=https://republika.co.id/share/pher1m368|website=Republika Online|language=id|access-date=2021-11-24}}</ref>
Ada tiga komponen penting dalam literasi keuangan sebagai berikut:
* '''Simpanan Pemuda dan Mahasiswa (SiMuda):''' merupakan tabungan bagi kelompok usia 18-30 tahun yang dilengkapi dengan fitur produk asuransi dan/atau investasi yang ditawarkan oleh perbankan di Indonesia.<ref name=":8" />
* '''Reksa Dana Syariahku (SAKU):''' merupakan program [[investasi syariah]] untuk pelajar dan [[mahasiswa]] yang bersifat massal dengan persyaratan yang mudah dan sederhana.<ref name=":8" />
* '''Reksa Dana Mini Mart:''' merupakan program penjualan [[reksa dana]] dengan mudah melalui jaringan [[Mini market|minimarket]]. Pembayaran reksa dana dapat dilakukan dengan berbagai alternatif, baik secara tunai maupun non tunai.<ref name=":8" />
Saat ini literasi keuangan semakin mendapat perhatian di banyak [[negara maju]]. Hasil riset secara umum menunjukkan bahwa tingkat literasi keuangan yang rendah masih terjadi juga di negara-negara maju, terlebih lagi di [[negara-negara berkembang]], termasuk [[Indonesia]]. Kondisi ini merupakan masalah yang cukup serius karena literasi keuangan berpengaruh positif terhadap [[Inklusi keuangan|inklusi]] dan perilaku keuangan.<ref>{{Cite journal|last=Yushita|first=Amanita Novi|date=2017-06-05|title=PENTINGNYA LITERASI KEUANGAN BAGI PENGELOLAAN KEUANGAN PRIBADI|url=https://journal.uny.ac.id/index.php/nominal/article/view/14330|journal=Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen|language=en-US|volume=6|issue=1|pages=11–26|doi=10.21831/nominal.v6i1.14330|issn=2502-5430}}</ref>
 
Menurut survei dari OJK pada tahun 2013, tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia dapat dikelompokkan ke dalam empat kategori.
pengetahuan keuangan: merupakan komponen penting dalam literasi keuangan yang membantu seseorang dalam membandingkan antara produk dan layanan keuangan untuk dapat membuat keputusan keuangan yang tepat;
 
# '''''Well literate'' (21,84%)''' adalah tingkat literasi keuangan yang terbaik.<ref name=":2" /> Masyarakat yang termasuk kategori ''well literate'' adalah mereka yang memiliki pengetahuan dan keyakinan tentang [[Lembaga keuangan|lembaga jasa keuangan]], produk dan jasa keuangan. Pengetahuan dan keyakinan akan produk dan jasa keuangan tersebut meliputi fitur, manfaat dan risiko serta hak dan kewajiban terkait produk dan jasa keuangan. Masyarakat yang ''well literate'' juga memiliki keterampilan dalam menggunakan produk dan jasa keuangan.<ref name=":3">{{Cite web|title=Konsumen|url=https://www.ojk.go.id/id/kanal/edukasi-dan-perlindungan-konsumen/Pages/literasi-keuangan.aspx|website=www.ojk.go.id|access-date=2021-11-22}}</ref>
perilaku keuangan: tindakan dan perilaku konsumen penting dalam membentuk kondisi dan kesejahteraan keuangan mereka. Beberapa perilaku, seperti gagal dalam membangun kebiasaan menabung, terlambat dalam membayar tagihan rutin bulanan, gagal dalam mengendalikan pengeluaran yang tidak perlu, salah memilih produk keuangan, dapat berdampak negatif terhadap kondisi keuangan seseorang;
# '''''Sufficient literate'' (75,69%)''' adalah tingkat literasi keuangan dengan pengetahuan yang cukup.<ref name=":2" /> Kategori ini merupakan yang terbesar jumlahnya dibandingkan kategori lain. Masyarakat yang tergolong ''sufficient literate'' memiliki pengetahuan dan keyakinan tentang lembaga jasa keuangan, produk dan jasa keuangan seperti halnya masyarakat yang ''well literate''. Perbedaannya terletak pada keterampilan dalam menggunakan produk dan jasa keuangan, di mana masyarakat yang ''well'' ''literate'' memiliki keterampilan finansial yang lebih baik.<ref name=":3" />
# '''''Less literate'' (2,06%)''' adalah tingkat literasi dengan pengetahuan tentang lembaga jasa keuangan, produk dan jasa keuangan yang masih kurang.<ref name=":2" />
# '''''Non literate'' (0,41%)''' adalah tingkat literasi terburuk. Masyarakat yang termasuk kategori ''non literate'' tidak memiliki pengetahuan, keyakinan dan keterampilan dalam menggunakan produk dan jasa keuangan.<ref name=":3" />
 
=== Tantangan literasi keuangan di Indonesia ===
financial attitude: attitude dapat mempengaruhi keputusan keuangan seseorang. Hal ini terkait pada tindakan apa yang dilakukan jika dihadapkan pada pilihan-pilihan keuangan. Misalnya, keputusan untuk berbelanja atau menabung, beli sekarang atau besok dan sebagainya.
Perkembangan industri keuangan modern perlu diikuti dengan peningkatan literasi keuangan masyarakat. Namun pengembangan literasi keuangan di Indonesia juga memiliki tantangan sebagai berikut.
 
# Tantangan [[demografi]]: masalah perbedaan [[agama]], [[bahasa]], [[suku]], [[budaya]], tingkat ekonomi dan pendidikan masyarakat yang berbeda di masing-masing [[wilayah]] di Indonesia.<ref name=":5">{{Cite web|last=Pertiwi|first=Suryani Wandari Putri|date=2020-08-19|title=Ini Dua Tantangan Edukasi Literasi Keuangan Versi OJK|url=https://mediaindonesia.com/ekonomi/337866/ini-dua-tantangan-edukasi-literasi-keuangan-versi-ojk|website=mediaindonesia.com|language=id|access-date=2021-11-24}}</ref><ref name=":6">{{Cite web|last=Catriana|first=Elsa|date=2020-08-19|title=2 Tantangan OJK dalam Meningkatkan Literasi Keuangan di Indonesia|url=https://money.kompas.com/read/2020/08/19/192600026/2-tantangan-ojk-dalam-meningkatkan-literasi-keuangan-di-indonesia|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2021-11-24}}</ref>
# Tantangan [[geografi]]s: Indonesia merupakan [[negara kepulauan]] yang luas dan masih ada wilayah-wilayah yang sulit dijangkau. [[Akses internet]] yang belum merata hingga ke daerah-daerah terpencil menyebabkan timbulnya [[kesenjangan literasi]] antara masyarakat kota dan desa. Dari 34 [[provinsi]] di Indonesia, sebanyak 21 provinsi memiliki [[indeks literasi keuangan]] di bawah indeks literasi nasional.<ref name=":5" /><ref name=":6" />
 
== Literasi keuangan, inklusi keuangan, dan edukasi keuangan ==
Literasi keuangan berkaitan erat dengan inklusi keuangan dan [[edukasi keuangan.]]
 
Inklusi keuangan dapat diartikan sebagai kondisi di mana individu atau [[bisnis]] memiliki [[Aksesibilitas|akses]] ke berbagai produk dan layanan keuangan yang bermanfaat dan sesuai dengan [[kebutuhan]]. Akses ke berbagai produk dan layanan keuangan ini dapat memfasilitasi kebutuhan [[individu]], [[keluarga]] atau bisnis untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang, seperti [[Kredit Usaha Rakyat|kredit pengembangan usaha]], [[Asuransi Jiwa|asuransi jiwa]] atau [[asuransi kesehatan]], [[dana pendidikan]] dan sebagainya hingga mempersiapkan [[Dana Darurat|dana darurat]],.<ref name=":4">{{Cite web|title=Overview|url=https://www.worldbank.org/en/topic/financialinclusion/overview|website=World Bank|language=en|access-date=2021-11-23}}</ref>
Tingkat Literasi Keuangan Masyarakat Indonesia
 
Inklusi keuangan bukan hanya tentang ketersediaan akses melainkan terletak pada pemanfaatan produk dan layanan keuangan oleh masyarakat. Supaya masyarakat tertarik dan mampu memanfaatkan produk dan layanan keuangan sesuai kebutuhan, masyarakat harus melek keuangan atau memiliki literasi keuangan yang baik.<ref>{{Cite web|last=Qazi|first=Moin|title=Financial literacy is key to financial inclusion|url=https://www.thehindubusinessline.com/opinion/financial-literacy-is-key-to-financial-inclusion/article25726991.ece|website=@businessline|language=en|access-date=2021-11-23}}</ref>
Saat ini literasi keuangan semakin mendapat perhatian di banyak negara maju. Di beberapa negara, literasi keuangan sudah dicanangkan menjadi program nasional. Misalnya, di Amerika Serikat yang memperingati Bulan Literasi Finansial (Financial Literacy Month) setiap bulan April.<ref name=":0" />
 
DiMenciptakan Indonesia,masyarakat selamayang bulanmelek Oktober,keuangan Otoritasperlu Jasaedukasi Keuangankeuangan (OJK)yang dandirancang industrisecara jasaserius keuangandan menggelarsistematis kegiatanuntuk tahunanseluruh Bulanlapisan Inklusi Keuanganmasyarakat, (BIK)baik yang bertujuanhidup untukdi mendekatkan[[Perkotaan|kota]] masyarakatatau pada[[desa]], produk[[laki-laki]] danatau layanan[[perempuan]], keuangankaya sehinggaatau masyarakatmiskin, memilikitua aksesatau ke produkmuda dan layanan keuangan yangdi sesuaiberbagai denganjenjang kebutuhannyapendidikan.<ref>{{Cite web|datelast=2021-09-28Sudheer|first=C. S.|title=TingkatkanFinancial InklusiEducation Keuangan,a OJKMust KembaliFor GelarThe BIK pada Oktober 2021 {{!}}Youth FinansialToday|url=https://finansialwww.bisnisentrepreneur.com/readarticle/20210928/215/1448041/tingkatkan-inklusi-keuangan-ojk-kembali-gelar-bik-pada-oktober-2021320917|website=Bisnis.comEntrepreneur|language=iden|access-date=2021-11-2224}}</ref>
 
#
Hasil riset secara umum menunjukkan bahwa tingkat literasi keuangan yang rendah masih terjadi juga di negara-negara maju, terlebih lagi di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Kondisi ini merupakan masalah yang cukup serius karena literasi keuangan berpengaruh positif terhadap inklusi dan perilaku keuangan.<ref>{{Cite journal|last=Yushita|first=Amanita Novi|date=2017-06-05|title=PENTINGNYA LITERASI KEUANGAN BAGI PENGELOLAAN KEUANGAN PRIBADI|url=https://journal.uny.ac.id/index.php/nominal/article/view/14330|journal=Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen|language=en-US|volume=6|issue=1|pages=11–26|doi=10.21831/nominal.v6i1.14330|issn=2502-5430}}</ref>
#
#
#
 
== Program literasi keuangan di berbagai negara ==
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh OJK pada tahun 2013, tingkat literasi keuangan penduduk Indonesia dapat dibagi menjadi empat kategori.
Jika di negara-negara berkembang [[program literasi keuangan]] lebih banyak ditujukan untuk masyarakat miskin dan kurang beruntung, program literasi keuangan di negara-negara maju menargetkan orang-orang dari berbagai kelompok masyarakat.
 
=== Asia Pasifik, Timur Tengah dan Afrika (APMEA) ===
# Well literate (21,84%) adalah tingkat literasi keuangan yang terbaik.<ref name=":2" /> Masyarakat yang termasuk kategori well literate adalah mereka yang memiliki pengetahuan dan keyakinan tentang lembaga jasa keuangan serta produk jasa keuangan, termasuk fitur, manfaat dan risiko, hak dan kewajiban terkait produk dan jasa keuangan serta memiliki keterampilan dalam menggunakan produk dan jasa keuangan.<ref name=":3">{{Cite web|title=Konsumen|url=https://www.ojk.go.id/id/kanal/edukasi-dan-perlindungan-konsumen/Pages/literasi-keuangan.aspx|website=www.ojk.go.id|access-date=2021-11-22}}</ref>
Peningkatan literasi keuangan untuk konsumen perempuan di [[Asia-Pasifik|Asia Pasifik]], [[Timur Tengah]] dan [[Afrika]] yang terdiri atas [[manajemen keuangan]] dasar dan perencanaan keuangan serta investasi.<ref name=":7">{{Cite web|title=Financial Literacy as a Tool for Financial inclusion and Client Protection {{!}} UNDP in India|url=https://www.in.undp.org/content/india/en/home/library/poverty/financial-literacy-as-a-tool-for-financial-inclusion-and-client-.html|website=UNDP|language=en|access-date=2021-11-24}}</ref>
# Sufficient literate (75,69%) adalah tingkat literasi keuangan dengan pengetahuan yang cukup.<ref name=":2" /> Kategori ini merupakan yang terbesar jumlahnya dibandingkan kategori lain. Masyarakat yang tergolong sufficient literate memiliki pengetahuan dan keyakinan tentang lembaga jasa keuangan serta produk jasa keuangan, termasuk fitur, manfaat dan risiko,hak dan kewajiban terkait produk dan jasa keuangan.<ref name=":3" />
# Less literate (2,06%) adalah tingkat literasi dengan pengetahuan yang kurang.<ref name=":2" /> Masyarakat dengan tingkat literasi ini hanya memiliki pengetahuan tentang lembaga jasa keuangan, produk dan jasa keuangan.<ref name=":3" />
# Non literate (0,41%) adalah tingkat literasi terburuk, yaitu tidak memiliki pengetahauan dan keyakinan tentang lembaga jasa keuangan serta produk dan jasa keuangan, serta tidak memiliki keterampilan dalam menggunakan produk dan jasa keuangan.<ref name=":3" />
Hubungan antara Literasi Keuangan, Inklusi Keuangan dan Edukasi Keuangan
 
=== Australia ===
Literasi keuangan berkaitan erat dengan inklusi keuangan dan edukasi keuangan.
[[Australia]] memiliki Kerangka Kerja Literasi Konsumen dan Keuangan Nasional dan Strategi Literasi Keuangan Nasional yang menempatkan literasi keuangan sebagai bagian dari kurikulum pendidikan yang diajarkan, baik kepada para siswa maupun tenaga pendidik di sekolah-sekolah.<ref name=":9" />
 
Topik-topik literasi keuangan diajarkan sesuai dengan jenjang pendidikan, misalnya untuk siswa sekolah menengah diajarkan mengenai pengambilan keputusan keuangan dalam membeli [[ponsel pintar]], bagaimana mengamankan pekerjaan pertama mereka, membeli [[mobil]] pertama, pindah rumah dan merencanakan bisnis kecil-kecilan. Mereka juga belajar tentang perpajakan dan perencanaan pensiun, seperti pengetahuan dasar tentang pajak dan perencanaan pensiun, pentingnya membayar pajak dan manfaat sistem perpajakan bagi masyarakat.<ref name=":9">{{Cite web|last=Office|first=Australian Taxation|title=The case for teaching and learning about taxation and superannuation at school|url=https://www.ato.gov.au/about-ato/research-and-statistics/in-detail/general-research/the-case-for-teaching-and-learning-about-taxation-and-superannuation-at-school/?anchor=Consumerandfinancialliteracyeducationpol|website=www.ato.gov.au|language=en-AU|access-date=2021-11-25}}</ref>
Inklusi keuangan dapat diartikan sebagai kondisi di mana individu atau bisnis memiliki akses ke berbagai produk dan layanan keuangan yang bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan. Akses ke berbagai produk dan layanan keuangan ini dapat memfasilitasi kebutuhan individu, keluarga atau bisnis untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang hingga mempersiapkan dana darurat, seperti kredit pengembangan usaha, asuransi jiwa atau kesehatan, dana pendidikan dan sebagainya.<ref name=":4">{{Cite web|title=Overview|url=https://www.worldbank.org/en/topic/financialinclusion/overview|website=World Bank|language=en|access-date=2021-11-23}}</ref>
 
=== Belgia ===
Inklusi keuangan bukan hanya tentang akses melainkan terletak pada pemanfaatan produk dan layanan keuangan oleh masyarakat. Supaya masyarakat tertarik dan mampu memanfaatkan produk dan layanan keuangan sesuai kebutuhan, masyarakat harus melek keuangan atau memiliki literasi keuangan yang baik.<ref>{{Cite web|last=Qazi|first=Moin|title=Financial literacy is key to financial inclusion|url=https://www.thehindubusinessline.com/opinion/financial-literacy-is-key-to-financial-inclusion/article25726991.ece|website=@businessline|language=en|access-date=2021-11-23}}</ref> Menciptakan masyarakat yang melek keuangan perlu edukasi keuangan yang dirancang secara serius dan sistematis untuk seluruh lapisan masyarakat, baik yang hidup di kota atau desa, laki-laki atau perempuan, kaya atau miskin, tua atau muda dan di berbagai jenjang pendidikan.<ref name=":4" />
Otoritas Jasa Keuangan dan Pasar ([[:en:Financial Services and Markets Authority (Belgium)|FSMA-Belgium]]) ditugaskan untuk meningkatkan literasi keuangan para penabung dan [[investor]] sehingga para penabung perseorangan, orang-orang yang diasuransikan, pemegang saham dan investor memiliki posisi dan hubungan yang lebih baik dengan lembaga keuangan. Dengan demikian, mereka tidak lagi membeli produk keuangan yang tidak sesuai dengan [[profil risiko]] mereka.<ref name=":7" />
 
FSMA Belgia memiliki inisiatif dan menjadi pelopor pengembangan literasi keuangan di level [[Eropa]] melalui program pendidikan keuangan, Wikifin. Program Wikifin memiliki tiga pilar utama, yaitu inisiatif untuk masyarakat umum, kerja sama dengan sekolah-sekolah dan Lab Wikifin baru.<ref>{{Cite web|title=Speech on financial education {{!}} FSMA|url=http://www.fsma.be/en/news/speech-financial-education|website=www.fsma.be|language=en|access-date=2021-11-26}}</ref><ref>{{Cite web|title=Opening of the Wikifin Lab: a unique financial experience centre for schools {{!}} FSMA|url=http://www.fsma.be/en/news/opening-wikifin-lab-unique-financial-experience-centre-schools|website=www.fsma.be|language=en|access-date=2021-11-26}}</ref>
Tantangan Literasi Keuangan di Indonesia
 
Perkembangan industri keuangan modern perlu diikuti dengan peningkatan literasi keuangan masyarakat. Namun pengembangan literasi keuangan di Indonesia juga memiliki tantangan sebagai berikut.
 
=== Britania Raya ===
# Tantangan demografi: masalah perbedaan agama, bahasa, suku, budaya, tingkat ekonomi dan pendidikan masyarakat yang berbeda di masing-masing wilayah di Indonesia
[[Britania Raya]] memiliki badan khusus yang berperan dalam pengembangan literasi keuangan yang bernama The Consumer Financial Education Body (CFEB). CFEB merupakan [[Badan Independen|badan independen]] yang dibentuk pada bulan [[April]] 2010 oleh the Financial Services Authority (FSA) 2010. Badan ini bertugas untuk mengembangkan pendidikan finansial [[konsumen]] di Britania Raya, sekaligus meningkatkan pemahaman dan pengetahuan masyarakat tentang masalah-masalah keuangan serta kemampuan untuk mengelola keuangan.<ref>{{Cite web|title=House of Commons - Treasury - Written Evidence|url=https://publications.parliament.uk/pa/cm201011/cmselect/cmtreasy/612/612vw12.htm|website=publications.parliament.uk|access-date=2021-11-24}}</ref>
# Tantangan geografis: Indonesia merupakan negara kepulauan yang luas dan masih ada wilayah-wilayah yang sulit dijangkau. Akses internet yang belum merata hingga ke daerah-daerah terpencil menyebabkan timbulnya kesenjangan literasi antara masyarakat kota dan desa. Dari 34 provinsi di Indonesia, sebanyak 21 provinsi memiliki indeks literasi keuangan di bawah indeks literasi nasional.
#
#
#
#
#
 
=== Amerika Serikat ===
[[Kementerian Keuangan Amerika Serikat|Departemen Keuangan Amerika Serikat]] mendirikan Komisi Pendidikan dan Literasi Keuangan berdasarkan The Fair and Accurate Credit Transaction Act (FACT atau FACTA) tahun 2003. Tugas dari komisi tersebut adalah mengembangkan [[situs web]] pendidikan keuangan nasional (MyMoney.gov) dan strategi pendidikan keuangan nasional. Komisi ini memiliki visi untuk menciptakan kesejahteraan finansial yang berkelanjutan bagi seluruh individu dan keluarga di [[Amerika Serikat]] yang diwujudkan melalui berbagai program, seperti menetapkan arahan strategis untuk [[kebijakan]], pendidikan, praktik, [[penelitian]] dan koordinasi sehingga seluruh masyarakat Amerika dapat membuat keputusan keuangan berdasarkan informasi yang kredibel.<ref>{{Cite web|title=Financial Literacy and Education Commission|url=https://home.treasury.gov/policy-issues/consumer-policy/financial-literacy-and-education-commission|website=U.S. Department of the Treasury|language=en|access-date=2021-11-24}}</ref>
 
Program literasi keuangan juga diinisiasi oleh kampus-kampus di Amerika Serikat. Contohnya, program literasi keuangan [[Financial Cents]] yang diselenggarakan secara kolaboratif antara mahasiswa [https://en.m.wiki-indonesia.club/wiki/Northern_Illinois_University Northern Illinois University (NIU)] dengan Junior Achievement, bisnis lokal dan organisasi yang memberikan pendidikan ekonomi di semua jenjang kontinum P-20, dari tingkat [[prasekolah]] hingga [[pascasarjana]]. Mereka juga menyelenggarakan berbagai kegiatan edukatif untuk sejumlah [[pelajar]] dan [[guru]] lokal P-20, seperti [[presentasi]] di kelas, [[sosialisasi]] oleh organisasi kemahasiswaan, [[lokakarya]] dan permainan trivia interaktif.<ref>{{Cite web|title=NIU Today - NIU, community financial literacy projects join to expand educational impact across region|url=https://www.niutoday.info/2011/12/06/niu-community-financial-literacy-projects-join-to-expand-educational-impact-across-region/|website=NIU Today|language=en-US|access-date=2021-11-24}}</ref>
 
=== India ===
Masyarakat [[India]] lintas generasi memiliki kebiasaan menabung dalam bentuk uang tunai atau [[barang]], baik secara konvensional atau non konvensional. Produk tabungan yang paling mereka sukai selama berabad-abad adalah [[emas]] dan [[tanah]]. Namun kesadaran akan inklusi keuangan telah dimulai sejak 1950 meskipun menggunakan pendekatan informal. Puncaknya dimulai sejak 2005 melalui arahan dan pedoman dari [[Reserve Bank of India]] (RBI) yang didukung oleh berbagai organisasi, seperti National Bank for Agriculture and Rural Development (NABARD) dan bank-bank komersial.<ref name=":7" />
 
Pemerintah India melalui berbagai lembaganya, seperti RBI, Securities and Exchange Board of India (SEBI), NABARD, [[State Bank of India]] dan lain-lain telah berusaha mengembangkan literasi keuangan dan pendidikan keuangan pada warga negaranya dalam beberapa tahun terakhir. RBI telah memprakarsai "Proyek Literasi Keuangan" dengan tujuan menyebarkan informasi tentang konsep [[bank sentral]] dan perbankan umum ke berbagai kelompok sasaran. Tautan situs web 'Pendidikan Keuangan' milik RBI menyediakan informasi tentang dasar-dasar perbankan, keuangan dan perbankan sentral dalam format [[komik]] untuk anak-anak dari segala usia.<ref>{{Cite journal|last=Ramakrishnan|first=Dr|date=2012-06-09|title=Financial Literacy and Financial Inclusion|url=https://papers.ssrn.com/abstract=2204173|language=en|location=Rochester, NY}}</ref>
Referensi
== Referensi ==
<references />
{{Reflist}}
[[Kategori:Ekonomika keuangan]]
[[Kategori:Keuangan pribadi]]
[[Kategori:Keuangan masyarakat]]