Luak Tanah Data: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
k Robot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 1:
'''Luhak Tanah Datar''' atau disebut '''''Luhak Tanah Data''''' dalam [[bahasa Minangkabau]] merupakan salah satu kawasan konfederasi dari beberapa [[Nagari]] yang ada dalam wilayah kebudayaan [[Minangkabau]]. Bersama dengan [[Luhak Agam]] dan [[Luhak Limo Puluah]] dikenal dengan nama ''Luhak Nan Tigo'' yang berarti Luhak yang tiga.<ref>Idrus Hakimy Dt. Rajo Penghulu (1994). ''Rangkaian Mustika Adat Basandi Syarak di Minangkabau. Remaja Rosdakarya''. ISBN
Kawasan Luhak Tanah Datar merupakan kawasan utama dalam tradisi masyarakat Minangkabau, tempat kedudukan [[Yang Dipertuan Pagaruyung]] atau Raja Alam Minangkabau. Masyarakatnya umumnya menganut [[Lareh Koto Piliang|kelarasan Koto Piliang]], kelarasan atau aturan yang digagas oleh [[Datuk Ketumanggungan|Datuk Katumanggungan]]. Sedangkan [[Lareh Bodi Caniago|Kelarasan Bodi Caniago]] yang digagas [[Datuk Perpatih Nan Sebatang|Datuak Parpatiah nan Sabatang]] memiliki basis pengikut di [[Limo Kaum, Lima Kaum, Tanah Datar|Limo Kaum]]
Baris 12:
Penduduk Luhak Tanah Datar pada awalnya didominasi oleh pendatang asal [[India Selatan]].<ref>Idris, Abdul Samad (1990). ''Payung Terkembang''. [[Kuala Lumpur]]: Pustaka Budiman.</ref> Ini dibuktikan dengan banyaknya [[gelar]] bernuansa [[India]] yang dipakai oleh [[Datuk di Minangkabau]], seperti ''Maharajo'' yang berasal dari kata ''Maharaj'' dan ''Rajo Indo'' yang berasal dari kata ''Rajendra''.<ref>[http://mozaikminang.wordpress.com/2011/11/17/tambo-alam-minangkabau-penghapusan-sejarah-dan-kekacauan-logika/ Tambo Alam Minangkabau: Penghapusan Sejarah dan Kekacauan Logika], 17 November 2011. Diakses pada 31 Desember 2011.</ref>
Di Luhak ini terdapat pemukiman penduduk bernama Nagari Pariangan, yang oleh masyarakat [[Minangkabau]] diyakini sebagai [[Nagari]] pertama di Minangkabau. [[Kerajaan]] pertama di Minangkabau pun juga terdapat Luhak ini, bernama [[Kerajaan Pasumayan Koto Batu]].<ref>Ampera Salim, Zulkifli (2005). ''Minangkabau Dalam Catatan Sejarah yang Tercecer''. [[Kota Padang|Padang]]: Citra Budaya Indonesia. ISBN 979-3458-03-8.</ref> Dari Luhak Tanah Datar inilah kemudian [[orang Minang
== Wilayah ==
|