Lunang, Pesisir Selatan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dyima Guszita (bicara | kontrib)
k menambahkan tautan referensi untuk Bab 1, tautan referensi mengenai Potensi Lunang. Kaba Cindua Mato, dan Bab-bab Lainnya
Dyima Guszita (bicara | kontrib)
k menambahkan spasi
 
(9 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Orang-orang Nagari Lunang.png|jmpl|Orang-orang Lunang]]
 
{{kecamatan
|nama= Lunang
Baris 12 ⟶ 14:
}}
 
'''Lunang''' adalah sebuah [[kecamatan]] di Kabupaten [[Pesisir Selatan]], [[provinsi]] [[Sumatera Barat]], [[Indonesia]].<ref>Dasar hukum= PP nomor 50 tahun 1999</ref><ref name=pesisirselatan>{{Cite web |url=http://www.pesisirselatankab.go.id/kecamatan/12/lunang.html |title=Kecamatan Lunang Kabupaten Pesisir Selatan |access-date=2016-05-02 |archive-date=2016-06-11 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160611193928/http://www.pesisirselatankab.go.id/kecamatan/12/lunang.html |dead-url=yes }}</ref><ref>Dasar hukum= PP nomor 50 tahun 1999</ref>
 
== Sejarah ==
{{Bagian tanpa referensi}}
Di Lunang ini terdapat keluarga [[Mande Rubiah]] yang dipercaya merupakan keturunan [[Bundo Kanduang]], seorang raja perempuan [[Minangkabau]] yang menyelamatkan diri dari musuhnya yang menyerang [[Pagaruyung]] dari Timur. Ia menyelamatkan diri bersama anak dan menantunya ke daerah ini. Hingga kini masih didapati makam keluarga [[Kerajaan Pagaruyung]] di nagari Lunang dan juga sebuah [[rumah gadang]] yang tak lain adalah istana [[Bundo Kanduang]] yaitu Rumah Gadang Mande Rubiah.
 
Di Lunang ini mayoritas didiami oleh pecahan [[Suku Malayu]] yang secara historis merupakan keturunan dari pendatang dari [[Kerajaan Sungai Pagu|Sungai Pagu]] dan daerah lain di sekitar Lunang. Selain itu juga terdapat [[Suku Caniago]] di nagari ini. adapun nama-nama suku di Nagari Lunang adalah: Malayu, Malayu Gadang Rantau Kataka, Malayu Gadang Kumbuang, [[Suku Malayu Durian / Rajo|Malayu Durian / Rajo]], Malayu Kecik, Malayu Tangah, Caniago Patih dan Caniago Mangkuto.
 
Mande Rubiah sekarang bernama kecil Rakinah. suaminya bernama Suhardi Sutan Indra (suku Malayu Gadang Rantau Kataka) dan tujuh orang anak (enam putera dan satu puteri) ; Mar Alamsyah Sutan Daulat, Zulrahmansyah Daulat Rajo Mudo, Noval Nofriansyah Sutan Daunu, Marwansyah, Zaitulsyah, Heksa Rasudarsyah, Naura Puti Kabbarasti. Sedangkan keturunan dari Dang Tuanku Remendung yang jejaknya tak terekam oleh pagaruyung atas permintaan bundo kanduang sendiri dengan mengatakan bahwa ia dan keturunannya sudah mengirap ke langit untuk mengelabui raja Tiang bungkuk yang mengejarnya sampai ke pagaruyung (kisah Cindur Mato).<ref>{{Cite journal|date=2022-08-03|title=Kaba Cindua Mato|url=https://wiki-indonesia.club/w/index.php?title=Kaba_Cindua_Mato&oldid=21476999|journal=Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas|language=id}}</ref><ref>{{Cite web|date=2009-10-15|title=Kaba Cindua Mato|url=https://mozaikminang.wordpress.com/2009/10/15/kaba-cindua-mato/|website=Paco Paco|language=en|access-date=2023-12-30}}</ref>
[[Berkas:Mande Rubiah VII saat menjabat.jpg|jmpl|423x423px|'''Mande Rubiah VII''']]
 
Setelah meninggalkan pagaruyung dang menghilang, bundo kanduang kembali ke lunang tempat asal nenek moyangnya, adityawarman. Sementara Cindur Mato putra juru kunci Istana (dan masih keponakannya) diperintahkan untuk naik tahta menggantikan Dang Tuanku Remendung sebagai putra mahkota alam minangkabau. Bundo kanduang mengirap (hijrah) agar tak terjadi pertumpahan darah yang lebih besar karena pertikaiannya dengan raja Tiang Bungkuk yang menewaskan anaknya Rangkayo Imbang Jayo (dalam kisah Cindur Mato). Lunang dan Renah Sekalawi berjarak kira-kira 40&nbsp;km, Dang Tuanku Remendung, melahirkan dua orang anak yakni Sutan Sarduni dengan gelar Rio Mawang dan Putri Sariduni
 
Baris 36 ⟶ 37:
Secara administrasi Kecamatan Lunang terbagi atas 10 Pemerintahan [[Nagari]] yaitu:
# [[Nagari Lunang]]
# [[Lunang Utara, Lunang, Pesisir Selatan|Nagari Lunang utaraUtara]]
# Nagari Lunang Barat
# Nagari Lunang Selatan
Baris 48 ⟶ 49:
== Potensi Lunang ==
[[Berkas:Rumah Gadang Mande Rubiah.jpg|jmpl|'''Rumah Gadang Mande Rubiah''']]
Lunang berpotensi menjadi daerah tujuan wisata sejarah dan budaya di Sumatera Barat dengan dijadikannya rumah gadang Mande Rubiah sebagai museum oleh Pemerintah Daerah [[Pesisir Selatan]] pada 8 Maret 1980 oleh Muskala Kanwil P&K Provinsi Sumatera Barat dan lebih dikenal dengan nama [[Museum Mande Rubiah|Rumah Gadang Mande Rubiah.]]<ref>{{Cite web|last=KOMPUTER|first=UNIVERSITAS SAINS & TEKNOLOGI|title=Lunang Silaut, Pesisir Selatan|url=https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Lunang_Silaut,_Pesisir_Selatan#:~:text=Potensi%20Lunang,situs-situs%20sejarah%20di%20Lunang.|website=p2k.stekom.ac.id|language=en|access-date=2023-12-30}}</ref>
 
Rumah Gadang yang diperkirakan sudah ada sejak abad ke-14 dan pemiliknya memiliki hubungan dengan [[Kerajaan Pagaruyung]] ini menjadi potensi besar pariwisata Lunang. Juga dilakukan pemugaran terhadap situs-situs sejarah di Lunang.
Baris 54 ⟶ 55:
Selain itu dari segi ekonomi, Lunang berpotensi karena lahan perkebunan kelapa sawit di daerah transmigran Lunang dan Silaut. dengan luas perkebunan sebesar 6 378,00 Hektar pada tahun 2020.<ref>{{Cite web|title=Badan Pusat Statistik Kabupaten Pesisir Selatan|url=https://pesselkab.bps.go.id/indicator/54/183/1/luas-area-tanaman-kelapa-sawit.html|website=pesselkab.bps.go.id|access-date=2023-12-12}}</ref> Lunag merupakan wilayah yang berpotensi besar untuk meraup kesuksesan melalui niaga komoditas kelapa sawit. Namun, saat ini Lunang dikuasai oleh perusahaan-perusahaan besar. oleh sebab itu, Lunang dapat dikatakan sebagai Macan Minang yang sedang tertidur. Namun, tahun demi tahun Lunang menunjukkan progresnnya dalam membangunkan jiwa Macam Minang tersebut.
[[Berkas:Sentra IKM Minyak Atsiri.png|jmpl|227x227px|'''Sentra IKM Minyak Atsiri di Lunang''']]
Selain itu dibangunlah Sentra IKM Minyak Atsiri untuk menunjang produksi minyak serai dari komoditas serai yang dihasilkan oleh petani-petani serai harum di Lunang, yang bertujuan agar menghasilkan serta memperluas lapangan pekerjaan di Lunang, dan Nagari Lunang terkhususnya.
 
== Pemekaran Kabupaten ==
Sejak tahun 2000, masyarakat yang berada di enam kecamatan paling selatan di Kabupaten [[Pesisir Selatan]] ini telah memperjuangkan sebuah kabupaten baru yang meliputi daerah Renah Indojati (Kecamatan [[Air Pura]], Kecamatan [[Pancung Soal]], Kecamatan [[Basa Ampek Balai Tapan]], Kecamatan [[Ranah Ampek Hulu Tapan]], Kecamatan [[Lunang]] dan Kecamatan [[Silaut]]).<ref>{{Cite web|date=2023-03-01|title=Ashelfine: Kehadiran Kabupaten Renah Indojati, Solusi Terhadap Timpangnya Pembangunan Sumbar|url=https://forumsumbar.com/berita/32630/ashelfine-kehadiran-kabupaten-renah-indojati-solusi-terhadap-timpangnya-pembangunan-sumbar/|website=Forum Sumbar|language=id|access-date=2023-12-30}}</ref>
 
Usulan pemekaran telah masuk dan dibahas oleh DPR RI, namun sampai saat ini belum juga disahkan. Saat ini masyarakat masih menunggu RUU tentang pembentukan Daerah Otonomi Baru (DOB) Kabupaten Renah Indojati disahkan menjadi UU sehingga Renah Indojati menjadi kabupaten sendiri dan terpisah dari Kabupaten Pesisir Selatan. Dengan Ibu kota Kabupaten berada di Bukit Buai, Nagari Bukit Buai Tapan, Kecamatan Basa Ampek Balai Tapan.<ref>{{Cite journal|last=Athahirah|first=Astika Ummy|last2=Lambelanova|first2=Rossy|date=2019-04-01|title=KESIAPAN PEMEKARAN “KABUPATEN RENAH INDOJATI” DI PROVINSI SUMATERA BARAT|url=https://jurnal.unpad.ac.id/sosiohumaniora/article/view/14363|journal=Sosiohumaniora|language=id|volume=21|issue=1|pages=58–64|doi=10.24198/sosiohumaniora.v21i1.14363|issn=2443-2660}}</ref><ref>{{Cite web|last=Bastian|first=Isran|date=2022-12-12|title=Luasnya 4 Kali Padang Pariaman, Ini Sederet Alasan Penting Pemekaran Kabupaten Renah Indojati dari Pesisir Selatan|url=https://padangkita.com/luasnya-4-kali-padang-pariaman-ini-sederet-alasan-penting-pemekaran-kabupaten-renah-indojati-dari-pesisir-selatan/|website=Padangkita.com|language=id|access-date=2023-12-30}}</ref>