Luthfi Assyaukanie: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
/* Teks Al-Qur'an Dianggap Mengalami Copy-Editing oleh Para SahabatUstadz Hartono Ahmad Jaiz, 9 Oktober 2009, 10:00 :"Bagaimana liciknya orang liberal dari Paramadina ini, memasukkan berbagai unsur termasuk kekuasaan sebagai pelaku copy-editing terhadap wahyu Allah. Di masa sekarang, perpolitikan yang sangat jauh dari Islam, dan penguasanya tidak takut kepada Allah, lalu digambarkan bahwa Al-Qur’an pun mengalami copy-editing oleh kekuasaan, maka bisa dibayangkan betapa tajamnya untuk menyunti...
Baris 29:
{{cquote|
<poem>
Saya cenderung meyakini bahwa Al-Qur'an pada dasarnya adalah ''kalamullah'' yang diwahyukan kepada Nabi, ''tapi'' kemudian mengalami berbagai proses ''copy-editing'' oleh para sahabat, ''tabi’in'', ahli bacaan, ''qurra'', ''otografi'', mesin cetak, dan kekuasaan.<br>(''Islamlib.com'' – "Merenungkan Sejarah Al-Qur'an", 17 November 2003)
</poem>
}}
 
==Menyamakan Kasus Lia Aminudin dengan Nabi Muhammad SAW<ref>Pada tanggal 17 Februari 2010, Jaringan Islam Liberal (JIL) mendatangi Mahkamah Konstitusi (MK) untuk melakukan uji materi terhadap Penetapan Presiden (PNPS) Nomor 1 Tahun 1965 tentang Penodaan Agama. Luthfi Assyaukanie sebagai saksi ahli melihat kasus yang dialami oleh Lia Aminudin (Lia Eden) seakan-akan mirip dengan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Assyaukanie menilai bahwa negara tidak boleh mengatur penafsiran agama. Hal tersebut memantik kemarahan dari pada pengunjung sidang yang mendukung agar PNPS No. 1 Tahun 1965 dipertahankan, bersamaan dengan pihak-pihak terkait dalam hal ini Muhammadiyyah, Nahdhatul Ulama (NU), Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan Dewan Dakwah Islamiyyah Indonesia (DDII) yang mengajukan keberatan terhadap uji materi tersebut. Salah satu pengunjung sidang tersebut bahkan meneriaki Assyaukanie dengan sebutan "Munafik!" Assyaukanie akhirnya meminta maaf atas pernyataannya yang menyamakan Lia Eden dengan Nabi Muhammad. Ia juga mengakui pernyataan itu sangat sensitif.</ref>==
{{cquote|