M. Shadiq Pasadigoe

politisi Indonesia
Revisi sejak 11 Maret 2024 15.37 oleh Urang Kamang (bicara | kontrib) (→‎Karier birokrat: Ternyata bagusan minwiki daripada idwiki)

Ir. M. Shadiq Pasadigoe, S.H., M.M. (lahir 8 Januari 1960) adalah politikus Indonesia dari Partai Nasional Demokrat.[1] Ia menjabat Staf Ahli Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) Bidang Pemerintahan dan Otonomi Daerah periode 2017-2018.[2] Ia menjabat Bupati Tanah Datar dua periode tahun 2005–2015. Berpasangan dengan Hendri Arnis pada periode keduanya, mereka memenangi Pilkada Kabupaten Tanah Datar pada tahun 2010.[3]

M. Shadiq Pasadigoe
Bupati Tanah Datar ke-10
Masa jabatan
26 September 2005 – 26 September 2015
WakilAulizul Syuib (2005-10)
Hendri Arnis (2010-13)
Irdinansyah Tarmizi (2014-15)
Sebelum
Pengganti
Sudirman Gani (Pj.)
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir8 Januari 1960 (umur 64)
Batusangkar, Tanah Datar, Sumatera Barat
KebangsaanIndonesia
Partai politikPartai Amanat Nasional (2018–2022)
Partai Nasional Demokrat (2022–)
Suami/istriBetti Shadiq Pasadigoe
Anak
  • Picer Nikander Muhamad
  • Nabila Mira Miranda
    (Almh.)
  • Nadiah Firzana Muti
  • Naura Ghassani Muti
  • Nausilla Hasanah Muti
Orang tuaPakiah Saliah Digoel (ayah)
Asiah Said binti Syekh H.M. Said (ibu)
Alma materUniversitas Andalas
Universitas Ekasakti
Universitas Negeri Padang
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Latar belakang dan pendidikan

M. Shadiq Pasadigoe dilahirkan di Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat pada 8 Januari 1960. Ia merupakan putra dari pasangan Mohamad Saleh Kari Sutan (alias Pakiah Saliah) dan Asiah Said. Ayahnya merupakan seorang pejuang perlawanan kolonial Belanda yang mengakibatkan dibuang ke Digoel, Pulau Papua pada 1932.[4] Nama Pasadigoe di belakang nama Shadiq merupakan akronim dari nama ayahnya, Pakiah Saliah Digoel.[5] Saat Shadiq lahir, ayahnya berusia 62 tahun. Pakiah Saliah meninggal dunia setelah 3 bulan Shadiq menamatkan kuliah pada 1986.[6]

Shadiq mengenyam pendidikan di SD Negeri 4 Batusangkar (1972), SMP Negeri 1 Batusangkar (1976), dan SMA Negeri Batusangkar (1980). Ia meraih gelar Insinyur dari Fakultas Peternakan Universitas Andalas (1986), Sarjana Hukum dari Fakultas Hukum Universitas Ekasakti (2000), dan Magister Manajemen dari Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang (2011).[7]

Karier birokrat

Shadiq memulai karier birokrat dari bawah sebagai staf Pemerintah Daerah Kabupaten Tanah Datar pada 1988. Pada 1989, ia dimutasi menjadi Staf Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan (DLLAJ) Provinsi Sumatera Barat. Pada 1990, ia dipromosikan menjadi Kepala Seksi Pengendalian dan Pengawasan DLLAJ Provinsi Sumatera Barat. Pada 1991, ia dirotasi menjadi Kepala Seksi Perawatan Pembuatan Karoseri DLLAJ Provinsi Sumatera Barat dan menjabat hingga 1996. Pada 1997, ia menjabat Kepala Sub Dinas Teknik Sarana DLLAJ Provinsi Sumatera Barat hingga 2001. Seiring pergantian nomenklatur, pada 2001 jabatannya berganti nama menjadi Kepala Sub Dinas Keselamatan dan Teknik Sarana Angkutan Darat Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Barat hingga 2005. Pada 2005 itu pula, ia dipromosikan menjadi Wakil Kepala Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat.[7]

Karier bupati

Dalam pemilihan Bupati Tanah Datar 2000 yang digelar oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Tanah Datar pada 6 September 2000, Masriadi Martunus yang menggandeng Masnefi menjadi salah satu calon bupati-wakil bupati dalam pemilihan tersebut. Mereka bersaing menghadapi calon lainnya, yakni Asraruddin–Wahyu Iramana Putra, M. Shadiq Pasadigoe–Sutan Yusri Tanjung, Baridjambek–Syafruddin, dan Arkadius–Supadria. Meskipun Asraruddin–Wahyu Iramana Putra menjadi calon yang diunggulkan oleh masyarakat, tetapi Masriadi–Masnefi berhasil memenangkan pemilihan bupati tersebut dengan 20 suara. Asraruddin–Wahyu Iramana Putra kalah dengan 14 suara, sedangkan calon lainnya tidak memperoleh suara.[8]

Ketika Tanah Datar menggelar pemilihan kepala daerah secara langsung pertama pada 25 September 2005, Shadiq mencoba bertarung dengan menggandeng Aulizul Syuib sebagai wakil bupati. Pasangan ini diusung oleh Partai Golongan Karya dan berhasil memenangkan kontestasi pemilihan.[9]

Kembali menjadi birokrat

Selesai menjabat bupati 2 periode, Shadiq yang masih berstatus pegawai negeri sipil, melalui lelang jabatan pada 2016 berhasil diangkat menjadi Inspektur III Inspektur Jenderal Kementerian Dalam Negeri. Pada 2017, ia diangkat menjadi Staf Ahli Bidang Pemerintahan dan Otonomi Daerah Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi hingga mengundurkan diri pada 2018.[10]

Karier legislator

Pada pemilihan umum 2019, Shadiq maju sebagai calon Anggota DPR-RI dari Partai Amanat Nasional untuk Sumatera Barat I, tetapi tidak lolos.[10]

Pada pemilihan umum 2024, Shadiq kembali maju sebagai calon Anggota DPR-RI, tetapi beralih ke Partai NasDem untuk Sumatera Barat I.

Penghargaan

  • Satyalancana Kebaktian Sosial Tahun dari Presiden RI 2013
  • Tokoh Berpengaruh Sumatera Barat Tahun 2013 dari Media Suara Keadilan Rakyat 2013
  • 10 Tokoh Sumbar Versi Tabloid Publik 2009
  • Bupati Berprestasi Versi Majalah Swa 2008
  • Citra Tokoh Peduli Budaya 2007
  • Tokoh Peduli Kemiskinan 2007
  • Penghargaan Bhakti Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah 2007
  • Penghargaan Penyampaian LAKIP 2007
  • Penghargaan Kinerja Pelayanan Publik Terbaik II Tingkat Provinsi Sumatera Barat 2006
  • Penghargaan Citra Bhakti Abdi Negara 2006
  • Pembina Karang Taruna Terbaik Tingkat Provinsi Sumatera Barat 2006
  • Pemuda Award Tingkat Provinsi Sumatera Barat 2006
  • Satyalancana Karya Satya X 2001

Rujukan