Madat (narkotika): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-di masa; +pada masa)
Aleirezkiette (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(22 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{narkoba}}
[[Berkas:Harvesting opium.jpg|jmpl|200px|Opium]]
'''Opium''', '''apiun''', '''madat''' atau '''candu''' ([[slang]] [[Bahasa Inggris]]: ''{{Lang-en|'''poppy'''''}}) adalah [[getah]] bahan baku [[narkotika]] yang diperoleh dari buah [[candu]] (''Papaver somniferum'' L. atau ''P. paeoniflorum'') yang belum matang.
 
OpiumMadat merupakan tanaman semusim yang hanya bisa dibudidayakan di pegunungan kawasan subtropis. Tinggi tanamantanamannya hanya sekitar satu meter. Daunnya jorong dengan tepi bergerigi. Bunga opiummadat bertangkai panjang dan keluar dari ujung ranting. Satu tangkai hanya terdiri dari satu bunga dengan kuntum bermahkota putih, ungu, dengan pangkal putih serta merah cerah. Bunga opium sangat indah hingga beberapa spesies ''Papaver'' lazim dijadikan tanaman hias. Buah opiummadat berupa bulatan sebesar bola pingpong bewarna hijau.
 
Istilah untuk candu yang telah dimasak dan siap untuk dihisapdiisap adalah '''madat'''. Istilah ini banyak digunakan di kalangan para penggunanya bukan hanya sebagai kata [[nomina]] tetapi juga [[kata kerja]].
 
== Produksi ==
Buah opium yang dilukai dengan pisau sadap akan mengeluarkan getah kental berwarna putih. Setelah kering dan berubah warna menjadi cokelat, getah ini dipungut dan dipasarkan sebagai opium mentah. Opium mentah ini bisa diproses secara sederhana hingga menjadi candu siap konsumsi. Kalau getah ini diekstrak lagi, akan dihasilkan [[morfin]]. Morfin yang diekstrak lebih lanjut akan menghasilkan [[heroin]].
 
Tanaman opium yang berasal dari kawasan pegunungan [[Eropa Tenggara]] ini sekarang telah menyebar sampai ke Afganistan dan "segitiga emas" perbatasan Myanmar, Thailand, dan Laos. Menurut [[Perserikatan Bangsa-Bangsa]], [[Afganistan]] saat ini merupakan penghasil opium terbesar di dunia dengan 87%. [[Laos]] juga merupakan salah satu penghasil terbesar. Di Indonesia, bunga ''poppy'' yang tidak menghasilkan narkotik banyak ditanam di kawasan pegunungan seperti Cipanas, Bandungan, Batu, dan Ijen.
Opium mentah ini bisa diproses secara sederhana hingga menjadi candu siap konsumsi. Kalau getah ini diekstrak lagi, akan dihasilkan [[morfin]]. Morfin yang diekstrak lebih lanjut akan menghasilkan [[heroin]].
 
Tanaman opium yang berasal dari kawasan pegunungan [[Eropa Tenggara]] ini sekarang telah menyebar sampai ke Afganistan dan "segitiga emas" perbatasan Myanmar, Thailand, dan Laos.
 
Menurut [[Perserikatan Bangsa-Bangsa]], [[Afganistan]] saat ini merupakan penghasil opium terbesar di dunia dengan 87%. [[Laos]] juga merupakan salah satu penghasil terbesar.
 
Di Indonesia, bunga ''poppy'' yang tidak menghasilkan narkotik banyak ditanam di kawasan pegunungan seperti Cipanas, Bandungan, Batu, dan Ijen.
 
== Sejarah madat dan candu di Jawa ==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Drie opium rokende mannen TMnr 60050683.jpg|jmpl|Madat dan candu di Jawa sekitar tahun 1888]]
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Houten model van een opiumschuiver TMnr 2455-74.jpg|jmpl|Figurin orang yang menggunakan candu, koleksi Tropenmuseum.]]
Candu sudah dikenal oleh orang Jawa sejak berabad-abad lalu, setidaknya pada abad 17 ketika Pemerintah Kolonial Belanda menjadikan candu sebagai komoditas perdagangan yang penting untuk dimonopoli serta menjadi
objek pajak.
Baris 27 ⟶ 22:
Opium atau bunga poppy (papaver somniferum) tidak tumbuh di Jawa, melainkan didatangkan dari daerah lain, diduga dari Turki dan Persia. Dalam buku Opium To Java yang ditulis James R.Rush itu, saudagar Arab disebutkan membawa masuk candu ke wilayah ini, meskipun tidak ditemukan bukti-bukti lain yang menunjukkan sejak kapan candu mulai diperdagangkan di Jawa.
 
Candu merupakan komoditas penting yang pada awalnya diperebutkan bersama oleh Inggris, Denmark dan Belanda, tetapi kemudian Belanda yang memenangkan monopoli perdagangannya, sedangkan pelaksananya adalah para elitelite ChinaCina di Jawa.
 
Belanda melalui Kompeni Belanda di Hindia Timur (Vereenigde Ost Indische Companie/ VOC) pada 1677 mendapatkan perjanjian dengan raja Jawa ketika itu, Amangkurat II untuk memasukkan candu ke Mataram dan memonopoli perdagangan candu di seluruh negeri. Perjanjian serupa juga disusul di Cirebon setahun kemudian. Sejak tahun 1619-1799 VOC bisa memasukkan 56.000 kg opium mentah setiap tahun ke Jawa. DanPada padatahun 1820 tercatat ada 372 pemegang lisensi untuk menjual opium.
 
Penikmat candu tersebar di berbagai kalangan dan meluas di Jawa khususnya Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pada kelas papan atas, candu dikonsumsi sebagai gaya hidup, disuguhkan sebagai tanda kehormatan bagi tetamu di rumah para bangsawan Jawa dan ChinaCina, tetapi kelompok masyarakat lain juga menjadi pecandu, meskipun kebanyakan mengonsumsi candu kualitas rendah.
 
Mereka adalah kaum pengembara musisi, seniman teater rakyat, pedagang keliling, dan tukang-tukang upahan di perkebunan yang memakai candu untuk menikmati sensasi khayali, merajut mimpi, dan mengurangi pegal-pegal di badan. Namun di Banten dan tanah Pasundan, jumlah pecandu tidak besar. Budaya, moral, dan agama Islam yang kuat di kalangan masyarakat telah menjadi benteng yang memagari opium di wilayah tersebut.
 
Sempat ada larangan resmi memperdagangkan opium di wilayah tersebut dan Banten menutup perdagangan opium pada awal abad 19, meskipun demikian pasar gelap candu dapat ditemukan. James R. Rush juga menuliskan terjadi penyelundupan opium di Priangan pada waktu itu dan ketika kemudian Belanda berhasil membuka perdagangan di wilayah tersebut, jumlah pemakainya jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan wilayah Surakarta, Yogyakarta, Kediri, Madiun, Rembang, Kedu, Pasuruan, Probolinggo, bahkan juga di eks karesidenan Besuki jauh di timur.
Namun di Banten dan tanah Pasundan, jumlah pecandu tidak besar. Budaya, moral dan agama Islam yang kuat di kalangan masyarakat telah menjadi benteng yang memagari opium di wilayah tersebut.
 
Seorang dokter Inggris, Thomas Syndenham pada 1680 pernah menulis, "Di antara semua obat-obatan yang disediakan bagi manusia atas perkenan Tuhan, tidak ada yang semanjur dan seuniversal opium untuk meringankan penderitaan." Secara klinis, morfin, sampai sekarang adalah obat paling unggul untuk menghilangkan rasa sakit dan dipergunakan sebagai pengobatan resmi, meskipun penyalahgunaannya juga meluas di seluruh pelosok dunia.
Sempat ada larangan resmi memperdagangkan opium di wilayah tersebut dan Banten menutup perdagangan opium pada awal abad 19, meskipun demikian pasar gelap candu dapat ditemukan.
 
James R.Rush juga menuliskan terjadi penyelundupan opium di Priangan pada waktu itu dan ketika kemudian Belanda berhasil membuka perdagangan di wilayah tersebut, jumlah pemakainya jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan wilayah Surakarta, Yogyakarta Kediri, Madiun, Rembang, Kedu, Pasuruan, Probolinggo bahkan juga di eks karesidenan Besuki jauh di timur.
 
Seorang dokter Inggris, Thomas Syndenham pada 1680 pernah menulis, "Di antara semua obat-obatan yang disediakan bagi manusia atas perkenan Tuhan, tidak ada yang semanjur dan seuniversal opium untuk meringankan penderitaan."
 
Secara klinis, morfin, sampai sekarang adalah obat paling unggul untuk menghilangkan rasa sakit dan dipergunakan sebagai pengobatan resmi, meskipun penyalahgunaannya juga meluas di seluruh pelosok dunia.
 
Karakter analgesik opium yang dapat meredakan rasa sakit tidak diragukan menyebabkan benda itu disukai orang Jawa terutama mengingat fasilitas layanan kesehatan yang tidak memadai, lingkungan tinggal yang tidak sehat sehingga banyak penyakit merebak di antara penduduk seperti diare, malaria, tipus, campak, demam.
 
Dalam suatu survei di kalangan pemakai pada 1890, banyak yang mengaku pada awalnya mereka mencoba opium untuk meringankan penderitaan atas keluhan sakit kepala, disentri, asma, demam biasa hingga malaria, tuberkolosis (batuk berdarah), menghilangkan letih-lesu bahkan mengobati penyakit kelamin. Di kalangan para seniman yang harus begadang karena pekerjaan, misalnya sinden dan dalang, penari, pemain teater, candu diyakini dapat membuat mereka kuat terjaga dan tetap bugar.
 
Di kalangan para seniman yang harus begadang karena pekerjaan, misalnya sinden dan dalang, penari, pemain teater, candu diyakini dapat membuat mereka kuat terjaga dan tetap bugar.
 
Sempat ada anggapan bahwa candu dapat meningkatkan vitalitas, gairah seksual dan eforia, sampai-sampai tertulis dalam syair Jawa Suluk Gatoloco buah karya priyaji Jawa yang menguasai tradisi dan mistik.
 
Tersebutlah tokoh dalam syair itu, Gatoloco, berwujud kelamin laki-laki yang membentengi diri dengan menelan opium dan merasakan kekuatan candu yang memabukkan itu menyebar ke seluruh tubuh dan membuat seluruh kekuatannya kembali.
 
Pemakaian candu semakin meluas, dampak negatif juga terlihat cukup termasuk dari pemakaian uang yang cukup besar untuk belanja candu, bahkan juga di kelas pekerja buruh.
 
Sempat ada anggapan bahwa candu dapat meningkatkan vitalitas, gairah seksual dan eforia, sampai-sampai tertulis dalam syair Jawa Suluk Gatoloco buah karya priyajipriyayi Jawa yang menguasai tradisi dan mistik.Tersebutlah tokoh dalam syair itu, Gatoloco, berwujud kelamin laki-laki yang membentengi diri dengan menelan opium dan merasakan kekuatan candu yang memabukkan itu menyebar ke seluruh tubuh dan membuat seluruh kekuatannya kembali.
Tetapi, pandangan orang Jawa terhadap candu tidaklah seragam. Pada masa itu pun sudah ada kelompok anti candu yang berjuang untuk memeranginya dan menabukan candu dengan memasukkannya pada larangan "molimo" yaitu ajaran moral yang melarang kaum laki-laki berbuat lima kegiatan yang berawalan dengan kata M, yaitu Maling (mencuri), Madon (main perempuan), Minum (alkohol), Main (berjudi) dan Madat (mengisap candu).
 
Pemakaian candu makin meluas, dampak negatif juga terlihat cukup termasuk dari pemakaian uang yang cukup besar untuk belanja candu, bahkan juga di kelas pekerja buruh.Tetapi, pandangan orang Jawa terhadap candu tidaklah seragam. Pada masa itu pun sudah ada kelompok anti -candu yang berjuang untuk memeranginya dan menabukan candu dengan memasukkannya pada larangan "molimo" yaitu ajaran moral yang melarang kaum laki-laki berbuat lima kegiatan yang berawalan dengan kata M, yaitu Maling (mencuri), Madon (main perempuan), Minum (alkohol), Main (berjudi) dan Madat (mengisap candu).
Penguasa Surakarta, Raja Paku Buwono IV yang memerintah pada 1788-1820 menuliskan ajaran moral yang benar dalam syair panjang Wulang Reh (ajaran berperilaku benar).
 
Penguasa Surakarta, Raja Paku Buwono IV yang memerintah pada 1788–1820 menuliskan ajaran moral yang benar dalam syair panjang Wulang Reh (ajaran berperilaku benar). Ia menggambarkan pemadat sebagai pemalas dan orang yang bersikap masa bodoh, yang hanya gemar tidur di bale-bale untuk mengisap candu.
 
"JauihiJauhi madat: madat tidak baik untukmu semua, mengisap madat itu tidak baik," tulisnya.
 
Pujangga Ronggowarsito menilai peringatan Paku Buwono IV tentang opium dapat dibaca sebagai komentar terhadap merosotnya nilai-nilai moral istana/kerajaan di Jawa yang membantu mempercepat perpecahan politik dan perbudakan yang dilakukan Belanda terhadap pihak kerajaan.
Baris 71 ⟶ 52:
Di pihak Belanda juga tumbuh gerakan etis sejak 1880, yang dilakukan untuk meningkatkan kemakmuran warga (termasuk pribumi). Pieter Brooshooft misalnya mengeluarkan Memorie yang menyerukan pengurangan pajak pada orang pribumi, dan proyek-proyek yang dapat memajukan pertanian rakyat.
 
Pada 1899 C. Th Deventer membujuk pemerintah Belanda untuk membayar utang kehormatan sebagai ganti rugi atas sikap mengabaikan penduduk di wilayah jajahan, disusul dengan pernyataan resmi Ratu Wilhelmina pada 1901 yang menyatakan penyesalan atas hilangnya kesejahteraan penduduk Jawa.
 
Tahun-tahun etis ini ditandai dengan perluasan kesempatan pendidikan bagi penduduk, dan upaya perbaikan kesejahteraan lainnya termasuk peraturan mengenai peredaran candu.
 
Belanda membentuk suatu lembaga khusus yang diberi nama Regi untuk meluruskan kesalahan pada masa lalu. Sejak itu semua urusan opium dipusatkan di ibukotaibu kota, juga pabrik-pabrik opium yang dulu tersebar di daerah dan dikuasai para bandar yang menghasilkan produksi dengan variasi luas baik dari kualitas dan citarasacita rasa, kini dipusatkan di Batavia dalam bentuk produksi yang seragam.
 
Birokrasi dalam pembuatan dan peredaran mulai diterapkan juga untuk mengantisipasi penyalahgunaannya, dan banyak orang terpelajar bergabung dalam regi hingga di tingkat daerah.
Baris 84 ⟶ 65:
Sebab narkoba takkan memberimu apa-apa atau membuatmu menjadi siapa-siapa, bahkan akan membuatmu kenapa-kenapa di dunia yang memberi begini banyak kesempatan, tulisnya.
 
Buku tersebut mengangkat kisah sosial yang sebenarnya klasik dalam cerita-cerita fiksi, keluarga mapan yang kehilangan makna hidup sebagai keluarga dan anak-anak yang terjerumus pada narkoba (sebagai pelarian) dan menunjukkan kegagalan orangtuaorang tua serta lembaga pemberantas narkoba dalam menyelesaikan persoalan narkoba.
 
Perang (terhadap) candu masih terus bergulir dan diperlukan keseriusan untuk melakoninya dengan sungguh-sungguh.
Baris 100 ⟶ 81:
* {{id}} [[F. Rahardi]], ''Ganja, Opium, dan Koka'', Kolom Bahasa KOMPAS, 7 Mei 2005
* [http://www.drugabuse.gov/DrugPages/Heroin.html National Institute on Drug Abuse]: Heroin dan related topik
* [http://www.drugfreeinfo.org/theroin.html Iowa Substance Abuse Information Center] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120521020445/http://www.drugfreeinfo.org/theroin.html |date=2012-05-21 }}: Heroin and other opiates
* [http://www.dea.gov/concern/concern.htm DEA drug information] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070929165608/http://www.dea.gov/concern/concern.htm |date=2007-09-29 }}: Opium, morphine, and heroin
* [http://www.erowid.org/chemicals/opiates/opiates.shtml Erowid]: Opiates / Opioids
* [http://www.goldentrianglepark.org/ Hall of Opium] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170916142024/http://www.goldentrianglepark.org/ |date=2017-09-16 }} Virtual museum (Macromedia Flash presentation)
* [http://www.opiummuseum.com/ Opium Museum]: Opium paraphernalia and historical photos of opium smokers
* [https://archive.istoday/20121210192636/www.newyorker.com/online/2007/07/09/slideshow_070709_anderson The New Yorker Magazine]: photos of Opium production and eradication in Afghanistan
* [http://www.wesjones.com/pollan1.htm ''Opium Made Easy''] by Michael Pollan (originally appeared in ''[[Harper's Magazine|Harper's]]''.)
* [http://www.tucsonweekly.com/gbase/currents/Content?oid=oid:67441 Confessions of a Poppy Tea addict]
* [http://www.geopium.org/ Geopium]: Opium politics, geography, and photos (site mostly in {{fr icon}})
* [http://www.uwmc.uwc.edu/political_science/opiumprod.html Opium in India] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070702212733/http://www.uwmc.uwc.edu/political_science/opiumprod.html |date=2007-07-02 }}
* [http://www.cia.gov/library/publications//heroin/flowers_to_heroin.htm From Flowers to Heroin]{{Pranala mati|date=Juli 2022 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}, CIA publication
* [http://opioids.com/ BLTC Research]: Speculations on the future of opioids
* [http://www.thailex.info/THAILEX/THAILEXENG/lexicon/opiumgebruik.htm Thailex photo:] Traditional method of using opium in Thailand
* [http://www.aaronhuey.com Aaron Huey, photographer]: Photo Essay on Poppy Eradication in Afghanistan
* [http://www.israel21c.org/bin/en.jsp?enDispWho=Articles^l2135&enPage=BlankPage&enDisplay=view&enDispWhat=object&enVersion=0&enZone=Health Israel's Dr. Wash claims to cure opiate addiction in 36 hours]
* [http://www.shezaf.net/zope/home/en/3/1142255474/ Tsur Shezaf, Witer, The Opium Growers of Sinai] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090402235438/http://shezaf.net/zope/home/en/3/1142255474/ |date=2009-04-02 }}
 
[[Kategori:Narkotika]]