Maharani adalah gelar kebangsawanan yang merupakan padanan wanita dari gelar maharaja. Gelar ini dapat merujuk pada dua hal: istri dari maharaja, seorang wanita penguasa monarki yang memerintah sebuah kemaharajaan atas namanya sendiri. Penggunaan istilah "permaisuri" atau "permaisuri maharaja" dapat digunakan untuk istri maharaja, untuk menghindari keambiguan penggunaan gelar maharani yang merujuk pada penguasa monarki.

Sebagaimana maharaja, gelar maharani berasal dari anak benua India. Gelar ini mulai dikenal di Indonesia seiring masuk dan berkembangnya agama Hindu di nusantara. Gelar ini berasal dari bahasa Sansekerta dan merupakan gabungan dari kata mahānt- "agung, besar" and rāni "ratu". Di Indonesia, salah satu wanita yang kedudukannya dapat disetarakan dengan maharani adalah Tribhuwana Wijayatunggadewi, pemimpin ketiga Majapahit.

Kaisarina adalah bentuk wanita dari gelar kaisar yang digunakan untuk merujuk pada wanita yang memimpin sebuah kekaisaran atas namanya sendiri, sedangkan istri kaisar cukup disebut permaisuri, atau permaisuri kaisar, untuk membedakannya dengan permaisuri raja. Gelar kaisar sendiri diturunkan dari kata caesar, diturunkan dari cognomen Julius Caesar, seorang diktator Romawi. Cucu saudarinya sekaligus anak angkatnya, Gaius Octavius atau Augustus, mengambil nama caesar saat dirinya menjadi Kaisar Romawi pertama. Langkah itu kemudian diikuti oleh para penerusnya. Hal ini menjadikan caesar berubah menjadi gelar penguasa monarki, dengan tingkatannya yang berada di atas raja.

Dikarenakan gelar kaisarina kurang begitu dikenal, maharani juga kerap digunakan untuk merujuk pada kaisar wanita. Maharani juga kadang digunakan untuk merujuk pada permaisuri kaisar.

Dikarenakan kedudukan maharaja dan kaisar lebih tinggi dari kedudukan raja, maka kedudukan kaisarina dan maharani juga lebih tinggi dari ratu.

Lihat juga